Pengkajian Asuhan Keperawatan Jiwa.docx

  • Uploaded by: NurFajry
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengkajian Asuhan Keperawatan Jiwa.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,303
  • Pages: 43
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtra ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang di miliki, memiliki koping yang baik terhadap stresor, produktif dan mampu memberikan kontribusi terhadap masyarakat (WHO, 2007 dalam varcaloris dan halter, 2010). Peroduktif, artinya mampu memiliki kemampuan untuk melakukan aktifitas yang rutin. Manusia di katakan usia peroduktif, ketika usia pada rentang 15 – 64 tahun (Yusuf, 2010). Namun tanpa disadari, pada usia produktif justru memiliki resiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan. Hal ini dapat terjadi akibat dari kegagalan individu dalam mencapai apa yang diinginkan atau diharapkan sehingga terjadinya gangguan jiwa (Yusuf, 2010). Gangguan jiwa gangguan yang tidak menimbulkan kematian secara langsung tetapi menyebabkan penderitanya menjadi susah untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dan menimbulkan beban bagi keluarga menurut Riskesdas (Riset Kesahatan Dasar) tahun 2013, prevalensi gangguan jiwa berat nasional sebesar 1,7 per mil artinya bahwa dari seribu penduduk indonseisa terdapat dua sampai tiga diantaranya menderita gangguan jiwa berat (Riskesdas, 2013). Gangguan jiwa berat yang sering di temui di masyarakat adalah skizofrenia ( Ibrahim, 2011). Kurang dari 450 juta ( 11%) orang yang mengalami skizofrenia ( ringan sampai berat ) (WHO, 2013). Skizofrenia adalah sekumpulan sindrom klinik yang di tandai dengan perubahan kognitif, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku (Kaplan dan Saddock, 2010). 2. Rumusan masalah Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : a. Bagaimana gejala klien dengan gangguan resiko prilaku kekerasan. b. Apa etiologi dari resiko prilaku kekerasan c. Bagaimana tentang respon pasien dengan resiko prilaku kekerasan

1

d. Bagaimana terjadinya peroses resiko perilaku kekerasan e. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien resiko perilaku kekerasan. 3. Tujuan penulisan a. Tujuan umum Setelah membahas kasus ini diharapkan mengerti dan memberi asuhan keperawatan pada pasien resiko perilaku kekerasan. b. Tujuan khusus Setelah menyusun laporan kasus ini diharapkan mahasiswa mampu :  Melakukan pengkajian pada pasien resiko prilaku kekrasan.  Merumuskan diagnosa pasien resiko prilaku kekerasan.  Membuat perancanaan untuk pasien seriko perilaku kekerasan.  Melakukan implementasi pada pasien resiko perilaku kekerasan.  Melakukan evaluasi pada pasien resiko prilaku kekerasan 4. Manfaat penulisan a. Dengan adanya laporan kasus ini kita dapat mengetahui karakteristik dari pasien dengan resiko prilaku kekerasan. b. Dengan adanya laporan kasus ini kita dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami resiko perilaku kekerasan. 5. Metode penulisan. Metode penulisan ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang menggambarkan atau menguraikan tentang asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan berikut : a. Studi kepustakaan (library research) Studi kepustakaan yaitu dengan membaca dengan mempelajari serta memahami hal-hal yang bersifat teoritis berdasarkan pendapat para ahli. b. Studi kasus (case research) Dalam studi ini penulis langsung melihat dan mempelajari serta melaksanakan asuhan keperawatan untuk mendapatkan data – data yang akurat dan refensentatif, pengumpulan data dilakukan dengan tehnik : 

2

Wawancara (interview)

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung melalui pasien, keluarga dan tim kesahatan yang menangani kasus tersebut. 

Pengamatan (observation) Yaitu pengamatan secara langsung terhadap perkembangan pasien baik dari segi medis maupun keperawatan.



Pemeriksaan fisik. Yaitu dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.



Dokomentasi Suatu metode pengumpulan data dimana data di dapat melalui pencatatan yang di lakukan terhadap semua perkembangan atau keadaan yang di alami pasien.

3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol. Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis. Setiap aktifitas bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian. Suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat melukai secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain. Suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan termasuk orang lain, dan barangbarang. Perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua perilaku kekerasan secara verbal dan fisik. B. Manifestasi Klinis 1. Fisik Mata melotot/pendangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah dan tegang, serta postur tubuh kaku. 2. Verbal Mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada keras, ketus.

4

3. Perilaku Menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan, amuk/agresif. 4. Emosi Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan, dan menuntut. 5. Intelektual Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme. 6. Spiritual Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak bermoral, dan kreativitas terhambat. 7. Sosial Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan sindiran. 8. Perhatian Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual.

C. Rentang Respon

Respons Adaptif

Respon

Maladaptif

Asertif

Frustasi

Pasif

Agresif

Gambar : rentang respons perilaku kekerasan Sumber : Keliat 1991

5

Kekerasan

Keterangan : 1. Asertif Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain dan memberikan ketenagan. 2. Frustasi Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak dapat menemukan alternatif. 3. Pasif Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya. 4. Agresif Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut tetapi masih terkontrol. 5. Kekerasan Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya control. Tabel : perbandingan antara perilaku asertif, pasif, dan agresif/kekerasan PASIF ISI PEMBICARAAN

6

AGRESIF

Negatif dan

Postif dan

Menyombongkan

merendahkan

menawarkan

diri,

diri, contohnya

diri,

merendahkan

perkataan :

contohnya

orang lain,

“dapatkah saya?”

perkataan :

contohnya

“dapatkah

“saya

perkataan :

kamu?”

dapat…..”

“kamu

“saya akan

selalu””kamu

…..”

tidak pernah…”

TEKANAN

Cepat, lambat,

SUARA

mengeluh

POSISI BADAN

JARAK

ASERTIF

Sedang

Keras dan ngotot

Menundukkan

Tegap dan

Kaku, condong

kepala

santai

ke depan

Menjaga jarak

Mempertahan

Siap dengan jarak

dengan sikap

kan jarak yang

akan menyerang

acuh/mengabaika

nyaman

orang lain

Sikap tenang

Mengancam,

n PENAMPILAN

Loyo, tidak dapat tenang

KONTAK MATA

posisi menyerang

Sedikit/sama

Mempertahan

Mata melotot dan

sekali tidak

kan kontak

dipertahankan

mata sesuai dengan hubungan Sumber :Keliat (1999) dalam Fitria (2009)

D. Faktor Predisposisi 1. Faktor Psikologis a. Terjadi asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan akan timbul dorongan agresif yang memotivasi perilaku kekerasan b. Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masakecil yang tidak menyenangkan c. Rasa frustasi d. Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga atau lingkungan e. Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah. Agresi dan kekerasan dapat memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri serta memberikan arti dalam kehidupannya. Teori lainnya berasumsi bahwa perilaku agresif dan tindakan kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaannya dan rendahnya harga diri perilaku tindak kekerasa. f. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilku yang dipelajari, individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap

7

perilaku kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal dibandingkan anak-anak tanpa faktor predsiposisi biologi 2. Faktor Sosial Budaya Seseorang akan berespons terhadap peningkatan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respons yang dipelajarinya. Sesuai dengan teori menurut Bandura bahwa agresif tidak berbeda dengan responsrespons yang lain. Faktor ini dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan terjadi.Budaya juga dapat membantu mendefenisikan ekspresi marah yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima. Control masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam measyarakat merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasa. 3. Faktor Biologis Berdasarkan hasil penelitian pada hewan, adanya pemberian stimulus elektris ringan pada hipotalamus (system limbic) ternyata menimbulkan perilaku agresif, dimana jika terjadi kerusakan fungsi limbic (untuk emosi dan perilaku), lobus frontal (untuk pemikiran rasional), dan lobus temporal (untuk interpretasi indera penciuman dan memori) akan menimbulkan mata terbuka lebar, pupil berdilatsi, danhendak menyerang objek yang ada disekitarnya. Selain itu berdasarkan teori biologic, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi seseorang melakukan perilaku kekerasan, yaitu sebagai berikut : a. Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen system neurologis mempunyai implikasi dan memfasiliats dan menghambat implus agresif. System limbic sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan respons agresif.

8

b. Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996) menyatakan

bahwa

berbagai

neurotransmitter

(epinerprin,

neropineprin, dopamine, asetilkolin, dan serotonin) sangat berperan dalam memfasilitasi dan menghambat implus agresif. Peningkatan hormone androgen dan nerofienrprin serta penurunan serotonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan serebrospinal merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan timbulnya perilaku agresif pada seseorang. c. Pengaruh genetic, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat kaitannya dengan genetic termasuk genetic tipe kariotipe XYY, yang umumnya

dimiliki

oleh

penghuni

penjara

tindak

criminal

(narapidana). d. Gangguan otak, sindrom otak organic berhubungan dengan berbagai gangguan serebral, tumor otak (khsususnya pada limbic dan lobus temporal), trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsy (epilepsy lobus temporal) terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan. E. Faktor Presipitasi Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik berupa injuri secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa fakor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut : 1. Klien : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan yang penuh dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan. 2. Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti, konflik, merasa terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri maupun eksternal dari lingkunga. 3. Lingkungan : panas, padat, dan bising. Hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau penganiayaan antara lain sebagai berikut : 1.

Kesulitan kondisi sosial ekonomi.

2.

Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu.

9

3.

Ketidaksipan

seoarng

ibu

dalam

merawat

anaknya

danketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang dewasa. 4.

Pelaku mungkin mempunyiai riwayat antisocial seperti penyalahgunaan obat dan alcohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi.

5.

Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.

F. Mekanisme Koping Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien, sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme kpoing yang konstruktif dan mengeksplorasikan kemarahannya.Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti displacement, sublimasi, proyeksi, represif, denial dan reaksi formal. Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan anatara lain : 1. Menyerang atau menghindar Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan system syaraf otonom bereaksi terhadap sekresi epinerprin yang menyebabkan tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar, mual sekresi HCL meningkat, peristaltic gaster menurun, pengeluaran juga meningkat, tangan mengepal, tubuh menjadi kaku dan diserta reflek yang cepat 2. Menyatakan secara asertif Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, dan asertif. Perilaku asertif adalah cara yang terbaik, individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis dan dengan perilaku tersebut individu juga dapat mengembangkan diri. 3. Memberontak Perilaku yang muncul biasanya diserta kekerasan akibat konflik perilaku untuk menarik perhatian orang lain

10

4. Perilaku k ekerasan Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan.

G. Pohon Masalah

GPS : Halusinasi Perilaku kekerasan

Regimen terapeutik inefektif

Koping

Harga diri

Isolasi sosial :

rendah kronis

menarik diri

Berduka

keluarga tidak

disfungsinoal

efektif

Gambar 8.2. Pohon masalah perilaku kekerasan Sumber : Fitria (2009)

11

H. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul 1. Resiko perilaku kekerasan 2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan 3. Perubahan persepsi sensori : halusinasi 4. Harga diri rendah kronis 5. Isolasi sosial 6. Berduka disfungsional 7. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif 8. Koping keluarga inefektif

I.

Data Yang Perlu Dikaji Masalah Keperawatan Resiko perilaku kekerasan

Data Yang Perlu Dikaji Subjektif : 

Klien mengancam



Klien mengumpat dengan kata-kata kotor



Klien mengatakan dendam dan jengkel



Klien mengatakan ingin berkelahi



Klien menyalhkan dan menuntut



Klien meremehkan

Objektif

12



Mata melotot/pandangan tajam



Tangan mengepal



Rahang mengatup



Wajah memerah dan tegang



Postur tubuh kaku



Suara keras

Faktor-faktor yang berhubungan dengan maslah perilaku kekerasan antara lain sebagai berikut : 1. Ketidakmanpuan mengendalikan dorongan marah 2. Stimulus lingkungan 3. Konflik interpersonal 4. Status mental 5. Putus obat 6. Penyalahgunaan narkoba/alkohol J.

Diagnosa Keperawatan Resiko perilaku kekerasan

K. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa : Resiko perilaku kekerasan Tujuan

Asuhan

Intervensi

Pasien mampu :

Setelah …….x

SP 1

 Mengidentifikasi

pertemuan, pasien

 Identifikasi penyebab,

penyebab dan tanda mampu : perilaku kekerasan  Menyebutkan perilaku

jenis

kekerasan

yang

pernah

tanda dan gejala serta

 Menyebutkan penyebab

akibat tanda,

perilaku kekerasan

nafas dalam  Masukkan

 Menyebutkan akibat

dalam

jadwal harian pasien

perilaku

kekerasan

yang Setelah ……..x

 Menyebutkan

SP 2

pertemuan, pasien

dilakukan

cara mampu :

kekerasan  Mengontrol perilaku

kegiatan

 Evaluasi kegiatan yang lalau (SP1)

mengontrol perilaku  Menyebutkan

 Latih fisik 2 : pukul yang

sudah dilakukan  Memperagakan

13

kekerasan

gejala, dan akibat  Latih cara fisik 1 : tarik

dilakukan

dari

perilaku

kasur/bantal  Masukkan

dalam

jadwal harian pasien

kekerasannya

cara

dengan cara :

mengontrol

-

Fisik

perilaku kekerasan

-

Sosial/verbal

Setelah ……x

SP 3

-

Spiritual

pertemuan pasien

 Evaluasi kegiatan yang

-

Terapi

mampu :

-

Psikofarmaka

 Menyebutkan

(obat

fisik

untuk

lalu (SP 1dan 2)

kegiatan

 Latih yang

sudah dilakukan  Memperagakan cara untuk

secara

sosial/verbal  Menolak dengan baik  Meminta dengan baik

sosial/verbal  Mengungkapkan mengontrol

perilaku kekerasan

dengan baik  Masukkan

dalam

jadwal harian pasien Setelah ……x

SP 4

pertemuan pasien

 Evaluasi

kegiatan

mampu :

yang lalu (SP 1, 2, dan

 Menyebutkan

3)

kegiatan

yang  Latih secara spiritual

sudah dilakukan  Memperagakan

 Berdoa  Sholat  Masukkan

cara spiritual

dalam

jadwal harian pasien Setelah ….x

SP 5

pertemuan, pasien

 Evaluasi

mampu :

yang lalu (SP 1, 2, 3

 Menyebutkan

dan 4 )

kegiatan

yang  Latih patuh obat :

sudah dilakukan  Memperagakan

14

kegiatan

 Minum

obat

prinsip 5 B

secara

cara patuh obat

 Susun jadwal minum obat secara teratur  Masukkan

dalam

jadwal hariam pasien Keluarga mampu :

Setelah…….x

SP 1

Merawat pasien di

pertemuan, keluarga

 Identifikasi

rumah

mampu menkjelaskan

yang

penyebab, tanda dan

keluarga

gejala, akibat serta

merawat pasien

mampu

dirasakan

 Jelaskan

memperagakan cara

masalah

dalam

tentangg

perilaku kekerasan :

merawat

-

Penyebab

-

Akibat

-

Cara merawat

 Latih cara merawat  RTL keluarga/jadwal untuk merawat pasien Setelah …..x

SP 2

pertemuan keluarga

 Evaluasi kegiatan yang

mampu menyebutkan kegiatan yang sudah

lalu (SP 1)  Latih (stimulus) 2 cara

dilakukan dan

lain

mampu merawat

pasien

serta dapat membuat

 Latih

RTL

untuk

merawat

Langsung

ke

pasien  RTL

keluarga/jadwal

untuk merawat pasien Setelah…..x

SP 3

pertemuan keluarga



mampu menyebutkan

15

Evaluasi SP 1 dan SP 2

kegiatan yang sudah



Latih

dilakukan dan mampu merawat



RTL keluarga/jadwal

serta dapat membuat

keluarga

RTL

merawat pasien

untuk

Setelah …….x

SP 4

pertemuan keluarga



Evaluasi SP 1, 2, 3,

mampu



Latih

follow up dan

langsung

pasien 

RTL keluarga

rujukan serta mampu

-

Follow up

menyebutkan

-

Rujukan

kegiatan yang sudah dilakukan

ke

pasien

melaksanakan

16

langsung

ke

PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Ruang Rawat

: Ruang Sawo (IGD Jiwa)

No. RM

: 02.50.15

Tgl. Masuk

: 12 – 02 - 2019

Tgl. Pengkajian

: 13 – 02 – 2019

A. Pengkajian 1. Identitas Klien Inisial

: Tn. D

Umur

: 23 Tahun ( 28 – 10 -1995 )

Informan

: Adik Klien

2. Identitas Penanggung Jawab Inisial

: Tn. D

Umur

: 15 Tahun ( 12 – 07 – 1999 )

Agama

: Kristen

Alamat

: Desa Balamowa, Kec. Dolo Barat, Kab. Sigi

Hub. Dengan Klien: Adik Klien

B. Alasan Masuk Rumah Sakit 1. Keluhan Utama Klien menyendiri didalam lapas 2. Riwayat Keluhan Utama Klien adalah tahanan lapas, klien masuk rumah sakit pada tanggal 12 – 02 – 2019 karena dilapas klien susah tidur, dan mengatakan keturunan raja, kadang mendengar bisikan. Petugas lapas mengatakan, klien dipukul didalam lapas oleh tahanan lain sehingga petugas lapas membawa klien ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.

17

Sebelumnya klien pernah masuk rumah sakit jiwa madani pada tahun 2015 dengan keluhan perilaku kekerasan kepada ayah klien. 3. Keluhan Saat di Kaji 1) Klien mengatakan pernah membunuh ayahnya 2) Klien mengatakan ia benci kepada ayahnya 3) Klien mengatakan ia keturunan raja 4) Klien mengatakan ingin pulang Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan C. Faktor Predisposisi 1. Dimasa lalu klien pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 2015. Klien mengatakan pernah sembuh dan berobat jalan di puskesmas, kemudian klien masuk kembali di rumah sakit madani dengan menunjukkan gjala gangguan jiwa dikarenakan klien mengalami putus obat.

Masalah Keperawatan : Mekanisme koping tidak efektif

2. Riwayat pengobatan Sebelumnya klien sudah mendapatkan pengobatan tetapi kurang berhasil dikarenakan klien sering menolak untuk minum obat sehingga obat tidak teratur diminum.

Masalah keperawatan : Regiment terapeutik in efektif

18

3. Trauma a) Aniaya fisik

: klien mengatakan ia pernah mendapatkan pemukulan di dalam lapas

b) Penolakkan

: klien mengatakan ia merasa dijauhi oleh tetangga dan ibunya kaera dianggap telah melakukan tindakan kekerasan kepada ayahnya

c) Kekerasan dalam rumah tangga : klien tidak pernah melakukan kekerasan dalam rumah tangga dikarenakan klien belum menikah d) Tindakan criminal

: klien mengatakan ia pernah melakukan

tindakan kriminal membunuh ayahnya

Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan

4. Dalam anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa, hanya klien yang pertama kali mengalami gangguan jiwa dalam keluarga. 5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan Klien mengatakan pernah dikejar dan dipukul oleh masyarakat dan di bawa ke kantor polisi karena tindakan criminal.

Masalah Keperawatan : Respon pasca trauma

D. Pemeriksaan Fisik 1. Tanda-tanda vital TD

: 110 / 70 mmHg

Nadi

: 80 x/menit

RR

: 20x/menit

Suhu : 36,50C

Masalah Kperawatan : Tidak ada masalah

19

E. Psikososial 1. Genogram

A

B

C

D

E

Keterangan : = Laki-laki

A = Orang tua ayah klien

= Perempuan

B = Orang tua ibu klien

= Meninggal

C = Ayah klien bersaudara

= Menikah

D = Ibu klien bersaudara

= Klien

E = Klien bersaudara

= Serumah

20

Penjelasan : a) Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa b) Klien mengatakan ia bersaudara 4 orang, klien anak pertama c) Klien mengatakan ia tinggal serumah dengan nenk, ibu dan adik-adiknya Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 2. Konsep Diri a) Gambaran diri/citra tubuh Klien mengatakan sangat menyukai rambutnya. b) Identitas diri Klien mengatakan ia anak pertama dari 4 bersaudara. c) Peran Klien mengatakan seorang anak laki-laki dan belum menikah. d) Ideal diri Klien mengatakan ingin menjadi seorang anak yang baik dan ingin mempersatukan kedua orang tuanya. e) Harga diri Klien mengatakan dijauhi oleh tetangga sekitar rumah dan keluarga karena mereka takut karena klien pernah melakukan tindakan kekerasan.

Masalah Keperawatan : Harga diri rendah

21

3. Hubungan Sosial a) Orang yang berarti Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibu dan adik-adiknya. b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat Klien mengatakan sebelum dipenjara dan masuk rumah sakit, klien mengikuti kegiatan dilingkungan rumah. c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Klien mengatakan setelah kembali ke rumah, klien merasa dijauhi oleh lingkungan rumah. Klien malu karena dianggap ada gangguan jiwa.

Masalah Keperawatan : Kerusakan interaksi sosial

4. Spiritual a) Nilai dan keyakinan Klien beragama kristen. Tidak ada hubungan penyakit dengan agama. b) Kegiatan ibadah Klien mengatakan sebelum sakit klien rajin beribadah dan setelah sakit klien tidak lagi beribadah.

F. Status Mental 1. Penampilan Klien berpenampilan kurang rapih, rambut tidak acak-acakan, klien mandi 3 x sehari, klien rajin ganti pakaian. Secara umum klien bersih.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

22

2. Pembicaraan Klien bercakap-cakap dengan baik dan menjawab apa yang ditanyakan oleh perawat.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

3. Aktivitass Motorik Klien nampak tegang gelisah, tatapan mata tajam, nada suara tinggi. 4. Alam Perasaan Klien mengatakan ingin bebas dari penjara dan ingin cepat keluar dari rumah sakit. 5. Afek / Emosi Afek labil, dimana labil adalah emosi yang secara cepat berubah tanpa suatu pengendalian yang baik dibuktikan dengan : mood klien yang berubah-ubah, klien mau mendengarkan apa yang dinasihati oleh perawat namun tiba-tiba tatapan mata tajam, nada suara tinggi, klien biasa memukul jeruji besi.

Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan

6. Interaksi selama wawancara Klien kooperatif, kontak mata baik, klien tidak mudah tersinggung dibuktikan dengan selama wawancara dan berbincang-bincang.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

7. Presepsi Pada saat di kaji klien mengatakan kalau ia adalah keturunan raja dan klien meyakini itu. Klien tidak mendengar bisikan apapun.

Masalah Keperawatan : Waham kebesaran

23

8. Isi Pikir Pada saat pengkajian klien mengatakan hal-hal yang tidak nyata dan juga ditemukan waham. Klien mengatakan tidak ada yang bisa mengalahkan kekuasaan Raja Karaja Lembah.

Masalah Keperawatan : Waham kebesaran

9. Proses Pikir Klien mengalami gangguan proses pikir.

10. Tingkat Kesadaran Tingkat kesadaran baik artinya klien dapat mengenali orang, tempat dan waktu dibuktikan dengan : klien tahu saat ini berada di RS jiwa, klien juga tahu saat ini adalah siang hari, klien mengenali perawat yang ada diruangan.

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

11. Meori / Daya ingat Klien tidak mengalami gangguan daya ingat, baik itu jangka panjang dan jangka pendek, dibuktikan dengan : a) Klien masih ingat berapa ia bersaudara b) Klien masih ingat perawat diruangan c) Klien masih ingat dengan keluarganya, dan d) Klien masih ingat kenapa ia dibawa ke RS jiwa Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah

24

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung Tingkat konsentrasi adalah kemampuan klien untuk memperhatikan selama wawancara. Konsentrasi klien cukup baik, dibuktikan dengan : Klien mampu berhitung. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah 13. Kemampuan menilai Klien mampu mengambil keputusan yang sederhana dan perlu motivasi diberi kesempatan memilih mencuci tangan sebelum makan. Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah G. Kebutuhan Persiapan Pulang 1. Makan Klien mengatakan makan 3 x sehari dan merapikan tempat makannya sendiri. 2. BAB / BAK Klien mengatakan mampu BAB / BAK secara mandiri dan menyiramnya. 3. Mandi Klien mengatakan mandi secara mandiri dan menggunakan sabun dan dibersihkan dengan air. 4. Berpakaian Klien mengatakan satu hari 2 x ganti pakaian bersih yan diberikan perawat. 5. Istirahat / tidur Klien mengatakan jam tidur siang dan malam tidak menentu. 6. Penggunaan Obat Klien mengatakan obat yang diminum, masih diawasi, frekuensi, dosis dan jam minum obat. 7. Pemeliharaan kesehatan Klien mengatakan sudah tidak perlu mendapatkan perawatan di RS jiwa, karena klien sudah merasa sehat.

25

8. Kegiatan Rumah Sakit Klien mampu membersihkan diri, klien mampu makan sendiri, klien mampu merapikan tempat tidur. 9. Kegiatan diluar rumah klien mampu berinteraksi dengan tetangga sekitar rumah.

H. Mekanisme Koping Saat klien menghadapi masalah yang tidak mampu ia hadapi, klien akan berbicara dengan orang lain dan jika masalah itu tidak teratasi klien akan marah- marah dan bersuara keras. Masalah Keperawatan : Mekanisme koping tidak efektif I. Masalah Psikososial dan Lingkungan 1. Masalah dengan lingkungan kelompok Sebelum sakit klien mengikuti kegiatan dimasyarakat. Saat klien dipenjara dan masuk rumah sakit klien tidak dapat mengikuti kegiatan. 2. Masalah berhubungan dengan lingkungan Saat

dilingkungan

rumahklien

merasa

dijauhioleh

orang-orang

dilingkungan rumah dan saat dilingkungan rumah sakit klien merasa diperhatikan. 3. Masalah dengan pendidikan Klien hanya tamatan SMP. 4. Masalah dengan pekerjaan Saat ini klien tidak bekerja karena sedang sakit. 5. Masalah ekonomi Saat ini klien mempunya masalah dengan ekonomi, karena sedang tidak bekerja. 6. Masalah dengan perumahan Klien tidak ada masalah dengan perumahan karena klien tinggal bersama orang tuanya.

26

7. Masalah dengan pelayanan kesehatan Klien jarang kontrol di poli jiwa dan jarang memeriksakan dirinya ke puskesmas.

J. Pengetahuan Kurang Tentang 1. Pengetahuan kurang tentang penyakit jiwa Klien tidak mengetahui bahwa saat ini ia mengalami sakit jiwa. 2. Pengetahuan kurang tentang sistem pendukung Sistem pendukung terdiri dari keluarga, fasilitas puskesmas, teman, terapi dan kelompok sosial. 3. Pengetahuan kurang tentang obat-obatan Klien tidak mengetahui nama-nama obat yang ia konsumsi.

Masalah Keperawatan : Kurang pengetahuan

K. Aspek Medik 1. Diagnosa medis

: Skizofrenia yang tak tergolongkan

2. Terapi medis

:

a. Haloperidol 2,5 mg b. Trihexypenidil 1 mg c. Diazepam 5 mg 0-0-1

L. Daftar Masalah 1. Perilaku kekerasan 2. Mekanisme koping tidak efektif 3. Regiment terapeutik in efektif 4. Respon pasca trauma 5. Harga diri rendah 6. Kerusakan interaksi sosial 7. Waham kebesaran 8. Kurang pengetahuan

27

2 x 1 Tab

M. Pengumpulan Data 1. Klien mengatakan dia benci kepada ayahnya 2. Klien mengatakan pernah membunuh ayahnya 3. Klien mengatakan ia benci kepada ayahnya 4. Klien mengatakan ia keturunan raja 5. Klien mengatakan pernah sembuh dan berobat jalan 6. klien mengatakan sering menolak untuk minum obat sehingga obat tidak teratur diminum. 7. klien mengatakan ia pernah mendapatkan pemukulan di dalam lapas 8. klien mengatakan ia pernah melakukan tindakan kriminal membunuh ayahnya 9. Klien mengatakan pernah dikejar dan dipukul oleh masyarakat dan di bawa ke kantor polisi karena tindakan criminal. 10. Klien mengatakan dijauhi oleh tetangga sekitar rumah dan keluarga karena mereka takut karena klien pernah melakukan tindakan kekerasan. 11. Klien mengatakan setelah kembali ke rumah, klien merasa dijauhi oleh lingkungan rumah. Klien malu karena dianggap ada gangguan jiwa. 12. mood klien yang berubah-ubah, klien mau mendengarkan apa yang dinasihati oleh perawat namun tiba-tiba tatapan mata tajam, nada suara tinggi, klien biasa memukul jeruji besi. 13. klien mengatakan kalau ia adalah keturunan raja dan klien meyakini itu. 14. Klien mengatakan tidak ada yang bisa mengalahkan kekuasaan Raja Karaja Lembah. 15. Klien mengatakan Saat klien menghadapi masalah yang tidak mampu ia hadapi, klien akan berbicara dengan orang lain dan jika masalah itu tidak teratasi klien akan marah- marah dan bersuara keras. 16. Klien mengatakan tidak mengetahui nama-nama obat yang ia konsumsi. 17. Klien mengatakan tidak mengetahui bahwa saat ini ia mengalami sakit jiwa. 18. Klien nampak gelisah 19. Klien nampak mondar mandir

28

20. Klien tatapan mata klien tajam 21. Mood beruba-ubah 22. Afek labil 23. Terkadang klien tidak kooperatif 24. Klien merasa dijauhi 25. Klien nampak marah 26. Nada suara klien tinggi 27. Klien nampak memukul jeruji besi 28. Klien nampak meyakinkan perawat kalau dia keturunan raja 29. Minum obat masih dalam pengawasan 30. Klien nampak merasa di jauhi oleh keluarga.

N. Klasifikasi data  Data subjektif 1. Klien mengatakan dia benci kepada ayahnya 2. Klien mengatakan pernah membunuh ayahnya 3. Klien mengatakan ia keturunan raja 4. Klien mengatakan pernah sembuh dan berobat jalan 5. klien mengatakan sering menolak untuk minum obat sehingga obat tidak teratur diminum. 6. klien mengatakan ia pernah mendapatkan pemukulan di dalam lapas 7. klien mengatakan ia pernah melakukan tindakan kriminal membunuh ayahnya 8. Klien mengatakan pernah dikejar dan dipukul oleh masyarakat dan di bawa ke kantor polisi karena tindakan criminal 9.

Klien mengatakan dijauhi oleh tetangga sekitar rumah dan keluarga karena mereka takut karena klien pernah melakukan tindakan kekerasan.

10. Klien mengatakan setelah kembali ke rumah, klien merasa dijauhi oleh lingkungan rumah. Klien malu karena dianggap ada gangguan jiwa.

29

11. klien mengatakan kalau ia adalah keturunan raja dan klien meyakini itu. 12. Klien mengatakan tidak ada yang bisa mengalahkan kekuasaan Raja Karaja Lembah. 13. Klien mengatakan Saat klien menghadapi masalah yang tidak mampu ia hadapi, klien akan berbicara dengan orang lain dan jika masalah itu tidak teratasi klien akan marah- marah dan bersuara keras. 14. Klien mengatakan tidak mengetahui nama-nama obat yang ia konsumsi. 15. Klien mengatakan tidak mengetahui bahwa saat ini ia mengalami sakit jiwa. 16. Klien merasa di jauhi keluarga  Data objektif 1. Klien nampak gelisah 2. Klien nampak mondar mandir 3. Klien tatapan mata klien tajam 4. Mood beruba-ubah 5. Afek labil 6. Klien nampak berbicara terus 7. Terkadang klien tidak kooperatif 8. Klien merasa dijauhi 9. Klien nampak marah 10. Nada suara klien tinggi 11. Klien nampak memukul jeruji besi 12. Klien nampak meyakinkan perawat kalau dia keturunan raja 13. Minum obat masih dalam pengawasan 14. mood klien yang berubah-ubah, klien mau mendengarkan apa yang dinasihati oleh perawat namun tiba-tiba tatapan mata tajam, nada suara tinggi, klien biasa memukul jeruji besi.

30

O. Analisa data No

Data

Masalah

1.  Data subjektif 1. Klien

Perilaku kekerasan

mengatakan

dia

benci kepada ayahnya 2. Klien mengatakan pernah membunuh ayahnya 3. klien mengatakan ia pernah melakukan

tindakan

kriminal

membunuh

ayahnya  Data objektif 1. Klien nampak gelisah 2. Tatapan mata klien tajam 3. Nada suara klien tinggi 4. Klien nampak memukul jeruji besi 4. Klien nampak marah 5. Afek labil 6. Mood berubah-ubah 2.  Data subjektif 1. Klien

Waham kebesaran

mengatakan

ia

keturunan raja 2. klien mengatakan kalau ia adalah keturunan raja dan klien meyakini itu. 3. Klien mengatakan tidak ada yang bisa mengalahkan kekuasaan

31

Raja

Karaja

Lembah.  Data objektif 1. Klien nampak gelisah 2. Klien mondar mandir 3. Mood berubah –ubah 4. Afek labil 5. Klien nampak berbicara terus 6. Terkadang

klien

tidak

kooperatif 7. Klien nampak meyakinkan perawat

kalau

dia

keturunan raja 3.  Data subjektif

Regiment terapeutik in efektif

1. klien mengatakan sering menolak untuk minum obat sehingga obat tidak teratur diminum.  Data objektif 1. Minum obat masih dalam pengawasan 2. Terkadang

klien

tidak

kooperatif 3. Afek labil 4.  Data subjektif

Mekanisme koping tidak efektif

1. Klien mengatakan pernah sembuh dan berobat jalan 2. Klien

mengatakan

menghadapi masalah yang tidak mampu ia hadapi,

32

klien

akan

berbicara

dengan orang lain dan jika masalah itu tidak teratasi klien akan marah- marah dan bersuara keras  Data objektif 1. Minum obat masi dalam pengawaan 2. Terkadang

klien

tidak

kooperatif 3. Afek labil 5.  Data subjektif 1. Klien

Respon pasca trauma

mengatakan

mendapatkan

ia

pemukulan

di dalam lapas 2. Klien mengatakan pernah dikejar dan dipukul oleh masyarakat dan di bawa ke kantor

polisi

tindakan criminal  Data objektif 1. Klien nampak gelisa 2. Tatapan mata tajam 3. Mood berubah-ubah 4. Afek labil

33

karena

6.  Data subjektif

Harga diri rendah

1. mengatakan dijauhi oleh tetangga sekitar rumah dan keluarga karena mereka takut karena klien pernah melakukan

tindakan

kekerasan. 2. Klien merasa di jauhi oleh keluarga  Data objektif 1. Afek labil 2. Klien merasa di jauhi 7.  Data subjektif

Kerusakan interaksi sosial

1. mengatakan

setelah

kembali ke rumah, klien merasa

dijauhi

oleh

lingkungan rumah. Klien malu karena dianggap ada gangguan jiwa. 2. Klien merasa di jauhi oleh keluarga  Data objektif 1. Afek labil 2. Mood berubah-ubah 3. Terkadang kooperatif

34

klien

tidak

8.  Data subjektif

Kurang pengetahuan

1. mengatakan

tidak

mengetahui

nama-nama

obat yang ia konsumsi. 2. mengatakan

tidak

mengetahui bahwa saat ini ia mengalami sakit jiwa.  Data objektif 1. Terkadang

klien

tidak

kooperatif 2. Mood klien berubah-ubah 3. Minum

obat

dalam

pengawasan.

P. Prioritas masalah. Perilaku kekerasan Q. Pohon masalah Waham

( efek )

Kerusakan interaksi sosial

harga diri rendah

Perilaku kekerasan

( core problem )

mekanisme koping tidak efektif ( cause )

Respon pasca trauma

regiment terapeutik in efektif

Kurang

35

pengetahuan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No 1.

Diagnosa keperawatan

Tujuan

Intervensi

Gangguan perilaku kekerasan di tandai

Tujuan umum :

Sp 1 Bhsp

dengan :

 klien menyebutkan

1. Bina hubungan saling

 Data subjektif 1. Klien mengatakan dia benci kepada

penyebab dan akibat

percaya dengan

perilaku kekerasan

menggunakan prinsip komunikasi terapeutik :

ayahnya 2. Klien mengatakan pernah membunuh ayahnya 3. klien mengatakan ia pernah

Tujuan khusus 1. klien dapat membina hubungan saling

melakukan tindakan kriminal

percaya dengan

membunuh ayahnya

perawat 2. klien mampu

 Data objektif

36

 Sapah klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal  Perkenalkan diri dengan sopan  Tanyakan nama lengkap

mengungkapkan

dan nama panggilan yang disukai klien

1.

Klien nampak gelisah

perasaanya dan

2.

Tatapan mata klien tajam

keluhannya

3.

Nada suara klien tinggi

4.

Klien nampak memukul jeruji besi

3. klien mampu menyebutkan perilaku

 Jelaskan tujuan pertemuan

Rasional

5.

Klien nampak marah

kekerasan yang perna

 Jujur dan menepati janji

6.

Afek labil

dilakukan

 Tunjukan sikap empati

7.

Mood berubah-ubah

4. klien mampu akibat

dan menerima klien apa

dari perilaku kekerasan yang dilakukan

adanya  Beri perhatian kebutuhan

5. klien mampu menyebutkan cara

dasar klien. Sp 2 Bhsp

mengontrol perilaku



Mengevaluasi Sp 1

kekerasan



Memberikan

6. klien mengontrol perilaku kekerasan

pasien

dengan cara :

mengungkapkan

 fisik

perasaanya.

 Sosial/verbal



ungkapan

 Terapi

dengan simpati.

obat)



kepada untuk

Mendengarkan

 Spiritual  Psikofarmakotik (

37

kesempatan

pasien

Melakukan pengkajian data.



Mengorientasikan kegiatan sehari-hari.



Mengidentivikasi masalah pasien.

Sp 1 Pasien : 

Mengidentivikasi penyebab gejala

tanda serta

dan akibat

perilaku kekerasan. 

Latihan cara fisik 1 : tarik nafas dalam.



Masukan dalam jadwal harian pasien.

Sp 2 Pasien : 

Evaluasi kegiatan di Sp 1.



Latih fisik 2 : pukul kasur atau bantal.

38



Masukan dalam jadwal harian pasien.

39

40

41

42

43

Related Documents


More Documents from ""

Hasan 2.docx
December 2019 20
Moh Rinaldi.docx
December 2019 24
Khutbah Jumat Q.docx
December 2019 44
Proposal.docx
December 2019 20
Cov Askep Hhd.docx
December 2019 24