Langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
Bacakan buku untuk anak-anak. Waktu yang paling baik untuk membacakan buku adalah saat anak berusia 6 bulan, atau bahkan lebih muda. Saat anak sudah berusia lebih besar, cobalah membaca bersama-sama dengan anak.
Bekerja sama dengan sekolah anak Anda. Bicarakan kondisi anak dengan guru atau kepala sekolah, dan diskusikan cara yang paling tepat untuk membantu anak Anda supaya berhasil dalam pelajaran.
Perbanyak waktu membaca di rumah. Anda mungkin bosan membacakan cerita yang sama dan berulang-ulang pada anak Anda, namun pengulangan ini akan semakin meningkatkan kemampuan anak untuk memahami cerita sehingga mereka menjadi tidak begitu asing lagi dengan tulisan dan cerita. Berikan juga waktu untuk anak Anda membaca sendiri tanpa bantuan Anda.
Buatlah membaca menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan. Anda dapat memilih topik bacaan ringan yang menyenangkan, atau suasana membaca di tempat lain misalnya di taman.
Menyemangati dan membujuk anak untuk membaca buku serta mendiskusikan isinya bersamasama juga akan berguna. Hindarilah mencela saat anak melakukan kesalahan dalam membaca agar kepercayaan diri anak dapat dibangun. Intervensi edukasi tidak hanya berguna bagi penderita disleksia anak-anak, tapi juga untuk penderita remaja dan dewasa dalam meningkatkan kemampuan baca dan tulis mereka. Demikian pula dengan melibatkan bantuan teknologi seperti program komputer dengan perangkat lunak pengenalan suara. Penanganan disleksia membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Karena itu, keluarga serta penderita dianjurkan untuk bersabar menjalaninya. Dukungan serta bantuan dari anggota keluarga serta teman dekat akan sangat membantu. Selain kerusakan pada otak, disleksia juga bisa disebabkan oleh lemahnya kemampuan visual. Hal ini lebih dikenal dengan disleksia visual. Para penderita disleksia visual tidak memiliki masalah pada fungsi kebahasaan, hanya saja lemahnya kemampuan mata dalam membaca serta lemahnya kemampuan otak dalam menerjemahkan huruf-huruf menyebabkan penderitanya kesulitan dalam memahami tulisan. Disamping disleksia visual, ada pula disleksia auditori. Berbeda dengan disleksia visual, disleksia auditori merupakan disleksia yang menyerang bagian saraf-saraf pendengaran dan bagian otak yang bertugas menerjemahkan bunyi. Hal ini yang menyebabkan penderitanya tidak bisa mengaitkan suatu huruf dengan bunyi yang dimilikinya secara tepat.