BAB 1 LATAR BELAKANG Setiap negara selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya, bahkan berupaya akan kemungkinan mengekspor surplus hasil pertanian ke negara lain. Dengan demikian, pembangunan sektor pertanian perlu mendapat perhatian dan dukungan, dengan melibatkan berbagai pihak baik yang berkecimpung langsung di lahan pertanian maupun di luarnya.Penelitian-penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pertanian terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan produksi pertanian secara berkelanjutan.Hasil penelitian dan pengembangan tersebut selanjutnya disampaikan kepada pelaku utama di lahan pertanian, yaitu para petani. Di satu sisi, informasi atau pengetahuan harus sampai kepada petani dan diterima petani sesuai dengan kondisinya, di sisi lain petani harus memiliki kesadaran akan kebutuhan terhadap pengetahuan baru agar petani bisa terlibat dalam pembangunan pertanian; ada upaya perubahan dengan menumbuhkan motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik petani. Dengan demikian, keberhasilan pembangunan pertanian perlu didukung dengan upaya, proses, strategi, dan pendekatan tertentu kepada petani, yaitu melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan di luar seklahan unutk keluargakeluarga tani di pedesaan, dimana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya secara baik, menguntungkan dan memuaskan. Jadi penyuluhan pertanian itu adalah suatu bentuk pendidikan yang cara, bahan, dan sarananya disesuaikan kepada keadaan, kebutuhan, dan kepentingan, baik dari sasaran, waktu maupun tempat.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penyuluhan sering disebut sebagai suatu bentuk pembangunan karena sifatnya yang selektif, dalam arti memilih bahan dan metoda pendidikan nya yang langsung dan segera menunjang pelaksanaan pembangunan yang dikehendaki (M.A, 1978) Penyuluhan harus selalu mengacu kepada kenyataankenyataan yang ada dan dapat ditemui di lapangan sebagai wujud dari nilai real sebagai sebuah kenyataan sekaligus juga harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang dihadapi sebagai sisi pragmatisnya. Penyuluhan diselenggarakan bertujuan untuk menawarkan atau memasarkan inovasi sampai dengan inovasi tersebut diadopsi oleh masyarakat, namun dalam kenyataan pekerjaan itu bukanlah hal yang gampang. Di dalam praktek, kegiatan penyuluhan selalu menuntut kerja keras, kesabaran, memakan banyak waktu, dan sangat melelahkan. Sehingga pengembangan ilmu penyuluhan pembangunan kian menjadi kebutuhan banyak pihak(Siswanto, 2012) Penyuluh pertanian sebagai agen perubahan yang dapat memberikan informasi dan pembelajaran kepada petani sesuai dengan permasalahan sosial yang dihadapi petani melalui media dan metode pembelajaran yang sesuai dengan perilaku petani.Kebijakan pembangunan penyuluhan pertanian merupakan arah utama dalam penajaman arah baru pembangunan nasional, seiring dengan agenda reformasi pembangunan pertanian, yaitu pembangunan demokratis untuk meningkatkan kesejahteraan petani(Bahua, 2015).
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Falsafah Penyuluhan Pertanian Kata falsafah berasal dari bahasa yunani (philosophia) yang terdiri dari 2 kata “philare” (cinta) dan kata “sophia” (kebijaksanaan) jadi Philare Sophia adalah cinta dalam kebijaksanaan.Dalam ilmu pengetahuan adapun batasan pengertian falsafat atau falsafah adalah ilmu yang berusaha memahami semua hal yang timbul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia(Pakpahan, 2017).Falsafah penyuluhan pertanian harus berpijak pada pentingnya pengembangan indivu di dalam perjalanan pertumbuhan masyarakat dan bangsa.Hal ini karena falsafah penyuluhan adalah bekerja bersama masyarakat untuk membantu mereka agar mereka dapat meningkatkan harkatnya sebagai manusia (helping people to help themselves). Penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan untuk menyampaikan kebenaran-kebenaran yang telah diyakini. Dengan kata lain, dalam penyuluhan pertanian, petani dididik untuk menerapkan setiap informasi (baru) yang telah diuji kebenarannya dan telah diyakini akan dapat memberikan manfaat (ekonomi maupun non ekonomi) bagi perbaikan kesejahteraan. Penyuluhan pertanian harus mengacu pada kebutuhan sasaran/petani yang akan dibantu, dan bukan sasaran yang harus mengikuti keinginan penyuluh pertanian. Penyuluhan pertanian harus mengarah pada terciptanya kemandirian petani, tidak menciptakan ketergantungan petani terhadap penyuluh.Penyuluh pertanian harus mengacu pada perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan sasaran, tidak mengutamakan target-target fisik yang tidak banyak manfaatnya bagi perbaikan kualitas hidup sasaran. 3.2 Tujuan Penyuluhan Pertanian 2.2.1. Berdasarkan Perilaku Tujuan penyuluhan pertanian diarahkan pada terwujudnya perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan usahatani (better bussines), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better living).Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu pengetahuan, keterampian, pengenalan paket teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian dengan serta usahanya, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan sebagainya. Dengan demikian penyuluhan pertanian mampu mengubah sikap dan perilaku masyarakat pertanian agar mereka tau dan mau menerapkan informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian.Sehingga menghasilkan SDM pelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga
mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik, berusahatani lebih menguntungkan, hidup lebih sejahtera dan lingkungan lebih sehat. 2.2.2. Berdasarkan Waktu Pencapaian Tujuan penyuluhan pertanian berdasarkan waktu pencapaian itu terbagi menjadi 2, yaitu : 1. Tujuan jangka panjang Adalah tujuan yang karena sifatnya hanya akan tercapai dalam waktu yang lama sekali (25-30 tahun), misalnya masyarakat tani yang sejahtera spiritual dan materiil dengan maksud mencapai peningkatan taraf hidup masyarakat petani yang lebih terjamin. Pencapaian tujuan ini hanya akan terjadi apabila para petani dalam masyarakat, pada umumnya telah melakukan betterfarming, better business, dan better living. 2. Tujuan jangka pendek Adalah tujuan yang dapat dicapai dalam waktu yang dekat (5-10 tahun).Misalnya peningkatan produksi padi dalam waktu 5 tahun karena melakukan panca usaha. Kemudian objektif ini biasanya diperinci dalam apa yang harus dicapai dalam waktu tertentu, misalnya dalam waktu 1 tahun yaitu biasanya disebut dengan target. Tujuan jangka pendek ini bermaksud untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah dalam aktifitas usahatani di perdesaan, perubahan-perubahan yang dikehendaki. Tujuan penyuluhan jangka pendek ini meliputi : 1. Perubahan tingkat pengetahuan 2. Perubahan tingkat kecakapan atau kemampuan 3. Perubahan sikap 4. Perubahan motif tindakan 2.2.3. Berdasarkan Aspek Usahatani Tujuannya adalah, agar petani menguasai subsistem off farm baik hulu maupun hilir bukan hanya teknis budidaya (on farm). Petani dapat meyeleksi komoditas yang paling menguntungkan, mengolahnya, mengemasnya, hingga mencari akses permodalan dan membentuk jaringan pemasaran.Petani dapat memelihara dan memanfaatkan sumberdaya yang ada dilingkungan nya unutk kesejahteraan nya yang lebih baik secara berkelanjutan. 3.3 Peranan Penyuluh dan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan Pertanian
Sektor pertanian hingga kini masih memiliki peranan yang strategis dalam pembangunan nasional, baik pertumbuhan ekonomi maupun pemerataan pembangunan. Peran strategis sektor pertanian bagi penumbuhan ekonomi antara lain: penyedia pangan bagi penduduk Indonesia, penghasil devisa negara melalui ekspor, penyedia bahan baku industri. peningkatan kesempatan kerja dan usaha. peningkatan PDB, pengentasan kemiskinan dan perbaikan SDM pertanian melalui kegiatan Penyuluhan Pertanian. Pengalaman menunjukan bahwa penyuluhan pertanian di Indonesia telah memberikan sumbangan yang sangat signifikan pada pencapaian dari berbagai program pembangunan pertanian. Sebagai contoh melalui program Bimbingan Massal (Bimas) penyuluh penanian dapat mengantarkan bangsa Indonesia mencapai swasembada beras pada tahun 1984, yang dilakukan melalui koordinasi yang ketat dengan instani terkait. Pada pelaksanaan program Bimas penyuluhan pertanian yang dilaksanakan terkesan dilakukan dengan pendekatan dipaksa.terpaksa. dan biasa. Petani dipaksa melakukan tekhnologi tertentu, sehingga petani terpaksa melakukannya dan kemudian petani menjadi biasa melakukannya. Pada era dicanangkannya revitalisasi penyuluhan penanian, pendekatan dari atas tidak relevan lagi, petani dan keluarganya diharapkan mengelola usaha taninya dengan penuh kesadaran.melakukan pilihan pilihan yang tepat dari alternatif yang ada melalui bantuan penyuluh pertanian dan pihak lain yang berkepentingan. Dengan demikian, petani yakin akan mengelola usaha taninnya dengan produktif, efesien dan menguntungkan. Peran penyuluh dalam membangun pertanian modern.antara lain: (1) sebagai peneliti, yaitu mencari input teknologi pertanian yang dapat digunakan petani umuk mengembangkan usahataninya. (2) sebagai pendidik, yaitu meningkatkan pengetahuan atau memberi infomasi kepada petani. sehingga menimbulkan semangat dan kegairahan petani untuk mengelola usahataninya secara efektif dan eflsien, dan (3) mengembangkan sikap keterbukaan dan bekerjasama dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya. Menurut Suhardyono peran penyuluh ada 4, yaitu : a. Penyuluh sebagai pembimbing petani, seorang penyuluh adalah pembimbing b. Penyuluh harus berperan menggugah minat masyarakat untuk lebih giat belajar dengan menggunakan berbagai metoda belajar.media penyuluhan dan teknik menyuluh. Pengetahuan dan keterampilan tersebut harus dapat diterapkan penyuluh agar masyarakat berminat umuk mengadopsi teknologi baru pada penyelenggaraan penyuluhan.Penyuluhan sebagai bentuk keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat, sehingga bisa membuat keputusan yang benar(Bahua, 2015).
Penyuluhan pembangunan sebagai llmu sosial terapan, seharusnya mampu berperan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama dalam membentuk dan mengubah perilaku masyarakat unluk mencapai taraf hidup yang lebih berkualitas. Pembentukan dan perubahan perilaku tersebut, baik dalam dimensi seluruh aspek kehidupan manusia, dimensi kemasyarakatan yang meliputi Jangkauan kesejahteraan dari materiil hingga non materiil, dimensi waktu dan kualitasas yakni jangka pendek hingga jangka panjang dan peningkatan kemampuan dan kualitas untuk pelayanannya, serta dimensi sasaran, yakni dapat menjangkau dari seluruh strata masyarakat. Namun, dalam kenyataannya, peran penyuluhan pembangunan mengalami gelombang pasang sesuai kebutuhan dan tuntutannya Pada saat di mana suatu program pembangunan didominasi oleh peran pemerintah, dan peran masyarakat sipil lemah, penyuluhan lebih ditempatkan sebagai saluran mempercepat program-program pembangunan. Penyuluhan pembangunan dlposmkan sebagai usaha mengendalikan alau memanipulasi Iingkungan sedemikian rupa, sehingga dapat mempengaruhi orang-orang tertentu untuk mau mengubah pola perilakunya untuk memperbaiki mutu kehidupan mereka. Sebaliknya, Jika peran masyarakat sipil kuat, dan ditempatkan sebagai subjek sasaran penyuluhan, maka penyuluhan tidak lain adalah upaya pemberdayaan sasaran penyuluhan tersebut(Karsidi, 2001).
DAFTAR ISI Bahua, M. I. (2015). Penyuluhan dan Pemberdayaan Petani Indonesia. Gorontalo: Ideas Publishing. Karsidi, R. (2001). Paradigma Baru Penyuluhan Pembangunan Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Mediator Vol.2, 115. M.A, S. W. (1978). Pokok-Pokok Penyuluhan Pertanian. Jakarta: C.V Yasaguna. Pakpahan, H. T. (2017). PENYULUHAN PERTANIAN. Yogyakarta: Plantaxia. Siswanto, D. (2012). Jurnal Ilmiah CIVIS. URGENSI FALSAFAH PENYULUHAN PEMBANGUNAN DAN ETOS KERJA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, 1-2.