PENUNTUN PRAKTIKUM BIOLOGI REPRODUKSI
DISUSUN OLEH: TIM PENGAJAR
PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN UMUM UNIVERSITAS HALU OLEO
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya dipanjatkan kepadaNya, sehingga buku Penuntun Praktikum BIOLOGI REPRODUKSI untuk mahasiswa S1 Bioteknologi ini dapat terselesaikan. Buku penuntun ini hanya memuat beberapa kegiatan yang secara operasional masih mungkin dilaksanakan. Kegiatan dimulai dari pengamatan organ reproduksi untuk memberi dasar pengetahuan yang lengkap tentang biologi reproduksi. Tentunya kegiatan pada praktikum ini belum mencukupi bagi mahasiswa untuk melatih keterampilannya dan pengetahuan tentang biologi reproduksi. Oleh karena itu, perbaikan dan penambahan kegiatan praktikum sangat dimungkinkan dimasa yang datang. Untuk itu semua saran dan kritik untuk perbaikan sangat diharapkan. Terimah kasih.
Kendari,
Oktober 2016
Penyusun
TATA TERTIB PENUNTUN
Praktikan diwajibkan: 1. Mempersiapkan diri pada setiap acara praktikum yang akan dilakukan. 2. Wajib melengkapi bahan-bahan praktikum yang akan digunakan sesuai apa yang telah disepakati. 3. Memasuki ruangan 10 menit sebelum acara dimulai. 4. Sebelum praktikum dimulai akan diadakan respon. 5. Memberitahukan secara tertulis apabila yang bersangkutan tidak dapat mengikuti praktikum di hari yang bersangkutan. 6. Setiap selesai praktikum, keadaan alat dan ruangan harus tetap bersih. 7. Mengerjakan praktikum secara serius dan hati-hati. 8. Apabila terdapat hal-hal yang tidak diatur dalam aturan ini, maka semua keputusan didasarkan musyawarah bagi kebaikan, kelancaran dan tercapainya tujuan semua acara praktikum.
DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar Tata Tertib Praktikum Daftar Isi Praktikum 1
PENGENALAN ORGAN REPRODUKSI
Praktikum 2
PENGAMATAN HISTOLOGI OVARIUM DAN TESTIS
Praktikum 3
ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI PADA IKAN
Praktikum 4
ULAS VAGINA
Praktikum 5
PENGAMATAN ORGAN GENERATIF PADA TUMBUHAN
PRAKTIKUM 1 PENGENALAN ORGAN REPRODUKSI
PENDAHULUAN A. Dasar Teori Reproduksi merupakan aspek biologis yang terkait mulai dari diferensiasi seksual hingga dihasilkan individu baru. Pengetahuan tentang ciri reproduksi yaitu mengetahui tentang perubahan atau tahapan-tahapan kematangan gonad untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan atau tidak melakukan reproduksi. Pengetahuan tentang ciri reproduksi tidak akan sempurna apabila tidak diiringi dengan pengetahuan anatomi reproduksi baik jantan maupun betina. Tujuan dari reproduksi yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Setiap organisme akan mengalami reproduksi. Reproduksi dibedakan menjadi dua yaitu reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu yang biasanya dilakukan jenis kelamin yang berbeda sedangkan reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Organ reproduksi merupakan bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan. Organ reproduksi pada jantan yaitu testis, sedangkan organ reproduksi betina yaitu ovarium. Apabila terjadi pertemuan antara sel gamet jantan dan sel gamet betina makan akan terjadi ferilisasi. Fertilisasi merupakan tahap awal untuk menghasilkan individu baru.
Berbagai jenis hewan diketahui memiliki sistem organ reproduksi yang berbeda satu sama lain. Dalam keanekaragaman itu, tak satupun diantara mekanisme-mekanisme reproduksi reproduksi secara sendirisendiri telah terbukti sama-sama berhasil dalam mempertahankan diri selama berabad-abad. Berdasarkan pada fakta keanekaragaman sistem organ reproduksi hewan, maka setiap usaha yang bertujuan untuk membuat suatu generalisasi memiliki resiko kesalahan yang besar yaitu mempersamakan berbagai sistem organ reproduksi dari hasil studi satu spesies. Pada hewan yang bersifat dioesius (hewan yang sifat kelamin jantan dan betina terpisah), keragaman sistem organ reproduksi betina lebih kompleks dibandingkan pada hewan jantan. Pada umumnya sistem organ reproduksi dapat dibagi dalam dua bagian yaitu organ reproduksi primer dan sekunder. Organ reproduksi primer pada hewan betina dikenal sebagai “ovarium” sedangkan pada jantan sebagai “testis”. Organ reproduksi sekunder berupa saluran-saluran reproduksi. Terdapat keragaman baik bentuk, struktur anatomi, dan ovarium, testis beserta saluran-saluran pendukungnya pada berbagai jenis hewan yang berbeda.
B. Tujuan dan Manfaat Tujuan pada praktkum ini yaitu untuk mengetahui, mempelajari, dan mengenal tentang keragaman sistem organ reproduksi pada organisme sedangkan manfaat pada praktikum ini yaitu dapat mengetahui, mempelajari, dan mengenal tentang keragaman sistem organ reproduksi pada organisme.
METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 1. alat yang digunakan dalam praktikum No. Nama Alat Kegunaan 1. Kaca pembesar Untuk memperbesar objek 2. Alat tulis Untuk menulis hasil pengamtan 3. Pinset Untuk menjepit organisme uji 4. Sterofom Untuk meletakkan organisme uji 5. Pisau bedah Untuk membedah organisme uji 6. Gelas/botol pembius Untuk membius hewan Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum No. Nama Bahan Kegunaan 1. Ikan lele jantan dan betina yang Sebagai objek pengamatan matang gonad (Clarias gariephinus) 2. Mencit (Mus musculus) Sebagai objek pengamatan 3. Merpati (Columbia livia) Sebagai objek pengamatan 4. Korofom atau ether Sebagai cairan pembius B. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan hewan yang akan diamati, talenan dan peralatan bedahnya 2. Membius hewan dengan menggunakan bahan klorofom atau ether (tergantung yang disediakan) dalam alat/botol pembius 3. Mengambil hewan yang sudah terbius, melakukan pembedahan sampai terlihat isi dalam perutnya dan memastikan posisi masing-masing organ tidak berubah.
4. Mengamati secara morfologi perbedaan kelamin jantan dan betina (warna, bentuk dan ukuran). 5. Mengamati organ reproduksinya dan catat perbedaannya (warna, bentuk, ukuran). 6. Mengambil gambar organ reproduksi hewan.
PRAKTIKUM 2 PENGAMATAN HISTOLOGI OVARIUM DAN TESTIS PENDAHULUAN A. Dasar Teori Hewan mamalia pada umumnya memiliki sifat diucious artinya terdapat pemisahan yang jelas antara sifat kelamin jantan dan betina. Reproduksi seksual melibatkan proses penyatuan sel kelamin (sel gamet) jantan (spermatozoa) dengan sel kelamin betina (ovum). Organ reproduksi jantan yang bertanggung jawab terhadap produksi spermatozoa adalah testis sedangkan organ reproduksi betina tempat produksi ovum dikenal sebagai ovarium. Spermatogenesis terjadi didalam tubuli seminiferi testis, sedangkan perkembangan ovum, yang dapat dikenali dari perkembangan folikel ovarii, terletak dibagian korteks ovarium. Secara fungsional testis merupakan organ utama dari sistem reproduksi jantan yang berperan penting dalam spermatogenesis dan ateroidogenesis. Spermatogenesis berlangsung pada lapisan epitel tubuli semeniferi
testis
untuk
menghasilkan
spermatozoa,
sedangkan
steroidogenesis berlangsung di sel-sel Leydig jaringan interstisial testis untuk mensintesis hormone steroid jantan, androgen. Ada tiga tipe sel germinal pada lapisan epitel tubuli seminiferi, yaitu spermatogonia, spermatosit dan spermatid. Testis terdiri dari kelenjar-kelenjar yang berbentuk tubulus yang dibungkus oleh selaput tebal yang disebut dengan tunika albugenia. Pada sudut posterior organ ini terbungkus oleh selaput
atau kapsula yang disebut mediastinum testis. Septula testis merupakan selaput tipis yang meluas
mengelilngi mediastinum sampai ke
tunikaalbugenia dan membagi testis menjadi 250-270 bagian berbentuk piramid yang disebut lobuli testis. Ovarium merupakan bagian alat kelamin yang utama pada betina. Ovarium menghasilkan telur,oleh karena itu dalam bahasa Indonesia ovarium sering disebut dengan induk telur. Perkembangan ovarium pada masa reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hifofisa yang terdapat didasar otak dalam kepala.
Berdasrkan uraian
diatas maka dilakukan praktikum pengamatan histologi dan ovarium dan testis. Secara fungsional testis merupakan organ utama dari sistem reproduksi jantan yang berperan penting dalam spermatogenesis dan steoidogenesis. Spermatogenesis berlangsung pada lapisan epitel tubuli semeniferi
testis
untuk
menghasilkan
spermatozoa,
sedangkan
steroidogenesis berlangsung di sel-sel Lyding jaringan interstisial testis untuk mensintesis horon steroid jantan, androgen. Ada tiga tipe sel germinal pada lapisan epitel tubuli seminiferi, yaitu spermatogonia, spermatosit dan spermatid.
B. Tujuan dan Manfaat Tujuan pada praktikum ini yaitu bagaimana mengetahui struktur histologi ovarium dan testis hewan sebagai penghasil sel gamet sedangkan manfaat pada praktikum ini yaitu dapat mengetahui struktur histologi ovarium dan testis hewan sebagai penghasil sel gamet.
METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 3. alat yang digunakan dalam praktikum No. Nama Alat Kegunaan 1. Mikroskop cahaya Untuk mengamati objek 2. Alat tulis Untuk menulis hasil pengamtan Tabel 4. Bahan yang digunakan dalam praktikum No. Nama Bahan Kegunaan 1. Sedian preparat histologi testis Sebagai bahan yang diamati 2. Sedian preparat histologi Sebagai bahan yang diamati ovarium
B. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum inipertama mempersiapkan semua alat dan bahan antara lain mikroskop dan preparat sediaan histologi testis dan ovarium. Mengamati sediaan hstologi testis dan ovarium dengan menggunakan mikroskop, menggambar dan beri keterangan (terutama bagian dimana terjadi prosesw gametogenesis).
PRAKTIKUM 3 ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI PADA IKAN PENDAHULUAN A. Dasar Teori Setiap jenis ikan memiliki memiliki ukuran telur sendiri ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki ukuran telur besar contohnya ikan Nila dan Arwanah. Ikan yang ukuran telurnya kecil contohnya ikan betutu, ikan cupang, dan ikan mas. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluangnya untuk bertahan hidup (Anonim, 2007). Spermatozoa atau sperma adalah gamet jantan yang dihasilkan oleh testis. Sperma dari beberapa spesies ikan berwarna kekuning-kuningan menyerupai putih susu. Cairan sperma adalah larutan spermatozoa yang berada dalam cairan seminal dan dihasilkan oleh dehidrasi testis. Berdasarkan uraian diatas, dianggap perlu dilakukannya praktikum morfologi telur dan sperma sehingga praktikan dapat mengetahui bentuk ukuran dan warna telur dan sperma ikan lele. Tingkat
kematangan
gonad
merupakan
tahapan
tertentu
perkembangan gonad sebelum dan sesudah memija. Tingkat kematangan gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan suatu indeks kematangan gonad atau dapat disebut dengan indeks gonad somatic.
Jumlah telur yang dikeluarkan suatu ikan, parameter tersebut yaitu fekunditas. Perkembangan gonad merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang melakukan reproduksi atau tidak. Dari pengetahuan TKG, maka akan didapatkan informasi kapan suatu ikan memijah atau sudah selesai memijah. Faktor yang dapat mempengaruhi fungsi produksi pada spesies ikan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi curah hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan adanya ikan jantan. Adapun faktor internal meliputi tersedianya hormon steroid dan gonadotropin yang cukup untuk memacu kematangan gonad yang diikuti dengan ovulasi serta pemijahan.
B. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk bagianbagian telur dan sperma ikan. Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui bentuk dan bagian dari sperma ikan.
METODE PRAKTIKUM C. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 5. alat yang digunakan dalam praktikum No. Nama Alat Kegunaan 7. Kaca pembesar Untuk memperbesar objek 8. Alat tulis Untuk menulis hasil pengamtan 9. Pinset Untuk menjepit organisme uji 10. Sterofom Untuk meletakkan organisme uji 11. Pisau bedaah Untuk membedah organisme uji Tabel 6. Bahan yang digunakan dalam praktikum No. Nama Bahan Kegunaan 5. Ikan lele jantan dan betina yang Sebagai bahan yang diamati matang gonad (Clarias gariephinus) 6. Tissue Untuk membersihkan sperma dan sel telur D. Prosedur Kerja 1. Menyiapkan masing-masing kelompok sepasang ikan yang telah matang gonad 2. Melakukan striping ikan lele pada wadah terpisah antara telur dan sperma. 3. Mengamati morfologi sperma dan telur 4. Mengamati morfologi telur (bentuk dan ukuran) 5. Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan.
PRAKTIKUM 4 ULAS VAGINA PENDAHULUAN A. Dasar Teori Hewan memiliki masa dimana hewan tersebut bersedia untuk kawin. Masa tersebut dikenal sebagai masa berahi atau estrus. Masa berahi datang secara periodic dengan interval waktu tertentu tergantung jenis hewannya. Oleh karena adanya siklus ini maka dikenal pada hewan terdapat siklus estrus/berahi. Pada manusia, oleh karena yang menjadi hari hitungan adalah saat menstruasi maka dikenal sebutan siklus menstruasi. Hewan betina memiliki fase estrus. Setiap siklus yang terjadi pada tubuh mencit terjadi perubahan-perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh hormone yang berpengaruh di dalam tubuhnya. Penggambaran diri mencit pada setiap tahap yang terjadi yaitu fase estrus, fase metestrus, fase diestrus, dan fase proestrus. Fase estrus terdapat sel menanduk (cornified), fase metestrus terdapat banyak sel epitel menanduk dan lekosit, kemudian juga sel epitel biasa, fase diestrus terdapat sel epitel biasa dan banyak lekosit dan fase proestrus terdapat sel epitel biasa. Fase estrus merupakan periode-periode ketika betna reseptif terhadap jantan dan akan melakukan perkawinan mencit jantan akan mendekati mencit betina dan akan terjadi kopulasi. Terdapat beberapa fase siklus berahi, dimana sebenarnya batas antar fase sukar ditentukan karena peristiwa tersebut berlangsung secara kontinyu. Pembagian kedalam fase-fase lebih diperuntukan untuk
mempermudah mempelajari fenomena tersebut. Fase-fase siklus berahi adalah proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Vagina terbagi menjadi dua bagian yaitu vertibulum (bagian luar vagina) dan vagina posterior (dari muara uterus sampai serviks). Dinding vagina terdiri dari mukosa, muscularis dan serosa. Pada betina yang memiliki siklus normal, sel-sel epitelium yang membatasi vagina mengalami perubahan secara periodic yang dikontrol oleh hormone yang disekresikan oleh ovarium. Vagina merupakan saluran panjang yag terletak dorsal terhadap uretra dan ventral terhadap rectum, sebagai tempat penumpahan semen dari individu jantan.
B. Tujuan dan Manfaat Tujuan praktikum kali ini adalah untuk mempelajari dan menentukan fase-fase siklus berahi pada hewan. Diharapkan setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa dapat mempelajari dan menentukan fase-fase siklus berahi pada hewan dan mengetahui siklus birahi pada hewan. METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 7. alat yang digunakan dalam praktikum No. Nama Alat Kegunaan 1. Mikroskop cahaya Untuk mengamati objek objek 2. Kaca objek Sebagai tempat meletakkan objek pengamatan
3.
Alat tulis
Untuk menulis hasil pengamatan
Tabel 8. Bahan yang digunakan dalam praktikum No. Nama Bahan Kegunaan 1. Mencit betina (Mus musculus) Sebagai bahan yang diamati 2. Klorofom Untuk membius mencit 3. Tustel 4. NaCl fisiologis (0,9%) 5. Metanol 70% Untuk menfiksasi 6. Pewarna giemsa B. Prosedur Kerja 1. Mencit dipegang tekuk dan ekornya, kemudian ditelentangkan 2. Kapas dililitkan pada ujung lidi, kemudian dicelupkan kedalam larutan garam fisiologis. 3. Ujung lidi yang telah dililit kapas, dimasukkan dalam vagina sambil digerakan secara memutar. 4. Mencabut dan kemudian mengoleskan pada gelas objek, kemudian dikeringkan diudara 5. Setelah kering, preparat difiksasi dengan methanol 70%
selama 5
menit, kemudian dikeringkan udara lagi. 6. Preparat kemudian dicelupkan dalam pewarna giemsa selama 15-30 menit, cuci dengan air mengalir, kemudian dikeringkan diudara 7. Amati dibawa mikroskop cahaya dan tentukan fase siklus birahi mencit percobaan beserta ciri cirinya.
PRAKTIKUM 5 PENGAMATAN ORGAN GENERATIF PADA TUMBUHAN PENDAHULUAN A. Dasar Teori Tumbuhan merupakan salah satu dari klasifikasi dari makhluk hidup. Tumbuhan memiliki klorofil atau zat hijau daun yang berfungsi sebagi media penciptaan makanan dan untuk proses fotosintesis. Dalam ilmu biologi, tumbuhan termasuk organisme yang termaksud dalam kerajaan Plantae. Berbeda dengan hewan, tumbuhan tidak bias bergerak sendiri untuk memperoleh makanannya. Tumbuhan membutuhkan cahaya matahari untuk proses fotosintesisnya. Tumbuhan juga dapat melakukan reproduksi. Reproduksi merupakan kemampuan suatu organisme untuk menghasilkan kembali individu baru. Tujuan dari reproduksi yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Setiap organisme akan mengalami reproduksi. Reproduksi dibedakan menjadi dua yaitu reproduksi seksual dan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu yang biasanya dilakukan jenis kelamin yang berbeda sedangkan reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Setiap tumbuhan memiliki organ reproduksi. Organ reproduksi merupakan bagian-bagian tubuh yang berfungsi dalam melanjutkan keturunan. Organ reproduksi pada tumbuhan yaitu bunga, pada bunga ada alat kelamin jantan yang disebut dengan benang sari, sedangkan pada tumbuhan betina disebut dengan putik, maka akan terjadi peristiwa yang dikenal dengan
polinasi. Polinasi merupakan peristiwa jatuhnya benang sari ke kepala putik. Organ tumbuhan, seperti halnya organ pada hewan, tersusun atas jaringan (sekelompok sel yang mempunyai keaktifan khas). Jaringan tersusun atas sel. Di dalam sel hidup terdapat protoplasma yang dibatasi oleh dinding sel dan di dalam sel itulah semua proses metabolisme terjadi. Secara umum, organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun dan bunga. Akar tumbuh ke dalam tanah sehingga memperkuat berdirinya tumbuhan (Mulyani, 2006). Bagian tubuh tumbuhan yang dapat tumbuh menjadi individu baru dinamakan alat perkembangbiakan. Alat perkembangbiakan dapat dibedakan dalam dua golongan yaitu alat perkembangbiakan vegetative atau aseksual dan alat perkembangbiakan generative atau seksual. Alat perkembangbiakan vegetative atau aseksual merupakan bagian tubuh tumbuhan yang dapat menjadi individu baru, sedangkan terjadinya bagian tersebut tidak didahului oleh suatu peristiwa perkawinan (peleburan
sel
kelamin
perkembangbiakan
jantan
generative
dan atau
sel
kelamin
seksual
betina).
Alat
merupakan
alat
perkembangbiakan yang terjadi didahului oleh peristiwa perkawinan (Tjitrosoepomo, 2016). Bunga merupakan batang dan daun yang mengalami modifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh komposisi fitohormon tertentu. Bunga dapat digolongkan menjadi dua yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna yaitu bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan alat kelamin betina, sedangkan bunga tidak sempurna yaitu bunga yang tidak memiliki
salah satu dari alat kelamin jantan ataupun alat kelamin betina. Pada umumnya bagian-bagian bunga yaitu, tangkai bunga, dasar bunga, hiasan bunga, alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Tangkai bunga merupakan bagian bunga yang masih jelas bersifat batang, seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian yang menyerupai daun, berwarna hijau dan merupakan peralihan dari daun biasa ke hiasan bunga. Dasar bunga merupakan ujung tangkai yang seringkali melebar dengan ruas-ruas
yang
pendek,
sehingga
daun
yang
telah
mengalami
metamorphosis menjadi bagian-bagian bunga. Hiasan bunga dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu kelopak dan tajuk bunga atau mahkota bunga. Alat kelamin jantan yaitu benang sari dan alat kelamin betina yaitu putik. Berdasarkan bagian-bagian yang terdapat pada bunga, maka dapat dibedakan menjadi dua yaitu bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap merupakan bunga yang memiliki semua bagian-bagian bunga sedangkan bunga tidak lengkap merupakan bunga yang tidak memiliki salah satu bagian bunga.
B. Tujuan dan Manfaat Tujuan pada praktikum ini yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui struktur bunga sebagai organ generative pada tumbuhan. 2. Untuk mengetahui perbedaan bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. 3. Untuk mengetahui perbedaan bunga sempurna dan tidak sempurna.
METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 9. alat yang digunakan dalam praktikum No. Nama Alat Kegunaan 1. kamera Untuk mendokumentasikan 2. Alat tulis Untuk menulis hasil pengamatan Tabel 10. Bahan yang digunakan dalam praktikum No. Nama Bahan Kegunaan 1. Bunga kembang sepatu Sebagai objek pengamatan (Hibiscus rosa sinensis) 2. Bunga kamboja (Plumeria) Sebagai objek pengamatan 3. Bunga papaya jantan dan betina Sebagai objek pengamatan (Carica papaya) 4. Jagung jantan dan betina (Zea Sebagai objek pengamatan mays) B. Prosedur Kerja 1. Mengamati bagian-bagian bunga untuk mengetahui apakah bunga tersebut bunga lengkap atau tidak lengkap, bunga sempurna atau bunga tidak sempurna. 2. Mendokumentasikan hasil pengamatan.