PENGUKURAN SIPAT DATAR KERANGKA DASAR VERTIKAL ILMU UKUR TANAH
RULLY ANGRAENI SAFITRI
PENGUKURAN SIPAT DATAR KERANGKA DASAR VERTIKAL • Kerangka dasar vertikal (KDV) merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau ditentukan posisi vertikalnya berupa ketinggian terhadap bidang rujukan ketinggian tertentu. Bidang ketinggian rujukan ini bisa berupa ketinggian muka air laut rata-rata (Mean Sea Level – MSL) atau ditentukan local. Umumnya titik KDV dibuat menyatu pada satu pilar dengan titik kerangka dasar horizontal (KDH). Atau sering disebut pengukuran beda tinggi.
PENGUKURAN SIPAT DATAR KERANGKA DASAR VERTIKAL • Pengukuran Sipat datar adalah pengukuran yang menggunakan penyipat datar yang sering kita sebut sebagai waterpass
TUJUAN • Pengukuran sipat datar KDV adalah untuk memperoleh informasi tinggi yang relatif akurat di lapangan sedemikian rupa sehingga informasi tinggi pada daerah yang tercakup layak untuk diolah sebagai informasi yang lebih kompleks.
MANFAAT • Dengan pengukuran profil ini, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari data yang dihasilkan karena beda tinggi di setiap bagian di wilayah tersebut dapat diketahui. Informasi mengenai beda tinggi sangat berguna dalam cut dan fill suatu permukaan tanah yang tidak rata, misalnya saja dalam pengerjaan jalan raya atau jalur kereta api. Salah satu cara untuk menguasai pengukuran sipat datar profil adalah dengan pelaksanaan praktikum secara sungguhsungguh atau dengan memperbanyak jam terbang pengukuran.
FUNGSI Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain : a) Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis gradien paling sesuai dengan topografi yang ada. b) Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana. c) Menghitung volume pekerjaan tanah. d) Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah. e) Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.
PENGUKURAN SIPAT DATAR • Eliminasi kesalahan sistematis alat sipat datar dengan cara ,mengoreksi KGB (kesalahan garis bidik). Metode pengukuran rambu muka dan belakang dengan dua stand (dua kali alat berdiri)
PENGUKURAN SIPAT DATAR
PENGUKURAN SIPAT DATAR I = Kgb = sudut BT BT tan kgb lim kgb0 d
BT BT kgb d
( BTb I BTm I ) ( BTb II BTm II ) kgb (dbI dmI ) (db"II dmII ) Koreksi Kgb = -Kgb.
Dimana:
PENGUKURAN SIPAT DATAR • Dimana: a. Eliminasi kesalahan sistematis karena kondisi alam. Eliminasi kesalahan sistematis karena kondisi alam dapat dikoreksi dengan membuat jarak belakang dan jarak muka hampir sama. b. Jumlah slag pengukuran harus genap. Peluang untuk mengkoreksi kesalahan di slag ganjil dan genap lebih besar. Pembagian kesalahan setiap slag lebih rata. c. Cara meng-koreksi kesalahan acak (random error): – Dilapangan kita peroleh bacaan BA,BT, BB pada setiap slag (missal n) n=genap. – Dari lapangan kita peroleh jarak belakang x jarak muka.
PENGUKURAN SIPAT DATAR
PENGUKURAN SIPAT DATAR Penghitungan beda tinggi antara dua titik yang diukur dengan waterpass dapat dihitung dengan rumus ΔH = BTB – BTM Keterangan : BTB : Benang tengah belakang BTM : Benang tengah muka Istilah-istilah : - 1 slag adalah satu kali alat berdiri untuk mengukur rambu muka dan rambu belakang. -1 seksi adalah suatu jalur pengukuran sepanjang ± 1-2 km yang terbagi dalam slag yang genap dan diukur pulang pergi dalam waktu satu hari. - 1 kring / sirkuit adalah suatu pengukuran sipat datar yang sifatnya tertutup sehingga titik awal dan titik akhirnya adalah sama.
PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN SIPAT DATAR 1. Mencari Jarak Optis 2. Mencari Nilai Kesalahan Garis Bidik 3. Menghitung BT Koreksi (BTk) di setiap slag BTbk = BTb-(Kgb.db) BTmk = BTm-(Kgb.dm) 4. Menghitung Beda Tinggi (∆H) di setiap slag dari bacaan benang tengah koreksi belakang dan muka ∆H = BTbk-BTmk 5. Menghitung jarak (∑d) setiap slag dengan menjumlahkan jarak belakang dan jarak muka ∑d = db+dm 6. Menghitung total jarak (∑(∑d)) jalur pengukuran dengan menjumlahkan semua jarak slag
PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN SIPAT DATAR 7. Menghitung bobot koreksi setiap slag dengan membagi jarak slag dengan total jarak pengukuran d (d )
∆Hk = ∆H - (∑∆H.bobot) 8. Menghitung tinggi titik pengukuran (Ti) dengan cara menjumlahkan tinggi titik sebelumnya dengan tinggi titik koreksi yang hasilnya akan sama dengan nol Ti = Ti + ∆Hk
PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN SIPAT DATAR 7. Menghitung bobot koreksi setiap slag dengan membagi jarak slag dengan total jarak pengukuran d (d )
∆Hk = ∆H - (∑∆H.bobot) 8. Menghitung tinggi titik pengukuran (Ti) dengan cara menjumlahkan tinggi titik sebelumnya dengan tinggi titik koreksi yang hasilnya akan sama dengan nol Ti = Ti + ∆Hk
Contoh • Data di lapangan Dengan Ti = 905 KGB = 0,001
Titik
BTb
BTm
db
dm
1
0,891
1,675
11
14
2
1,417
1,385
13
13
3
1,406
1,438
12
12
4
1,491
0,625
15
31
5
2,275
1,387
29
26
6
1,795
0,418
13
14
7
0,863
1,801
8
7
8
0,753
2,155
8
12
TUGAS • Data di lapangan • Tinggi titik A = 709,XY • Slag 1 : BTm = 1,752 ; BTb = 1,8XY ; dm = 24 dan db = 35 • Slag 2 : BTm = 2,000 ; BTb = 1,5XY ; dm = 30 dan db = 45 • Slag 3 : BTm = 1,888 ; BTb = 1,7XY ; dm = 30 dan db = 35 • Slag 4 : BTm = 1,454 ; BTb = 1,9XY ; dm = 35 dan db = 35