Peran Kekebalan Tubuh Dalam Kehamilan

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Kekebalan Tubuh Dalam Kehamilan as PDF for free.

More details

  • Words: 837
  • Pages: 3
Peran Kekebalan Tubuh dalam Kehamilan WANITA sehat setelah menikah akan mengalami kehamilan normal. Dalam waktu sembilan bulan, terbukti bahwa untuk menjaga kehamilannya ada suatu sistem kekebalan tubuh yang sangat unik, yang berperan dan mampu melawan paparanpaparan agen-agen infeksi seperti virus, bakteri intraseluler, jamur, protozoa, dan kadang-kadang cacing atau agen-agen bukan infeksi. Sistem kekebalan tubuh yang berperanan ini disebut sistem imun. Pada sistem imun yang baik, seorang wanita dapat membebaskan paparan-paparan seperti infeksi dan akan melahirkan bayi normal. Adapun pada sistem imun yang kurang baik sering kali seorang wanita akan mengalami kegagalan dalam kehamilannya, seperti mengalami keguguran, kehamilan dengan berat badan bayi rendah, kehamilan prematur (kurang bulan), keracunan kehamilan (preeklampsia atau eklampsia) ataupun kematian bayi di dalam kandungan. Penelitian dari Potter (1992) menyebutkan bahwa terjadinya kegagalan awal dari kehamilan ternyata 40% disebabkan karena faktor kekebalan tubuh, 6% karena faktor kromosom, 5% karena abnormalitas fungsi reproduksi, 10% karena penyakit sistemik dari ibu, 29% karena gangguan hormon, sedangkan 10% karena faktor yang tidak diketahui (unexplained). Imun mempunyai arti tubuh terlindungi dan memiliki daya tahan terhadap paparan-paparan asing, sedangkan sistem imun merupakan komponen-komponen di dalam tubuh. Menurut Soesatyo M (1999), sistem imun di dalam tubuh merupakan suatu network yang seolah-olah terdiri atas banyak pemain musik seperti halnya suatu orkestra yang satu dengan yang lainnya berbeda tugas namun menghasilkan harmoni yang indah. Sistem kekebalan tubuh dibagi dua, yakni sistem kekebalan tubuh bawaan: merupakan sistem pertahanan tubuh garis depan. Sistem ini atau innate immunity meliputi barier-barier seperti kulit, mukosa, asam lambung, dan enzim, yang lain adalah protein komplemen, sel-sel fagositik seperti neutrofil, monosit, makrofag jaringan dan sel natural killer (NK). Sistem kekebalan tubuh bawaan merupakan sistem kekebalan tubuh yang tidak spesifik dan tidak mempunyai memori. Yang kedua adalah sistem kekebalan tubuh didapat (adaptive immunity), yang terdiri atas sel-sel limfosit sel B dan limposit sel T yang terdiri atas Th-1,Th-2, dan sel T sitotoksik.

Pada keadaan normal, sistem kekebalan tubuh dipegang terutama oleh sel limfosit. Peran sel limfosit sangat spesifik, yang dilakukan oleh 2 tipe sel yaitu sel limfosit B (B lymphocytes) dan sel limfosit T (T lymphocytes). Sel B bertugas bila tubuh terpapar oleh benda asing dan mempunyai kemampuan untuk mengeluarkan antibodi spesifik (humoral immunity). Jumlah sel B limfosit adalah 25% dari total keseluruhan limfosit tubuh. Sel T diproduksi oleh kelenjar timus, jumlahnya mencapai 70% dari seluruh sel limfosit di dalam tubuh. Aktivitas sel T juga dipacu oleh masuknya antigen asing. Sel T berbeda dari sel B karena dapat melakukan transformasi menjadi beberapa macam sel yang spesifik. Ada tiga bentuk sel T. Pertama: sel T yang bekerja bersama dengan aktivitas antibodi sel B, yang disebut sel T penolong (T-helper cell=Th). Sel ini menaikkan produksi antibodi, sedangkan sel T supresor mempunyai aktivitas kebalikan karena akan menurunkan produksi antibodi. Kedua: sel T yang bekerja bersama sel limfosit yang lain. Sel ini mempunyai kemampuan mensekresi growth factor seperti IL-2, IL-10 yang dapat menaikkan produksi limfosit. Adapun sel T lain adalah sel T yang mensekresi growth inhybitory factor yang dapat menurunkan produksi limfosit. Adapun yang ketiga: sel T pembunuh (T-cell killer) Mekanisme Selama kehamilan, serum darah wanita mengandung anti-HLA antibody yang dipakai untuk melawan sel limfosit dari ayah (paternal lymphocyte). Sayangnya maternal HLA antibody ini tidak dapat membuat anti-HLA antibody terhadap sel tropoblast karena sel-sel tropoblast tidak mengeluarkan HLA kelas 1 atau kelas 2 dan sering sekali maternal HLA antibody munculnya terlambat pada kehamilan pertama dibandingkan pada kehamilan kedua atau ketiga. Keadaan ini menimbulkan akibat di dalam klinik dengan seringnya terjadi gangguan kehamilan seperti keguguran pada primi para. Dalam mengantisipasi keadaan tersebut maka sistem kekebalan tubuh akan menurunkan mekanisme pertahanannya melalui sistem yang disebut down regulation T-cell. Wujudnya adalah suatu keseimbangan yang lebih tinggi antara T-h2 dan T-h1, namun di sisi lain penurunan aktivitas T-h1 ini akan menyebabkan kerentanan wanita hamil terhadap masuknya infeksi seperti torch dan lain-lain. Penjaga kekebalan tubuh yang lain, di samping maternal imun response, diperankan oleh progesteron-induced blocking factor dan fetoplacental tissues. Insiden kegagalan kehamilan pada waktu embrio dalam memasuki kandungan

(implantasi) menunjukkan angka mencapai 20-25%. Angka kegagalan ini dapat ditepis dengan transfer maternal antibody ke janin ditambah dengan pengaruh yang lain seperti progesterone induced blocking factor dan coloni stimulating factor. Antibodi ibu mempunyai kemampuan dapat melewati sirkulasi langsung melalui aliran uteroplasenter. Antibodi ini sangat diperlukan oleh janin sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi selama di dalam kandungan sampai beberapa bulan sesudah persalinan. Pembuktian secara penelitian klinik (EBM) menyebutkan bahwa ada hubungan antara sistem kekebalan tubuh, sistem endokrin, dan sistem saraf pusat. Mengacu hal tersebut, alangkah baiknya seorang wanita selama kehamilan dianjurkan menjaga kesehatan dengan optimal agar sistem kekebalan tubuhnya menjadi baik melalui pola makan dan minum buah-buahan sayur-sayuran yang bergizi, menghindari infeksi, kenyamanan lingkungan, keharmonisan keluarga, senam hamil, melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Akhirnya kedekatan antara pasien dan bidan, dokter, dan tempat persalinan yang nyaman dan aman akan menolong menaikkan sistem kekebalan tubuh secara tidak langsung. Menjaga sistem kekebalan tubuh yang baik selama kehamilan mempunyai peran penting untuk menghindari salah satu terjadinya komplikasi kehamilan, dan menekan angka kesakitan dan kematian (maternal and morbidity) secara tidak langsung. (Dr dr W Adiyono SpOG(K)-13)

Related Documents