Strategi Penyediaan Energi yang Berkesinambungan1 Oleh : Ir. Agus Sugiyono, M.Eng. Peneliti, BPP Teknologi
Abstrak Keterkaitan antara energi, lingkungan dan ekonomi saat ini merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan energi. Berbagai model telah dikembangkan untuk membantu dalam perencanaan energi. Dalam makalah dibahas perencaan energi di Indonesia yang meliputi kondisi permintaan dan penyediaan energi saat ini dan proyeksi untuk masa depan serta permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan energi. Hasil dari model MARKAL menunjukkan bahwa batubara mempunyai pangsa yang terbesar sebagai penyedia energi primer bagi Indonesia untuk masa depan.
1. Pendahuluan Bagi Indonesia energi memegang peranan yang penting karena disamping untuk mencukupi keperluan dalam negeri juga sebagai komoditi eksport. Konsumsi energi dalam negeri perkapita di Indonesia masih kecil dan diperkirakan akan terus meningkat seperti di negara berkembang lainnya. Untuk mencukupi kebutuhan energi tersebut diperlukan pengembangan sumber-sumber energi. Karena pengembangan sumber energi memerlukan waktu yang cukup lama serta biaya yang besar, maka harus dilakukan dengan perencanan yang baik. Keterkaitan antara sektor energi dengan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu aspek dalam perencanaan energi. Dalam pengambilan keputusan yang menyangkut perencanaan energi juga muncul paradigma baru yaitu keterkaitan antara energi, ekonomi, dan lingkungan (EEE : Energy-Environment-Economics). Ini merupakan tanggapan dari kenaikan penggunaan energi untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan kerusakan ekologi sebagai konsekuensi dari kenaikan penggunaan energi tersebut di masa lampau. Indonesia pun tidak lepas dari permasalah tersebut disamping permasalahan lain seperti penggunaan energi nonkomersial dan keterbatasan bahan bakar minyak yang merupakan andalan sumber energi saat ini. Berbagai model telah dikembangkan untuk membantu dalam perencanaan energi. Model yang berdasarkan ekonometrik atau teknik statistik banyak digunakan untuk membuat proyeksi kebutuhan energi jangka panjang. Sedangkan untuk strategi penyediaan energi, banyak digunakan teknik optimisasi dengan fungsi obyektif tertentu. Disamping itu juga telah dikembangkan model rekursif yang berdasarkan kesetimbangan permintaan dan penyediaan energi dengan mengatur parameter harga untuk jangka panjang. Model-model tersebut diantara Model Edmond-Reilly, Model Global 2100 dan model dari World Energy Council yang semuanya merupakan model global yang dibagi menjadi beberapa wilayah untuk jangka panjang. Sedangkan untuk Indonesia salah satu model yang cukup detail mengenai perencanan energi adalah model MARKAL. Dalam makalah ini akan dibahas berbagai permasalahan dalam penyediaan energi, khususnya di Indonesia. Selanjutnya akan diuraikan tentang strategi penyediaan energi untuk jangka panjang serta prospek dari berbagai sumber energi untuk masa depan. Pembahasan 1
Laporan Teknis, Desember 1995 1
termasuk juga aspek lingkungan yang akhir-akhir ini menjadi topik dalam berbagai seminar, baik nasional maupun internasional.
2. Pertumbuhan Ekonomi dan Penggunaan Energi Berdasarkan data statistik (gambar 1) terlihat bahwa selama 5 tahun terakhir ini pangsa energi nonkomersial sudah mulai turun digantikan dengan energi komersial. Untuk energi komersial, konsumsi energi primer yang terbesar adalah minyak bumi diikuti dengan gas alam dan batubara. Sedangkan pangsa sumber energi terbarukan seperti tenaga air dan geothermal masih sangat kecil. 100 Biomasa
90
Geothermal
80
Tenaga Air
70
Batubara MTOE
60
Gas Alam
50
Minyak Bumi
40 30 20 10 1991
1989
1987
1985
1983
1981
1979
1977
1975
1973
1971
0
Tahun
Gambar 1. Konsumsi energi primer [5] Penggunaan energi komersial untuk setiap sektor ditunjukkan pada gambar 2. Sektor industri merupakan pemakai terbesar dengan pertumbuhan sekitar 10 % per tahun. Pangsa kedua penggunaan energi adalah sektor transportasi dengan pertumbuhan sekitar 7.6 % per tahun dan sektor rumah tangga dengan pertumbuhan sekitar 7.3 % per tahun. Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang banyak mempengaruhi permintaan energi. Berdasarkan sensus tahun 1990 jumlah penduduk sudah mencapai 179,3 juta jiwa dan pertumbuhan penduduk saat ini sekitar 1.8 % per tahun. Pada gambar 3 diperlihatkan proyeksi pertumbuhan penduduk Indonesia sampai tahun 2021. Faktor lain yang banyak mempengaruhi permintaan energi, disamping pertumbuhan penduduk, adalah pertumbuhan ekonomi dan efisiensi dalam memanfaatkan energi tersebut. Indonesia termasuk negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Kebijaksanaan pemerintah pertengahan tahun 1980 menghasilkan pertumbuhan produk domestik bruto (GDP) sebesar 7,5 % pada tahun 1989, 7,1 % pada tahun 1990 dan sebesar 6.6 % pada tahun 1991. Pertumbuhan GDP jangka panjang diperkirakan berkisar antara 5 % sampai 6 % per tahun [1].
2
1991
1989
1987
1985
1983
1981
1979
1977
1975
1973
OtherSect Transport Industry
1971
Tahun
40 35 30 25 20 15 10 5 0
MTOE
Gambar 2. Konsumsi energi tiap sektor [5]
300
250
Other Island Kalamantan Sumatera Jawa
Juta Jiwa
200
150
100
50
0 1991
1996
2001
2006
2011
2016
2021
Tahun
Gambar 3. Proyeksi pertumbuhan penduduk [1]
3. Strategi Penyediaan Energi 3.1 Proyeksi permintaan dan penyediaan energi Gambar 4 memperlihatkan proyeksi permintaan energi setiap sektor sampai tahun 2021. Seperti data statistik, pertumbuhan permintaan energi pada sektor industri, transportasi serta rumah tangga cukup besar. Pada tahun 2001 pangsa permintaan energi di sektor rumah tangga paling besar dan mencapai 33 % dari total permintaan energi. Hal ini disebabkan makin meningkatnya standard hidup masyarakat serta makin makin meningkatnya keperluan energi listrik untuk rumah tangga. Pada tahun 2021 diharapkan pertumbuhan penduduk sudah tidak terlalu besar sehingga pangsa permintaan energi di sektor rumah tangga juga menurun menjadi sekitar 16 %. Pada saat itu pangsa permintaan energi di sektor industri menempati urutan pertama sebesar 33 %.
3
300 Nonenergy
MTOE
250
Commersial
200
Household
150
Transport Industri
100 50 0 1991
2001
2011
2021
Tahun
Gambar 4. Proyeksi permintaan energi tiap sektor [2] Dengan melihat kondisi cadangan dan produksi bahan bakar fossil (tabel 1) dapat ditunjukkan bahwa adanya keterbatasan dalam pemakaian minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi serta cadangan batubara yang masih sangat besar dan belum banyak dimanfaatkan. Pada tingkat produksi minyak bumi saat ini maka cadangan akan habis sekitar tahun 2005 bila tidak diketemukan cadangan baru. Untuk mempertahankan minyak bumi sebagai komoditi eksport maka perlu mengurangi penggunaan bahan bakar minyak dalam negeri dengan meningkatkan penggunaan gas alam dan batubara untuk pembangkit tenaga listrik, disamping melakukan pencarian cadangan baru. Tabel 1. Cadangan energi dan penggunaannya pada tahun 1990 [1] Minyak bumi
Tenaga Air
Geothermal
10 ton
GW
GW
64
4.8
75
16
5.4
38
29.5
-
-
Cadangan Total
10.7
102
34.3
75
16
Produksi tahun 1990
0.47
2.1
0.011
-
-
Kapasitas tahun 1990
-
-
-
2.2
0.17
9
Gas Alam
10 Barrel
12
10 scf
Cadangan Terbukti
5.3
Cadangan Potensial
Batubara 9
Dengan memperhatikan cadangan energi yang tersedia dapat diperkirakan bahwa penggunaan batabara untuk jangka panjang akan semakin besar. Pada gambar 5 diperlihatkan hasil optimisasi dari model MARKAL dengan scenario tinggi dan pengurangan emisi. Tingkat pertumbuhan penyediaan energi primer rata-rata meningkat sebesar 5.4 % per tahun. Dengan pertumbuhaan ini berarti setiap 13 tahun jumlah penyediaan energi akan naik dua kali lipat. Pada tahun 2001 pangsa terbesar penyediaan energi adalah minyak bumi dan gas alam masing-masing sebesar 29 % dan 27 % dari total penyedian energi primer. Setelah itu pangsa batubara mulai membesar dan mencapai 40 % pada tahun 2021. Biomassa meskipun pangsanya terus menurun karena kurang fleksible dalam penggunaannya, tetapi kuantitasnya terus meningkat.
4
400 350
Biomassa Hydro&Geo
MTOE
300
Coal
250
Gas
200
Oil
150 100 50 0 1991
2001
2011
2021
Tahun
Gambar 5. Proyeksi penyediaan energi [1]
3.2 Aspek lingkungan Dengan meningkatnya penggunaan batubara akan menyebabkan dua masalah utama. Pertama adalah dampak lingkungan seperti emisi debu, SO2 dan NO2 dan yang kedua adalah mempersiapakan prasarana transportasi batubara karena cadangan batubara berada di Sumatera dan Kalimantan sedangkan konsumsi energi terbesar berada di Jawa. Seperti terlihat pada gambar 6 dampak lingkungan dari pemakaian batubara cukup besar, khususnya dalam proses konversi batubara sebagai energi primer menjadi energi final. Bagi Indonesia sebagian besar batubara dikonversikan menjadi energi listrik. Untuk mengurangi dampak lingkungan pada pembangkit listrik baik yang menggunakan batubara maupun bahan bakar fossil lainya dapat dilakukan dengan beberapa cara : - menggunakan electrostatic precipitator untuk mengurangi emisi debu - menggunakan desulphurisasi untuk mengurasi emisi SO2, dan - menggunakan de NOx untuk mengurangi emisi NO2. Pada pembangkit listrik batubara kemungkinan lain untuk mengurangi emisi adalah menggunakan teknologi batubara bersih (clean coal technology). Dampak lingkungan lainnya yang berhubungan dengan penggunaan energi adalah emisi CO2. Meskipun Indonesia masih relatif kecil dalam penggunaan energi sehingga emisi CO2 yang ditimbulkannya juga masih kecil tetapi karena efek emisi CO2 merupakan efek global untuk seluruh dunia maka perlu juga mempertimbangkannya. Saat ini di negara maju langkahlangkah untuk mengurangi emisi CO2 terus diusahakan, seperti Belanda dan Swedia telah memberlakukan pajak emisi CO2 dan dalam seminar internasional dibahas juga kemungkinan memberlakukan perdagangan emisi CO2 antar negara. Bagi negara yang emisi CO2 melebihi ketentuan harus membayar kepada negara yang emisinya rendah. Hal ini kemungkinan akan menguntungkan bagi negara berkembang yang emisi CO2nya masih sangat kecil dibandingkan dengan negara maju.
5
* Disturbance is mainly in the form of mining or analogous activity and resulting solid waste disposal + Destruction is the result of mining or analogous activity and/or massive resulting contamination & Eutrophication often occurs £ Thermal pollution and some heavy metal contamination
Gambar 6. Tingkat dampak lingkungan dari bermacam-macam energi primer [4]
6
Gambar 7. Proyeksi dari kerangka waktu dalam pengembangan teknologi energi [7]
7
3.3 Prospek berbagai sumber energi baru Selain bahan bakar fossil seperti minyak bumi, gas alam dan batubara yang untuk jangka panjang sangat besar pangsanya sebagai penyediaan energi, masih banyak sumber energi selain bahan bakar fossil yang mempunyai prospek yang baik. Pada gambar 7 ditunjukkan proyeksi pengembangan teknologi energi baru dan juga proyeksi proses baru dalam memanfaatkan bahan bakar fossil. Terlihat bahwa teknologi pemanfaatan biomassa, teknologi sel surya dan juga teknologi bahan baru yang lainnya terus dikembangkan sehingga kemungkinan pemanfaannya juga semakin besar. Di Indonesia masih banyak daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik. Sehingga energi terbarukan seperti tenaga surya, minihidro, geothermal dan teknologi baru untuk konversi biomasa akan memegang peranan penting di daerah tersebut.
Gambar 8. GENESIS [6] Beberapa studi memproyeksikan bahwa biaya pembangkit listrik tenaga surya untuk masa depan akan semakin murah. Hal ini memberikan harapan untuk membuat perencanan penggunaan energi tenaga surya dalam skala global. Pada gambar 8 diperlihatkan salah satu kemungkinannya. Meskipun secara ekonomis belum terbukti layak untuk saat ini tetapi memberi wawasan dalam penggunaan energi surya untuk masa depan. Perencaan tersebut diberi nama GENESIS (Global Energy Network Equipped with Solar Cells and Internatonal Superconductor Grids).
3.4 Peningkatan efisiensi dan konservasi energi Untuk lebih mendayagunakan pemakaian energi, peningkatan efisiensi sisi penyediaan energi memegang peranan yang penting, seperti peningkatan efisiensi pembangkit tenaga listrik dan distribusinya. Disamping meningkatkan efisiensi sisi penyedian energi, perlu ditingkatkan juga efisiensi sisi pemakai. Dalam hal ini peralatan pemakai energi juga sangat berpengaruh terhadap kuantitas pemakaian energi. Dalam sektor industri ada dua cara untuk lebih mendayagunakan pemakaian energi. Pertama adalah menggunakan peralatan baru yang mempunyai kehilangan energi yang lebih kecil dan yang kedua adalah mengubah pola penggunaan peralatan ataupun proses yang bisa mengurangi penggunaan energi. Penggunaan bahan baku yang berasal dari recycling merupakan contoh proses yang dapat mengurangi pemakaian energi dalam sektor industri. Di beberapa negara maju telah diterapkan kereta api sebagai alat transportasi masal dan berdayaguna yang tinggi karena tepat waktu dan penggunaan energi yang efisien. Di Indonesia 8
saat ini sektor transportasi masih didomimasi dengan penggunaan mobil sebagai alat transportasi masal. Mengingat makin meningkatnya kebutuhan akan transportasi dan juga adanya keterbatasan bahan bakar minyak maka sektor transportasi masal dengan kereta rel listrik mempunyai prospek yang baik.
3.5 Kerjasama internasional Untuk membangun prasarana penyediaan energi diperlukan kerjasama dengan negara maju karena teknologi tersebut berada di negara maju. Dalam kaitan ini transfer teknologi serta penyesuaian teknologi yang ada dengan kondisi setempat, misalnya untuk teknologi minihidro dan tenaga surya, merupakan hal yang sangat penting. Bersamaan dengan itu diperlukan juga kelengkapan dalam pendidikan dan latihan untuk mendukung kemandirian serta pengembangan lebih lanjut sistem energi dan teknologi yang sudah disesuaikan dengan kondisi setempat. Masalah dampak lingkungan global, seperti emisi CO2 juga harus ditanggulangi secara global juga. Sehingga diperlukan kerjasama internasional untuk menanggulangi dampak lingkungan global.
4. Penutup Batubara merupakan energi utama bagi Indonesia untuk masa depan. Karena sifat batubara yang berdampak besar terhadap lingkungan dalam penggunaannya maka diperlukan berbagai cara untuk menggulanginya. Dalam sektor transportasi diharapkan pangsa transportasi dengan kereta api akan semakin besar karena mempunyai efisiensi yang lebih baik bila dibandingkan dengan transportasi dengan mobil. Disamping itu keterbatasan bahan bakar minyak juga menuntut sektor transportasi untuk bisa lebih banyak menggunakan tenaga listrik dan hal ini hanya mungkin dengan transportasi kereta rel listrik. Kerjasama internasional diperlukan untuk membangun prasarana penyediaan energi dan untuk menanggulangi dampak lingkungan global.
Daftar Pustaka [1] BPPT-KFA, Environmental Impact of Energy Stategies for Indonesia : Final Summary Report, May 1993. [2] Djojonegoro, Dr.-Ing.Wardiman dkk, Strategi penyediaan energi yang berwawasan lingkungan, KNI-WEC, Seminar energi nasional ke-4, Jakarta, 1992. [3] Edmonds, Jae and John Reilly, Global energy production and use to the year 2050, Energy Vol. 8, No. 6, 1983. [4] Japan Atomic Energy Society, Investigation on standard condition of nuclear energy development and utilization, in Japanese, March, 1994. [5] International Energy Agency, The IEA energy balances and statistics databases, on diskette, 1993. [6] Wakamura, Kazutaka and Nobuyoshi Baba, Energy technology and resource, in Japanese, Sangyo Tosyo Co, Tokyo, 1993. [7] Wold-Energy-Committe Commission, Energy for tomorrow's world, ST. Martin's Press Inc., New York, 1993.
9
Paper/Publication Available at www.geocities.com/Athens/Academy/1943/paper.htm Published Paper 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11. 12. 13.
14. 15. 16. 17. 18.
19.
20.
Agus Sugiyono, Renewable Energy Development Strategy in Indonesia: CDM Funding Alternative, Proceeding of the 5th Inaga Annual Scientific Conference and Exibition, p. 64-69, ISBN 979-8918-28-2, Yogyakarta, 7-10 March 2001. Agus Sugiyono, Indikator Pembangunan Sektor Tenaga Listrik yang Berkelanjutan, dalam Aryono, N.A. dkk., Editor, Pengelolaan dan Pemanfaatan Energi dalam Mendukung Pembangunan Nasional Berkelanjutan, hal. 150-155, ISBN 979-95499-11, BPPT, Jakarta, 2000. M. Sidik Boedoyo dan Agus Sugiyono, Optimasi Suplai Energi dalam Memenuhi Kebutuhan Tenaga Listrik Jangka Panjang di Indonesia, dalam Wahid, L.O.M.A. dan E. Siregar, Editor, Pengaruh Krisis Ekonomi terhadap Strategi Penyediaan Energi Nasional Jangka Panjang, hal. 19-23, ISBN 979-95999-0-3, BPPT, Jakarta, 2000. Agus Sugiyono, Prospek Penggunaan Teknologi Bersih untuk Pembangkit Listrik dengan Bahan Bakar Batubara di Indonesia, Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol.1, No.1, hal. 90-95, ISSN 141-318X, BPPT, Jakarta, Januari 2000 Agus Sugiyono, Pengembangan Industri Padat Energi di DAS Mamberamo sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kawasan Timur Indonesia, Prosiding Teknologi, Ekonomi dan Otonomi Daerah, hal. 2-89 - 2-96, ISBN 979-9344-01-8, BPPT, Jakarta, 1999. Agus Sugiyono, Energy Supply Optimization with Considering the Economic Crisis in Indonesia, Proceeding of the 8th Scientific Meeting, p. 65-68, ISSN 09187685, Indonesia Student Association in Japan, Osaka, September 1999. Agus Sugiyono, Permintaan dan Penyediaan Energi Berdasarkan Kondisi Perekonomian di Indonesia dengan Menggunakan Model Nonlinear Programming, Majalah Ilmiah Analisis Sistem, No. 12, Tahun VI, ISSN 0854-9117, BPPT, Jakarta, 1999. Agus Sugiyono, Kendali Sistem Energi untuk Pertanian Rumah Kaca, Prosiding Seminar Nasional Penerapan Teknologi Kendali dan Instrumentasi pada Pertanian, hal. S5-5.1 - S5-5.4, ISBN 979-8263-19-7, MASDALI - BPPT, Oktober 1998. Agus Sugiyono, Social, Economic, and Culture Aspects for Mamberamo RCA Development, Mamberamo Now Quarterly Newsletter, Vol.2, No.3, ISSN 1410-5578, October 1998, MIC. Agus Sugiyono, Assessment of Environmental Impact in Upstream Mamberamo, Mamberamo Now Quarterly Newsletter, Vol.2, No.2, ISSN 1410-5578, July 1998, MIC. Agus Sugiyono, Strategi Penggunaan Energi di Sektor Transportasi, Majalah BPP Teknologi, No. LXXXV, hal 34-40, ISSN 0216-6569, Mei 1998, Penerbit BPPT. Agus Sugiyono, Overview of Nickel Industry in Indonesia, Mamberamo Now Quarterly Newsletter, Vol.2, No.1, ISSN 1410-5578, April 1998, MIC. Agus Sugiyono, Teknologi Turbin Gas/Gasifier Biomasa Terintegrasi untuk Industri Gula, Prosiding Energi Terbarukan dan Efisiensi Energi, DJLPE dan BPPT, hal. 28 - 41, ISBN 979-95441-0-6, Januari 1998. Agus Sugiyono, Hydroelectric Potentials in Mamberamo 1, Mamberamo 2, and Edi Valen, Mamberamo Now Quarterly Newsletter, Vol.1, No.3, October 1997, MIC. Agus Sugiyono, Mamberamo Related Information on the WEB, Mamberamo Now Quarterly Newsletter, Vol.1, No.2, July 1997, MIC. Agus Sugiyono, Teknologi Daur Kombinasi Gasifikasi Batubara Terpadu, Prosiding Hasil-hasil Lokakarya Energi 1996, KNI WEC, Oktober 1996. Agus Sugiyono, Proses Hydrocarb untuk Biomas dan Bahan Bakar Fosil, INNERTAPIndonesia, DJLPE, September 1995. Agus Sugiyono and Shunsuke Mori, Energy-Economy Model to Evaluate the Future Energy Demand-Supply in Indonesia, The Institute of Energy and Resource, Japan, Januari 1995. (+GAMS Source Program) Agus Sugiyono and Shunsuke Mori, Integrated Energy System to Improve Environmental Quality in Indonesia, The Institute of Instrumentation and Control System, Japan, Oktober 1994. Agus Sugiyono, Prospek Pembangkit Listrik Daur Kombinasi Gas untuk Mendukung Diversifikasi Energi, Komite Nasional Indonesia, World Energy Council, Juli 1991.
21. Setiadi Indra D.N. dan Agus Sugiyono, Pola Pemakaian dan Distribusi Gas Bumi di Indonesia pada Perioda Pembangunan Tahap Kedua, Komite Nasional Indonesia, World Energy Council, Juni 1990. 22. Agus Sugiyono, Proyeksi Pemanfaatan Gas Alam untuk Pembangkit Tenaga Listrik, BPP Teknologi, Januari 1990. 23. Agus Sugiyono, Model Komputer Pertumbuhan Ekonomi Makro dengan Menggunakan Bahasa Pascal, Biro Hukum dan Humas, Deputi Bidang Administrasi, BPP Teknologi, Januari 1990. Technical Note 1. 2. 3. 4.
5. 6. 7.
8.
9.
10. 11.
12.
13. 14.
15. 16. 17.
Agus Sugiyono, Pembuatan, Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Perlakuan Panas untuk Pande Besi, Laporan Teknis, Maret 2000. Agus Sugiyono, Studi Pendahuluan untuk Analisis Energi-Exergi Kota Jakarta, Laporan Teknis, Maret 2000. Agus Sugiyono, Sistem Informasi Pengembangan PLTA Mamberamo di Internet, Laporan Teknis, Desember 1999. M Sidik Boedoyo, Endang Suarna, and Agus Sugiyono, Case Studies on Comparing Sustainable Energy Mixes for Electricity Generation in Indonesia, Presented at Co-ordination Research Project Meeting on Case Study to Assess and Compare Different Sources in Sustainable Energy and Electricity Supply Strategies, Zurich, Switzerland, 14-16 December 1999. Agus Sugiyono dan M. Sidik Boedoyo, Perubahan Pola Penggunaan Energi dan Perencanaan Penyediaan Energi, submitted, KNI-WEC, 1999. Agus Sugiyono, Aspek-Aspek dalam Desain PLTA Mamberamo, Laporan Teknik, Pebruari 1999. Agus Sugiyono, Prospek Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Skala Besar Mamberamo I, Mamberamo II, dan Edi Vallen di Irian Jaya, Laporan Teknik, Pebruari 1999. Agus Sugiyono, La Ode M.A. Wahid, Irawan Rahardjo, and Farid S. Kresna, Electricity Planning in Indonesia using DECADES Tools, Presented at IAEA Regional Training Course on Comparative Assessment of Nuclear Power & Other Energy Sources in Support of Sustainable Energy Developments, 8 June - 3 July 1998, Taejon, Korea. Agus Sugiyono and Dadang Hilman, Mitigation of GHGs from Energy and Forestry Sector in Indonesia, Presented at Climate Change Mitigation in Asia and Financing Mechanism Conference, UNEP-GEF-World Bank, Goa, India, 4-6 May 1998. Agus Sugiyono, Perencanaan Energi Nasional dengan Model MARKAL, Laporan Teknis, Desember 1997. Abubakar Lubis and Agus Sugiyono, DECADES Tool to Make Comparative Assessment of Electricity Generation in Indonesia, Presented at Review of Experience in Using the Agency's Databases and Software Packages for Assessment of Nuclear and Other Energy Systems, Argonne National Laboratory, USA, 2-13 December 1996. Abubakar Lubis and Agus Sugiyono, Overview of Energy Planning in Indonesia, Presented at Technical Committe Meeting to Assess and Compare the Potential Rule of Nuclear Power and Other Options in Allevating Health and Environmental Impacts from Electricity Generation, IAEA, Vienna 14 - 16 October 1996. Agus Sugiyono, Buku Panduan Jaringan Komputer di Direktorat Teknologi Energi, BPP Teknologi, Laporan Teknis, DTE BPPT, April 1996. Agus Sugiyono and Agus Cahyono Adi, Comparative Assessment of Electricity Supply Strategies in Indonesia, Presented at Coordination Meeting on Case Studies to Assess and Compare the Potential Role of Nuclear Power and other Options in Reducing the Emissions and Residuals from Electricity Generation, 27 to 29 March 1996, Bucharest, Rumania. Agus Sugiyono, Model Energi Global, Laporan Teknis, Direktorat Teknologi Energi, BPPT, Desember 1995. Agus Sugiyono, Strategi Penyediaan Energi yang Berkesinambungan, Laporan Teknis, Direktorat Teknologi Energi, BPPT, Desember 1995. Agus Sugiyono, Metodologi Studi Markal, Disampaikan pada Workshop on Environmental Analysis Using Energy and Power Evaluation Programme (ENPEP), BATAN, September 1995.