SATUAN ACARA PENYULUHAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI)
Dosen Pembimbing : Niken Purbowati SST,M.kes Willa Follona SST,M.Keb
Disusun Oleh : Adhitya Agustina Sri Wijayanti Delvia Marcelinna Farihah Khairiyyah Zharfa Amari
(P3.73.24.3.16.001) (P3.73.24.3.16.009) (P3.73.24.3.16.013) (P3.73.24.3.16.050s)
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN POLTEKKES JAKARTA III 2017/2018
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I.
IDENTIFIKASI MASALAH Makanan pendamping ASI (MP-ASI) harus diberikan sebagai makanan tambahan diberikan apabila ASI tidak mencukupi nutrisi. Perubahan kebutuhan dari ASI Eksklusif ke makanan pendamping umumnya terjadi pada usia 6-24 bulan, dan periode ini sangat sensitif untuk terjadinya malnutrisi pada anak. 1 Pemberian MP-ASI harus dimulai pada usia 6 bulan, nilai gizi MP harus adekuat seperti kandungan dalam ASI, bersih, rasa dan bentuk yang menarik dalam jumlah yang cukup. WHO menyarankan bahwa bayi harus menerima MP pada usia 6 bulan 23 kali sehari disamping ASI sampai usia 8 bulan, dan meningkat menjadi 3-4 kali pada usia 9-11 bulan dan pada usia 12-24 bulan tambahan MP 12 kali perhari.2 Makanan pendamping tidak menggantikan ASI, tetapi secara bertahap memberi tambahan sesuai kebutuhan gizi bayi. Keberhasilan pemberian MP ini dipengaruhi juga oleh perkembangan fungsi sistem syaraf, saluran cerna dan ginjal bayi. 3 Air susu ibu mengandung enzim-enzim yang membantu pencernaan dan juga enzim yang berfungsi sebagai antibakteri seperti lisozim, katalase dan peroksidase. Selain itu, ASI mengandung hormonhormon seperti ACTH, TRH, TSH, EGH, prolaktin, kortikosteroid, prostaglandin, dll. Pemberian ASI dianjurkan sampai anak berusia 2 tahun yaitu saat anak dapat makan makanan padat dengan baik. 4 Tidak semua
1
Complimentary Feeding: Report of the Global Consultation and of Guiding Principles for
Complimentary Feeding of the Breastfed Child Geneva, World Health Organization. (2001). 2
Report of Informal Meeting to Review and Develop Indications for Complimentary
Feeding, Washington D. C. (2002). 3
Greiner T. Sustained Brestfeeding, Complementation and Care Food and Nutrition Bull
1995; 16: 313-9. 4
Soetjiningsih, Suandi IKG. (2002). Gizi untuk Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Sagung
2
ibu memproduksi ASI yang cukup, sehingga diperlukan makanan pendamping ataupun makanan pengganti. 5
II.
III.
PENGANTAR Topik
: Bayi dan Batita
Sub Topik
: Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Sasaran
: Ibu yang memiliki bayi berusia > 6 bulan
Hari/tanggal
: Kamis, 29 November 2018
Jam
: 11.00-12.00 WIB
Waktu
: 40 menit
Tempat
: Ruang Perinatologi Atas RSUK Tangerang
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU ) Setelah
mengikuti
kegiatan
penyuluhan
diharapkan ibu yang
memiliki bayi berusia lebih dari 6 bulan mengetahui kapan MP-ASI akan diberikan dan bagaimana makanan yang harus diberikan kepada bayinya
IV.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK ) Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan ibu-ibu mengerti dan memahami tentang
V.
1.
Pengertian MP-ASI
2.
Waktu Pemberian MP-ASI
3.
Cara Pemberian MP-ASI
:
MATERI Terlampir
Seto. 5
Dewey KG, Cohen RJ, Brown KH, Rivera LL. Age of Introduction of Complementary
Foods and Growth of Term, Low Birth Weight, Brest-fed Infants: A Randomized Intervention Study in Hoduras. Am J Clin Nutr 1999; 69: 678-86.
3
VI.
VII.
VIII.
METODE 1.
Ceramah
2.
Tanya Jawab
MEDIA 1.
Presentasi Power Point
2.
Leaflet
KEGIATAN PEMBELAJARAN No 1
2
3
4
Waktu 3 menit
20 menit
10 menit
5 menit
Kegiatan Penyuluhan Pembukaan: a. Memberi salam b. Perkenalan c. Menjelaskan tujuan penyuluhan d. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan Pelaksanaan/penyampaian materi: a. Pengertian MP-ASI b. Waktu Pemberian MPASI c. Cara Pemberian MPASI Evaluasi a. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya b. Moderator membacakan hasil penyuluhan Evaluasi c. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya d. Moderator membacakan hasil penyuluhan
Kegiatan Peserta Menjawab salam Mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan
Menyimak dan memperhatikan Peserta bertanya mengenai masalah yang belum dipahami Mendengarkan dan memperhatikan Peserta bertanya mengenai masalah yang belum dipahami Mendengarkan dan memperhatikan
4
5
IX.
2 menit
Penutup: Mengakhiri pertemuan dengan mengucapkan terimakasih dan salam
Peserta menjawab salam
EVALUASI Metode evaluasi
: Diskusi dan Tanya-Jawab
Jenis pertanyaan
: Lisan
Pertanyaan
:
1. Ny. Henita “Kalau ASI nya belum keluar boleh tidak diberi susu formula?” 2. Ny. Irma “Apakah kandungan ASI sebelah kanan dan kiri berbeda?”
Jakarta, 29 November 2018 Pembimbing Akademik
(Niken Purbowati SST,M.Kes)
5
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian MP-ASI MP-ASI adalah makanan atau minuman selain ASI yang mengandung nutrien yang diberikan kepada bayi selama periode pemberian makanan peralihan (complementery feeding) yaitu pada saat makanan/minuman lain diberikan bersama pemberian ASI.1 MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI.6 MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat pencernaan bayi dalam menerima MPASI.7
B. Waktu Pemberian MP-ASI Mulai pemberian MP-ASI pada saat yang tepat sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh-kembang bayi serta merupakan periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga. Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga dikenal pula sebagai masa penyapihan (weaning) yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan khusus selain ASI secara bertahap jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan konsistensinya sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak dipenuhi oleh makanan keluarga. Masa peralihan ini berlangsung antara 6 bulan sampai 23 bulan yang merupakan masa rawan pertumbuhan anak.
6
Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping
Air Susu Ibu (MP-ASI Lokal). 7
Departemen Kesehatan RI. (2004). Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan ASI.
6
Bayi
mengalami
perkembangan
keterampilan
seiring
bertambahnya usia. Pola perkembangan keterampilan makan bayi adalah sebagai berikut
a.
:
0-4 Bulan
: Menelan makanan cair (ASI) tetapi mendorong keluar mkanan yang padat.
b.
4-6 Bulan
: Dapat mengontrol posisi makanan dalam mulut dan menelan makanan tanpa tersedak
c.
6-9 Bulan
: Mampu makan pure, makanan lumat atau cincang, makan memakai sendok dengan mudah
d.
9-12 Bulan
: Mampu makan makanan lunak, cincang kasar, dan mulai mencoba makan dengan tangannya sendiri
e.
12-23 Bulan
: Makanan keluarga, makan sendiri, masih dengan bantuan8
Pemberian ASI yang tidak tepat waktu, terlalu dini diberikan ataupun terlalu lambat dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan. Waktu yang baik dalam memulai pemberian MP-ASI pada bayi adalah umur 6 bulan. Pemberian makanan pendamping pada bayi sebelum umur tersebut akan menimbulkan risiko sebagai berikut :
Rusaknya sistem pencernaan karena perkembangan usus bayi dan pembentukan
enzim
yang
dibutuhkan
untuk
pencernaan
memerlukan waktu 6 bulan. Sebelum sampai usia ini, ginjal belum cukup berkembang untuk dapat menguraikan sisa yang dihasilkan oleh makanan padat.
Tersedak disebabkan sampai usia 6 bulan, koordinasi syaraf otot (neuromuscular)
bayi
belum
cukup
berkembang
untuk
mengendalikan gerak kepala dan leher ketika duduk dikursi. Jadi, bayi masih sulit menelan makanan dengan menggerakan makanan
8
Departemen Kesehatan RI. (2000). Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
7
dari bagian depan ke bagian belakang mulutnya, karena gerakan ini melibatkan susunan refleks yang berbeda dengan minum susu.
Meningkatkan resiko terjadinya alergi seperti asma, demam tinggi, penyakit seliak atau alergi gluten (protein dalam gandum).
Batuk, penelitian bangsa Skotlandia adanya hubungan antara pengenalan makanan pada umur 4 bulan dengan batuk yang berkesinambungan.
Obesitas, penelitian telah menghubungkan pemberian makanan yang berlebih di awal masa perkenalan dengan obesitas dan peningkatan resiko timbulnya kanker, diabetes dan penyakit jantung di usia lanjut
C. Cara Pemberian MP-ASI Bayi akan memberikan tanda bahwa dirinya siap menerima makanan selain ASI. Kita harus mengenali tanda tersebut agar dapat memberikan MP-ASI tepat waktu dan sesuai perkembangan keterampilan makannya. Ciri-ciri bayi yang siap mendapat MP-ASI adalah sebagai berikut : a. Persiapan fisik :
Refleks ekstrusi telah sangat berkurang atau sudah menghilang
Keterampilan oromotor
:
Dari hanya mampu menghisap dan menelan yang cair menjadi menelan makanan yang lebih kental dan padat. Memindahkan makanan dari bagian depan ke bagian belakang mulut.
Mampu menahan kepala tetap tegak
Duduk tanpa/hanya dengan sedikit bantuan dan mampu menjaga keseimbangan badan ketika tangannya meraih benda di dekatnya
8
b. Pesiapan psikologis
:
Bayi akan memperlihatkan perilaku makan lanjut
:
Dari reflektif ke imitatif
Lebih mandiri dan eksploratif
Pada usia 6 bulan bayi mampu menunjukkan keinginan makan dengan cara membuka mulutnya, rasa lapar dengan memajukan tubuhnya ke depan ke arah makanan, tidak berminat
atau kenyang
dengan menarik tubuh ke
belakang/menjauh
Tabel 1. Tanda bayi lapar atau kenyang Lapar
Kenyang
Riang/antusias sewaktu didudukan di kursi makannya
mulut ketika melihat sendok
Gerakan menghisap atau
berisi makanan
mencecapkan bibir
Membuka mulut ketika melihat
Memasukan tangan ke dalam
Rewel atau menangis karena diberi makan
mulut
Menutup mulut dengan tangannya
sendok/makanan
Memalingkan muka/menutup
Tertidur
Menangis atau rewel karena ingin makan
Mencondongkan tubuh ke arah makanan atau berusaha menjangkaunya
Pengenalan tekstur dan konsistensi makanan harus secara bertahap, demikian pula dengan frekuensi dan jumlah makanan yang diberikan. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengenalan MP-ASI :
Uji makanan pertama kali
: tepung beras yang diperkaya zat besi
merupakan makanan yang dianjurkan sebagai makanan pertama yang
9
diberikan kepada bayi
Sebaiknya mulai diberikan 1-2 sendok teh saja, sesudah bayi minum sejumlah ASI atau formula, kecuali bila selalu menolak maka diberikan sebelumnya
Pemberian MP-ASI dimulai dengan tekstur yang lembut/halus dan konsistensi yang encer, selanjutnya secara bertahap dan konsistensinya ditingkatkan menjadi makin kental sampai padat dan kasar, mulai dengan jumlah sedikit (1-2 sdt) pada saat pengenalan makanan dan kemudian ditingkatkan sampai jumlah yang sesuai usia. Kenalkan satu-persatu jenis makanan sebelum diberikan berupa campuran dengan jarak 203 hari (4-7 hari bila terdapat riwayat alergi) agar bayi dapat mengenali rasa dan aroma setiap jenis baru. Makanan baru sebaiknya diberikan pada pagi hari agar ada cukup waktu bila ada simpang.9
Tabel 2. Pedoman pemberian makan pada bayi/anak usia 6-23 bulan mendapat ASI Umur
Tekstur
Frekuensi
Jumlah ratarata/kali makan
6-8 bulan
Mulai dengan
Mulai dengan 2-3
bubur halus,
sdm/kali
lembut, cukup
diringkatkan
kental,dilanjutkan
bertahap sampai ½
bertahap menjadi
mangkok (125ml)
lebih kasar 9-11 bulan
Makanan yang
½mangkok
dicincang halus
(125ml)
atau disaring kasar, ditingkatkan 9
Nasar, SS. Indonesia Menyusui. IDAI 2010:267-279.
10
semakin kasar sampai makanan bisa dipegang/diambil dengan tangan 12-23 bulan
Makanan
3-4x/hari. ASI
¾ sampai 1
keluarga, bila
diberikan.
mangkok (175-
perlu masih
Tergantung nafsu
250ml)
dicincang atau
makannya, dapat
disaring kasar
diberikan 1-2x selingan
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Complimentary Feeding: Report of the Global Consultation and of Guiding Principles for Complimentary Feeding of the Breastfed Child Geneva, World Health Organization. (2001). 2. Report of Informal Meeting to Review and Develop Indications for Complimentary Feeding, Washington D. C. (2002). 3. Greiner T. Sustained Brestfeeding, Complementation and Care Food and Nutrition Bull 1995; 16: 313-9. 4. Soetjiningsih, Suandi IKG. (2002). Gizi untuk Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Sagung Seto. 5. Dewey KG, Cohen RJ, Brown KH, Rivera LL. Age of Introduction of Complementary Foods and Growth of Term, Low Birth Weight, Brest-fed Infants: A Randomized Intervention Study in Hoduras. Am J Clin Nutr 1999; 69: 678-86. 6. Departemen Kesehatan RI. (2006). Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI Lokal). 7. Departemen Kesehatan RI. (2004). Peranan Dokter Dalam Peningkatan Penggunaan ASI. 8. Departemen Kesehatan RI. (2000). Makanan Pendamping ASI (MPASI). 9. Nasar, SS. Indonesia Menyusui. IDAI 2010:267-279.
12