Penyuluhan Dm Rssa Revisi-1.docx

  • Uploaded by: Aiiyu Blue Blibber
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penyuluhan Dm Rssa Revisi-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,009
  • Pages: 14
PAKET PENYULUHAN “DM (DIABETES MELITUS)”

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) IRNA I RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG NOVEMBER 2018

LEMBAR PENGESAHAN PAKET PENYULUHAN “DM (Diabetes Melitus)” RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Oleh : AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG AKES RAJEKWESI BOJONEGORO STIKES PANTI WALUYA MALANG D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Nama Kelompok : 1. Dion Eko Utomo 2. Rina Agus Cahyani 3. Rika Rosalia 4. Amelia Vidya Prastika 5. Christina Ayu Savitri 6. Mia Pratamawati 7. Yudha Suganda Putra 8. Faridzotul Azizah 9. Fitri Ayu Pratiwi

Menyetujui

Kepala Ruang

(

Perseptor Klinik

)

(

)

SATUAN ACARA PENYULUHAN DM (Diabetes Melitus)

Topik

: DM (Diabetes Melitus)

Sasaran

: Keluarga Pasien

Tempat

: Ruang 24A RSSA

Hari / tanggal : Kamis, 22 November 2018 Waktu

: 30 Menit

I. LATAR BELAKANG Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degenerative yang menjadi ancaman utama pada umat manusia pada abad ke-21. Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit tidak menular yang prevalensi semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes mellitus sering disebut dengan The Great Imitator, yaitu penyakit yang mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit ini timbul secara perlahan, sehingga seseorang tidak menyadari bahwa adanya berbagai macam perubahan pada dirinya. Perubahan seperti minum lebih banyak, buang air kecil lebih sering, berat badan terus menurun, dan berlangsung cukup lama, biasanya tidak diperhatikan, sehingga baru di ketahui setelah kondisi menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa darahnya (Mirza, 2012). DM adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik dengan ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin atau keduanya. Penyakit DM sering menimbulkan komplikasi berupa stroke, gagal ginjal, jantung, nefropati, kebutaan dan bahkan harus menjalani amputasi jika anggota badan menderita luka gangren. DM yang tidak ditangani

dengan baik angka kejadian komplikasi dari DM juga akan meningkat, termasuk komplikasi cedera kaki diabetes (Waspadji, 2010). Waspadji (2010) lebih lanjut menyebutkan bahwa penderita DM dapat terjadi komplikasi pada semua tingkat sel dan semua tingkatan anatomik. Manifestasi komplikasi kronik dapat terjadi pada tingkat pembuluh darah kecil (mikrovaskuler) berupa kelainan pada retina mata, glomerulus ginjal, syaraf dan pada otot jantung (kardiomiopati). Pada pembuluh darah besar (makrovaskuler), manifestasi komplikasi kronik DM dapat terjadi pada pembuluh darah serebral, jantung (penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah perifer (tungkai bawah). Komplikasi lain DM dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi dengan akibat mudahnya terjadi infeksi saluran kemih, tuberkolosis paru dan infeksi kaki, yang kemudian dapat berkembang menjadi ulkus atau gangren diabetes. Berdasarkan bukti epidemiologi terkini, jumlah penderita Diabetes Mellitus di seluruh dunia saat ini mencapai 20 juta (8,4 %), dan di perkirakan meningkat lebih dari 330 juta pada tahun 2025. Alasan peningkatan ini termasuk meningkatnya angka harapan hidup dan perubahan populasi yang tinggi, dua kali lipat disertai peningkatan angka obesitas yang di kaitkan dengan urbanisasi dan ketergantungan terhadap makanan olahan (WHO, 2009). Berdasarkan penelitian Departemen Kesehatan tahun 2001 dalam The Soedirman Journal of Nursing (2008), penyakit DM mempunyai populasi terbesar dunia di kawasan Asia. Indonesia menempati peringkat ke-4 dunia, setelah India, China, dan Amerika Serikat. Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia berdasarkan wawancara adalah 2,1% (15.169) jiwa dari 722,329 jiwa). Angka tersebut lebih tinggi dibanding dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31 provinsi (93,9%) menunjukkan kenaikan prevalensi DM yang cukup berarti. Fenomena tersebut memerlukan upaya efektif untuk mencegah terjadinya luka pada penderita DM. Upaya tersebut dapat berupa preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Pemeriksaan pada perawatan kaki pada pengelolaan

kaki diabetes merupakan upaya yang diutamakan pada keperawatan keluarga. Pemakaian alas kaki dianjurkan untuk mencegah cedera kaki.

II. TUJUAN a. Tujuan Umum Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan pasien dan keluarga mampu memahami dan mengerti tentang penyakit diabetes mellitus.

b. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang diabetes mellitus, diharapkan warga dapat: 1. Menjelaskan tentang diabetes mellitus 2. Menyebutkan penyebab diabetes mellitus 3. Menyebutkan tanda dan gejala diabetes mellitus 4. Menjelaskan tentang pencegahan dan pengobatan diabetes mellitus

c.

SASARAN Keluarga pasien di ruang 24A Rs. Saiful Anwar

d. MATERI ( TERLAMPIR )

e. METODE a. Ceramah b. Diskusi

f. MEDIA a. LCD b. Laptop

g. KEGIATAN PENYULUHAN No. Waktu

Langkah

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Peserta

1.

5 menit

Pembukaan

1) Mengucapkan salam 2) Memperkenalan diri 3) Menyampaikan tujuan

1) Menjawab salam 2) Memperhatikan 3) Mendengarkan 4) Menjawab pertanyaan

4) Menentukan kontrak waktu 5) Menggali pengetahuan peserta tentang materi yang akan disampaikan 2

15

Penyajian

menit

1) Menjelaskan

1) Mendengarkan

tentang definisi,

dan

tujuan, penyebab,

memberikan

tanda dan gejala

pendapat

diabetes mellitus. 2) Memberi

2) Bertanya jika

kesempatan untuk

ada yang tidak

bertanya.

dipahami tentang materi yang disampaikan

3

10 menit

Penutup

1) Menyimpulkan bersama. 2) Memberikan umpan balik. 3) Mengucapkan terima kasih

1) Membuat kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan. 2) Mendengarkan

kepada peserta

dan

atas

mempehatikan

partisipasinya

3) Membalas

dan

ucapan salam

mengucapkan

penutup dan

salam penutup.

berterima kasih

h. SETTING TEMPAT

i. KRITERIA EVALUASI 1.

Evaluasi Struktur a.

Peserta hadir di tempat penyuluhan DM

b.

Penyelenggara penyuluhan pendidikan kesehatan dilakukan di ruang 24A Rs. Saiful Anwar

2.

Evaluasi Proses a.

Penyuluhan berjalan sesuai rencana.

b.

Peserta yang diundang terlihat antusias terhadap materi penyuluhan.

c.

Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan dari peserta yang datang semuanya mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan.

d. 3.

Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.

Evaluasi Hasil Peserta memahami dan mengetahui tentang diabetes mellitus

DIABETES MELLITUS

A. PENGERTIAN Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis dan John, 2000). Diabetes Mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suryono, 2002). Diabetes Mellitus adalah penyakit kelebihan kadar gula darah di dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin.

B. MACAM DM DAN PENYEBABNYA a. Diabetes Tipe I Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta. Faktor-faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu kecenderungan atau predisposisi genetik ke arah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (human leucocyt antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan

proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe I meningkat tiga hingga lima kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLLA tersebut. Faktor-faktor imunologi. Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon otoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah jaringan asing. Faktorfaktor lingkungan. Adanya faktor eksternal yang dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta. (IrawanSusiloImim, dkk, 2000) b. Diabetes Tipe II Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes mellitus II. Faktor-faktor ini adalah : a. Usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun b. Obesitas c. Riwayat keluarga (IrawanSusiloImim, dkk, 2000) Secara umum penyebab DM adalah : a. Keturunan b. Usia c. Kegemukan d. Kurang gerak e. Kehilangan insulin f. Alkoholisme g. Obat-obatan

C. TANDA DAN GEJALA a. Berat badan menurun b. Banyak makan banyak minum c. Banyak kencing

d. Cepat lelah dan mengantuk e. Kesemutan pada jari f. Penglihatan kabur

D. PENGOBATAN Ada 5 cara untuk mengontrol gula darah tetap pada rentan normal (Tarwoto dkk, 2011) 1) Managemen diet Kontrol nutrisi, diet dan berat badan merupakan dasar penanganan pasien DM. Komposisi nutrisi pada diet DM adalah kebutuhan kalori, karbohidrat, lemak, protein dan serat. a. Kebutuhan kalori Tergantung dari berat badan (kurus, ideal, obesitas), jenis kelamin, usia, aktivitas fisik. Misalnya untuk pasien kurus kebutuhan kalori sekitar 2300-2500 kalori, BB ideal antara 1700-2100 kalori dan gemuk antara 1300-1500 kalori (Sukardji, 2007). b. Kebutuhan karbohidrat Karbohidrat merupakan komponen terbesar dari kebutuhan kalori tubuh, yaitu sekitar 50-60%. c. Kebutuhan protein Untuk adekuatnya cadangan protein diperlukan kira-kira 10-20% dari kebutuhan kalori atau 0,8 g/kg/hari. d. Kebutuhan lemak Kebutuhan lemak kurang dari 30% dari total kalori, sebaiknya dari lemak nabati daripada dari lemak hewani. e. Kebutuhan serat Serat dibutuhkan sekitar 20-35 g/hari dari berbagai bahan makanan atau rata-rata 25 g/hari. 2) Latihan fisik Ini sangat dibutuhkan bagi penderita DM, karena pada saat latihan fisik energi yang dipakai adalah glukosa dan asam lemak bebas. Jenis latihan fisik yang bisa dilakukan yaitu olahraga seperti latihan aerobik,

jalan santai, lari, bersepeda dan berenang. Latihan fisik ini bertujuan untuk: a) Menurunkan kadar glukosa darah dengan cara meningkatkan metabolisme terutama karbohidrat. b) Menurunkan BB, terutama pada pasien yang mengalami obesitas untuk mencapai BB normal/ideal. c) Meningkatkan sensitifitas insulin d) Meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar trigliserida e) Menurunkan tekanan darah 3) Obat-obatan a. Obat antidiabetik oral atau Oral Hypoglikemik Agent (OH) efektif pada DM tipe 2 jika managemen diet dan latihan fisik gagal. Jenis obat-obat anti diabetik oral adalah : a) Sulfonilurea

: Merangsang sel beta pankreas untuk melepaskan

cadangan insulin. b) Biguanida

:

Bekerja

dengan

cara

menghambat

penyerapan glukosa di usus. b. Pemberian hormon insulin Tujuannya untuk meingkatkan transport glukosa ke dalam sel dan menghambat konversi glikogen dan asam amino menjadi glukosa. Berdasarkan daya kerjanya insulin dibedakan menjadi : a) Insulin dengan masa kerja pendek (2-4 jam), seperti reguler insulin, actrapid. b) Insulin dengan masa kerja menengah (6-12 jam), seperti NPH insulin, Lente insulin. c) Insulin dengan masa kerja panjang (18-24 jam), seperti protamin zinc insulin, ultralente insulin. d) Insulin campuran yaitu kerja cepat dan menengah, misalnya 70% NPH, 30% reguler. Absorbsi dan durasi dari insulin bervariasi tergantung pada tempat penyuntikan, injeksi pada abdomen akan diabsorbsi lebih cepat dibanding injeksi pada lengan atau bokong.

Dosis insulin ditentukan pada : (1) Kebutuhan pasien. (2) Respon pasien terhadap injeksi insulin. 4) Monitoring Glukosa Darah Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri dengan menggunakan glukometer, pemeriksaan ini penting untuk memastikan darah dalam keadaan stabil. Cara pengukuran glukosa darah secara mandiri yaitu : a. Siapkan alat glukometer b. Pastikan kode pada alat glukometer sama dengan kode srip pereaksi khusus. c. Lakukan pengambilan darah kapiler dengan cara menusukkan stik pada ujung jari d. Tempelkan darah pada ujung strip pada glukometer e. Biarkan darah dalam strip sampai alat glukometer mengeluarkan angka kadar glukosa darah f. Hasil gula darah dapat dilihat pada layar monitor glukometer

E. KOMPLIKASI a. Hipoglikemia Hipoglikemia adalah keadaan klinik gangguan saraf yang disebabkan karena penurunan kadar glukosa darah. Gejala pada hipoglikemia dapat ringan berupa gelisah sampai berat berupa koma disertai kejang. Penyebab terseringnya adalah akibat obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea. b. Hiperglikemia Kelompok hiperglikemia, secara anamnesis ditemukan adanya masukan kalori yang berlebihan, penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut. Tandanya adalah kesadaran menurun disertai dehidrasi berat. Pada dasarnya pengobatan hiperglikemia adalah lakukan rehidrasi cepat untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian cepat

Nacl 0,9% sebanyak liter pada 30 menit pertama. 0,5 liter pada menit kedua jadi berjumlah 3 liter pada jam pertama. Kemudian berikan insulin pada jam ke 2 dalam bentuk bolus (intravena) dosis 180 mU/kg BB. Dengan tindakan ini akan segera memperbaiki keadaan. c. Mikroangiopati (kerusakan pada saraf-saraf perifer) pada organ yang mempunyai pembuluh darah kecil seperti pada (1) Retinopati diabetika (kerusakan saraf retina dimata) sehingga mengakibatkan kebutaan. (2) Neuropati diabetika (kerusakan saraf-saraf perifer) mengakibatkan gangguan sensoris pada organ tubuh. (3) Nefropati

diabetika

(kelainan/kerusakan

pada

ginjal)

dapat

mengakibatkan gagal ginjal d. Makroangiopati (1) Kelainan pada jantung dan pembuluh darah seperti infark miokard maupun gangguan fungsi jantung karena arterisklerosis (2) Penyakit vaskuler perifer (3) Gangguan sistem pembuluh darah otak atau stroke e. Gangguan diabetika karena adanya neuropati dan terjadi luka yang tidak sembuh-sembuh

DAFTAR RUJUKAN

Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2. Jakarta : EGC. Askandar, Tjokroprawiro. 2000. Simposium Diabetes Mellitus, Fakultas Kedokteran UNAIR RSUD Dr.Soetomo, Surabaya Irawan SusiloImim, dkk, 2000, Waspada Diabetes Mellitus. Bandung : Cahaya Remaja Johnson. 2000. Diabetes Terapi dan Pencegahannya. Bandung : IKAPI Sarwono, W, dkk. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta : FKUI Sidarwan, S. 2002. Petunjuk Praktis Pengelolaan DM Perkeni. Jakarta : FKUIRSU pnCipto. Smaltzer, Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, volume 2. Jakarta : EGC

Related Documents

Penyuluhan Dm Dr Galuh.pdf
December 2019 18
Rssa Malang.docx
November 2019 21
Dm
November 2019 48

More Documents from ""