Pengorganisasian Pesan.docx

  • Uploaded by: DannyRahmatPBasyari
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengorganisasian Pesan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,234
  • Pages: 21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam berbisnis menjadi hal yang penting dalam segala hal yang menyangkut segala sesuatu yang ada dalam bisnis untuk menghindari kesalahpahaman. Hal itu pun juga didorong oleh kegiatan seperti missalnya pemasaran yang tentunya membutuhkan komunikasi yang baik mengingat hal ini akan menjadi penilaian terhadap kualitas bisnis baik itu oleh konsumen, rekan kerja, ataupun pihak investor. Komunikasi sendiri merupakan suatu proses penyampaian dan penerimaan informasi dari seseorang ke orang lain. Sehingga ketika komunikasi dapat dilakukan dengan tepat maka tidak akan menimbulkan persepsi yang berbeda antara pemberi informasi dengan penerima informasi.

1.2 Rumusan Masalah a. Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis b. Revisi Pesan-Pesan Bisnis

BAB II PEMBAHASAN A. PENGORGANISASIAN PESAN-PESAN BISNIS o Hal-hal yang Menyebabkan Pesan-pesan Tak Terorganisasi dengan Baik Dalam suatu organisasi, pesan-pesan yang disampaikan oleh pimpinan kepada para bawahan kadang kala tidak terorganisasi dengan baik. Hal ini menjadikan pesan-pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran atau hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dikehendaki. Tidak terorganisasinya pesan-pesan dengan baik dapat disebabkan oleh beberapa hal: 1. Bertele-tele Sering kali pesan pembuka awal sebuah surat terlalu panjang hingga mencapai beberapa paragraf, baru kemudian masuk ke topik bahasan. Dengan kata lain, pesan pembuka awal tersebut terlalu bertele-tele, sehingga pembaca memerlukan waktu yang lama untuk memahami maksud pesan-pesan yang disampaikan. 2. Memasukkan bahan-bahan yang tidak relevan Faktor berikutnya adalah adanya informasi yang tidak relevan dan tidak penting dalam pesan yang disampaikan kepada audiens. Informasi yang tidak relevan, disamping membuang-buang waktu, juga dapat membuat pesan-pesan

yang

disampaikan menjadi kabur, tidak jelas, dan sulit dipahami. Oleh karena itu, sebaiknya hanya informasi yang relevan dan penting saja yang disampaikan kepada audiens. 3. Menyajikan ide-ide secara tidak logis Penyebab selanjutnya adalah adanya ide-ide yang tidak logis dan tidak terkait dengan topik bahasan yang disampaikan kepada audiens. Hal ini menyebabkan ketidaklancaran komunikasi karena audiens akan sulit memahami poin-poin penting yang disampaikan. 4. Informasi penting kadang kala tidak tercakup di dalam pembahasan Apabila pesan-pesan yang tidak relevan dan tidak penting lebih dominan, maka ada kecenderungan poin-poin yang penting justru terlupakan dari topik pembahasan.

Karena terlalu fokus membahas hal-hal yang hanya bersifat pelengkap atau pendukung saja. Poin-poin yang seharusnya memperoleh porsi bahasan lebih besar menjadi terabaikan. o Pentingnya Pengorganisasian Pesan yang Baik Untuk dapat mengorganisasi pesan-pesan dengan baik, ada empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Subjek dan tujuan harus jelas. 2. Semua informasi harus berhubungan dengan subjek dan tujuan. 3. Ide-ide harus dikelompokkan dan disajikan dengan cara yang logis. 4. Semua informasi yang penting harus sudah tercakup. Suatu pesan yang telah dilakukan pengorganisasian dengan baik akan bermanfaat dalam: 1. Membantu audiens memahami suatu pesan Dengan mengemukakan poin-poin penting secara jelas, menyusun ide-ide secara logis dan runtut, serta memasukkan semua informasi yang relevan dalam pesan, maka audiens dapat dengan mudah memahami maksud dan tujuan pesan. 2. Membantu audiens menerima suatu pesan Pengorganisasian pesan-pesan yang baik disamping membantu audiens dalam memahami maksud pesan, juga membantu audiens untuk dapat menerima isi pesan tersebut. Misalnya, seorang konsumen mengadukan masalah pembelian suatu produk kepada manajer toko karena memperoleh jawaban yang tidak menyenangkan atau mengecewakan. 3. Menghemat waktu Apabila suatu pesan tidak terorganisasi dengan baik, penyampaiannya akan menghabiskan waktu audiens. Salah satu tujuan pengorganisasian pesan-pesan yang baik adalah untuk menyampaikan informasi atau ide-ide yang relevan saja. Dengan hanya menyampaikan informasi yang relevan, waktu audiens akan dapat dihemat.

4. Mempermudah pekerjaan komunikator Pengorganisasian pesan-pesan yang baik dapat membantu pekerjaan komunikator, sehingga dapat selesai lebih cepat. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam dunia bisnis agar penyelesaian pekerjaan berjalan dengan baik, cepat, dan efisien. 

Pengorganisasian Pesan-pesan melalui Outline

Pada dasarnya untuk mencapai pengorganisasian pesan yang baik diperlukan dua proses tahapan, yaitu (1) mendefinisikan dan mengelompokkan ide-ide, (2) menetapkan urutan ide-ide dengan perencanaan organisasional.  Mendefinisikan dan Mengelompokkan Ide Memutuskan apa yang harus dikatakan adalah masalah mendasar bagi setiap komunikator yang harus dicari pemecahannya. Jika materi memang lemah, tidak memiliki suatu muatan yang menarik, maka akan mengaburkan fakta yang ada. Apabila penyusunan pesan yang panjang dan kompleks, maka outline sangat diperlukan. Hal ini karena dengan adanya outline akan membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Selain itu, outline juga membantu untuk mengkomunikasikan ide-ide dengan cara yang lebih sistematik, efisien, dan efektif. Melalui perencanaan yang baik, outline akan membantu mengekspresikan transisi antara ide-ide sehingga audiens akan memahami pola pikir komunikator. Susunan suatu outline secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Mulailah dengan ide pokok Ide pokok akan membantu dalam menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok dirangkum ke dalam dua hal: (a) apa yang Anda inginkan terhadap audiens untuk melakukannya atau memikirkannya, (b) alasan yang mendasar mengapa mereka harus melakukan atau memikirkannya. Ide pokok merupakan titik awal untuk membuat outline. 2. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting Adanya poin-poin pendukung akan sangat berguna dalam mendukung ide-ide pokok.

3. Ilustrasi dengan bukti-bukti Tahap ketiga dalam menyusun outline adalah memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti-bukti yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti yang dapat disajikan, outline yang dibuat akan semakin baik.  Menentukan Urutan Ide dengan Rencana Organisasional Untuk dapat menentukan urutan, ada dua pendekatan: 1. Pendekatan langsung (direct approach) Di dalam pendekatan langsung, ide pokok muncul paling awal kemudian diikuti buktibukti pendukungnya. Gunakan pendekatan ini bila reaksi audiens cenderung positif atau menyenangkan. 2. Pendekatan tidak langsung (indirect approach) Di dalam pendekatan tidak langsung, bukti-bukti muncul terlebih dahulu kemudian diikuti dengan ide pokoknya. Gunakan pendekatan ini bila reaksi audiens cenderung negatif atau tidak menyenangkan. Setelah memilih suatu pendekatan, kemudian memilih rencana organisasional yang terbagi menjadi: 

Direct Request

Direct request dapat berbentuk surat atau memo. Misalnya, Anda tertarik terhadap suatu produk baru dan Anda berkeinginan untuk mengetahui berbagai hal mengenai produk tersebut, seperti karakteristik, harga, dan cara pembayarannya, maka Anda dapat menggunakan direct request. 

Pesan-pesan Rutin, Good News, Good will

a. Pesan-pesan rutin mempunyai potensi untuk membentuk suatu kesan positif atau citra yang baik bagi suatu perusahaan. Oleh karena itu, ketika menulis suatu pesan rutin, Anda harus bertanya pada diri sendiri apa yang Anda inginkan terhadap pembaca setelah mereka memahami pesan yang Anda sampaikan. Pesan-pesan rutin layak untuk memperoleh perhatian secara bijaksana. Dalam

setiap organisasi, memo dan surat-surat dikirim ke ratusan bahkan ke ribuan karyawan, konsumen, klien, dan sebagainya. b. Good News merupakan pesan yang menginformasikan kabar baik atau berita yang menyenangkan. Contoh good news tentang pekerjaan antara lain: penerimaan kerja, kenaikan pangkat/jabatan/posisi, memperoleh bonus kerja, tunjangan hari raya, kenaikan gaji, dan pengakuan/penghargaan prestasi kerja. Contoh good news tentang produk antara lain: diskon harga produk, sistem beli 3 produk dapat tambahan 1 produk gratis (buy 3 get 1 free), membeli produk dalam jumlah tertentu akan memperoleh hadiah tertentu (seperti kalender tahun baru atau produk aksesoris). c. Pesan-pesan Good Will merupakan pesan yang menimbulkan suatu perasaan positif yang dapat mendorong orang untuk menjaga hubungan bisnis. Perusahaan dapat meningkatkan hubungannya dengan konsumen ataupun relasi bisnis dengan mengirimkan pesan yang bersifat kekeluargaan. Beberapa bentuk good will diantaranya: ucapan selamat (congratulations), penghargaan (messages of appreciation), ucapan (condolences), dan ucapan salam (greetings). 

Pesan-pesan Bad News

Pesan-pesan bad news merupakan pesan yang menginformasikan kabar buruk atau berita yang tidak menyenangkan, contohnya seperti penolakan surat lamaran, menolak kredit, melakukan perampingan karyawan, atau menurunkan pangkat. Jika Anda membuat pesan bad news, cobalah untuk menempatkannya pada bagian pertengahan surat dengan menggunakan bahasa yang halus. 

Pesan-pesan Persuasif

Persuasi merupakan suatu usaha mengajak/mengubah sikap, kepercayaan, atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, pesan persuasi yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyai pilihan dan membuat mereka setuju. Contoh penyampaian pesan persuasif yaitu pada pesan dalam kegiatan untuk mendapatkan dana dan kerjasama. Pesan-pesan persuasif bertujuan untuk mempengaruhi audiens yang cenderung mempertahankan ide atau gagasannya. Pesan-

pesan persuasif umumnya lebih lama, lebih rinci, dan tergantung pada perencanaan strategis yang cukup ketat. Rangkuman penyusunan jenis-jenis pesan ialah setiap rencana organisasional, pembuka, body dan penutup, mempunyai peranan penting dalam penyampaian pesanpesan. Tabel berikut ini merupakan rangkuman bagaimana masing-masing jenis disusun. Masing-masing rencana organisasional, pembuka, isi dan penutup, semuanya mempunyai peran penting dalam penyampaian pesan-pesan anda. Reaksi

Rencana

audiens

organisasional

Tertarik

Pembuka

Direct Request

Mulai

Isi

Penutup

dengan Rinci/detail

Rasa

hormat

permintaan atau

dan

adanya

ide pokok

tindakan khusus

Senang

Pesan

rutin, Mulai

good

news, ide pokok atau

good will Tidak Senang

Bad

news, Mulai

Rasa

hormat,

refrensi

good news

pernyataan netral

dengan Rinci/ detail

ke

good news

dengan Beri

pernyataan

yang

alasan Rasa hormat rasional

sebagai netral, nyatakan dan logis

transisi ke bad bad news dan news

beri

saran

positif Tidak Tertarik

Pesan persuasif

Mulai

dengan Tumbuhkan

pernyataan yang

hasrat audiens

Perlu tindakan

mengundang perhatian STUDI KASUS PT Hyundai Mobil Indonesia (HMI) 

Profil Perusahaan

PT Hyundai Mobil Indonesia adalah sebuah perusahaan otomotif yang memproduksi mobil-mobil terkemuka dari Korea. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1967. Pada tahun 2015 ini, PT Hyundai Mobil Indonesia menargetkan penjualannya akan meningkat sebesar 53% atau setara dengan 3.600 unit kendaraan. 

Latar belakang PT Hyundai Mobil Indonesia membuat pesan bisnis:

Saat ini PT Hyundai Mobil Indonesia sedang berusaha meningkatkan penjualan dan penghasilan. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencapai target tersebut yaitu dari divisi marketing mengirimkan surat pesan bisnis berupa penawaran kerjasama dengan berbagai perusahaan rental kendaraan mobil untuk menjalin kerjasama yang akan menguntungkan kedua perusahaan sehingga penjualan dan penghasilan pun dapat meningkat. Kerjasama tersebut dijalin kepada perusahaan rental kendaraan mobil di Bandung bernama PT Citra Rent Car. 

Tujuan Pesan Bisnis dari PT Hyundai Mobil Indonesia

Tujuan/isi dari pesan bisnis yang disampaikan oleh Kepala Divisi Marketing PT HMI kepada PT Citra Rent Car adalah untuk mengajak bekerjasama, yaitu perusahaan PT HMI menawarkan produk-produknya untuk dapat digunakan perusahaan rental kendaraan mobil untuk menambah kendaraan yang akan disewakan atau digunakan oleh perusahaan rental tersebut, untuk saling memperoleh keuntungan yang lebih banyak dari sebelumnya. Media

: Surat

Komunikator : Kepala Divisi Marketing Penerima

: Pimpinan PT Citra Rent Car

Surat Bisnis PT Hyundai Mobil Indonesia kepada PT Citra Rent Car HYUNDAI MOBIL INDONESIA (HMI) Jl. Sultan Iskandar Muda – Pondok Indah JAKARTA 10 Oktober 2015 No

: 01/X/2015

Hal

: Penawaran Kerjasama

Lamp : 1 lembar berkas Kepada Yth. Bapak/Ibu Pimpinan PT Citra Rent Car Di tempat. Dengan hormat, Kami adalah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif yang telah banyak menghasilkan produk-produk unggulan roda empat baik mobil penumpang maupun mobil niaga. Adapun mereknya yaitu Grand Avegaa, Starrex, De Santa, dll. Melihat dari perkembangan perusahaan yang bapak/ibu pimpin, kami menawarkan produk kami untuk menambah kendaraan operasional untuk menunjang kegiatan perusahaan bapak/ibu baik mobil penumpang maupun mobil niaganya. Untuk mempermudah bapak/ibu dalam memilih produk kami, maka kami sertakan brosur, daftar harga, dan paket kredit. Apabila ada pertanyaan dapat menghubungi: Mentari Dwi Shintawati (Kepala Divisi Marketing) di

No. telepon Email

: 081373198000 : [email protected]

Demikian surat ini kami buat, besar harapan kami terjadi kerjasama yang baik dan saling menguntukan bagi perusahaan bapak/ibu maupun perusahaan kami. Terima kasih yang sebesar-besarnya. Salam sukses. Hormat kami, Mentari Dwi Shintawati (Kepala Divisi Marketing) PT. Hyundai Mobil Indonesia

REVISI PESAN-PESAN BISNIS Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan-pesan bisnis secara efektif. Setiap pesan bisnis perlu di edit baik menyangkut masalah isi dan pengorganisasiannya, gaya penyampaiannya, maupun format penulisannya. 

Pesan-Pesan bisnis mencakup: 1. Pesan-Pesan Bisnis Tertulis

Proses penulisan pesan-pesan bisnis dalam bentuk tertulis dimulai dari: A. Mengedit isi, Pengorganisasian, dan Gaya Penulisan. Untuk membantu memberikan gambaran yang lebih rinci tentang hal-hal apa saja yang perlu di perbaiki atau di sempurnakan, berikut ini terdapat beberapa pertanyaan penting yang perlu di perhatikan, antara lain: 

Apakah anda telah memasukan poin-poin dengan urutan yang logis?



Apakah terdapat keseimbangan yang baik antara hal-hal yang bersifat umum dengan hal-hal yang khusus?



Apakah ide yang paling penting telah memperoleh porsi pembahasan yang cukup?



Apakah anda telah memberikan fakta-fakta pendukung dan melakukan pemeriksaan ulang (cross check) terhadap fakta-fakta yang ada?



Apakah anda ingin menambahkan informasi yang baru?

B. Mengedit Mekanik / Teknis Penulisan Setelah melakukan pengeditan isi, pengorganisasian, dan gaya penulisannya, langkah berikutnya adalah melakukan pengeditan dari sudut mekanik atau teknis penulisan suatu pesan – pesan bisnis yang mencakup antara lain: a. Susunan kalimat yang di gunakan, apakah sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ada , sehingga mudah di pahami dengan baik. b. Penggunaan kapitalisasi secara tepat ( perhatikan kata – kata yang harus di tulis dengan huruf kapital).

c. Penulisan tanda baca secara benar ( perhatikan penggunaan tanda baca koma, titik, titik koma, tanda tanya , dan tanda seru). d. Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat di pahami dengan mudah. e. Perhatikan terjadinya pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat. Hal ini dapat menghilangkan makna suatu pesan – pesan bisnis yang telah disampaikan.

C. Mengedit Format dan Layout Langkah terakhir dalam mengedit suatu pesan bisnis adalah mengedit format dan layout secara keseluruhan. Disamping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan-kesalahan tulis, dan tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh di abaikan begitu saja. Jika format penulisannya menarik, di tata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan kertas yang di gunakan berkualitas baik, audiens Anda akan senang membacanya. 2. Pesan-Pesan Bisnis Lisan Sebagaimana pesan-pesan bisnis yang di sampaikan secara tertulis, pesan-pesan bisnis yang disampaikan dalam bentuk lisan pun memerlukan pengecekan ulang, perbaikan atau pengeditan (editing) seperlunya, sehingga suatu pesan bisnis dapat di pahami audiens dengan baik. Oleh karena itu, meskipun penyampaian pesan-pesan bisnis yang di lakukan secara lisan, tetap perlu di lakukan kegiatan pengeditan yang mencakup antara lain: a. Substansi pesan Langkah pertama dan utama dalam melakukan pengeditan (editing) pesan – pesan bisnis adalah mengedit substansi pesan yang akan di sampaikan pada audiens. 

Apakah substansi (inti) pesan yang ingin di sampaikan telah tercantum di dalamnya?



Apakah data pendukung (tabel, grafik, bagan, gambar, audio, audiovisual) juga sudah tercantum di dalamnya?

b.

Pengorganisasian Pesan

Pengorganisasian pesan – pesan bisnis yang akan di sampaikan secara lisan mencakup tiga poin penting yaitu; 

Pembuka (misalnya, salam pembuka, perkenalan diri)



Penyampaian substansi pesan ( misalnya, pengantar pesan di lanjutkan dengan substansi pesan).



Penutup ( misalnya: kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi).

c. Gaya Bahasa Pada umumnya, penulisan pesan – pesan bisnis yang akan disampaikan secara lisan cenderung hanya bersifat outline atau garis besarnya saja, sedangkan penyajian secara lebih rinci (lengkap) dapat disampaikan pada saat melakukan presentasi. Gaya bahasa yang di gunakan dalam penyajian pesan – pesan bisnis secara lisan lebih

menarik

dan

dinamis

daripada

yang berbentuk

tertulis

karena

cara

penyampaiannya yang lebih santai, luwes, dan tidak menonton. Disamping itu, melalui penyajian secara lisan penerimaan pesan akan lebih mudah memahami maksud dan tujuan suatu pesan yang ditunjukkan dengan penyampaian pesan – pesan secara langsung, pesan – pesan non verbal yang di dukung dengan tampilan kata, huruf, gambar, bagan, dan tabel, dalam format animasi yang dinamis. PEMILIHAN KATA YANG TEPAT Pemilihan kata adalah penggunaan kata-kata tertentu untuk mencurahkan ide atau pikiran ke dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang terkandung dalam kalimat yang di sampaikan kepada orang lain dengan mudah dapat di mengerti, anda harus dapat

memilih kata-kata dengan sebaik-baiknya. Agar maksud komunikasi dapat tercapai, perlu beberapa hal berikut: 1. Pilihlah kata yang sudah familier/ dikenal Dalam menyampaikan sesuatu harus menggunakan bahasa yang mudah, agar mudah di mengerti oleh audiens. 2. Pilihlah kata-kata yang singkat Agar pesan-pesan bisnis lebih efisien, juga mudah dipahami audiens, tetapi harus tetap memperhatikan kaidah yang benar & baik. 3. Hindari kata-kata yang bermakna ganda Agar tidak terjadi salah tafsir akibat tidak tercapainya tujuan dari pesan-pesan tersebut. MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF Kalimat efektif merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat & baik. Secara umum, ada tiga jenis kalimat yaitu:  Kalimat Sederhana Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat.  Kalimat Majemuk Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen.  Kalimat Kompleks Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.

Cara Mengembangkan Paragraf Ada 2 pendekatan untuk mengembangkan suatu paragraf, pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu baru dibuat kesimpulan, sedangkan deduktif dimulai dari kesimpulan, baru di diikuti dengan alasan-alasannya. Cara-cara mengembangkan paragraf: 1. Ilustrasi 2. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan) 3. Pembahasan Sebab-Akibat 4. Klasifikasi 5. Pembahasan Pemecahan Masalah

Ilustrasi Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum. Perbandingan (Persamaan & Perbedaan) Anda dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan pemikiran yang lain. Pembahasan Sebab-Akibat Agar dapat memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu. Klasifikasi Untuk mempermudah pemahaman paragraf bagi pengirim pesan dan penerima pesan. Selain itu agar suatu topik bahasan menjadi lebih terarah atau terfokus. Pembahasan Pemecahan Masalah Untuk memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi Paragraf hendaknya jangan terlalu singkat namun juga jangan terlalu panjang. Yang penting, suatu paragraf harus merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh,

menggunakan kata-kata transisi, kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu dengan yang lainnya, dan jelas. STUDI KASUS Contoh Surat Bisnis (Surat Pengaduan Barang yang Baik dan Benar) Surat pengaduan barang adalah suatu surat yang dikirimkan terhadap pihak penjual yang berfungsi untuk memberikan info tentang kondisi barang yang dikirim serta juga untuk menuntut hak atas kerugian yang diakibatkan atas kerusakan pengiriman yang muncul pada barang yang sudah dipesan. Surat klaim ini bakal berisi detail info tentang barang yang sudah dikirim mulai dari nama barang (deskripsi), jumlah , nomor surat (bukti pengiriman), serta keterangan alias kerusakan yang terjadi. Supaya lebih jelas, langsung dipelajari contoh suratnya di bawah ini: Contoh Surat Pengaduan Barang 1 TOKO INGIN MAJU Jln. Ketapang No. 10a Banda Aceh ============================================================== ==== 25 Maret 2015 Nomor : 35/IM/IV/2015 Kepada PT Elektronik Maju Jln. Buntu No. 202

Jakarta Hal

: Pengaduan Kerusakan Barang

Lamp : 1 (satu) lembar faktur Dengan hormat, Barang pesanan dari Saudara yang berupa : 1. 22 Unit Kulkas 2. 20 Unit Mesin Cuci 3. 30 Unit TV 4. 10 Unit Kipas Angin 5. 5 Unit AC Telah kami terima. Atas pelayanan Saudara, kami sampaikan terima kasih. Pada waktu barang pesanan dibuka, kami sedikit kecewa karena ternyata terdapat 5 Unit Kaca TV yang pecah sehingga tidak dapat dijual. Oleh sebab itu dengan sangat menyesal, kami menyatakan bahwa 5 unit TV yang pecah akan kami kembalikan, kami mohon Saudara mengirimkan 5 unit TV yang baru. Bersama ini pula kami lampirkan faktur pembelian barang tersebut untuk lebih mempermudah penyelesaian persoalan tersebut. Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih. Hormat kami, TOKO INGIN MAJU IKHSAN Pemilik

Contoh Surat Pengaduan Barang 2 MAJU MUNDUR Jalan Lurus No. 123 Tangerang ============================================================== ==== Nomor : 123/MM/IV/2015

25 Maret

2015 Kepada ASRI INDAH Jalan Kekasih No. 34 Surabaya Hal

: Pengaduan Kerusakan Barang

Dengan hormat, Barang kiriman Saudara yang berupa 8 (delapan) buah Air Conditioner merk “Central” telah kami terima. Atas pelayanan Saudara, kami sampaikan terima kasih. Pada waktu barang akan digunakan, kami sedikit kecewa karena ternyata ada 2 (dua) buah Air Conditioner yang tidak keluar udara sejuknya. Sesuai dengan perjanjian Saudara yang akan memberikan garansi 1 (satu) tahun dan apabila terdapat kerusakan akan memberikan pelayanan untuk memperbaiki secara cuma-cuma, maka kami mohon Saudara mengirimkan montir untuk memperbaiki barang tersebut. Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih.

Hormat kami, CV MAJU MUNDUR IKHSAN Manajer Penjualan

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Komunikasi dalam berbisnis memang harus diterapkan dengan baik untuk mendukung adanya peningkatan dalam kerjasama dan meningkatkan kinerja yang lebih kreatif dan inovatif yang mampu mendorong bisnis lebih unggul dari pesaing-pesaing lainnya. Sehingga ketika suatu perusahaan membuka lowongan pekerjaan tak jarang ditemui persyaratan yang harus dimiliki oleh calon karyawan yakni komunikasi dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA https://mentarids.wordpress.com/ https://www.google.co.id/amp/s/mentarids.wordpress.com/2016/05/05/pengorganisasianpesan-pesan-bisnis/amp/ https://zahiraccounting.com/id/blog/komunikasi-dalam-berbisnis-itu-penting/

Related Documents


More Documents from "septiadhi wirawan"