Pengujian Hipotesis Online.docx

  • Uploaded by: Riva Aprilia
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengujian Hipotesis Online.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,956
  • Pages: 16
Daftar Isi PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1 PENGUJIAN HIPOTESIS SATU RATA-RATA .............................................................. 2 PENGUJIAN HIPOTESIS DUA RATA-RATA ................................................................ 5 PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG PROPORSI.......................................................... 9 PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG PERBEDAAN DUA PROPORSI ..................... 12 PENGUJIAN HIPOTESIS LEBIH DARI PERBEDAAN LEBIH DARI DUA PROPORSI ........................................................................................................................................... 13

Pendahuluan Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi atau tanggapan yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan/pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan atau asumsi dari suatu hipotesis juga merupakan data, akan tetapi karena kemungkinan bias salah, maka apabila akan digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji lebih dahulu dengan menggunakan data hasil observasi. Pengujian hipotesis statistic ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang dipersoalkan atau diuji. Untuk menguji hipotesis digunakan data yang dikumpulkan dari sampel, sehingga merupakan data perkiraan (estimate). Keputusan menolak atau menerima suatu hipotesis yang diuji, berarti menyimpulkan bahwa hipotesis itu salah maka ditolak, dan memberikan bukti sebagai dasar alasan bahwa hipotesis itu diterima. Hipotesis yang akan diuji diberi symbol ๐ป0 (Hipotesis nol) dan langsung disertai dengan ๐ป๐‘Ž (Hipotesis alternative). ๐ป๐‘Ž akan secara otomatis diterima, apabila ๐ป0 ditolak. Hipotesis yang ditolak dilambangkan dengan ๐ป0 mengakibatkan penerimaan suatu hipotesis alternative, yang dapat dilambangkan dengan ๐ป๐‘Ž . Jadi bila ๐ป0 menyatakan bahwa probabilitas suatu pendugaan adalah 0,5, maka hipotesis alternatifnya ๐ป๐‘Ž dapat berupa ๐‘ > 0,5, ๐‘ < 0,5 atau ๐‘ โ‰  0,5. Hipotesis yang berupa anggapan atau pendapat dapat didasarkan atas: 1. Teori 2. Pengalaman 3. Ketajaman berpikir Jenis Kesalahan (Type of Error) Terdapat dua jenis kesalahan yang dapat terjadi didalam pengujian hipotesis. Kesalahan itu bias terjadi karena penguji menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol itu benar, atau peneliti menerima hipotesis nol padahal hipotesis nol itu salah. Kesalahan yang disebabkan karena kita menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol itu benar, disebut kesalahan jenis I atau Type of Error I. Sebaliknya kesalahan yang disebabkan karena kita menerima hipotesis nol padahal hipotesis itu salah disebut kesalahan jenis II atau Type of Error II.

Apabila hipotesis nol diberi symbol ๐ป0 dan jika hipotesis alternative benar diberi symbol ๐ป๐‘Ž , pernyataan diatas dapat dijelaskan dengan table berikut: ๐ป0 Benar

Keputusan - Situasi

๐ป0 Salah

Terima ๐ป0

Keputusan tepat (1-๐›ผ) Kesalahan Jenis II (๐›ฝ)

Tolak ๐ป0

Kesalahan jenis I (๐›ผ)

Keputusan Tepat (1-๐›ฝ)

Pembuat keputusan biasanya berusahan agar kedua jenis kesalahan tersebut ditekan sampai sekecil-kecilnya, dimana nilai ๐›ผ dan ๐›ฝ minimum. Hal ini dimungkinkan dengan cara memperbesar jumlah n (sample semakin besar).

PENGUJIAN HIPOTESIS SATU RATA-RATA Pendapat atau anggapan yang merupakan hipotesis, apabila akan dipergunakan untuk membuat keputusan atau untuk menentukan langkah-langkah berikutnya, harus diuji terlebih dahulu. Prosedur yang perlu diperhatikan dalam pengujian hipotesis tentang satu rata-rata adalah sebagai berikut: 1. Rumuskan Hipotesis. I.

๐ป0 : ๐œ‡ = ๐œ‡0 ๐ป0 : ๐œ‡ > ๐œ‡0

II.

๐ป0 : ๐œ‡ = ๐œ‡0 ๐ป0 : ๐œ‡ < ๐œ‡0

III.

๐ป0 : ๐œ‡ = ๐œ‡0 ๐ป0 : ๐œ‡ โ‰  ๐œ‡0

2. Tentukan nilai ๐›ผ= tingkat nyata (significant level) = probabilitas untuk melakukan kesalahan jenis I dan cari nilai ๐‘๐›ผ atau ๐‘๐›ผโ„2 dari table Normal. 3. Hitung ๐‘0 sebagai kriteria pengujian Berikut rumus yang digunakan pada pengujian tentang satu rata-rata: Untuk n>30: ๐‘๐‘œ =

๐‘‹โˆ’ ยต0 ๐œŽ๐‘‹

=

๐‘‹โˆ’๐œ‡0 ๐œŽ โ„ ๐‘› โˆš

Dimana: ๐‘› = banyaknya elemen sample (n>30) 1

๐‘‹ = ๐‘› โˆ‘ ๐‘‹๐‘– ๐œŽ๐‘‹ = kesalahan baku ๐‘‹ = ๐œŽโ„ โˆš๐‘› ๐œ‡0 = nilai ยต sesuai dengan ๐ป0 Untuk nโ‰ค30:

t๏€ฝ

x ๏€ญ ๏ญ0 s / n

Dimana: ๐‘  = standar deviasi 4. Keputusan dan kesimpulan I.

๐ป0 : ๐œ‡ = ๐œ‡0 apabila ๐‘0 > ๐‘๐‘Ž , ๐ป0 ditolak ๐ป0 : ๐œ‡ > ๐œ‡0 apabila ๐‘0 โ‰ค ๐‘๐‘Ž , ๐ป0 diterima

II.

๐ป0 : ๐œ‡ = ๐œ‡0 apabila ๐‘0 < โˆ’๐‘๐‘Ž , ๐ป0 ditolak ๐ป0 : ๐œ‡ < ๐œ‡0 apabila ๐‘0 โ‰ฅ โˆ’๐‘๐‘Ž , ๐ป0 diterima

III.

๐ป0 : ๐œ‡ = ๐œ‡0 apabila ๐‘0 > ๐‘๐‘Ž , ๐ป0 atau ๐‘0 < โˆ’๐‘๐‘Ž โ„2 , ๐ป0 ditolak. ๐ป0 : ๐œ‡ โ‰  ๐œ‡0 apabila โˆ’๐‘๐‘Ž โ„2 โ‰ค ๐‘0 < ๐‘๐‘Ž โ„2, ๐ป0 diterima

Contoh Soal: n >30:

Dari 100 nasabah bank rata-rata melakukan penarikan $495 per bulan melalui ATM, dengan simpangan baku = $45. Dengan taraf nyata 1%, ujilah Apakah rata-rata nasabah menarik melalui ATM kurang dari $500 per bulan? Jawab: Diketahui:

x = 495

s = 45

n=100

๏ญ0 =500

1. Rumuskan Hipotesis:

H0 : ๏ญ = 500 H1 : ๏ญ < 500 2. Tentukan Taraf Nyata Pengujian (nilai significant level), ๏ก = 1% = 0.01 3. Hitung nilai Statistik uji menggunakan Z (karena sampel besar) dengan arah pengujian 1 arah.

z๏€ฝ

x ๏€ญ ๏ญ0 495 ๏€ญ 500 ๏€ญ 5 = = = -1.11 ๏ณ / n 45 / 100 4.5

Titik kritis ๏‚ฎ z < - z 0.01 ๏‚ฎ z < - 2.33 4. Kesimpulan: z hitung = -1.11 ada di daerah penerimaan H0 , dimana H0 diterima, rata- rata pengambilan uang di ATM masih = $ 500

nโ‰ค 30: Seorang job-specialist menguji 25 karyawan dan mendapatkan bahwa rata-rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan adalah 22 bulan dengan simpangan baku = 4 bulan. Dengan taraf nyata 5%, ujilah apakah rata-rata penguasaan kerja kesekretarisan tidak sama dengan 20 bulan? Jawab: Diketahui:

x = 22

1. Rumusan Hipotesis:

s=4

n = 25

๏ญ0 = 20

๏ก = 5%

H0 : ๏ญ = 20 H1 : ๏ญ ๏‚น 20 2. Tentukan nilai Taraf Nyata Pengujian ๏ก = 5% = 0.05 ๏ก/2 = 2.5% = 0.025 3. Hitung nilai statistik uji: t ๏‚ฎ karena sampel kecil arah pengujian: 2 arah db = n-1 = 25-1 = 24 Titik kritis: t ๏€ผ ๏€ญ t ( db ,๏ก

2)

dan t ๏€พ t ( db;๏ก

2)

t < -t (24; 2.5%) ๏‚ฎ t < -2.064 dan t > t (24; 2.5%) ๏‚ฎ t > 2.064

t๏€ฝ

x ๏€ญ ๏ญ0 22 ๏€ญ 20 2 = = = 2.5 s / n 4 / 25 0.8

4. Kesimpulan: t hitung = -2.5 ada di daerah penolakan H0

H0 ditolak, H1 diterima, rata-rata penguasaan pekerjaan kesekretarisan ๏‚น 20 bulan.

PENGUJIAN HIPOTESIS DUA RATA-RATA Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n>30) uji statistiknya menggunakan distribusi Z: Apabila simbangan baku diketahui:

๐‘๐‘œ =

๐‘‹1 โˆ’ ๐‘‹2 ๐œŽ๐‘‹1โˆ’๐‘‹2

Dimana ๐œŽฬ…ฬ…ฬ…ฬ… ฬ…ฬ…ฬ…ฬ… : ๐‘‹1โˆ’๐‘‹2

๐œŽ๐‘‹1โˆ’๐‘‹2 = โˆš

๐œŽ12 ๐œŽ22 + ๐‘›1 ๐‘›2

Apabila simpangan baku (๐œŽ12 dan ๐œŽ22 ) tidak diketahui, dapat diestimasi dengan: ๐‘†2

๐‘†2

1

2

๐‘†๐‘‹1โˆ’๐‘‹2 = โˆš๐‘›1 + ๐‘›2 Contoh Soal:

Seorang pemilik toko yang menjual dua macam bola lampu merek A dan B, berpendapat bahwa tak ada perbedaan rata-rata lamanya menyala bola lampu kedua merek tersebut dengan pendapat alternative ada perbedaan (tak sama). Guna menguji pendapatnya itu, kemudian dilakukan eksperimen dengan jalan menjalankan 100 buah bola lampu merek A dan 50 buah bola lampu merek B, sebagai random sampling. Dari hasil random sampling didapatkan bahawa bola lampu merek A dapat menyala ratarata selama 952 jam, sedangkan merek B 987 jam, dengan simpangan baku 85 jam dan 92 jam. Dengan menggunak a= 5%, ujilah pendapat tersebut. Penyelesaian: 1. Rumusan Hipotesis: ๐ป0 : ๐œ‡1 = ๐œ‡2 atau ๐œ‡1 โˆ’ ๐œ‡2 = 0 ๐ป0 : ๐œ‡1 โ‰  ๐œ‡2 atau ๐œ‡1 โˆ’ ๐œ‡2 โ‰  0 2. Tentukan Nilai Untuk a=5%, ๐‘๐‘Ž/2 =1,96 3. Hitung ๐‘0 : ๐‘๐‘œ =

๐‘‹1 โˆ’ ๐‘‹2 ๐œŽ2 โˆš 1

๐œŽ22

๐‘›1 + ๐‘›2

=

952 โˆ’ 987 2 2 โˆš 85 + 92 100 50

= โˆ’2,25

4. Keputusan dan Kesimpulan: Karena ๐‘๐‘œ = -2,25 < ๐‘๐‘Ž/2 = 1,96, maka ๐ป๐‘œ ditolak. Berarti, rata-rata lamanya menyala dari bola lampu kedua merek tersebut tidak sama. Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sample kecil (n<30), uji statistik yang digunakan distribusi t. Rumus: 1) Untuk pengamatan tidak berpasangan (nilai diambil dari orang yang sama)

๐‘ก๐‘œ =

๐‘‹1 โˆ’ ๐‘‹2 โˆš(๐‘›1 โˆ’

1)๐‘†12

+ (๐‘›2 โˆ’

1)๐‘†22

๐‘›1 ๐‘›2 (๐‘›1 + ๐‘›2 โˆ’ 2) โˆš ๐‘›1 + ๐‘›2

๐‘ก๐‘œ mempunyai distribusi t dengan derajat kebebasan sebesar ๐‘›1 + ๐‘›2 โˆ’ 2. Cara pengujiannya seperti yang sebelumnya, artinya ๐‘๐‘œ (๐‘ก๐‘œ ) dibandingkan dengan ๐‘๐‘Ž , ๐‘๐‘Ž/2, โˆ’ ๐‘๐‘Ž (๐‘ก๐‘Ž, ๐‘ก๐‘Ž, , โˆ’๐‘ก๐‘Ž/2 ). 2

2

2) Untuk pengamatan berpasangan (data diperoleh dari orang yang berbeda) ๐‘ก0 =

๐‘‘ฬ… ๐‘†๐‘‘ โ„ โˆš๐‘›

Keterangan: ๐‘‘ฬ… = rata-rata dari nilai d ๐‘†๐‘‘ = simpangan baku dari nilai d ๐‘› = banyaknya pasangan ๐‘ก0 = memiliki distribusi dengan derajat bebas (db) = n-1 Contoh Soal: Seorang dosen dalam pembelajarannya menggunakan dua jenis model pembelajaran, yaitu model cooperative learning dan model pembelajaran direct instruction. Dosen tersebut ingin mengetahui apakah kedua model pembelajaran tersebut memiliki pengaruh yang sama. Sample diambil 12 orang untuk model cooperative learning dan 10 orang untuk model pembelarajan direct insturction. Pada akhir pembelajara diberikan diberikan evaluasi dengan materi yang sama. Kelas cooperative learning memperoleh nilai rata-rata 80 dengan simpangan baku 4, dan kelas direct instruction memperoleh nilai rata-rata 75 dengan simpangan baku 4,5. Asumsi dosen tersebut bahwa kedua kelas berdistribusi normal dengan varian hampir sama. Diketahui: ๐‘›1 = 12

๐‘ฅฬ…1 = 80

๐‘†1= 4

๐‘›2 = 10

๐‘ฅฬ…2 = 75

๐‘†1= 4,5

1. Rumusan Hipotesis: ๐ป0 : ๐œ‡1 = ๐œ‡2 atau ๐œ‡1 โˆ’ ๐œ‡2 = 0 ๐ป0 : ๐œ‡1 โ‰  ๐œ‡2 atau ๐œ‡1 โˆ’ ๐œ‡2 โ‰  0

2. Tentukan nilai t table: Dengan berkonsultasi dengan tabel t pada taraf nyata 0,05/2 atau 0,025 dengan db. = n-2, maka diperoleh harga t tabel = 2,086. Dengan demikian dapat dilukiskan pada kurva berikut ini:

3. Uji Statistik: ๐‘ก๐‘œ =

80 โˆ’ 75 2 2 โˆš(12 โˆ’ 1)4 + (10 โˆ’ 1)4,5 ( 1 + 1 ) 12 + 10 โˆ’ 2 12 10

= 2,76

4. Kesimpulan: Karena harga t hitung besar dari harga t ยฝ ฮฑ, atau jatuh pada daerah peneriman Hi, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh penggunaan model cooperative dengan model direct instruction pada taraf nyata 0,05 (5%)

Contoh Soal: Berikut adalah data kerusakan produk yang dibuat oleh karyawan shift malam dan siang. Rata-rata Kerusakan Varians Ukuran Sampel

SHIFT MALAM x1 = 20

SHIFT SIANG x2 = 12

s12 = 3.9 n1 = 13

s22 = 0.72 n2 = 12

Dengan taraf nyata 1 % ujilah Apakah ada perbedaan rata-rata kerusakan ๏ญ1 ๏€ญ ๏ญ2 ๏‚น 10? Jawab: Diketuhui: ๏ก = 1 %; d 0 = 10 1. Rumuskan Hipotesis:

H0 : ๏ญ1 ๏€ญ ๏ญ2 = 10

H1 : ๏ญ1 ๏€ญ ๏ญ2 ๏‚น 10 2. Tentukan nilai significant level: ๏ก = 1% = 0.01 ๏ก/2 = 0.5% = 0.005 3. Hitung statistik uji t (sampel kecil), arah pengujian : 2 arah db = n1 + n2 - 2 = 13+ 12 - 2 = 23 Titik kritis: t ๏€ผ ๏€ญ t ( db ,๏ก ) dan t ๏€พ t ( db;๏ก 2

2)

t < -t (23; 0.5%) ๏‚ฎ t < -2.807 dan t > t (23; 0.5%) ๏‚ฎ t > 2.807

t๏€ฝ

x1 ๏€ญ x2 ๏€ญ d0 ( s / n1 ) ๏€ซ (s / n2 ) 2 1

2 2

=

20 - 12 ๏€ญ 10 ๏€ฝ (3.9 / 13) ๏€ซ (0.72 / 12)

8 ๏€ญ 10 ๏€ญ2 ๏€ญ2 = -3.33 ๏€ฝ ๏€ฝ 0.30 ๏€ซ 0.06 0.36 0.60

4. Keputusan dan Kesimpulan: t hitung = -3.3 ada di daerah penolakan H0 , sehingga H1 diterima. Kesimpulannya rata-rata kerusakan ๏‚น 10.

PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG PROPORSI Pada pembahasan sebelumnya kita membahas mengenai pengujian terhadap data yang berbentuk interval atau rasio. Pada bagian ini kita akan membahas tentang proporsi. Proporsi adalah suatu pecahan, rasio atau proporsi yang menunjukkan suatu bagian populasi atau sampel yang mempunyai sifat luas. Sebagai contoh adalah suatu survei tentang tingkat pendidikan konsumen dengan mengambil sampel 70 orang, 30 orang dinyatakan berpendidikan SMU. Jadi sampel proporsi yang berpendidikan SMU adalah 30/70 = 42,86 %. Jadi seumpama P merupakan proporsi untuk sampel, proporsi sampel (P) adalah: P=

Jumlah karakteristik tertentu dalam sampel jumlah sampel

Dalam menguji proporsi sampel populasi ada beberapa asumsi yang perlu dipenuhi yaitu: 1. Data sampel yang diperoleh dengan perhitungan

2. Hasil dari percobaan diklasifikasikan dalam 2 kategori yang mutually exclusif yaitu sukses atau gagal; 3. Probabilitas untuk sukses pada tiap perlakuan adalah sama; 4. Tiap-tiap perlakuan adalah independen. Selain asumsi di atas, uji hipotesis tentang proporsi bisa dilakukan jika n. dan n.๏ฐ (1-ยต) kedua-duanya paling sedikit berjumlah 5. Rumus untuk uji hipotesis proporsi satu variabel adalah sebagai berikut: Z๏€ฝ

P ๏€ญ๏ฐ ๏ณp

dimana: p : proporsi sampel; ๏ฐ : proporsi populasi; n : jumlah sampel;

๏ณp

: adalah proporsi populasi yang dicari dengan rumus: ๏ณp =

sehingga rumus di atas menjadi Z ๏€ฝ

p ๏€ญ๏ฐ

๏ฐ ๏€จ1 ๏€ญ ๏ฐ ๏€ฉ n

Prosedur:

๏ฐ ๏€ญ ๏€จ1 ๏€ญ ๏ฐ ๏€ฉ n

;

Contoh soal: Seorang pejabat bank konvensional berpendapat, bahwa petani peminjam kredit BIMAS yang belum mengembalikan kreditnya sebesar 70%, dengan alternative lebih kecil dari itu. Untuk menguji pendapatnya tersebut, kemudian diteliti sebanyak 225 orang petani peminjam kredit. Ternyata ada 150 orang yang belum mengembalikan kredit. Dengan a=10%, ujilah pendapat tersebut. Jawab: Diketahui: ๐‘› = 225; ๐‘ฅ = 150 1. Rumusan Hipotesis: ๐ป0 : ๐‘ƒ = 0,70 ๐ป0 : ๐‘ƒ < 0,70 2. Tentukan nilai significant level, a=10%, ๐‘ง๐‘Ž = 1,28 (dari table normal). 3. Hitung nilai Z: ๐‘ง0 =

๐‘‹ โˆ’ ๐‘›๐‘0 โˆš๐‘›๐‘0 (1 โˆ’ ๐‘0 )

=

150 โˆ’ 225(0,70) โˆš225(0,70)(0,30)

=

150 โˆ’ 157,5 = โˆ’1,09 6,87

4. Keputusan dan Kesimpulan: Karena ๐‘ง0 = โˆ’1,09 > ๐‘ง๐‘Ž = โˆ’1,28 maka ๐ป0 tidak ditolak. Kesimpulannya pendapat pejabat tersebut benar.

PENGUJIAN HIPOTESIS TENTANG PERBEDAAN DUA PROPORSI Dalam prakteknya, mungki terdapat persoalan di lapangan mengenai perbedaan antara dua proporsi (proporsi) terhadap sesuatu permasalahan. Misalkan, perbedaan proporsi penduduk yang setuju dengan progam KB, proporsi nasabah yang tidak puas dari dua BANK, dan lain sebagainya, Untuk menyelesaikan persoalan pengujian diatas, dapat digunakan rumus sebagai berikut: ๐‘‹1 ๐‘‹2 ๐‘›1 โˆ’ ๐‘›2 ๐‘ง0 = ๐‘‹ + ๐‘‹2 ๐‘‹1 + ๐‘‹2 1 1 โˆš( 1 ๐‘›1 + ๐‘›2 ) (1 โˆ’ ๐‘›1 + ๐‘›2 )(๐‘›1 + ๐‘›2 ) Contoh soal: Seorang pejabat dari direktorat jenderal pajak berpendapat bahwa proporsi wajib pajak yang belum membayar pajak dari dua daerah adalah sama, dengan alternative tidak sama. Untuk menguji pendapatnya itu, telah diteliti sebnayak 200 orang wajib pajak dari daerah yang satu. Ternyata ada 7 orang yang belum membayar pajak. Sedangkan dari 400 orang wajib pajak dari daerah yang kedua terdapat 10 orang yang belum membayar pajak. Dengan menggunakan a=5%, ujilah pendapat tersebut. Penyelesaian: Diketahui: ๐‘›1 = 200, ๐‘‹1 = 7, ๐‘›2 = 400, ๐‘‹2 = 10 1. Rumusan Hipotesis: ๐ป0 : ๐‘1= ๐‘2 ๐ป๐‘Ž : ๐‘1 โ‰  ๐‘2 2. Tentukan nilai significant level, ๐›ผ = 5%, ๐‘๐‘Ž/2 = 1,96 dari table normal. 3. Hitung nilai Z: ๐‘‹1 ๐‘‹2 ๐‘›1 โˆ’ ๐‘›2 ๐‘ง0 = ๐‘‹ + ๐‘‹2 ๐‘‹1 + ๐‘‹2 1 1 โˆš( 1 ๐‘›1 + ๐‘›2 ) (1 โˆ’ ๐‘›1 + ๐‘›2 )(๐‘›1 + ๐‘›2 )

๐‘‹ +๐‘‹

7+10

Dimana ๐‘›1 +๐‘›2 = 200+400 = 0,028 1

2

7 10 โˆ’ 400 200 ๐‘= 1 1 โˆš(0,028)(0,0972)( 200 + 400) 0,035 โˆ’ 0,025 ๐‘ง0 = โˆš(0,028)(0,0075) ๐‘ง0 = ๐‘ง0 =

0,01 โˆš0,0002025 0,01 = 0,71 0,016

4. Keputusan dan Kesimpulan: Oleh karena ๐‘ง0 =0,71 terletak antara -1,96 dan 1,96 atau -1,96โ‰ค ๐‘ง0 โ‰ค 1,96 maka ๐ป0 ditolak. Kesimpulannya proporsi wajib pajak yang belum membayar pajak dari dua daerah adalah sama. PENGUJIAN HIPOTESIS LEBIH DARI PERBEDAAN LEBIH DARI DUA PROPORSI Dalam praktek kejadian nyata, pengujian hipotesis dapat mencakup lebih dari dua proporsi. Misalkan seorang peneliti mempunyai k sampel acak dari k populasi. Elemen-elemen sampel dibagi menjadi dua kategori/kelompok, yaitu disebut โ€œsuksesโ€ dan โ€œtidak suksesโ€. Sebagai berikut: Keterangan Sampel 1 Sampel 2 Sampel j Sampel k Jumlah ๐‘›1๐‘— Banyaknya โ€œsuksesโ€ ๐‘›11 ๐‘›12 ๐‘›2๐‘˜ ๐‘›1 ๐‘› Banyaknya โ€œtidak suksesโ€ ๐‘›21 ๐‘›22 ๐‘›2๐‘˜ ๐‘›2 2๐‘— ๐‘› Jumlah ๐‘›.1 ๐‘›.2 ๐‘›.๐‘˜ ๐‘› .๐‘— Keterangan: ๐‘˜

๐‘›1 = โˆ‘ ๐‘›1๐‘— ๐‘—=1 ๐‘˜

๐‘›2 = โˆ‘ ๐‘›2๐‘— ๐‘—=1

2

๐‘›.๐‘— = โˆ‘ ๐‘›๐‘–๐‘— ๐‘—=1 ๐‘˜

2

๐‘› = โˆ‘ ๐‘›๐‘– = โˆ‘ ๐‘›.๐‘— ๐‘—=1

๐‘—=1

๐‘›.๐‘— =banyaknya elemen dengan karakteristik i (i=1,2) dari sampel j(j=1,2,โ€ฆ,k) Jika p adalah sebagai proporsi โ€œsuksesโ€ yang sebenarnya, sedangkan banyaknya elemen dengan karakteristik tidak sukses dapat diperoleh dengan cara mengurangi banyaknya elemen setiap sampel dengan banyaknya sukses yang kita harapkan. ๐‘’๐‘–๐‘— adalah frekuensi harapan untuk baris I dan kolom j atau sampel j. ๐‘’๐‘–๐‘— =

(๐‘›.๐‘— )(๐‘›๐‘– ) (๐‘›๐‘– )(๐‘›.๐‘— ) = ๐‘› ๐‘›

Dimana: ๐‘– = 1,2 ๐‘— = 1,2, โ€ฆ , ๐‘˜ Untuk menguji hipotesis bahwa tak ada perbedaan antara proporsi dari K populasi dengan alternative terdapat perbedaan, maka digunakan pengujian kai-kuadrat (๐‘ฅ 2 ). ๐‘˜

๐‘ฅ02

๐‘˜

(๐‘›.๐‘— โˆ’ ๐‘’๐‘–๐‘— )2 = โˆ‘โˆ‘ ๐‘’๐‘–๐‘— ๐‘–=1 ๐‘—โˆ’1

Dimana, ๐‘02 mengikuti fungsi kai-kuadrat (๐‘ฅ 2 ) dengan ๐‘‘๐‘“ = (๐‘˜ โˆ’ 1). Untuk keputusan dan kesimpulannya jika ๐‘ฅ02 > ๐‘ฅ๐‘Ž2 maka ๐ป0 ditolak dan sebaliknya jika ๐‘ฅ02 โ‰ค ๐‘ฅ๐‘Ž2 maka ๐ป0 diterima. ๐‘ฅ๐‘Ž2 didapatkan dari table ๐‘ฅ 2 dengan derajat kebebasan (๐‘˜ โˆ’ 1). Contoh Soal: Seorang pemilik pabrik berpendapat bahwa presentase barang produksi yang rusak selama 3 hari berturut-turut adalah sama. Setelah di lakukan observasi, didapatkan data berikut: Keterangan Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Jumlah Rusak 11 13,2 8,8 33 Tidak Rusak 89 106,8 71,2 267

100

Jumlah

120

80

300

Dengan menggunakan alpha = 5%, ujilah pendapat tersebut. Jawab: 1. Rumusan Hipotesis: ๐ป๐‘œ : ๐‘1 = ๐‘2 = ๐‘3 (= ๐‘) ๐ป๐‘Ž : tidak semuanya sama (paling tidak ada dua yang sama) 2 2. Tentukan nilai significant level, ๐‘Ž = 5%, dari table ๐‘ฅ0,05(2) = 5,991

3. Hitung nilai harapan (๐‘’๐‘–๐‘— ) (100)(33) = 11 300 (133)(120) = = 13,2 300 (33)(80) = = 8,8 300

๐‘’11 = ๐‘’12 ๐‘’13

๐‘’21 = 100 = 11 = 89 ๐‘’22 = 120 โˆ’ 13,2 = 106,8 ๐‘’23 = 80 = 8,8 = 71,2 2

๐‘ฅ02

3

= โˆ‘โˆ‘ ๐‘–=1 ๐‘—โˆ’1

๐‘ฅ02

(๐‘›.๐‘— โˆ’ ๐‘’๐‘–๐‘— )2 ๐‘’๐‘–๐‘—

(74 โˆ’ 71,2)2 (12 โˆ’ 11)2 (15 โˆ’ 13,2)2 = + + โ‹ฏ+ = 1,397 11 13,2 71,2

4. Keputusan dan Kesimpulan:

Oleh karena ๐‘ฅ02 = 1,397 < ๐‘ฅ๐‘Ž2 = 5,991, maka ๐ป0 diterima. Berarti proporsi produksi dari hari pertama hingga hari ketiga adalah sama.

Related Documents


More Documents from ""

Makalah Bab 6.docx
April 2020 2
Kenari.docx
July 2020 23
October 2019 40