Peran Kegiatan Literasi Dalam Mengembangkan Minat Siswa Sekolah Dasar Dalam Menulis.docx

  • Uploaded by: Khairunnisa Nisa
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Peran Kegiatan Literasi Dalam Mengembangkan Minat Siswa Sekolah Dasar Dalam Menulis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 906
  • Pages: 6
Peran Gerakan Literasi Sekolah dalam Mengembangkan Minat Siswa Sekolah Dasar dalam Menulis Abstrak

Pendahuluan Pendidikan di Indonesia lebih fokus terhadap mekanisme dibandingkan literasi. Hal ini menyebabkan siswa di Indonesia kesulitan dalam mencerna informasi dan bersaing di masa sekarang dan yang akan datang. Kemampuan literasi meliputi seluruh keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam kemampuan menulis, literasi memiliki peran sebagai kemampuan yang lebih kompleks dengan tingkat kognitif yang tinggi sehingga siswa dapat menghasilkan gagasan-gagasan dan karya-karya yang kritis terhadap isu-isu sosial yang muncul di masyarakat. Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Praktik pendidikan yang dilaksanakan disekolah selama ini belum memperlihatkan bahwa sekolah berfungsi sebagai organisasi pembelajar yang menjadikan semua warganya sebagai pembelajar sepanjang hayat. Pada Tahun 2015 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri No 23 Tahun 2015. Peraturan Menteri tersebut berisi tentang penumbuhan budi pekerti yang di dalamnya mencakup Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dengan mewajibkan peserta didik membaca buku nonpelajaran selama 10-15 menit sebelum pembelajaran dimulai. Gerakan ini bertujuan agar siswa memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta pembalajaran sepanjang hayat. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya dalam

keterampilan membaca dan menulis diperlukan pelatihan dan pembiasaan. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) juga bertujuan menciptakan lingkungan sekolah menjadi lingkungan pembelajar sepanjang hayat dengan membudayakan aktifitas menyimak, berbicara, membaca, dan menulis yang produktif dan kreatif. Menurut Purwo (2017), gerakan literasi sekolah dapat menciptakan pemikiran-pemikiran kritis. Pemikiran tersebut dapat terealisasikan dengan lisan atau tertulis karena siswa dapat mengolah dan mengkaji konsep, bertanggung jawab dalam menyelesaikan

masalah,

bekerja

keras,

memiliki

dedikasi

yang

tinggi,

mengkonstruksi konsep yang diambil, dan mengembangkan diri agar lebih kreatif. Dengan adanya isu diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peran Gerakan Literasi Sekolah dalam Mengembangkan Minat Siswa Sekolah Dasar dalam Menulis”. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana pengaruh gerakan literasi sekolah dalam mengakomodasi kemampuan menulis siswa? 2. Faktor apa saja yang dapat mengakomodasi kemampuan menulis siswa dengan menggunakan gerakan literasi sekolah? Tujuan Penelitian 1. Mengetahui proses yang terjadi terhadap gerakan literasi sekolah dalam mengakomodasi kemampuan menulis siswa. 2. Mengetahui faktor yang menjadi alasan dalam peningkatan kemampuan menulis siswa karena kegiatan literasi.

Kajian Literatur Literasi Kata literasi berasal dari bahasa latin yaitu littera dan dalam bahasa inggris yaitu literacy. Literasi dapat didefinisikan sebagai penguasaan sistem-sistem tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya (Cooper, 1993). Menurut Cairney (1992), literasi merupakan kegiatan sosial dengan tujuan dan konteks yang spesifik. Literasi sangat penting karena kesuksesan suatu masyarakat tergantung dengan kemampuan dalam menganalisa informasi. Kemampuan

literasi

juga

mengacu

pada

beberapa

aktivitas,

yaitu

mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan mengomunikasikan informasi. Selaras dengan hal ini Axford (2009:9) mengatakan bahwa dalam literasi siswa tidak hanya cakap dalam membaca ataupun menulis, mereka akan memiliki kecakapan menginterpretasi makna yang kompleks dalam struktur tata bahasa dan sintaksis. Menurut Kern (2000) terdapat tujuh prinsip pendidikan literasi yaitu; (1) literasi melibatkan interpretasi, (2) literasi melibatkan kolaborasi antara penulis/pembicara dan membaca/pendengar, (3) literasi melibatkan konvensi yang mencakup aturan aturan bahasa baik lisan maupun tertulis, (4) literasi melibatkan pengetahuan kultural, (5) literasi melibatkan pemecahan masalah, (6) literasi melibatkan refleksi, (7) literasi melibatkan penggunaan bahasa.

Dalam kaitannya dengan kemampuan menulis, siswa harus dapat mengungkapkan informasi yang diperoleh dalam berbagai ragam teks yang ada. Kegiatan Gerakan Literasi Sekolah Kegiatan gerakan literasi sekolah bertujuan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan public (Wulandari, 2017). Terdapat 9 agenda prioritas atau disebut dengan Nawacita yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud dan empat butir diantaranya terkait dengan komponen literasi. Nawacita tersebut adalah nomor 5,6,8, dan 9. Dengan komponen tersebut diharapkan siswa dapat menjadi manusia yang berkualitas, produktif, berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis (Wulandari, 2017). Kemendikbud (2016) memaparkan tahapan gerakan literasi di sekolah dasar yang terdapat dalam Buku Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar sebagai berikut. (1) Tahap pembiasaan melalui penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (permendikbud No. 23 Tahun 2015) (2) Tahap pengembangan dengan cara meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan (3) Tahap pembelajaran dengan cara meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran: mengguanakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran. Gerakan literasi sekolah bertujuan untuk menumbuhkan sikap kritis dalam berfikir yang diharapkan dapat dibuktikan dengan produk yaitu berupa lisan maupun tulisan.

Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah dasar di Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 berjumlah 25 siswa. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan instrumen dari penelitian ini adalah si peneliti itu sendiri sebagai teacher-researcher. Data Analisis Data dianalisis dengan menggunakan teknik reduksi data, sajian deskripsi data, penarikan kesimpulan dengan mengkoneksikannya dengan teori dan jurnal yang sesuai dengan topik penelitian. Keabsahan Data Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber data .

Daftar Pustaka Cairney, T. H. (1992). New avenues to literacy. Instructional Leadership International, pgs. 76-77. Cooper, J.D. 1993. Literacy: Helping Children Construct Meaning. Boston Toronto:Hougton Miffin Company. Faizah, D. U., Sufyadi, S., Anggraini, L., Waluyo, W., Dewayani, S., Muldian, W., & Roosaria, R. (2016). Panduan gerakan literasi sekolah di Sekolah Dasar. Kemendikbud. (2016). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Kern, R. 2000. Literacy and Language Teaching. Oxford: Oxford UniversityPress. Wulandari, R. (2017). Implementasi Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Islam Terpadu Lukman AL Hakim Internasional. Spektrum Analisis Kebijakan Pendidikan, 6(3), 319-330.

Related Documents


More Documents from "rois abdul fatah"