Penuntun_biomedis_2[1].docx

  • Uploaded by: Dandy Zwageri
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penuntun_biomedis_2[1].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 11,329
  • Pages: 68
DATA PRIBADI

NAMA

:

TERESA FEBRIANI HERMAN

NIM

:

1813015273

PRODI

:

S1 FARMASI

JURUSAN

:

FARMASI

SEMESTER :

2 (DUA)

KELAS

S1 C2 2018

:

PERCOBAAN I SISTEM ORGAN

I.

Uraian Umum Percobaan

Organ

merupakan

bagian

tubuh

yang

memiliki

satu

atau

lebih

fungsi

tertentu.Penyusun organ adalah beberapa jenis jaringan yang terorganisir dan saling berkaitan satu dengan lainnya. Contoh: usus halus, berfungsi mencerna dan menyerap sari-sari makanan. Struktur usus halus terdiri dari jaringan otot, jaringan epitel, jaringan ikat dan jaringan saraf. Sistem organ merupakan bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan fungsinya. Dalam melaksanakan kerjasama ini setiap organ tidak bekerja sendiri-sendiri, melainkan organ-organ saling bergantung dan saling mempengaruhi satu sama lain. Tanpa ada kerjasama dengan organ lain, maka proses dalam tubuh tidak akan terjadi. Sistem organ yang dimiliki manusia adalah, sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem sirkulasi, sistem ekskresi, sistem gerak, sistem reproduksi, sistem saraf, sistem integument dan sistem hormon.Pada mammallia terdapat 11 sistem organ yang menyusun individu.Berikut pada tabel 1.adalah uraian sistem organ yang menyusun individu. Sistem Organ Sistem Pencernaan

Fungsi dan Komponen Komponen utama: Mulut, faring,esophagus, lambung, usus halus, hati, pankreas, anus Fungsi utamanya pengolahan makanan sehingga makanan (nutrisi) tersebut dapat dimanfaatkan oleh tubuh, melalui aktivitas menelan, mencerna, penyerapan dan pembuangan.

Sistem Sirkulasi

Komponen utama: jantung, Pembuluh darah, darah

(Peredaran)

Fungsi utamanya adalah distribusi bahan-bahan internal

2

(nutrient, oksigen, dan zat yang sudah tidak dibutuhkan tubuh) Sistem Respirasi

Komponen utama: paru-paru, trakea, dan saluran pernafasan lainnya. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas (pengambilan oksigen, pembuangan karbondioksida, mengatur keseimbangan asam basa pH).

Sistem Kekebalan dan

Komponen utama: sumsum tulang, nodus limfa, sel

Limfatik

darah putih Fungsi utamanya adalah pertahanan tubuh (perlawanan terhadap infeksi dan kanker)

Sistem Ekskresi

Komponen utama: Ginjal, ureter, kandung kemih, uretra. Fungsi utamanya adalah pembuangan sisa metabolisme, pengaturan keseimbangan osmotik darah.

Sistem Endokrin

Komponen utama: hipofisis (pitutari), tiroid, pankreas dan kelenjar penghasil hormone lainya Fungsi

utamanya

koordinasi

aktivitas

tubuh

(pencernaan, metabolisme) Sistem Reproduksi

Komponen utama: Ovarium, testes, dan organ terkait Fungsi utamanya adalah reproduksi

Sistem Saraf

Komponen utama: otak, sumsum tulang belakang, sel saraf, organ sensoris Fungsi utamanya adalah koordinasi aktivitas tubuh seperti deteksi stimulus dan formulasi atau penentuan respon terhadap stimulus, mengatur aktivitas muskuler dan sekresi kelenjar

Sistem Integumen

Komponen Utama: kulit (termasuk rambut, kuku, kelenjar kulit)

3

Fungsi utamanya adalah penyokong tubuh, perlindungan terhadap cidera mekanis, infeksi dan kekeringan. Sistem Rangka

Komponen utama: rangka tubuh (aksial, apendikular, tulang dan rawan) Fungsi

utamanya

adalah

penyokong

tubuh

dan

perlindungan organ-organ dalam. Sistem Otot

Komponen utama: Otot rangka Fungsi utamanya adalah pergerakan, lokomosi.

Dalam hal ini tidak hanya mencakup tentang bagaimana masing-masing sistem melakukan fungsinya, akan tetapi juga mekanisme yang terlibat yang mengatur kegiatan ini dalam mempertahankan homeostatis dalam berbagai kondisi. Sistem organ akan saling bekerjasama untuk mempertahankan lingkungan yang optimal untuk sel-sel tubuh melalui proses yang disebut homeostatis. Homeostatis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik.

II.

Tujuan Percobaan 1. Memahami dan dapat menjelaskan sistem organ yang terdapat pada manusia beserta fungsinya. 2. Mengetahui

organ-organ

utama

dari

setiap

sistem

organ

dan

dapat

mengidentifikasinya pada model. 3. Memahami fungsi masing-masing organ pada sistem organ.

III.

Kegunaan Percobaan dalam Ilmu Kefarmasian Anatomi dan fisiologi merupakan mata kuliah pendukung dalam pembelajaran

kefarmasian yang mana kedua ilmu tersebut mempelajari mengenai struktur dan fungsi normal tubuh manusia. Dalam bidang keahliannya, seorang farmasis dituntut

4

dapat mengembangkan obat-obatan yang mayoritas digunakan kepada manusia. Untuk dapat mengembangkan obat-obatan tersebut maka diperlukan pengetahuan mengenai jalannya obat di dalam tubuh beserta perubahan fisilogis yang ditimbulkan. Oleh karena hal tersebut, maka seorang farmasis harus mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia untuk menunjang pekerjaannya.

IV.

Hubungan Percobaan dengan Materi Kuliah Teori Hubungan percobaan dengan materi kuliah teori yaitu agar mahasiswa mampu

mengetahui sistem organ manusia

V.

Alat dan Bahan a. Torso manusia

VI.

Cara Kerja Percobaan a. Disiapkan torso b. Digambar bagian dan organ-organ yang terdapat di dalam torso c. Diberi keterangan nama organ pada gambar beserta fungsinya

VII.

Pembahasan 1. Sistem Pencernaan Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalaah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energy, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. 

Mulut

5

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incivius) dan dikunyah dengan gigi belakang (molat, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebutdengan enzim-enzim pencernaannya. Selain berfungsi sebagai pengecap rasa dan membantu proses mengunyah, bersama bibir lidah juga berfungsi mengolah suara agar dapat berbicara jelas. 

Tenggorokan (Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan 

Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan akan berjalan melaluikerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. 

Lambung

Merupakan organ otot yang berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang kedelai. Terdiri dari 3 bagian yaitu: kardia, fundus, dan antrum. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot yang berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang ber kontraksi secara ritmit untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. 

Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecill adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahanpecahan makanan yang di cerna). 

Usus besar (kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adlah bagian usus antara usus buntu dan rectum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

6

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan bantu penyerapan zat-zat gizi. (Sarpini, 2016) Mekanisme Kerja  Penghancuran Makanan Penghancuran makanan dilakukan oleh gigi dan dibantu oleh lidah dan ludah. Gigi manusia terdiri dari tiga jenis yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Gigi seri bertugas memotong makanan, gigi taring bertugas mengoyak makanan, dan gigi geraham bertugas untuk menggilas, menghancurkan, melumatkan, dan menghaluskan makanan. Lidah berfungsi untuk memindah-mindahkan makanan saat dikunyah dan membantu menelan, selain itu juga berfungsi sebagai pengecap rasa makanan. Sedangkan ludah berfungsi untuk membantu menghaluskan makanan hingga menjadi seperti bubur.  Pencernaan Kimiawi di Rongga Mulut Selain untuk membasahi makanan, ludah juga berfungsi untuk mencerna makanan secara kimiawi. Itu karena di ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ini berfungsi mengubah amilum (karbohidrat) menjadi glukosa (maltosa/gula sederhana). Namun, kadar amilum yang diubah di dalam rongga mulut hanyalah sekitar 5% dari total makanan yang dimakan, sisanya akan tertelan dan proses pencernaan berlanjut di dalam lambung sampai pH lambung turun dibawah 6,8 karena aktivitas asam klorida. Enzim ptialin juga terdapat di dalam pankreas.  Proses Menelan Proses penelanan makanan dimulai dari menelan dengan bantuan lidah. Lidah sangat berperan dalam proses penelanan makanan. Kemudian makanan

akan

turun

ke

lambung

melalui

kerongkongan.

Di

7

kerongkongan akan terjadi gerak peristaltik untuk membantu makanan turun ke lambung.  Mekanisme Pencernaan di Lambung Di lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim renin, enzim pepsin, dan asam klorida. Makanan akan dilumatkan oleh gerakan lambung yang sangat kuat sambil diberikan zat kimia tersebut. Enzim renin berfungsi menggumpalkan kasein (protein susu), pepsin mengubah protein menjadi pepton, dan asam klorida berfungsi membunuh bakteri pada makanan dan mengaktifkan pepsin.  Mekanisme Pencernaan di Usus 12 Jari Di usus dua belas jari terjadi proses pencernaan kimiawi dengan bantuan empedu dan getah pankreas. Empedu berasal dari kantung empedu yang merupakan hasil perombakan sel darah merah di dalam hati (liver). Fungsi empedu adalah untuk mengemulsikan lemak (lipid) sehingga mudah untuk dicerna. Getah pankreas mengandung enzim tripsinogen, amilase, dan lipase. Enzim tripsinogen yang telah diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase berfungsi untuk mencerna pepton menjadi asam amino. Enzim amilase berfungsi mengubah amilum menjadi glukosa. Enzim lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.  Mekanisme Pencernaan di Usus Halus Mekanisme pencernaan pada usus halus berupa pencernaan kimiawi dengan enzim peptidase dan maltase serta penyerapan sari-sari makanan yang dilakukan oleh vili pada dinding usus. Enzim peptidase berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino, sedangkan enzim maltase berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.Vili berjumlah sangat banyak dan terdapat pada dinding dalam usus halus. Sari-sari makanan

8

yang telah diserap akan dibawa menuju hati (liver) oleh darah melalui vena porta hepatica.  Mekanisme Pencernaan di Usus Besar Di usus besar terjadi proses pembusukan dan penyerapan air dan garam mineral. Air akan diserap apabila sisa makanan mengandung banyak air dan air akan dikeluarkan apabila sisa makanan terlalu padat karena kekurangan air. Pembusukan makanan dibantu oleh bakteri Escherichia coli (E. coli), hasilnya berupa feses. Pada usus besar terdapat usus buntu, namun sampai kini belum diketahui fungsinya bagi manusia.  Mekanisme Pembuangan di Rektum dan Anus Setelah sisa makanan membusuk, maka harus segera dikeluarkan. Sebelum itu, feses akan disimpan sementara di dalam rektum. Sedangkan anus adalah penghubung antara bagian luar tubuh dengan rektum. Saat rektum penuh, rektum akan mengirim impuls (sinyal saraf) ke otak sehingga timbul hasrat ingin buang air besar. Saat proses buang air besar, rektum akan membantu mendorong feses dengan gerak peristaltiknya. (Kurniasih, 2018) Patologi Esofagus tidak normal ditandai dengan peristaltik yang lemah dan tidak teratur atau aperistalsis korpus esofagus , kegagalan sfingter esofagus bawah untuk berelaksasi secara sempurna sewaktu menelan. akibatnya , makanan dan cairan tertimbun dalam esofagus bagian bawah dan kemudian dikosongkan dengan lambat bila tekanan hidrostatik meningkat . korpus esofagus kehilangan tonusnya dan dapat sangat melebar. Faktor Penyebab 1 .Disfagia

9

2. Pirosis ( nyeri ulu hati ) 3. Odinofagia

Penyembuhan 1. Pemeriksaan Radiografi Barium , mekanisme menelan dapat dilihat langsung dengan fluorosksopi atau gambaran radiogram dapat direkam

dengan

menggunakan

teknik

gambar

bergerak

(sinematografi). 2. Esofagoskopi, persiapan esofagoskopi terdiri atas enam jam puasa dan berbagai bentuk premedikasi berupa penyemprotan tenggorokan dengan anestesi lokal . 3. Pemeriksaan motilitas, menggunakan kateter peka-tekanan atau balon mini yang diletakkan dalam lambung kemudian kembali . ( Price, 1995)

2.

Sistem sirkulasi

Sistem sirkulasi darash terdiri dari jantug dan pembuluh darah. Jantung memompakan darah dan pembuluh darah dari jantung keseluruh tubuh. Fungsi utama dari sirkulasi ini yaitu menjaga agar darah tetap disalurkan sesuai tujuan. 

Jantung

Jantung berbentuk kerucut, terletak dalam rongga toraks(dada) diantara kedua paru,bagian anterior menghadap tulang belakang dan bagian posterior menghadap sternum (tulang dada. Bagian aex jantung mengarah ke kiri dan ssekitar 2/3 bagian jantung terletak di bagian kiri dari garis tengeh tubuh.

10



Sistem vaskuler 1. Sistem vaskuler terdiri dari 3 tipe pembuluh darah, yaitu arteri, kapiler, dan vena. Arteri mengalirkan darah menjauh dari jantung. Arteriol adalah arteri yang lebih kecil,namun masih terlihat oleh mata telanjang 2. Kapiler Arteri bercabang lagi menjadi kapiler-kapiler yang diameternya sangat kecil dan hanya dapat dilihat oleh mikroskop. Kailer merupakan bagian penting dari sistem sirkulasi karena pertukaran nutrisi dan zat-zat sisa metabolisme hanya dapat melalui dindingnya yang tipis. 3. Vena Vena yang lebih kecil yang disebut venulamembawa darah dari kapiler ke jantung. Venula menerima darah kapiler, kemudian bergabung menjadi satu membentuk vena.

Mekanisme Organ Peredaran darah sistemik lebih sering disebut sebagai peredaran darah besar. Peredaran darah ini dimulai ketika darah yang mengandung oksigen dipompa dari bilik kiri jantung menuju seluruh tubuh dan akhirnya akan kembali lagi ke serambi kanan jantung.Secara sederhana, peredaran darah sistemik bisa digambarkan sebagai aliran darah dari jantung – seluruh tubuh – jantung. Peredaran darah pulmonal lebih sering disebut dengan peredaran darah kecil. Peredaran darah ini dimulai saat darah yang mengandung CO2 alias karbon dioksida dipompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru.Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas yang pada akhirnya mengubah karbon dioksida menjadi oksigen saat keluar dari paru-paru

11

dan kembali lagi ke jantung (serambi kiri).Secara sederhana, peredaran darah pulmonal bisa digambarkan sebagai peredaran darah dari jantung – paru-paru – jantung. (Muttaqin, 2009) Patologi Organ a. Angina b. Aritmia c. Cardiomyopathy d. Penyakit jantung coroner e. Anemis f. Leukimia g. Hipertensi h. Hipotensi i. Hemofilia j. Thalassemia

Patofisiologi Organ a.

Hipertensi, ditunjukkan dengan tingginya tekanan darah darah yang diakibatkan penyempitan pembuluh darah.

b.

Sklerosis, yaitu pengerasan pembuluh nadi (arteri) yang disebabkan oleh terbentuknya kerak keras di bagian dalam dinding pembuluh nadi.

c.

Anemia, gangguan ini disebabkan rendahnya kadar Hb (hemoglobin) dalam darah.

d.

Tekanan Darah Rendah (Hipotensi), gangguan ini disebabkan terjadinya penurunan tekanan darah. (Sulistyanto, 2008)

Disfungsi Organ 12

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah Manusia adalah kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem peredaran atau sirkulasi darah manusia baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Sistem peredaran darah berfungsi mengangkut makanan dan zat sisa hasil metabolisme. Sistem peredaran darah manusia terdiri dari darah, jantung, dan pembuluh darah. Sistem peredaran darah dapat mengalami gangguan (penyakit) dan kelainan bawaan (faktor genetis). Gangguan atau kelainan peredaran darah manusia dapat dikelompokkan menjadi kelainan pada darah dan kelainan pada pembuluh darah. Cara Mengembalikan Fungsi Organ a. Anemia Untuk mengatasi anemia ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan : 1.

Bagi penderita anemia karena kekurangan zat besi, sebaiknya memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti bayam. Juga makanan yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, tomat, mangga, dan sebagainya. Sebab kandungan asam askorbat dalam vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi.

2.

Sedangkan bagi ibu hamil, sejak sebelum kehamilan maupun selama hamil, sebaiknya memperbanyak mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat juga vitamin B. Misalnya adalah hati, daging, kuning telur, ikan teri, susu, dan kacangkacangan seperti tempe dan susu kedelai, serta sayuran berwarna hijau tua.

3.

Hindarilah

mengonsumsi

makanan

atau

minuman

yang

menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh. Misalnya kopi (Meadow dan Newell, 2010)

13

4.

Sistem respirasi

Sistem Pernapasan dibagi dalam 2 bagian yaitu saluran pernapasan atas (traktus respiratorius superior) dan saluran pernapasan bawah (traktus respiratorius inferior). Saluran pernapasan atas terdapat diluar rongga dada yaitu rongga hidung, faring, laring dan trakhea bagian atas Saluran pernapasan bawah terdapat dalam rongga dada, terdiri dari bagian bawah trachea dan paru.Termasuk dalam sistem pernapasan yaitu hidung, rongga hidung, faring, Jadi organ yang laring. trakhea, bronkhus, bronkhiolus dan paru (alveoli).  Mekanisme sistem respirasi Udara masuk ke sistem pernapasan melalui mulut atau hidung, lanjut ke rongga hidung (yang mengandung banyak arteri, vena dan kapiler). Dari sini udara masuk ke farings, selanjutnya dari farings udara bergerak ke larings, trachea, kemudian trakea bercabang 2 menjadi bronkhus kanan dan kiri (menuju paru kanan dan kiri) hus bercabang cabang lagi menjadi bronkiolus dan akhirnya alveolus (yang bronchus digunakan oleh parenkhimulangan). 1.

Hidung

Hidung terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian luar (hidung bagian luar / nasal eksternal) yang terletak di bagian tengah wajah, dan bagian dalam (rongga hidung) yang digunakan lagi oleh sebuah sekat (septum nasi) menjadi rongga hidung kanan dan kiri. 2.

Faring

Saluran ini (orofaring) merupakan tempat lewat baik udara maupun makanan atau minuman yang ditelan. Saat makanan ditelan, katub tulang rawan yang disebut epiglottis dipindahkan ke bawah untuk menutup saluran napas. 3. Larting Larings terletak di antara farings dan trachea. Pada laryngs ada kotak suara (jakun Adam), yang ada di dalamnya merupakan jaringan elastis yang melintang. 4. Trakea Trakhea Ada di rongga dada dan bercabang dua kiri dan kanan. Dinding trakhea dibuat dari tulang rawan terbuat dari cincin BRONCHIOLE yang lentur. 5.

Bronkhiolus

14

Bronkhus akan bercabang cabang lebih banyak dan lagi kanan yang memiliki 3 lobus. 6. Alveolus Saluran saluran pernapasan bronkhio etara yang disebut alveoli. Kelompokkelompok alveoli yang kami bentuk kantong Aweol gat banyak ini berbentuk seperti anggur dan disinilah 7. Paru Paru merupakan organ yang paling besar dari organ pernapasan dan ada dua buah kiri kanan. Paru kanan memiliki lobus dan sedikit lebih besar dari paru kiri yang memiliki 2 lobus. Sistem Fisiologi Pernafasan Fungsi sistem respirasi yaitu untuk transportasi gas ke dan dari sistem sirkulasi. Sistem piranti ini respirasi eksternal: transportasi gas antara atmosfer (udara bebas) dan darah 2. Respirasi internal: transportasi gas antara darah sel-sel tubuh 3. Respirasi seluler atau respirasi aerobik: penggunaan oksigen untuk memecah gelombang dalam sel.

Mekanisme Bernafas a. Pernapasan Dada Pada pernapasan dada, gerakan pernapasan dilakukan oleh tulang-tulang rusuk. Tulang ini bergerak karena otot yang terdapat diantara tulang rusuk berkontraksi atau mengkerut sehingga tulang-tulang rusuk terangkat keatas dan rongga dada menjadi lebih besar. Tekanan udara didalam tubuh lebih kecil jika dibanding dengan tekanan diluar tubuh, akhirnya udara dari luar masuk kedalam paru-paru melalui hidung. JIka otot-otot diantara tulang-tulang rusuk mengendur, maka tulang-tulang rusuk kembali pada posisi semula sehingga rongga dada menjadi kecil, tekanan udara besar dan mengakibatkan udara dalam paru-paru terdorong keluar melalui hidung. 15

b. Pernapasan Perut Pada pernapasan perut, gerakan pernapasan dilakukan oleh sekat rongga badan, sekat rongga badan ini disebut dengan diafragma. Diafragma pada saat mengendur berkedudukan melengkung ke atas. Hal ini menyebabkan rongga dada menjadi lebih sempit dan udara dalam paru-paru tertekan keluar melalui hidung. Pada saat mengambil napas disebut waktu inspirasi, sedangkan pada waktu mengeluarkan napas disebut dengan ekspirasi. (Djojodibroto, 2007) Diterbitkan disini dimaksudkannya dimasukkan dan dikeluarkan udara ke dalam dan keluar paru-paru. sedang mengeluarkan udara dari paru disebut exhalasi atau ex Kedua kejadian ini memungkinkan oksigen masuk ke dalam alveoli dan karbon dioksida (CO,) keluar dari paru. Siklus inspirasi dan ekspirasi yang terusmenerus adalah yang cerdas. aru. Memasukkan udara ke paru, dikenal dengan inhalasi atau inspirast, dikenal dengan bernafas. (Sarpini, 2016) Patologi Organ a. Emfisema b. Kanker paru-paru c. Tuberkolosis (TBC) d. Asma e. Laringitis f. Bronkhitis g. Asfhiksi

16

(Sutabri, 2012)

Disfungsi Organ a. Emfisema: adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru

menggelembung

secara

berlebihan

dan

mengalami

kerusakan. b. Asma:

merupakan kelainan berupa penyumbatan saluran

pernapasan yang disebabkan oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin. c. Kanker paru-paru: Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru. d. Tuberkulosis (TBC): TBC merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. e. Influenza (flu): Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. f. Radang paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia): Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). (Djojodibroto, 2007) Cara Mengembalikan Organ Agar Normal

17

a. Cara mengatasi penyakit asbestosis adalah dengan membuang lendir/dahak dari paru-paru dengan obat semprot. Dalam beberapa kasus mungkin perlu dilakukan pencangkokan paruparu. b. Cara mengatasi penyakit influenza adalah dengan banyak istirahat, minum banyak air, menghindari penggunakan alkohol dan merokok, dan (jika perlu) minum parasetamol sesuai dosis untuk meredakan demam dan nyeri otot yang disebabkan oleh flu. Penggunaan antibiotik tidak dianjurkan karena penyakit ini disebabkan oleh virus, sedangkan antibiotik hanya dapat membunuh bakteri/organisme. c.

Cara mengatasi penderita asma saat penyakitnya kambuh adalah dengan memberikan obat semprot atau obat suntik yang mengandung epinefrine atau isoproterenol. Jika tidak ada obat tersebut, dapat juga diberikan minuman hangat dan menghirup uap air panas.

d. Cara mengatasi penyakit emfisema adalah dengan menggunakan inhaler, pemberian oksigen, mengikuti latihan kardiovaskular, menghindari polusi, dll. e. Cara mengatasi bronkitis akut adalah dengan menggunakan obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID). f. Cara mengatasi faringitis adalah dengan memberikan antibiotik (jika penyakit disebabkan oleh bakteri), makan banyak buah, dan memberikan vitamin.

18

g. Cara mengatasi tuberkulosis adalah dengan mengonsumsi mengkudu dan jahe. Kandungan antrakuinon dan akubin dalam buah tersebut terbukti secara klinis dapat mengusir bakteri penyebab tuberkulosis. Penderita juga dapat diberikan antibiotik jenis isoniazid dan rifampisin. h. Cara mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh bakteri adalah dengan memberikan antibiotik. Penghambat neuaminidase dapat digunakan untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh virus influenza. Jika pneumonia sudah cukup parah, penderita harus dirawat di rumah sakit. i. Cara mengatasi sinusitis adalah dengan istirahat yang cukup, minum air yang cukup, menghirup uap hangat, dan mandi air panas. Penggunaan antibiotik tidak dianjurkan karena sebagian besar penyakit sinusitis disebabkan oleh virus dan dapat hilang dengan sendirinya dalam waktu 10 hari. Antibiotik hanya boleh diberikan jika sinusitis berlanjut selama lebih dari 10 hari. (Yasmin dan Efefendy, 2002)

4. Sistem Limfatik Limfe adalah cairan tubuh seperti susu yang mengandung protein, lemak dan sel darah putih (imfosit), yaitu sebagai pertahanan pertama dalam system kekebalan tubuh. Fungsi sistem limfe antara lain: Menyerap kelebihan cairan dan protein dari jaringan ke sirkulasi darah, untuk mencegah pembengkakan jaringan Dalam beberapa keadan, misalnya pada anemia hemolitik atau penyakit lain yang menyebabkan limpa membesar (splenomegali), limpa dapat diangkat dan manusia masih dapat hidup normal. Pengangkatan limpa (splenektomi) ini diharapkan agar kerapuhan sel darah merah berkurang serta memperingan penyakit. (Sarpini, 2016) 19

Pengertian Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor. Sistem imun merupakan sistem yang sangat komplek dengan berbagaiperan ganda dalam usaha

menjaga

keseimbangan tubuh. Seperti halnya sistem indokrin, sistem imun yang bertugas mengatur keseimbangan, menggunakan komponennya yang beredar diseluruh tubuh, supaya dapat mencapai sasaran yang jauh dari pusat. Untuk melaksanakan fungsi imunitas, didalam tubuh terdapat suatu sistem yang disebut dengan sistem limforetikuler. Sistem ini merupakan jaringan atau kumpulan sel yang letaknya tersebar diseluruh tubuh, misalnya didalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limfa, timus, system saluran napas, saluran cerna dan beberapa organ lainnya. Jaringan ini terdiri atas bermacam-macam sel yang dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsinya masingmasing. Bahasa Medis Kekebalan tubuh memiliki bahasa ilmiah berupa imunitas. Letaknya a. Sumsum Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain. b. Timus

20

Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut penting yang dikenal sebagai toleransi diri. c. Getah bening Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae, selangkangan dan para-aorta daerah. Fungsinya Dalam pandangan modern, system imun mempunyai tiga fungsi utama yaitu: pertahanan, homeostasis dan perondaan. 1. Pertahanan Fungsi pertahanan menyangkut pertahanan terhadap antigen dari luar tubuh seperti invasi mikroorganisme dan parasit kedalam tubuh. Ada dua kemungkinan yang terjadi dari hasil perlawanan antara dua fihak yang berhadapan tersebut, yaitu tubuh dapat bebas dari akibat yang merugikan atau sebaliknya, apabila fihak penyerang yang lebih kuat (mendapat kemenangan), maka tubuh akan menderita sakit. 2. Homeostasis Fungsi homeostasis, memenuhi persyaratan umum dari semua organisma multiseluler yang menghendaki selalu terjadinya bentuk uniform dari

setiap jenis sel tubuh. Dalam usaha memperoleh

keseimbangan tersebut, terjadilah proses degradasi dan katabolisme yang bersifat normal agar unsure seluler yang telah rusak dapat dibersihkan dari tubuh. Sebagai contoh misalnya dalam proses pembersihan eritrosit dan leukosit yang telah habis masa hidupnya. 3. Perondaan Fungsi perondaan menyangkut perondaan diseluruh bagian tubuh terutama ditujukan untuk memantau pengenalan terhadap sel-sel yang 21

berubah menjadi abnormal melalui proses mutasi. Perubahan sel tersebut dapat terjadi spontan atau dapat diinduksi oleh zat-zat kimia tertentu, radiasi atau infeksi virus. Fungsi perondaan (surveillance) dari system imun bertugas untuk selalu waspada dan mengenal adanya perubahabperubahan

dan

selanjutnya

secara

cepat

membuang

konfigurasi yang baru timbul pada permukaan sel yang abnormal. Mekanisme Organ Terdiri dari mekanisme pertahanan non spesifik dan spesifik Patologi Organ Sebagaimana sistem-sistem yang lain dalam tubuh, sistem imun mungkin pula dapat mengalami penyimpangan pada seluruh jaringan komunikasi baik berbentuk morfologis ataupun gangguan fungsional. Gangguan morfologis, misalnya tidak berkembangnya secara normal kelenjar timus sehingga mengakibatkan defisiensi pada limfosit T. Sedangkan gangguan fungsional yang bermanifestasi sebagai toleransi imunologik disebabkan karena lumpuhnya mekanisme respons imun terhadap suatu antigen tertentu. Penyimpangan lain dalam mekanisme respons imun dapat berbentuk sebagai reaksi alergi, anafilaksis ataupun hipersensitifitas tipe lambat, dimana semua ini kadang-kadang menimbulkan kerugian pada jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan karena gangguan fungsi pertahanan system imun. Gangguan fungsi homeostatik pada system imun dapat menimbulkan kelainan yang dinamakan penyakit autoimun. Hal ini disebabkan oleh karena system imun melihat konfigurasi dari tubuh sendiri (self), sebagai benda asing, akibatnya respons imun ditujukan kepada jaringan tubuh sendiri sehingga dapat membawa kerugian.

22

Apabila fungsi ketiga yang bertugas sebagai surveillance mengalami gangguan, akan mengakibatkan tidak bekerjanya system pemantauan terhadap perubahan-perubahan pada sel tubuh, sehingga akhirnya sel-sel abnormal tersebut berkembang biak diluar kendali yang menimbulkan penyakit yang bersifat pertumbuhan ganas. (Roitt dkk., 1993; Subowo, 1993; Kresno, 1991)

Patofisiologi organ RA merupakan penyakit autoimun sistemik yang menyerangsendi. Reaksi autoimun yang terjadi dalam jaringan sinovial. Kerusakan sendi mulai terjadi dari ploriferasi makrfag dan fibrosis sinovial. Limfosit menginfltrasi daerah perivaskular dan terjadi ploriferasi sel-sel endotel kemudian terjadi neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yang terlibat mengalami oklusi oleh bekuan kecil atau sel-sel inflamasi. Terbentuknya pannus akibat terjadinya pertumbuhan yang irregular pada jaringan sinovial yang mengalami meninvasi dan merusak sendi

inflamasi. Pannus kemudian

rawn dan tulang. Respon imunologi

melibatkan peran sitokin, interleukin, proteinase dan faktor pertumbuhan. Respon ini mengakibatkan destruksi sendi dan komplikasi sistemik. (Surjana, 2009)

Kenapa organ dapat disfungsi Selain faktor genetik, terdapat sejumlah factor yang dapat mempengaruhi mekanisme imun seperti: faktor metabolik, lingkungan, gizi, anatomi, fisiologi, umur dan mikroba. Bagaimana cara mengembalikan fungsi biar normal Dengan pemberian immunomodulator ataupun immunosupressan.

23

(Bellanti, 1985; Subowo 1993; Roitt dkk.,1993)

5. Sistem Reproduksi MEKANISME ESKRESI Fungsi sistem genitalia pria, selama melakukan hubungan seks, penis menjadi kaku dan diangkat sesuai dengan yang dimasukkan penis ke dalam vagina. 

Ereksi

Terjadi akibat interaksl yang rumit dari sistem saraf.pembuluh darah, hormone danp sikis. respon, yaitu berdilatasi (melebar) .Alat yang melebar yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke dserah erektil ini, schingga daerah erektil teririmkan ke sinyalnya melalui korda spinalis ke penis.  Testis  Epididimis Saluran membentuk koil panjang yang ertengger di atas didimis akan mengantarka gdiproduksi oleh testis) ke luat dan belakang testis. yang eukup panjang harus 1-6 puh oleh sperma. Sekitar Perjalanan dalam epididimls 

Korpus kavernosum

Jaringan seperti sponsor yang dapat membesar dan menegang. Bila hasrat seksi pria meningkat, jaringan ini akan terisi darah dan akibatnya penis membesar dan mengeras. Keadaan ini disebut ereksi. Kebutuhan untuk ereksi sangat dibutuhkan dalam waktu yang lama. 

Korpus spongiosum

Juga jaringan seperti sponsor yang menghubungkan uretra pada penis. Pada saat ereksi rongga ini tidak terisi darah, maka saat ereksi masih bisa buang air kecil Uretra Saluran yang berfungsi untuk mengeluarkan urin. 

Skrotum

Sebuah kantung kulit yang dimainkan di bawah penis. Tugasaya adalah menyangu dan melindungi testis. ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA

24

Saat memproses normalnya seorang anak perempuan memiliki organ reproduksi yang lengkap, akan tetapi belum dilengkapi dengan lengkap. 

Vulva

Vulva merupakan suatu dacrah yang menyelubungi vagina 

Vagina

Vagina merupakan saluran yang elastis panjangnya sekitar 8-10 em, dan berakhir pada rahim. 

Serviks

Serviks dikenal juga dengan istilah mulut rahim 

Rahim (Uterus)

Uterus (rahim) merupakan organ yang memiliki peranan besar dalam reprodalsi wania yakni dari saat menstruasi hingga melchirkan lentukuya superti bush par, heronsga. dAn berotot. 

Ovarium / indung telur

Ovarium terletak di kiri dan kanan tuba (fimbriae / umbai-umbai) dan terletak d rongga panggul. Ukurannya 3x3x2 em, setiap ovarium mengandung 150.000-200.000 folik: d primordial. (Sarpini, 2016) b. Struktur dan fungsi organ reproduksi pada wanita a) Labia mayora (bibir besar), yaitu struktur terbesar alat kelamin luar perempuan yang tebal dan berlapiskan lemak. Labia mayora ini mengelilingi organ pada alat kelamin luar lainnya dan berakhir menjadi mons pubis. b) Labia minora (bibir kecil) ialah lipatan kulit yang halus dan tidak memiliki lapisan lemak. c) Mons veneris adalah tonjolan lemak yang besar sebagai pertemuan antara sepasang labia mayora.

25

d) Klitoris, disebut juga kelentit. Klitoris berupa tonjolan kecil dan memanjang serta homolog dengan penis pada pria. Sebagian besar tersembunyi di antara kedua labia minora. e) Orificium urethrae adalah muara dari saluran kencing yang terleak di bawah klitoris. f) Himen sering disebut sebagai selaput dara. g) Kelenjar reproduksi, Sama halnya seperti pria, wanita juga memiliki beberapa kelenjar reproduksi, di antaranya adalah kelenjar vestibulari mayor dan minor serta parauretralis. 2) Alat Kelamin Dalam a) Ovarium, disebut indung telur. Ovarium adalah sepasang organ berbentuk oval yang terletak di rongga perut. Ovarium memiliki struktur berbentuk bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap folikel mengandung sel telur (oosit) yang berada pada lapisan tepi ovarium. Fungsinya adalah memproduksi telur matang untuk pembuahan dan produksi hormon steroid dalam jumlah besar. b) Oviduk (Tuba Fallopi) Oviduk merupakan saluran penghubung antara ovarium dan rahim (uterus). Di ujungnya terdapat fimbria yang menyerupai jari-jari untuk menangkap telur yang matang. Oviduk ini berfungsi untuk membawa sperma dan telur ke tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba. c) Rahim (Uterus) Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun atas otot yang tebal. Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang lebih kecil dan biasa disebut sebagai leher rahim (cervix). Bagian yang besar dari uterus disebut 26

dengan corpus uteri. Terdapat tiga lapsan utama uterus, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Endometrium merupakan lapisan yang akan mengalami penebalan dan pengelupasan apabila tidak ada pembuahan. Fungsi utamanya adalah tempat menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. d) Vagina Vagina merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat kelamin luar dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur ke arah belakang. Dinding vagina banyak memiliki lipatan meskipun lebih tipis dari rahim. Selain itu, lendir yang dihasilkan dari dindingnya berfungsi mempermudah persalinan. Fungsi vagina adalah menahan penis saat berhubungan seksual dan menyimpan semen sementara. Fungsinya Organ

reproduksi

pria

berfungsi

untuk

menghasilkan

sperma

(gametogenesis) dan menyalurkan sperma ke wanita sedngankan organ reproduksi wanita berfungsi untuk menghasilkan sel telur. Mekanisme organ Fertilisasi merupakan peristiwa meleburnya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum) menghasilkan zigot. Pada peristiwa ini, sel telur hanya akan dibuahi oleh satu sel sperma. Dengan fertilisasi, bersatu pula materi genetik pembawa sifat dari dua individu. Sifat induk jantan akan berpadu dengan sifat induk betina. Zigot yang terbentuk akan berkembang menjadi embrio. Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan embrio. a. Zigot: hasil peleburan sel kelamin jantan dengan betina.

27

b. Morula: kumpulan sel berbentuk bola yang merupakan hasil pembelahan sel secara terus menerus dari zigot. c. Blastula: kumpulan sel berbentuk bola yang berongga. Rongga ini disebut blastocoel dan semula berisi cadangan makanan. d. Gastrula: kumpulan sel yang terdiri dari tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan endoderm). Ketiga lapisan ini terbentuk dari hasil migrasi (pengkutuban) sel-sel blastula. e. Morfogenesis dan organogenesis: Tahap pembentukan organ dan morfologi tubuh. Ketika embrio menempel (implantasi) ke rahim, akan terbentuk plasenta dan tiga sistem membran yang terdiri dari : a. Amnion: membungkus embrio dan menghasilkan cairan amnion yang berfungsi melindungi embrio dari benturan. b. Korion: lapisan tempat terjadinya pertukaran unsur makanan, limbah metabolisme, antibodi antara ibu dan embrio. c. Alantois: membran yang menghubungkan embrio dengan ibu, membran inilah yang kemudian akan membentuk plasenta (tali pusar). Patologi organ Dengan ketersediaan obat yang efektif untuk disfungsi ereksi di akhir 1990-an evaluasi diagnostik disfungsi ereksi menjadi efisien. Kunci penilaian termasuk deskripsi keparahan disfungsi ereksi, sejarah pengobatan, review obat yang digunakan, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium klinis. Untuk menilai tingkat keparahan disfungsi ereksi, pasien harus ditanya tentang onset dan frekuensi. Tes laboratorium harus diperoleh untuk mengidentifikasi keberadaan penyakit yang bisa

28

menyebabkan disfungsi ereksi. Ini termasuk glukosa darah, profil lipid, dan tingkat tiroksin. Kadar testosteron serum harus diperiksa pada pasien dengan usia lebih dari 50 tahun dan pada pasien muda yang mengeluhkan penurunan dorongan seksual. Kadar testosteron serum mengikuti pola sirkadian sekresi, dengan tingkat tertinggi terjadi pada pagi hari. Untuk menafsirkan kadar testosteron serum dengan benar, sampel serum harus diperoleh di pagi hari. Setidaknya pemeriksaan kadar testosteron dilakukan dua kali untuk mengkonfirmasi terjadi hipogonadisme. Patofisiologi organ Disfungsi ereksi (DE) dapat mengakibatkan kelainan pada salah satu dari empat sistem yang diperlukan untuk ereksi penis normal atau dari kombinasi kelainan. pembuluh darah, saraf, atau hormonal etiologi disfungsi ereksi (DE) disebut sebagai disfungsi ereksi (DE) organik. Kelainan dari empat sistem (pasien

penerimaan psikologis terhadap

rangsangan seksual) disebut sebagai disfungsi ereksi (DE) psikogenik. (Dipiro et al ., 2009). Disfungsi ereksi dapat terjadi karena tiga mekanisme dasar yaitu, adanya kegagalan menginisiasi (psikogenik, endokrinologik, atau neurogenik), kegagalan

untuk

mengisi

(arteriogenik),

atau

kegagalan

dalam

menyimpan volume darah yang adekuat di dalam jaringan lankunar (disfungsi venooklusif). Faktor psikogenik umumnya sering terjadi bersamaan dengan faktor etiologi lain. Diabetes, ateroskerosis merupakan penyebab lebih dari 80% kejadian DE pada pria dewasa (Fauci et al ., 2008). Penyebab disfungsi ereksi (DE) organik termasuk penyakit yang membahayakan aliran pembuluh darah ke corpora cavernosum (penyakit vaskular perifer, arterisclorosis, hipertensi esensial) mengganggu nere 29

konduksi ke otak (cedera tulang belakang, stroke) dan berkaitan dengan hipogonadisme (prostat atau kanker testis, hipotalamus atau gangguan hipofisis). Penyebab disfungsi ereksi (DE) organik meliputi malaise, depresi reaktif atau kecemasan kinerja, sedasi, penyakit alzhemier, hipotiroidisme, dan gangguan mental. pasien dengan disfungsi ereksi (DE) pshycogenik umumnya memiliki tingkat respon yang lebih tinggi untuk intervensi pasien dengan disfungsi ereksi (DE) organik (Dipiro et al ., 2009). Kenapa organ itu disfungsi Banyak faktor yang berhubungan dengan terjadinya disfungsi ereksi, walaupun secara garis besar faktor penyebabnya dibagi menjadi penyebab psikogenik dan organik, tetapi belum tentu salah satu faktor tersebut menjadi penyebab tunggal disfungsi ereksi. yang termasuk penyebab organik adalah : 1.Penyakit kronik (aterosklerosis, diabetes dan penyakit jantung) 2.Obat-obatan (antihipertensi terutama diuretik thiazid dan penghambat beta), antiaritmia(digoksin),, antidepresan dan antipsikotik (terutama neuroleptik), antiandrogen, antihistamin II( simetidin), alkohol atau heroin. 3.Pembedahan/operasi misal operasi daerah pelvis dan prostatektomi radikal 4.Radioterapi pelvis Diantara sekian banyak penyebab organik, gangguan vaskular adalah penyebab yang paling umum dijumpai, sedangkan faktor psikogenik meliputi depresi, stres, kepenatan, kehilangan, kemarahan dan gangguan hubungan personal pada pria muda, faktor psikogenik ini menjadi

30

penyebab tersering dari disfungsi ereksi intermiten. Stres dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria dewasa awal dan stres yang datang pada setiap individu berbeda satu dengan yang lainnya. Apabila komponen psikis terganggu karena stres, maka perjalanan stimulus erotis (rangsang erotis) tidak dapat diterima dengan sempurna oleh otak kemudian rangsang yang kurang sempurna tersebut akan diteruskan oleh hypothalamus otak yang merupakan

pusat reseptor rangsang dari

hypotalamus dialirkan melaluimedulla spinalis tepatnya

padaOnuf’s

Nucleus yang merupakan pusat rangsang erotis dan rangsang tersebut dilairkan ke penis, terjadi vasodilatasi yang kurang optimal sehingga mengalami disfungsi ereksi. Bagaimana cara mengembalikan fungsi biar normal Terapi non farmakologi (modifikasi gaya hidup, psikoterapi, Vaccum Erection Devices,

Penisl prosthesis) dan terapi farmakologi dengan

pemberian obat. (Susanto, 2010)

6. Sistem Endokrin Struktur endokrin terdiri dari beberapa organ yang memproduksi berbagai zat hormon, yang digunakan untuk mengendalikan fungsi tubuh, misalkan koordinasi dengan pengaturan cairan tubuh (homeostasis) pertumbuhan, metabolisme serta pengaturan cairan tubuh (homoestatis) 

Hipotalamus

Diletakkan di bawah talamus di bawah dinding dan dasar dari ventrikel ke 3 kelenjar ini ikut membantu dalam lingkungan hipotalamus membantu mengendalikan denyut jantung, suhu tubuh dan kes, cairan, bersama-sama hipofise (kelenjar hipofise).

31



Hypofisis

Kelenjar ini terletak di bawah otak, pada lekukkan yang disebut sella tursica di bawah hipotalamus. KELENJAR TIROID DAN PARATIROID 

Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terdiri dari sejumlah folikel yang kecil yang berisis oleh tiroksin. Hormon Tiroksin yang dihasilkan oleh cadangan ini terdiri dari dua bentuk yuitu T4 dan T3 tergantung dari jumlah atom yodium jodium) 

Kelenjar Adrenal

Kelenjar ini dekat dengan bagian atas / ginjal. Terbagi menjadi bagian luar yang disebut dengan korteks dan bagian dalam yang disebut dengan medula. 

Pankreas

Bentuk pankreas panjang dan terletak melintang di rongga abdomen antara ginjal dan duodenum. Kelenjar ini terdiri dari dua tipe jaringan: 

Testis dan Ovaruim

Organ dan seks pada pria adalah testis yang terietak dalam skrotum dan pada wanita adalah yang dipasang di rongga perut. Testis memproduksi hormon seks pria yang androgen, sedang ovarium memproduksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan steron. (Sarpini, 2016) Bahasa Medis Pankreas memiliki bahasa ilmiah ductus pankreaticus. Letaknya Pankreas memiliki panjang 6 sampai 10 inci (18 sampai 25 cm), terletak di belakang lambung di bagian belakang perut. Bentuknya agak seperti ikan yang melintang horisontal di dinding posterior abdomen. Kepalanya (caput) merupakan bagian terbesar dan terletak terletak pada sisi kanan perut dimana lambung terhubung pada bagian awal usus 12 jari (duodenum). Di sinilah lambung mengosongkan sebagian makanan yang dicerna ke dalam duodenum dan chyme (baca: kimus, makanan semicair 32

yang telah dicerna oleh lambung yang kemudian dikeluarkan dari lambung ke dalam duodenum) bercampur dengan sekresi dari pankreas di dalam lengkungan duodenum. Sedangkan bagian ekor atau badan pankreas merupakan bagian tersempit yang letaknya di sisi kiri perut di samping limpa. Ada saluran yang membentang di sepanjang pankreas, dan diikuti oleh beberapa cabang kecil dari jaringan kelenjar. Ujung saluran ini terhubung ke saluran serupa yang berasal dari hati, yang mengantarkan empedu ke duodenum. Sakresi pankreas beserta cairan empedu pada akhirnya bertemu dengan chyme untuk kemudian terjadilah proses pencernaan makanan secara enzimatik .

Fungsi Organ Bagian endokrin pankreas atau pulau Langerhans, terdiri dari beberapa sel yang mengeluarkan hormon langsung ke aliran darah. Insulin adalah hormon yang disekresi oleh sel beta pankreas sebagai respons terhadap kenaikan gula darah. Hormon ini juga akan memindahkan glukosa dari darah untuk masuk ke otot dan jaringan lain sehingga dapat digunakan sebagai energi. Selain itu, insulin juga membantu hati menyerap glukosa, menyimpannya sebagai glikogen yang akan dibutuhkan tubuh ketika stres atau ketika berolahraga. Glukagon adalah hormon yang disekresikan oleh sel alpha pankreas apabila terjadi penurunan gula darah. Fungsi utamanya untuk memecah glikogen menjadi glukosa di hati. Glukosa ini kemudian masuk ke aliran darah untuk mengembalikannya ke kadar normal. Mekanisme Organ

33

Dalam pankreas terdapat reseptor yang dapat mendeteksi glukosa dalam darah. Jadi ketika Anda makan sesuatu, pankreas melepaskan enzim pencernaan ke usus untuk memecah makanan. Ketika makanan dicerna, dan tingkat gizi dalam darah meningkat, pankreas memproduksi insulin untuk membantu tubuh menyimpan glukosa. Patologi organ Penyakit pankreatitis dapat diketahui dengan pemeriksaan : CT-Scan untuk menentukan luasnya edema dan nekrosis Ultrasound abdomen : dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi pankreas, abses, pseudositis, karsinoma dan obstruksi traktus bilier. Endoskopi

: penggambaran duktus pankreas berguna untuk diagnosa

fistula, penyakit obstruksi bilier dan striktur/anomali duktus pankreas. (Catatan : prosedur ini dikontra indikasikan pada fase akut). Patofisiologi Organ Pankreatitis akut dapat terjadi setelah pembedahan pancreas atau pada bagiandidekat pancreas atau setelah pelaksanaan instrumentasi pada duktus pankreatikus.Mortalitas pada pankreatitis akut cukup tinggi akibat terjadinya syok, anoksia,hipotensi atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Serangan pankreatitis akut dapat diikuti dengan kesembuhan total, dapat timbul kembali tanpa kerusakan permanent atau dapat berlanjut menjadi pankreatitis kronis.Pankreatitis akut mempunyai keparahan yang berkisar dari kelainan yang relative ringan dan sembuh dengan sendirinya hingga penyakit yang dengan cepat menjadi fatal serta tidak responsive terhadap berbagai terapi. Edema dan inflamasi yang terbatas pada pancreas merupakan kejadian utama pankreatits yang dibentuk yang lebih ringan dinamakan pankreatitis interstisialis atau

34

edematous. Meskipun bentuk ini dianggap sebagai bentuk pankreatitis yang lebih ringan, namun pasien berada dalam keadaan sakit yang akut dan beresiko mengalami syok, gangguankeseimbangan cairan serta elektrolit dan sepsis. Pankreatitis hemoragik akut merupakan bentuk pankreatitis interstisialis akut yang lebih lanjut. Digesti enzimatik kelenjar pancreas tersebut lebih menyebar luasdan total. Jaringan pancreas menjadi nekrotik, dan kerusakannya meluas sampai pada system vaskulatur sehingga darah mengalir masuk kedalam subtansi pancreasdan jaringan retroperitoneal.

Kenapa Organ Dapat Disfungsi Pankratitis yaitu Inflamasi (Radang) pankreas yg disebabkan oleh adanya injury pada organ eksokrin pankreas.(Ringan sampai menyebabkan kematian).

Penyebabnya

antara

lain

:

Metabolik

(alkoholism,

hiperkalsemia hiperlipoproteinemia, dan obat); Genetik, mutasi gen inhibitor tripsin; Mekanik, batu empedu, trauma, dan iatrogenic injury (operasi, endoskopi); Vaskular, atheroembolism, syok, vaskulitis); Infeksi, mis mumps. Bagaimana cara mengembalikan fungsi kembali normal Penatalaksanaan pasien pankreatitis akut bersifat simtomatik dan ditujukan untuk mencegah atau mengatasi komplikasi. Semua asupan peroral harus dihentikan untuk menghambat stimulasi dan sekresi pancreas. Pelaksanaan TPN (total parenteral nutrition) pada pankreatitis akut biasanya menjadi bagian terapi yang penting, khusus pada pasien

35

dengan keadaan umum yang buruk, sebagai akibat dari stress metabolic yang menyertai pankreatitis akut. (Sherwood, 2001).

7. Sistem Ekskresi Bagian-Bagian Ginjal la ebuah ginal kita iris meimanjang, maka akan tampak bahwa ginjal terdiri dari bagiun songaga gmal (pebvis renalis) iga bapian, yaite bagian permulkaan/kulit (cortex), bagian tengah ginjal (medula), dan Ginjal mengeluarkan sisa nitrogen, misalnya ureum, asam urat, kreatinin dan amonium. (Sarpini, 2016) Bahasa Medis Ginjal adalah ren. Letaknya Ginjal : Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Fungsinya 1. Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh 2. Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan 3. Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus ginjal 4. Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia 5. Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan selsel darah merah (SDM) di sumsum tulang.

36

Mekanisme organ Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses, yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan augmentasi. 1. Penyaringan (filtrasi) Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil

yang terlarut di dalam plasma darah, seperti glukosa, asam amino,

natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya 2. Penyerapan kembali (reabsorbsi) Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osmosis. Penyerapan air terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal. Substansi yang masih diperlukan seperti glukosa dan asam amino dikembalikan ke darah. Zat amonia, obat-obatan seperti penisilin, kelebihan garam dan bahan lain pada filtrat dikeluarkan bersama urin. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

37

3. Augmentasi Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus distal.Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin, dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urin yang dikeluarkan melalui uretra adalah air, garam, urea dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada urin. Patologi organ Kerusakan ginjal dapat diketahui dari penghitungan GFR setelah diketahui serum kreatinin dari pemeriksaan darah. (Syaifuddin, 2002) Patofisiologi organ Penyakit gagal ginjal kronis ini disebabkan oleh kerusakan ginjal daripenyebab yang bermacam-macam antara lain pada kista renal yang menyebabkanpenyakit polisistik ginjal. Kerusakan ginjal disebakan karena kehilangan massanefron, proteinuria serta hipertensi pada kapiler glomerulus. Tekanan kapilerglomerulus meningkat dimediasi oleh angiotensin II untuk menjaga hiperfiltrasidari fungsi nefron. Angiotensin II yang bertindak sebagai vasokonstriktor pada arteriola aferen dan arteriola eferen, namun lebih dominan pada arteriola eferen.Sehingga dapat menaikkan tekanan kapiler pada glomerulus. Peningkatan tekanankapiler glomerulus dapat menyebabkan pori-pori membran glomerulus semakinluas dan mengubah ukuran barier selektif yang memungkinkan protein disaringmelalui glomerulus. Protein disaring dan diserap pada tubulus ginjal, prosestersebut mengaktifkan sel-sel tubular yang menghasilkan vasoaktif sitokin daninflamasi

38

yang akan menyebabkan kerusakan interstitial pada tubulus ginjal sehingga nefron akan banyak hilang dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal. (Schonder, 2008) Kenapa organ itu disfungsi 1. Albuminuria Penyebab : kekurangan protein, penyakit ginjal dan hati 2. Hematuria Penyebab: peradangan ginjal, batu ginjal dan kanker kandung kemih 3. Nefrolitiasis (batu ginjal) Penyebab: konsentrasi unsur-unsur kalsium terlalu tinggi dan dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan saluran ureter 4. Gagal ginjal Penyebab : nefritis (radang ginjal) Bagaimana cara mengembalikan fungsi biar normal Dengan memberikan obat-obatan, cuci darah secara rutin atau cangkok ginjal. (Syaifuddin, 2002)

8. Sistem Saraf Sistem persarafan memiliki fungsi mengumpulkan informasi-informasi, baik dari dalam maupun dari luar tubuh dan kemudian informasi ini diteruskan ke otak (sistem afferen) untuk dianalisis, selanjutnya perlu impuls melalui sistem efferen untuk irespons sesuai dengan yang diinginkan  Otak Sebagai pusat pengontrol tubuh adalah salah satu organ tubuh orang dewasa yang terbesar, terdiri dari sekitar 100 miliar neuron.

 Saraf Perifer Seluruh saraf tulang belakang mengatur gerak otot-otot bahu dan menerima semua input sensor dari kulit, otot, tulang dan sendi. Setelah canalis vertebralis saraf-saraf tulang belakang ini bergabung membentuk saraf pe perifer.

39

(Sarpini, 2016) Bahasa Medis Otak (Ensefalon) mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (cerebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (cerebelum), sumsum lanjutan/ sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol. Letaknya Otak adalah salah satu organ yang terbesar dan paling kompleks dalam tubuh manusia. Otak tersusun dari sejumlah jaringan pendukung dan 100 miliar lebih sel saraf yang berkomunikasi dalam sistem dengan triliunan koneksi yang disebut sinaps. Otak berada di kepala dan dilindungi oleh lapisan pembungkus yang disebut selaput otak (meninges) dan penutup yang disebut tengkorak.Pada bagian bawah atau dasar, otak terhubung ke saraf tulang belakang. Fungsi Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf mempunyai 3 fungsi utama yaitu :  Sebagai Alat Komunikasi Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.  Sebagai Alat Pengendali Sebagai pengendali atau pengatur kerja alatalat tubuh, sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.

40

 Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita. Mekanisme organ Sistem saraf bekerja melalui jaringan interkoneksi miliaran neuron. Neuron ini mengirimkan informasi dalam bentuk impuls saraf, seluruh sistem saraf dan dengan demikian, mengkoordinasikan berbagai fungsi tubuh. Sistem saraf manusia adalah sebuah jaringan yang sangat khusus, yang

berisi

miliaran

neuron,

dan

bertanggung

jawab

untuk

mengendalikan dan mengkoordinasikan semua fungsi tubuh. Cara sistem saraf bekerja benar-benar unik dan kompleks. Ia bekerja melalui jaringan kompleks neuron, yang merupakan fungsi dasar sel-sel dari sistem saraf. Neuron melakukan sinyal atau impuls antara dua komponen dari sistem saraf, yaitu pusat dan sistem saraf perifer. Ada terutama tiga jenis neuron, neuron sensorik, neuron motorik, dan interneuron. Neuron sensorik mengirimkan rangsangan atau impuls yang diterima dari alat indera, seperti mata, hidung atau kulit, sistem saraf pusat, yaitu, ke otak dan sumsum tulang belakang. Otak pada gilirannya, memproses rangsangan tersebut dan mengirimkannya kembali ke bagian lain dari tubuh, memberitahu mereka bagaimana bereaksi terhadap jenis tertentu dari stimulus. Motor neuron bertanggung jawab untuk menerima sinyal dari saraf otak dan tulang belakang, dan mengirim mereka ke bagian lain dari tubuh. Di sisi lain, interneuron berkepentingan dengan membaca impuls, yang diterima dari neuron sensorik dan memutuskan respon yang akan

41

dihasilkan. Mereka terutama ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Selain neuron, sistem saraf juga mengandung sel-sel glial, yang mendukung dan memelihara neuron. Neuron menggunakan sinyal elektrokimia, atau neurotransmitter untuk transmisi impuls dari satu neuron yang lain. (Pearce, 2009) Patologi organ Untuk membedakan jenis stroke iskemik dengan stroke perdarahan dilakukan pemeriksaan radiologi CT-Scan kepala. Pada stroke hemoragik akan terlihat adanya gambaran hiperdens, sedangkan pada stroke iskemik akan terlihat adanya gambaran hipodens. (Misbach, 1999) Patofisiologi organ Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi di mana saja di dalam arteri-arteri yang membentuk Sirkulus Willisi: arteria karotis interna dan sistem vertebrobasilar atau semua cabang-cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah ke jaringan otak terputus selama 15 sampai 20 menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di suatu arteri tidak selalu menyebabkan infark di daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya adalah bahwa mungkin terdapat sirkulasi kolateral yang memadai ke daerah tersebut. Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses yang terjadi di dalam pembuluh darah yang memperdarahi otak. Patologinya dapat berupa (1) keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri, seperti pada aterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding pembuluh, atau peradangan; (2) berkurangnya perfusi akibat gangguan status aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah; (3) gangguan aliran darah

42

akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau pembuluh ekstrakranium; atau (4) ruptur vaskular di dalam jaringan otak atau ruang subaraknoid. (Price et al, 2006)

9. Sistem Integumen kulit merupakan organ tubuh yang paling besar, yaitu 12-15% da area dengart permukaan 1-2 meter. Fungsi paling penting dari sistem integumen yaitu perlindungan, dengan melal. FISIOLOGI Prozeksi pertahanan sebuah Mikroorganisme Kuman mencegah, masuknya pencegahan mencegah peresipan cairan ke dalam dan keluar dengan perlindungan ultraviolet (oleh melanosit) obat dapat diserap melalui kulit. khusus zat yang larut dalam lemek, sepert vitamin A, D, E dan K, hormon steroid (estrogen). Zat-zat ini dapat dioles atau disuntikkan pada kulit yang kemudian akan diserap oleh kapal dara h Secara selektif kuilt dapsat menggabungkan beberapa bahan, misalnya beberapa kulit. Hubungan Kulit dengan Beberapa Penyakit Warna pada kulit dapat membantu mendiagnosa penyakit terientu, misalnya anosis (kulit berwarna kebiruan bila tubuh kekurangan oksigen), faundice (kulit warna kuning tua, pada gangguan fungsi hati atau empedu).. (Sarpini, 2016) Bahasa Medis Integumen berasal dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup" Letaknya Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.

43

Fungsinya Fungsi Sistem Integumen a. Pelindung dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet dan mekanik, kimia, atau suhu b. Penerima sensasi, sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu c. Pengatur suhu, menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin dan meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas d. Fungsi metabolic, menyimpan energi melelui cadangan lemak, sintesis vitamin D. e. Ekskresi dan absorpsi Mekanisme organ Kulit menerima rangsangan melalui ujung-ujung saraf peraba dan diubah dalam bentuk impuls, diteruskan ke otak melalui urat saraf, kemudian otak mengelola rangsangan dan mengirim kembali perintah ke tubuh untuk menanggapi rangsangan tersebut. Patologi organ Perubahan patologis yang ditemukan pada penyakit kulit sering kali tidak terdiagnosis. Ahli patologi harus bertumpu pada banyaknya keterangan klinik yang diberikan padanya, uang seringkali sangat berarti dalam membantu diagnosis. Secara umum proses patologik kulit dapat dibedakan menjadi 2 golongan: 1.Kelainan kulit sebagai penyakit yang berdiri sendiri 2.Kelainan kulit sebagai gejala dari penyakit lain

44

Patofisiologi setiap organ Luka bakar disebabkan oleh perpindahan dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin di pindahkan melalui konduksi atau radiasi ke kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan. Tergantung factor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas . Cedera luka bakar mempengaruhi semua sistem organ. $esarnya respon patofsiologis ini adalah berkaitan erat dengan luas luka bakar dan mencapai masa stabil ketika terjadi luka bakar kira-kira 60% seluruh luas permukaan tubuh. Tingkat keperawatan perubahan tergantung kepada luas dan kedalaman luka bakar yang menimbulkan kerusakan di mulai dari terjadinya luka bakar dan berlangsung selama 48-72 jam pertama. Kondisi ditandai dengan pergeseran cairan dari komponen vaskuler ke ruang interstitium. Bila jaringan terbakar, vasodilatasi meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul perubahan permeabilitas sel pada yang luka bakar dan di sekitarnya. tampaknya jumlah cairan yang banyak berada di ekstra sel, sodium chloride dan protein lewat melalui darah yang terbakar dan membentuk gelembung - gelembung dan oedema atau keluar melalui luka terbuka. Akibat adanya oedema luka bakar lingkungan kulit mengalami kerusakan, kulit sebagai barrier mekanik berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri yang penting, dari organism yang mungkin masuk.

Terjadinya

kerusakan

lingkungan

kulit

akan

memungkinkan

mikroorganism masuk dalam tubuh dan menyebabkan infeksi luka yang dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Dengan adanya oedem

juga

berpengaruh terhadap peningkatan peregangan pembuluh darah dan syaraf yang dapat menimbulkan rasa nyeri juga dapat mengganggu mobilitas pasien. Kenapa organ itu disfungsi Luka dapat terjadi pada trauma, pembedahan, neuropatik, vaskuler, penekanan dan keganasan. Luka diklasifikasikan dalam 2 bagian : Luka akut : merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. Kriteria

45

luka akut adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang diperkirakan Contoh : Luka sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury. Luka operasi dapat dianggap sebagai luka akut yang dibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka jahit, skin grafting. Luka kronik : luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali (rekuren) dimana terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah multifaktor dari penderita. Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali. Contoh : Ulkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous, luka bakar dll. Bagaimana cara mengembalikan fungsi biar normal Penyembuhan luka adalah suatu proses dinamik kompleks yang menghasilkan pemulihan terhadap kontinuitas anatomic dan fungsi jaringan setelah terjadi perlukaan. Penyembuhan luka dibagi dalam tiga tahap yang saling berhubungan dan tumpang tindih dalam waktu terjadinya, yaitu: 1) peradangan; 2) pembentukan jaringan (proliferasi); dan 3) remodeling jaringan. Salah satu tujuan utama tubuh pada proses perbaikan luka kulit ialah mengembalikan fungsi kulit sebagai sawar fungsional. Reepitelisasi luka kulit dimulai 24 jam setelah luka melalui pergerakan selsel epitel dari tepi bebas jaringan melintasi defek dan dari struktur folikel rambut yang masih tersisa pada dasar luka partial thickness. . Sel-sel epitel berubah bentuk baik secara internal dan eksternal untuk memudahkan pergerakan. Metamorfosis selular ini meliputi retraksi tonofilamen intrasel, disolusi desmosom intersel dan hemi-desmosom membran basal, serta pembentukan filamen aktin sitoplasma perifer. Sel-sel epidermis pada tepi luka cenderung kehilangan polaritas apiko-basal dan menjulurkan pseudopodia dari tepi basolateral bebas ke dalam luka.

Pola pasti dari migrasi epidermis yang mengalami regenerasi ini belum diketahui, tetapi kemungkinan berupa migrasi sel tunggal melintasi

46

permukaan luka dengan Kalangi; Histofisiologi Kulit S17 mekanisme “lompat-katak” (leap-frogging) atau “jejak-traktor” (tractor tread). (Tortora dan Bryan, 2014)

10.

Sistem Kerangka Kerangka tulang pada tubuh manusia terdiri dari tulang (206 buah pada orang dewasa) dan sendi, serta tulang rawan dan ligamen yang ada di sendi. Pada saat baru lahir jumlah keseluruhan lebih banyak (sekitar 300 buah). Pada perkembangan tubuh selanjutnya beberapa tulang bergabung menjadi satu. 

Tipe Tulang

Sesuai bentuknya dapat dibagi dalam: a. Tulang panjang, yaitu tulang-tulang yang berukuran panjangnya terbesar. b. Tulang pendek, yaitu tulang-tulang yang ukurannya ketiga kira-kira sama besar c. Tulang gepeng, yaitu tulang-tulang yang ukuran lebarnya terbesar. d. Tulang tak beraturan. (Sarpini, 2016) Letak Organ a. Tulang tengkorak. Letak: pada bagian kepala. b. Tulang rusuk. Letak: pada bagian dada. c. Tulang lengan atas/ humerus. Letak: pada lengan tangan bagian atas. d. Tulang ruas jari. Letak: pada bagian jari. e. Tulang radius dan ulna. Letak: pada lengan tangan bagian bawah. f. Tulang paha/ femur. Letak: pada tulang kaki bagian atas g. Tulang betis. Letak: pada tuang kaki bagian bawahh. h. Tulang punggung/ tulang belakang. Letak: Tubuh bagian belakang Fungsi Organ a. Tulang tengkorak. Fungsi: melindungi otak. b. Tulang rusuk. Fungsi: melindungi paru-paru dan jantung. c. Tulang lengan atas/ humerus. Fungsi: sebagai alat gerak pasif.

47

d. Tulang ruas jari. Fungsi: sebagai alat gerak pasif. e. Tulang radius dan ulna. Fungsi: sebagai alat gerak pasif. f. Tulang paha/ femur. Fungsi: sebagai alat gerak pasif. g. Tulang betis. Fungsi: sebagai alat gerak pasif. h. Tulang punggung/ tulang belakang. Fungsi: tulang yang menegakkan tubuh. Mekanisme Organ Tulang-tulang merupakan benar-benar jaringan hidup, struktur calciferous yang bekerja dalam koordinasi dengan sistem lain utama seperti sistem otot, sistem peredaran darah dan sistem lainnya, untuk membantu tubuh kita untuk berfungsi secara efisien. Sistem kerangka manusia adalah struktur yang kompleks yang tidak hanya sebagai bingkai yang solid. Tulang memiliki poros berongga di tengah yang terdiri dari zat yang disebut sumsum tulang, yang pada dasarnya merupakan sumber energi penting bagi tubuh kita. Salah satu fungsi utama dari sistem kerangka adalah untuk menyediakan kerangka kerja untuk tubuh kita, tanpanya kita akan menjadi tumpukan kulit, organ, pembuluh darah dll. Patologi Organ a. Fraktur b. Osteomielitis c. Rakitis d. Osteoporosis e. Akromegali f. Fibrous dysplasia g. Osteogenesis imperfect h. Kanker tulang Disfungsi Organ a. Fraktur, merupakan kerusakan tulang bisa berupa retak atau patah sehingga memengaruhi fungsinya. 48

b. Osteomielitis, adalah infeksi pada tulang. Infeksi bisa terjadi karena adanya infeksi pada bagian tubuh lain yang menyerang tulang, atau karena komplikasi dari operasi. c. Rakitis,

merupakan

pertumbuhan

abnormal

pada

anak

yang

disebabkan kekurangan vitamin D. d. Osteoporosis, lebih mengancam wanita karena jumlah sel tulang wanita lebih sedikit daripada pria. Menopause juga berperan dalam meningkatnya risiko terkena osteoporosis. e. Akromegali, disebabkan oleh kelebihan jumlah hormon pertumbuhan (growth hormone) dalam tubuh. f. Osteogenesis imperfect, penyakit akibat kelainan genetik yang menyebabkan seseorang terlahir dengan tulang yang rapuh dan tidak terbentuk dengan baik. g. Kanker tulang, umumnya kanker tulang berasal dari kanker pada organ lain, seperti prostat, paru-paru, ginjal, atau payudara, yang kemudian menyebar ke tulang. (Fried dan Hademenos, 2005) Cara Mengembalikan Fungsi Organ Teknologi untuk mengatasi kelainan pada sistem gerak a. Vertebroplasti Vertebroplasti adalah teknik perbaikan patah tulang pada bagian tulang belakang dengan cara memasukkan semen tulang melalui jarum suntik khusus. Pemberian semen tulang di maksudkan untuk menyangga dan memberi kekuatan pada tulang dari dalam. Dalam hal ini semen akan mengeras setelah 15 menit kemudian dan keesokan harinya pasien sudah dapat berjalan. b. Veselplasti

49

Veselplasti adalah teknik bedah endolaparoskopik terbaru. Teknik ini merupakan hasil perkembangan dari teknik Vertebroplasti. Di sebut veselplasti karena teknik ini menggunakan balon sebagai pengganti pembuluh darah buatan. Kemudian balon tersebut diisi dengan bahan tulang yang memiliki sistem hidrolik sehingga pasien dapat tegak seperti sediakala. c. Sekrup berbahan tulang Patah tulang dapat juga di sembuhkan dengan menggunakan sekrup dari bahan tulang. Teknik ini dikembangkan oleh Yuji Uchio, seorang guru besar Universitas Shimane, jepang. (Sudjadi dan Laila, 2007)

50

11. Sistem Otot Pengertian Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh.Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka.Otot merupakan alat gerak aktif yang mampu menggerakkan tulang, kulit dan rambut setelah mendapat rangsangan.

Istilah Medis a. Otot lurik, nama lain : (musculus striated) atau otot involunter b. Otot Polos, nama lain : otot alat-alat dalam / visceral / musculus nonstriated / otot involunter c. Otot jantung, nama lain: Myocardium atau musculus cardiata atau otot involunter Bagian-Bagian Organ a. Otot lurik b. Otot polos c. Otot jantung Letak Organ a. Otot Lurik, otot yang satu ini bisa ditemukan melekat pada bagian rangka. Otot Lurik bekerja di bawah pengaruh kesadaran. b. Otot Polos bisa dijumpai di bagian dinding organ organ yang ada dalam tubuh antara lain: 

Saluran organ pencernaan.



Organ reproduksi.



Organ pernapasan.



Saluran ekskresi.



Pembuluh darah.

51

c. Otot Jantung tentu hanya bisa ditemukan pada organ jantung. Fungsi Organ a. Melakukan gerakan tubuh b. Membantu dalam peredaran darah manusia c. Pernapasan d. Proses pencernaan e. Persalinan f. Keseimbangan g. Mengatur postur tubuh Patologi Organ a. Distrofi otot b. Penyakit Parkinson c. Fibromyalgia d. Keseleo e. Kram f. Tendinitis g. Atrofi otot h. Miositis (Tambayong, 2000) Disfungsi Organ Secara garis besar, kelainan pada otot bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu kelainan bawaan (inherited) dan kelainan yang didapat (acquired). Cara Mengendalikan Fungsi Organ Kondisi kelainan otot membutuhkan pemeriksaan dan penanganan medis segera, terlebih jika gejalanya sudah mengganggu aktivitas seharihari, seperti kelelahan, atrofi otot, kesulitan bergerak, sulit berjalan, sulit menggenggam sesuatu, serta kelemahan otot berkepanjangan yang

52

semakin parah dan terjadi sudah lebih dari beberapa minggu. Jika terdapat gejala-gejala tersebut, segeralah berkonsultasi ke dokter. Dampak kelainan otot pada setiap orang bisa berbeda.Sebagian orang bisa hidup normal, namun sebagian lainnya mengalami gangguan dalam beraktivitas, kelumpuhan, hingga berbagai kondisi yang berakibat fatal. Penanganan kelainan otot tergantung pada penyakit atau kondisi yang mendasarinya.Kelainan otot yang disebabkan oleh faktor genetik umumnya tidak dapat disembuhkan, dan penanganan hanya bersifat suportif. Untuk kelainan otot yang didapat setelah lahir (acquired), dokter dapat memberikan penanganan berupa terapi obat, fisioterapi, bracing untuk mendukung otot yang melemah, hingga operasi.

Berikan keterangan disebut sistem apakah gambar-gambar dibawah ini

53

Gambar 1. Sistem integumen

Gambar 3. Sistem Otot

Gambar 2. Sistem Rangka

Gambar 4. Sistem Sirkulasi

54

Gambar 5. Sistem Kekebalan (Limfatik)

Gambar 6. Sistem Saraf

Gambar 8. Sistem Respiras

55

Gambar 9. Sistem Pencernaan

Gambar 10. Sistem Ekskresi

56

JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT 1.

Jelaskan organ, fungsi dan mekanisme kerja dalam sistem pencernaan A. Organ Sistem Pencernaan a. mulut b. kelenjar saliva c. faring d. esofogus e. lambung f. hati g. kantung empedu h. pancreas i. usus halus j. usus besar k. rectum l. anus

57

(Rheimundus, 2016) B.

Fungsi Organ 

Mulut :Untuk pemecahan makanan secara mekanik.



Kelenjar saliva : Untuk mengekskresikan saliva yang mengandung enzim



Faring

:menghubungkan

mulut

dengan

esophagus.. 

Esofogus :Mendorong makanan ke lambung.



Lambung :Sekresi asam dan enzim.



Hati

:

Memproduksi

empedu

yang

menghasilkan lemak 

Kantung empedu : Tempat penyimpanan empedu



Pankreas :Memproduksi dan mensekresi getah pankreas yang mengandung ion bikarbopnat kedalam usus kecil.



Usus halus : Mencampur makan dengan empedu dan getah pancreas



Usus besar :Menyerap air dan elektrolit unyuk membentuk feses.



Rectum : Mengatur pengeluaran feses



Anus :Jalur keluarnya feses. (Rheimundus, 2016)

3.

Mekanisme Kerja 

Penghancuran Makanan Penghancuran makanan dilakukan oleh gigi dan dibantu oleh lidah dan ludah.Gigi manusia terdiri dari tiga jenis yaitu gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham.Gigi seri bertugas memotong makanan, gigi taring bertugas mengoyak makanan, dan gigi geraham bertugas untuk menggilas,

menghancurkan,

melumatkan,

dan

menghaluskan

1

makanan.Lidah berfungsi untuk memindah-mindahkan makanan saat dikunyah dan membantu menelan, selain itu juga berfungsi sebagai pengecap rasa makanan.Sedangkan ludah berfungsi untuk membantu menghaluskan makanan hingga menjadi seperti bubur.



Pencernaan Kimiawi di Rongga Mulut Selain untuk membasahi makanan, ludah juga berfungsi untuk mencerna makanan secara kimiawi.Itu karena di ludah terdapat enzim ptialin (amilase).Enzim ini berfungsi mengubah amilum (karbohidrat) menjadi glukosa (maltosa/gula sederhana). Namun, kadar amilum yang diubah di dalam rongga mulut hanyalah sekitar 5% dari total makanan yang dimakan, sisanya akan tertelan dan proses pencernaan berlanjut di dalam lambung sampai pH lambung turun dibawah 6,8 karena aktivitas asam klorida. Enzim ptialin juga terdapat di dalam pankreas.



Proses Menelan Proses penelanan makanan dimulai dari menelan dengan bantuan lidah. Lidah sangat berperan dalam proses penelanan makanan. Kemudian makanan akan turun ke lambung melalui kerongkongan. Di kerongkongan akan terjadi gerak peristaltik untuk membantu makanan turun ke lambung.



Mekanisme Pencernaan di Lambung Di lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim renin, enzim pepsin, dan asam klorida. Makanan akan dilumatkan oleh gerakan lambung yang sangat kuat sambil diberikan zat kimia tersebut. Enzim renin berfungsi menggumpalkan kasein (protein susu), pepsin mengubah protein menjadi pepton, dan asam klorida berfungsi membunuh bakteri pada makanan dan mengaktifkan pepsin.



Mekanisme Pencernaan di Usus 12 Jari

2

Di usus dua belas jari terjadi proses pencernaan kimiawi dengan bantuan empedu dan getah pankreas. Empedu berasal dari kantung empedu yang merupakan hasil perombakan sel darah merah di dalam hati (liver).Fungsi empedu adalah untuk mengemulsikan lemak (lipid) sehingga mudah untuk dicerna. Getah pankreas mengandung enzim tripsinogen, amilase, dan lipase.Enzim tripsinogen yang telah diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase berfungsi untuk mencerna pepton menjadi asam amino.Enzim amilase berfungsi mengubah amilum menjadi glukosa.Enzim lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. 

Mekanisme Pencernaan di Usus Halus Mekanisme pencernaan pada usus halus berupa pencernaan kimiawi dengan enzim peptidase dan maltase serta penyerapan sari-sari makanan yang dilakukan oleh vili pada dinding usus.Enzim peptidase berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino, sedangkan enzim maltase berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.Vili berjumlah sangat banyak dan terdapat pada dinding dalam usus halus. Sari-sari makanan yang telah diserap akan dibawa menuju hati (liver) oleh darah melalui vena porta hepatica.



Mekanisme Pencernaan di Usus Besar Di usus besar terjadi proses pembusukan dan penyerapan air dan garam mineral. Air akan diserap apabila sisa makanan mengandung banyak air dan air akan dikeluarkan apabila sisa makanan terlalu padat karena

kekurangan

air.

Pembusukan

makanan

dibantu

oleh

bakteri Escherichia coli (E. coli), hasilnya berupa feses.Pada usus besar terdapat usus buntu, namun sampai kini belum diketahui fungsinya bagi manusia. 

Mekanisme Pembuangan di Rektum dan Anus Setelah sisa makanan membusuk, maka harus segera dikeluarkan. Sebelum itu, feses akan disimpan sementara di dalam rektum.

3

Sedangkan anus adalah penghubung antara bagian luar tubuh dengan rektum. Saat rektum penuh, rektum akan mengirim impuls (sinyal saraf) ke otak sehingga timbul hasrat ingin buang air besar. Saat proses buang air besar, rektum akan membantu mendorong feses dengan gerak peristaltiknya. (Kurniasih, 2018)

2.

Jelaskan organ, fungsi dan mekanisme kerja dalam sistem Respirasi A. Organ Sistem Respirasi atau Pernafasan Organ-organ yang membentuk sistem pernafasan manusia secara berurutan adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkeolus dan alveolus.Bronkus dan alveolus terdapat di dalam paru-paru. 1.

Rongga hidung Hidung merupakan jalan masuknya oksigen sekaligus jalan keluarnya udara sisa pernafasan (CO2 dan uap air). Udara pernafasan dalam hidung mengalami tiga kali proses yakni:

4.



Disaring oleh rambut-rambut hidung dan selaput lender.



Disesuaikan suhunya.



Disesuaikan suhunya.



Diatur kelembapannya (kadar airnya)

Pangkal Tenggorokan (Laring) Pada leher pria terdapat tonjolan yang disebut jakun.pada wanita juga terdapat jakun, hanya saja tidak menonjol seperti pria. Jakun ini tersusun dari katup pangkal tenggorok, perisai tulang rawan serta gelang-gelang tulang rawan. Di dalam jakun terdapat pita suara yang selalu bergetar kalau kita bersuara.

5.

Batang tenggorokan (Trakea) Batang tenggorokan memanjang mulai dari pangkal rongga mulut sampai rongga dada.Yang menghubungkan rongga hidung dan mulut dengan paru-paru.Sehingga selain dapat bernafas melalui hidung, kita juga dapat bernafas melalui mulut.

4

6.

Paru-paru Paru-paru merupakan pusat alat pernafasan. Di dalam paru-paru terjadi peristiwa pertukaran antara gas O2 dan gas H2O (uap air) yang berasal dari dalam darah sebagai sisa atau limbah dari proses oksidasi biologis. (Kurniasih, 2018)

B. Fungsi Organ 1.

Rongga hidung Memungkinkan udara untuk masuk dan keluar rongga hidung.

2.

Trakea Membawa udara antara laring dan bronkus dan sebagai pengfilter, menghangatkan, dan melembabkan udara yang dihirup.

3.

Laring Membawa udara antara faring dan trakea.

4.

Paru-paru Tempat terjadinya pertukaran gas O2 dan CO2 (Rhaimundus, 2016)

C. Mekanisme Kerja Pernafasan manusia terdiri atas proses inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah proses masuknya udara ke dalam paru-paru. Ekspirasi adalah proses keluarnya udara dari paru-paru. Proses inspirasi adalah sebagai berikut :  Bila otot-otot antar tulang rusuk berkontraksi akibatnya tulang rusuk akan terangkat.  Kontraksi otot antar tulang rusuk diikuti oleh kontraksi otot diafragma.  Kontraksi kedua otot tersebut menyebabkan rongga dada menjadi besar.

5

 Rongga dada membesar tetapi tekanan udara di dalamnya justru menjadi berkurang. Sedangkan ekspirasi adalah sebagai berikut :  Bila otot-otot antar tulang rusuk berelaksasi makatulang rusuk akan turun.  Relaksasi otot antar tulang rusuk diikuti oleh relaksasinya otot diafragma.  Relaksasi kedua otot tersebut menyebabkan rongga dada mengecil.  Bila rongga dada mengecil maka tekanan udara di dalamnya justru menjadi besar.  Akibatnya udara keluar dari paru-paru atau menghembuskan nafas. (Kurniasih, 2018)

3.

Jelaskan organ, fungsi dan mekanisme kerja dalam sistem Sirkulasi A. Organ Sistem Sirkulasi 

Jantung



Pembuluh Darah



Darah (Wibowo, 2017)

B. Fungsi Organ 

Jantung adalah organ paling vital dalam sistem peredaran darah yang fungsinya memompa dan menerima darah ke seluruh tubuh.



Pembuluh berfungsi untuk membawa darah dari jantung ke bagian tubuh lain atau sebaliknya.



Darah berfungsi untuk mengangkut nutrisi, oksigen, hormon, dan berbagai zat lainnya dari dan ke seluruh tubuh. (Wijayanti, 2017)

C. Mekanisme Kerja

6

Peredaran darah sistemik lebih sering disebut sebagai peredaran darah besar. Peredaran darah ini dimulai ketika darah yang mengandung oksigen dipompa dari bilik kiri jantung menuju seluruh tubuh dan akhirnya akan kembali lagi ke serambi kanan jantung.Secara sederhana, peredaran darah sistemik bisa digambarkan sebagai aliran darah dari jantung – seluruh tubuh – jantung. Peredaran darah pulmonal lebih sering disebut dengan peredaran darah kecil. Peredaran darah ini dimulai saat darah yang mengandung CO2 alias karbon dioksida dipompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru.Dalam paru-paru terjadi pertukaran gas yang pada akhirnya mengubah karbon dioksida menjadi oksigen saat keluar dari paru-paru dan kembali lagi ke jantung (serambi kiri).Secara sederhana, peredaran darah pulmonal bisa digambarkan sebagai peredaran darah dari jantung – paru-paru – jantung. (Muttaqin, 2009)

7

DAFTAR PUSTAKA Abrori dan Mahwar,Purbaniah.2017.Infeksi Menular Seksual.Pontianak:UM Pontianak Press Aryulina, Diah dkk. 2006. Biologi 2. Jakarta: Erlangga. Chailik, Rhaimundus.2016. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia D’hiru. 2005. Iridologi Mendeteksi Mata dengan Mengintip Mata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Graham,R., dan Tony Burns. 2005. Dermatologi.Jakarta : Erlangga Irawan,Albertus Bobby. 2015. Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka Manusia. Surakarta : Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika Dan Komputer FTI UNSA 2015 Manurung,Nikson dkk.2017.Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin dilengkapi Mind Mapping dan Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc.Yogyakarta:Deep Publish Muttaqin, Arif. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular.Jakarta: Salemba Medika P., Fictor Ferdinand dan Moekti Ariebowo. 2008. Praktis Belajar Biologi. Yogyakarta :Vasindo Roitt. 1997. Pokok - Pokok Ilmu Kekebalan.Jakarta : EGC Sarpini, Rusbandi. 2016. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta. Penerbit IN MEDIA Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta : EGC.

8

Stephane,B. dkk. 2006. Visual dan Ilmu Pengetahuan Tubuh Manusia. Jakarta: PT Bhama Ilmu. Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC Wahyuningsih, Heni Puji dan Yuni, Kusmiyati. 2017. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Wibowo, Daniel S. 2017. Anatomo Tubuh Manusia. Yogyakarta : Grasindo

9

LEMBAR PENILAIAN TANGGAL PRAKTIKUM

:

TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN :

NILAI AKTIVITAS

NILAI LAPORAN

CATATAN :

TANDA TANGAN MAHASISWA

ASISTEN

DOSEN

10

11

More Documents from "Dandy Zwageri"