Pengolah Sinyal

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengolah Sinyal as PDF for free.

More details

  • Words: 517
  • Pages: 14
LAPORAN PARKTIKUM PENGOLAHAN SINYAL

“PEMBANGKITAN SINYAL”

PRAKTIKUM KE : 1 TANGGAL : Disusun Oleh Nama

:

NIM

: 3.34.07.0.05

Kelas

: Infokom – 2A

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMASI & KOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2009

Langkah Percobaan : 4.1 Pembangkitan Waktu Sinyal Waktu Kontinyu Sinusoida 1. Untuk A = 1 dan f = 5 Hz Fs = 100; t = (1:100)/Fs; s1 = sin(2*pi*t*5); plot(t,s1)

PERTANYAAN: (1.a.) Apa yang terjadi? Pembangkitan sinyal sinusoida yang jika frekuensinya dirubah semakin besar maka sinyalnya akan semakin banyak dan semakin rapat. (1.b.)capture gambar grafik: praktikum 2. a. Untuk A = 1 dan f = 10 Hz Fs = 100; t = (1:100)/Fs; s1 = sin(2*pi*t*10); plot(t,s1)

2.b Untuk A = 1 dan f = 15 Hz Fs = 100; t = (1:100)/Fs; s1 = sin(2*pi*t*15); plot(t,s1)

2.c Untuk A = 1 dan f = 20 Hz Fs = 100; t = (1:100)/Fs; s1 = sin(2*pi*t*20); plot(t,s1)

(1.c.) source kode S1=sin(2*pi*t*10) Fs = 100; t = (1:100)/Fs; s1 = sin(2*pi*t*10); plot(t,s1)

PERTANYAAN: (2.a.) apa pengaruh perubahan amplitude pada bentuk sinyal sinus?pengaruhnya adalah sinyalnya semakin tinggi dengan jumlah sinyal yang sama tiap detiknya. (2.b.) capture gambar grafik Praktikum: 3. a Untuk A = 2 dan f = 5Hz s1 = 2*sin(2*pi*t*5);

3.b Untuk A = 4 dan f = 5 Hz s1 = 4*sin(2*pi*t*5);

3.c Untuk A = 5 dan f = 5 Hz s1 = 5*sin(2*pi*t*5);

3.d Untuk A = 10 dan f = 5 Hz s1 = 10*sin(2*pi*t*5);

3.e Untuk A = 15 dan f = 5 Hz s1 = 15*sin(2*pi*t*5);

3.f Untuk A = 20 dan f = 5 Hz s1 = 20*sin(2*pi*t*5);

(2.c.) source kode s1=8*sin(2*pi*t*5) Untuk A = 8 dan f = 5 Hz Fs = 100; t = (1:100)/Fs; s1 = 8*sin(2*pi*t*5); plot(t,s1)

PERTANYAAN: (3.a). capture gambar grafik Praktikum: 4. Untuk θ = 90 s1 = 2*sin(2*pi*t*5+pi/2);

4.a Untuk θ = 45 s1 = 2*sin(2*pi*t*5+pi/4)

4.b Untuk θ = 120 s1 = 2*sin(2*pi*t*5+(2*pi/3))

4.c Untuk θ = 180 s1 = 2*sin(2*pi*t*5+pi)

4.d Untuk θ = 225 s1 = 2*sin(2*pi*t*5+(5*pi/4));

(3.b.) source kode s1 = 2*sin(2*pi*t*5+pi/4) Untuk θ = 45 Fs = 100; t = (1:100)/Fs; s1 = 2*sin(2*pi*t*5+pi/4); plot(t,s1)

4.2 Pembangkitan Sinyal Sinus Waktu Diskrit PERTANYAAN: (4.a.) Perubahan apa yang terjadi pada hasil? Terjadi perubahan jumlah titik sample pada sinyal sinus, semakin besar nilai FS maka sinyal sinus akan semakin jelas bentuknya (4.b.) capture gambar grafik praktikum 1. Fs = 20; t = (0:Fs-1)/Fs; s1 = sin(2*pi*t*2); stem(t,s1) axis([0 1 -1.2 1.2])

2. Melakukan perubahan pada Fs dengan nilai 30,40,50,60,70,80 Pertanyaan : 2.a Fs = 30

2.b Fs = 40

2.c Fs = 50

2.d Fs = 60

(4.c.) source kode untuk Fs = 80 Fs = 80; t = (0:Fs-1)/Fs; s1 = sin(2*pi*t*2); stem(t,s1) axis([0 1 -1.2 1.2]) PERTANYAAN: (5.a.) Perubahan apa yang terjadi pada hasil? Terjadi perubahan jumlah titik sample pada sinyal sinus, semakin kecil nilai FS maka grafiknya semakin tidak jelas apakah itu sinyal sinus atau bukan (5.b.) capture gambar grafik praktikum 3.a. Fs = 18

3.b. Fs = 15

3.c. Fs = 12

3.d. Fs = 10

3.e. Fs = 8

Related Documents

Pengolah Sinyal
July 2020 20
Sinyal Klb.xls
December 2019 23
Sinyal Acak
June 2020 22
Bahaya Sinyal Ponsel
July 2020 16