Peran Sejarah Akuntansi Manajemen.docx

  • Uploaded by: Jerikho Ekayandrie
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Sejarah Akuntansi Manajemen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,268
  • Pages: 17
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan selalu menghadapi berbagai masalah. Diantaranya adalah bagairnana agar perusahaan dapat beroperasi seefisien mungkin, sehingga dapat tercaya keuntungan yang maksimal. Untuk menghadapi masalah tersebut, perlu adanya keahlian memanage hal tersebut. Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi dapat dibandingkan dengan akuntansi keuangan karena mempunyai karateristik yang berlainan yang disebabkan oleh perbedaan pemakai/pengguna informasi keuangan. Dalam makalah yang kami sajikan kita akan mengenal tentang apa saja peran dan tujuan dari akuntansi manajemen tersebut. Dan bagaimana sejarah dari akuntansi manajemen. Setelah kita sudah mengetahui semua itu, lalu kita akan mempelajari konsep dasarnya dari akuntansi manajemen tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Apa sajakah peran dari akuntansi manajemen? 2. Apa tujuan dari akuntansi manajemen? 3. Bagaimana sejarah akuntansi manajemen tersebut? 4. Konsep dasar seperti apakah dari akuntansi manajemen itu sendiri? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui peran-peran dalam akuntansi manajemen 2. Mengetahui tujuan dari akuntansi manajemen 3. Dapat mengenal bagaimana sejarah dari akuntansi manajemen 4. Dapat mengetahui konsep yang mendasari dari akuntansi manajemen

1

BAB II PEMBAHASAN PERAN, SEJARAH, TUJUAN, DAN KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian. Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut : akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi. Sebagai salah satu tipe akuntansi, akuntansi manajemen merupakan suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern organisasi. Sebagai salah satu tipe informasi, akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Dengan demikian, akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan oleh pemakai intern organisasi. Sistem akuntansi manajemen menghasilkan informasi untuk pengguna internal, seperti manajer, eksekutif, dan pekerja. Secara spesifik, akuntansi manajemen mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan. Dalam menghasilkan suatu informasi, sistem akuntansi manajemen meliputi serangkaian proses manajemen, antara lain :  Perencanaan adalah formulasi terinci dari kegiatan untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu. Oleh sebab itu, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan pengidentifikasian metode untuk mencapai tujuan tersebut.  Pengendalian adalah kegiatan memonitor pelaksanaan rencana dan tindakan korektif sesuai kebutuhan untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana semestinya.  Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan diantara berbagai alternatif. Peran utama dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah menyediakan informasi yang memudahkan manajer dalam proses pengambilan keputusan.

2

A. PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN Peranan akuntansi pada umumnya, dan manajemen pada khususnya sangat penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi pengambil keputusan, para manajer, dan profesional. Akuntansi manajemen memiliki tanggung jawab dalam mediator konflik. Hal ini berarti bahwa akuntansi manajemen dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan agar sumber-sumber ekonomi yang dikuasainya atau kekayaan perusahaan dapat dialokasikan dan di transformasikan secara lebih efektif serta efisien, termasuk pula tanggung jawab untuk memberikan informasi mengenai aspek-aspek disfungsional yang ditimbulkan oleh konflik-konflik intra organisasi. Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem utama, yaitu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Kedua sistem akuntansi tersebut berbeda tujuan, sifat masukan dan jenis proses yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Adapun sistem informasi akuntansi keuangan digunakan bagi pihak eksternal, sedangkan sistem informasi akuntansi manajemen digunakan bagi pihak internal. Sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi para pemakai intern (para manajer dan profesional) untuk memenuhi tujuan-tujuan manajemen tertentu sehingga mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Inti dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah proses yang dideskripsikan oleh aktivitas-aktivitas seperti pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal apapun yang mendefinisikan sifat dari proses, masukan, atau keluarannya sehingga kriterianya fleksibel dan berdasarkan pada tujuan manajemen. Sistem akuntansi manajemen memiliki tiga tujuan umum: a.

Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk, atau objek lainnya yang ditentukan oleh manajemen. Oleh karenanya, implementasi penyediaan informasi untuk perhitungan-perhitungan biaya oleh manajemen digunakan untuk mengevaluasi ketepatan keputusan yang dirancang untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya, memperluas pangsa pasar dan meningkatkan laba.

b. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. Oleh karenanya, informasi dibutuhkan untuk mengidentifikasi berbagai

3

peluang untuk perbaikan dan mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam mengimplementasikan berbagai tindakan yang didesain untuk menciptakan perbaikan. c.

Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pentingnya pengambilan keputusan dengan memilih atau beberapa strategi yang paling masuk akal dalam memberikan jaminan pertumbuhan dan kelangsungan hidup jangka panjang bagi perusahaan. Dalam sebuah sistem informasi akuntansi manajemen, masukan (input) berupa kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan. Di dalam proses (process) terjadi aktivitas pengumpulan, pengukuran, penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan data atau informasi. Setelah melalui proses, maka menghasilkan keluaran (output) berupa laporan khusus, biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan kinerja dan komunikasi pribadi. Hasil keluaran tersebut akan digunakan oleh pihak intern dalam pengambilan keputusan. Penggunaan sistem informasi akuntansi manajemen tidak hanya digunakan pada perusahaan manufaktur, tetapi juga digunakan pada perusahaan perdagangan, jasa dan nirlaba. Mulyadi (2001) mengemukakan bahwa terdapat dua garis besar peranan dari akuntansi manajemen, antara lain :

1. Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi Peran akuntansi manajemen sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam perusahaan dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan : a) Pencatat skor (score keeping) Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan perencanaan aktivitas dan pengendalian pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi manajemen berperan dalam menyediakan informasi keuangan bagi penyusun rencana aktivitas, yang memberikan informasi sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya kepada berbagai aktivitas yang direncanakan. Akuntansi manajemen juga berperan besar dalam menyajikan informasi umpan balik kepada manajemen mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang telah disusun. Akuntansi manajemen mencatat skor dan mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan untuk memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah disusun. Untuk memenuhi fungsi sebagai pencatat skor bagi manajemen, akuntansi manajemen harus memenuhi persyaratan : teliti, relevan, dan andal (reliable). b) Penarik perhatian manajemen (attention directing) Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi penyimpangan pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian manajemen, agar manajemen dapat merumuskan tindakan untuk mencegah berlanjutnya penyimpangan yang terjadi. Tahap

4

perkembangan ini hanya dapat dicapai, jika akuntansi manajemen telah dapat menjadi pencatat skor yang baik.

c) Penyedia informasi untuk pemecah masalah (problem solving) Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status perkembangan yang sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor dan sebagai penarik perhatian. Jika manajemen telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah yang akan mereka lakukan. 2. Peran akuntansi manajemen sebagai suatu tipe informasi Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu yang lain, yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang, yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu alternatif tindakan diantara sekian banyak alternatif yang tersedia. Oleh karena itu, pengambilan keputusan selalu berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya dalam memilih alternatif tindakan tersebut. Disamping uraian mengenai garis besar pentingnya akuntansi manajemen dalam suatu proses bisnis diatas, peran akuntan manajemen sebagai “pelaksana” sistem akuntansi manajemen juga tidak kalah penting, serta merupakan peran pendukung dalam suatu organisasi. Mereka membantu orang-orang yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan tujuan dasar organisasi (Hansen, 2009:20). Posisi yang bertanggungjawab langsung pada tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi lini (line position) dan posisi yang sifatnya mendukung dan tidak bertanggungjawab secara langsung terhadap tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi staf (staff position). Akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menyiapkan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntan manajemen berfungsi sebagai anggota staf dari organisasi dan bertanggung jawab menyediakan informasi. Semua praktik akuntansi manajemen dikembangkan untuk membantu manajer memaksimumkan laba. Secara tradisional, kinerja ekonomi perusahaan menjadi pertimbangan utama. Oleh karenanya, manajer dan akuntan manajemen seharusnya tidak terlalu berfokus pada laba yang akan mengakibatkan mereka membangun suatu keyakinan

5

bahwa satu-satunya tujuan bisnis adalah memaksimumkan kekayaan bersih. Tujuan memaksimumkan laba harus dibatasi dengan persyaratan bahwa laba dicapai dengan caracara yang legal dan etis, sesuai dengan kode etik perusahaan atau standar etika tertentu. Efeknya, timbulah beberapa sertifikasi khusus yang ditujukan bagi akuntan manajemen, antara lain :  CMA (Certificate in Management Accounting ) adalah sertifikasi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan khusus para akuntan manajemen. Salah satu tujuan CMA adalah membuat akuntansi manajemen menjadi disiplin ilmu yang diakui, profesional, dan terpisah dari profesi akuntan publik.  CPA (Certificate in Public Accounting ), utamanya ditujukkan bagi mereka yang berpraktik sebagai akuntan publik tetapi banyak akuntan manajemen yang memilikinya karena sertifikat ini sangat diakui .  CIA (Certificate in Internal Auditing ) Adalah sertifikasi bagi auditor internal dan didesain untuk memiliki kompetensi teknis yang memadai.

B. SEJARAH AKUNTANSI MANAJEMEN Akuntansi manajemen berintikan akuntansi biaya yang dikembangkan di USA mulai akhir abad ke 19 dan permulaan abad 20. Pada tahap awal perkembangannya (sampai dengan tahun 1914), akuntansi manajemen berorientasi pada penentuan cost produk dengan penelusuran profitabilitas produk secara individual dan penggunaan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan strategik bagi pemimpin perusahaan dan pemakai intern lainnya. Mulai tahun 1925, dengan dikembangkannya pasar modal di USA, hampir semua usaha akuntansi manajemen untuk menghasilkan informasi bagi pemakai intern kemudian dihentikan dan digantikan dengan penentuan cost sediaan (inventory costing). Perubahan orientasi akuntansi manajemen dari penyediaan informasi bagi pemakai intern (untuk kepentingan pengambilan keputusan strategik) ke penyediaan informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan berlangsung terus sampai awal tahun 90-an. Pelaporan keuangan kepada pihak luar menjadi pendorong utama dalam perancangan sistem akuntansi biaya sejak pasar modal dikembangkkan di USA. Manajer perusahaan bersedia untuk menerima informasi biaya rata-rata produk yang kasar. Kenyataannya pada saat itu, informasi biaya produk secara individual yang lebih rinci dan teliti tidak diperlukan. Selama perusahaan memiliki produk yang homogen, yang mengkonsumsi sumber daya

6

dengan proporsi yang sama, informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi biaya yang lebih berorientasi ke penyediaan informasi keuangan bagi pemakai luar adalah cukup baik dan memadai. Bagi kebanyakan perusahaan, biaya untuk menjalankan sistem akuntansi biaya lebih rinci, kenyataannya melebihi manfaat yang diperoleh. Dalam tahun 1950-an dan 1960-an, telah dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki manfaat sistem akuntansi biaya konvensional untuk kepentingan manajemen. Usaha untuk memperbaiki akuntansi biaya pada saat itu, pada hakikatnya hanya terpusat pada bagaimana membuat informasi akuntansi keuangan lebih bermanfaat bagi pemakai luar, dan tidak ditujukan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang khusus diperuntukan bagi kepentingan manajemen. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, praktik-praktik akuntansi manajemen tradisional yang sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan manajerial, banyak ditemukan. Beberapa pihak menyatakan sistem akuntansi manajemen yang ada sudah usang dan tidak berguna karena perkembangan lingkungan ekonomi yang berkembang pesat, sehingga dibutuhkan pengembangan praktik-praktik informasi akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Pada tahun-tahun terakhir ini, lingkungan bisnis yang diwarnai dengan persaingan tingkat dunia yang tajam telah mengubah sifat ekonomi USA, dan telah menimbulkan respon dari banyak perusahaan manufaktur di USA, yang secara dramatis mengubah cara perusahaan-perusahaan tersebut menjalankan bisnis mereka. Dengan perubahan ini, sistem akuntansi manajemen tradisional tidak berlaku lagi. Oleh karena itu, sistem akuntansi manajemen yang baru, kemudian muncul. Trend yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen, adalah : 1. Kemajuan teknologi informasi Dengan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya sekarang, manajemen mampu memproduksi produk yang tidak terbayangkan sebelumnya, dan dengan mudah dapat memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis mereka. Dilain pihak, akuntan manajemen mampu melakukan rekayasa informasi yang sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan dengan cara manual. 2. Implementasi just-in time (JIT) manufacturing Melalui implementasi filosofi ini, perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan,tanpa memanfaatkan tersedianya sediaan dan tanpa menanggung biaya sediaan. Setiap operasi hanya memproduksi untuk memenuhi permintaan dari operasi berikutnya. Oleh karena itu, JIT merupakan usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan, serta

7

mempunyai dampak signifikan terhadap tingkat sediaan, tata letak pabrik dan penyediaan jasa pendukung. 3. Meningkatnya tuntutan mutu JIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan produk akhir kepada customer maupun produk antara dari satu tahap produksi ke tahap produksi berikutnya. Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu yang dijanjikan kepada customer dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau Total Quality Control (TQC). TQC merupakan konsep pengendalian yang meletakan tanggung jawab pengendalian dipundak setiap karyawan yang terlibat dalam proses pembuatan produk, sejak desain sampai proses produksi, sampai produk mencapai pembeli. 4. Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk, serta semakin pendeknya daur hidup produk Banyak perusahaan yang memproduksi berbagai macam kelompok produk yang masingmasing produk mengkonsumsi sumber daya dengan tingkat yang sangat berbeda satu sama lain, sehingga pembebanan biaya overhead pabrik tidak mencerminkan keterserapan produk tersebut. Pemanfaatan komputer untuk memudahkan desain dan pengetesan hasil desain produk menyebabkan inovasi produk sangat pesat, sehingga daur hidup produk (product life cycle) menjadi semakin pendek. 5. Diperkenalkannya computer-integrated manufacturing (CIM) Dengan digunakannya CIM dalam pabrik, perusahaan mampu memproduksi produk berdasarkan order, bukan atas dasar prakiraan. CIM mampu memperpendek lead time dan mengurangi sediaan secara besar-besaran. CIM juga mengurangi secara signifikan penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengolahan produk. Lingkungan ekonomi telah mensyaratkan pengembangan praktik-praktik akuntansi manajemen yang inovatif dan relevan. Konsekuensinya, sistem akuntansi manajemen berdasarkan

aktivitas

(Activity-Based

Management)

banyak

dikembangkan

dan

diimplementasikan oleh organisasi dengan fokus yang telah diperluas agar memungkinkan melayani kebutuhan pelanggan dan mengelola rantai nilai perusahaan. Penekanan waktu, kualitas dan efisiensi untuk mengamankan dan mempertahankan keunggulan bersaing perlu dilakukan. Sebagai tambahan, manajer harus memutuskan posisi strategis perusahaan. Posisi yang dipilih dapat mempengaruhi sifat sistem informasi akuntansi manajemen. Manajemen berdasarkan aktivitas (Activity-Based Management) adalah respon yang inovatif terhadap kebutuhan atas informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada perhitungan biaya berdasarkan

8

aktivitas (activity based costing - ABC). Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas dapat meningkatkan keakuratan pengalokasian biaya, yaitu pertama-tama dengan menelusuri biaya berbagai aktivitas, kemudian produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut.

C. TUJUAN AKUNTANSI MANAJEMEN 1. Informasi Akuntansi Penuh (full accounting information) Informasi akuntansi penuh dapat mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan datang. Informasi ini mencakup informasi aktiva, pendapatan, dan atau biaya. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang lalu bermanfaat untuk : pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan untuk menghasilkan laba, untuk mengetahui berapa biaya untuk mengeluarkan sesuatu dan penentuan harga jual dalam cost-type contract. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk : penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer dan penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah. 2. Informasi Akuntansi Diferensial (differential accounting information) Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif tindakan lain. Informasi akuntansi ini mempunyai dua unsur pokok, yakni : merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi masa yang akan datang pula. 3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (responsibility accounting information) Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawan atas pusat pertanggung jawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab

9

terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Dengan demikian informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.

D. KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN a. Pembebanan Biaya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, biaya adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan sesuatu. Definisi tersebut secara jelas mengartikan bahwa biaya merupakan sebuah pengobanan atas uang yang dimiliki. Pengartian biaya yang hanya mendasarkan pada bentuk uang merupakan pengartian biaya dalam arti sempit. Secara luas, pengertian biaya dapat merujuk kepada segala pengorbanan yang harus diserahkan atas tindakan atau pilihan yang diambil. Menurut Hansen dan Mowen (2007) pengertian tersebut memiliki tiga unsur yang menjadi acuan sebuah hal disebut sebagai biaya (cost). Pertama adalah kas atau nilai setara kas. Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya tidak selalu harus berupa uang (kas), tetapi bisa juga berupa hal lain yang dapat bernilai uang. Unsur yang kedua yaitu pengorbanan atas uang atau setaranya untuk mendapatkan barang dan jasa yang diharapkan, menunjukkan bahwa biaya yang dikeluarkan oleh organisasi harus memberi timbal balik yang diharapkan akan diterima. Organisasi tidak begitu saja mengeluarkan uang (atau setara uang) tanpa memikirkan hasil dari pengeluaran tersebut. Unsur yang terakhir adalah manfaat saat ini maupun masa depan yang diharapkan organisasi dari biaya yang telah dikeluarkan. Organisasi biasanya memiliki tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Biaya yang ditanggung atau dikeluarkan organisasi tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan. Biaya yang diharapkan untuk menghasilkan manfaat jangka panjang biasanya disebut dengan investasi. Seorang manajer keuangan haruslah memahami betul konsep tentang biaya. Dalam operasional perusahaan komersial, biaya yang dapat menjadi beban harus diperhitungkan dengan cermat sebagai dasar manajemen untuk membuat keputusan dan menghindarkan perusahaan dari kerugian. Beban yang terjadi pada kegiatan operasional perusahaan yang sehat lebih kecil dari pendapatan yang diperolehnya, jika tidak maka dipastikan bahwa perusahaan tersebut mengalami kerugian. Selain itu dengan memahami konsep biaya, manajer keuangan dapat memberikan keputusan untuk menghentikan atau melanjutkan proyek yang sedang berjalan, mengestimasi keuntungan, dan menghindari resiko kerugian.

10

Objek biaya merupakan konsep tentang biaya yang tidak kalah pentingnya. Objek biaya merupakan sebuah tujuan atau sasaran dimana biaya diukur dan dibebankan sesuai dengan satuannya. Objek biaya dapat berupa segala sesuatu yang dapat diidentifikasi, misalnya departemen, produk, batch, pelanggan, proyek, pesanan, proses, aktivitas, program, dan lain sebagainya. Pada awal perkembangan perhitungan biaya pada perusahaan, objek biaya yang dipakai adalah berdasarkan produk, yaitu berupa hasil akhir dari proses produksi. Namun, beberapa tahun belakangan perusahaan banyak memakai aktivitas sebagai objek biaya. Penggunaan aktivitas sebagai objek biaya memiliki keunggulan pada bagian pengendalian biaya. Selain itu, penggunaannya tidak hanya dalam lingkup perusahaan manufaktur tetapi dapat juga dipakai pada perusahaan jasa. Contoh penggunaan aktivitas sebagai objek biaya antara lain kegiatan perakitan, finishing, persiapan, pemasangan bagian tertentu, dan lain sebagainya. Setelah menentukan objek-objek biaya yang akan dipakai, maka tugas manajer keuangan selanjutnya adalah melakukan pembebanan biaya pada objek yang telah ditetapkan. Menurut Hansen dan Mowen (2007), ada tiga metode pembebanan biaya, antara lain: 1. Direct Tracing (Penelusuran Langsung) Direct tracing merupakan penelusuran yang dilakukan untuk mengidentifikasi dan membebankan biaya yang berkaitan langsung dan fisik dengan sebuah objek biaya. Penelusuran pada umumnya dilakukan dengan cara pengamatan fisik komponen pembentuk produk. Misalnya biaya untuk membuat sebuah baju antara lain bahan kain, kancing, benang, resleting, tenaga kerja, dan lain sebagainya. Penelusuran langsung memiliki kelemahan pada pembebanan biaya atas hal-hal yang secara tidak langsung berhubungan dengan sebuah produk, misalnya jasa listrik, depresiasi alat, dan lain-lain. 2. Driver Tracing (Penelusuran Penggerak) Driver tracing dapat diartikan sebagai penggunaan penggerak aktivitas untuk membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak (driver) diartikan sebagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam penggunaan sumber daya dan memiliki hubungan sebabakibat dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya. Diver tracing biasanya kurang akurat jika dibandingkan dengan metode penelusuran langsung. 3. Indirect Cost/Allocation (Alokasi/Biaya Tidak Langsung) Biaya tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak memiliki hubungan kausal secara langsung dengan sebuah objek biaya, sehingga tidak memungkinkan untuk membebankan biaya dengan cara penelusuran langsung maupun melalui penggerak

11

(driver). Sebagai akibat dari tidak adanya hubungan antara biaya yang terjadi dengan objek biaya maka pengalokasian biaya tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan estimasi dan asumsi manajer keuangan. b. Harga Pokok Produk dan Jasa Perusahaan komersial pada dasarnya menghasilkan produk untuk mendapatkan pemasukan (income). Produk tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yang cukup berbeda, yaitu barang (tangible product) dan jasa (intangible product). Harga pokok produk merupakan pembebanan biaya yang digunakan untuk mendukung tujuan manajerial perusahaan secara spesifik. Harga pokok produk yang disajikan untuk masingmasing tujuan dapat berbeda. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam akuntansi biaya yaitu penetapan biaya. Perusahaan membutuhkan informasi tentang semua pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan suatu produk yang didukung oleh internal value chain. Internal value chain perusahaan merupakan seperangkat aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan melakukaan pelayanan produk. Harga pokok produk dalam perusahaan manufaktur biasanya berasal dari biaya produksi yang menghitung tiga jenis biaya, antara lain :

A. Direct Material (Bahan Langsung) Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan langsung dapat langsung dibebankan pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi produk.

B. Direct Labor (Tenaga Kerja Langsung). Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang terlibat dalam memproduksi barang dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung.

C. Overhead. Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung, dan biaya tenaga kerja langsung dikelompokkan dalam satu katagori yang disebut overhead cost. Pada

12

perusahaan manufaktur, overhead cost juga dikenal sebagai beban pabrik (factory burden) atau manufacturing overhead. Biaya bahan baku langsung yang merupakan bagian tidak signifikan dari produk jadi umumnya dimasukkan dalam overhead cost. Perbedaan jasa dengan produk jikalau dilihat dari barang, antara lain :

A. Intangibility. Jasa merupakan sebuah produk yang tidak berwujud secara fisik. Maksudnya keberadaan produk tersebut tidak secara nyata dapat diidentifikasi oleh panca indera manusia, tetapi manfaatnya dapat dinikmati oleh komsumen. Misalnya jasa audit, konsumen tidak mengetahui bentuk fisik/proses audit tersebut seperti apa, tetapi merasakan manfaat dari adanya kegiatan audit.

B. Perishability. Jasa merupakan produk yang tidak tahan lama. Maksudnya adalah pemanfaatan produk berupa jasa hanya dilakukan pada saat tertentu saja. Misalnya jasa pengamanan, produk jasa tersebut hanya bisa dinikmati sepanjang. Kkontrak/kesepakatan dibuat, lebih dari waktu yang disepakati jasa tersebut sudah tidak dapat dinikmati lagi secara langsung.

C. Inseparability. Jasa merupakan produk yang tidak dapat memisahkan antara konsumen dan produsennya. Kedua belah pihak berhubungan secara langsung dalam transaksi jasa ini.

D. Heterogenity. Produk jasa memiliki variasi yang sifatnya luas menyesuaikan dengan kepentingan konsumen. Namun, produk jasa hendaknya memiliki sebuah standar sebagai kontrol atas varian kepentingan konsumen.

c. Penyusunan Laporan Laba Rugi a. Laporan Keuangan Eksternal Untuk memenuhi kebutuhan pelaporan eksternal, biaya-biaya diklasifikasikan berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan laba-rugi , biaya produksi dipisahkan dari biaya penjualan dan administrasi. Hal ini dilakukan karena biaya produksi dipandang sebagai harga pokok produk, sedangkan biaya penjualan dan administrasi dipandang sebagai biaya periode. Jadi, biaya produksi yang melekat pada produk yang terjual diakui

13

sebagai beban (harga pokok penjualan) pada laporan laba-rugi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang belum terjual dilaporkan sebagai persediaan di neraca. Beban penjualan dan administrasi dianggap sebagai biaya periode dan harus dikurangi setiap periode sebagai beban dan hal ini tidak tampak pada neraca. b. Laporan laba rugi: perusahaan manufaktur Laporan laba rugi berdasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan manufaktur ditunjukkan pada contoh berikut ini:

PT PUSTAKA LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2018

Penjualan

Rp. xxx

Dikurangi Harga Pokok Penjualan Persediaan awal barang jadi

Rp. xxx

Ditambah: Harga Pokok Produksi

Rp. xxx

Barang yang tersedia untuk dijual Dikurangi: Pesediaan Akhir Barang Jadi

+

Rp. xxx Rp. xxx

Margin Kotor

-

Rp. xxx

+

Rp. xxx

Dikurangi beban operasi: Beban penjualan

Rp. xxx

Beban administrasi

Rp. xxx

+

Laba sebelum pajak

Rp. xxx Rp. Xxx

Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan biaya absorbsi karena semua biaya manufaktur dibebankan pada produk. Beban memiliki dua kategori fungsional utama yaitu: harga pokok penjualan dan beban operasi. Setiap kategori tersebut berhubungan dengan beban manufaktur dan non manufaktur perusahaan. Harga pokok penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead yang melekat pada unit yang terjual Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya dibebankan pada barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur dari bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Perincian

14

dari pembebanan ini diuraikan dalam daftar pendukung yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi. c. Laporan Laba Rugi: Perusahaan Jasa Pada perusahaan jasa perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan awal atau akhir barang jadi karena tidak mungkin perusahaan menyimpan jasa. Jadi, kaau dibandingkan dengan perusahaan manufaktur biaya penjualan jasa dapat disamakan dengan harga pokok produksi. Selain itu harga pokok penjualan jasa selama suatu periode (sama dengan harga pokok produksi) dapat dihitung dengan format yang sama dengan ilustrasi yang terlihat diatas. Barang dalam proses merupakan hal yang mungkin bagi produk jasa. Seaai contoh seorang arsitek mungkin memiliki gambar dalam proses dan seorang dokter gigi memiliki beberapa pasien dengan berbagai tahap proses pemasangan kawat gigi.

15

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN  Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian.  Peranan akuntansi pada umumnya, dan manajemen pada khususnya sangat penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi pengambil keputusan, para manajer, dan profesional. Akuntansi manajemen memiliki tanggung jawab dalam mediator konflik. Hal ini berarti bahwa akuntansi manajemen dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan agar sumbersumber ekonomi yang dikuasainya atau kekayaan perusahaan dapat dialokasikan dan di transformasikan secara lebih efektif serta efisien, termasuk pula tanggung jawab untuk memberikan informasi mengenai aspek-aspek disfungsional yang ditimbulkan oleh konflik-konflik intra organisasi.  Terdapat 3 konsep dan kegunaan setiap akuntansi sebagai sistem informasi : 1. Informasi akuntansi penuh (differential accounting information) 2. Informasi akuntansi diferensial (full accounting information) 3. Informasi akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting information)  Konsep dasar akuntansi manajemen antara lain : 1. Mengetahui tenang pembebanan biaya 2. Tentang harga pokok produk, dan jasa 3. Penyusunan laporan laba rugi

16

DAFTAR PUSTAKA Hansen, Don R. dan Marryanne M. Mowen. 2009. Managerial Accounting ; Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat. http://sahabatriswanto.blogspot.com/2011/02/peranan-sejarah-dan-tujuan akuntansi.html#ixzz1oU2Gt771 Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen ; Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta: Salemba Empat. Wibisono, Haris. Akuntansi Manajemen : Peranan, Sejarah dan Arah Akuntansi Manajemen. Handout ; berformat PDF. http://dinapramudianti.blogspot.com/2015/01/konsep-dasar-akuntansi-manajemen.html https://www.academia.edu/35293253/KONSEP_DASAR_AKUNTANSI_MANAJEMEN

17

Related Documents


More Documents from ""