Penggerakan Mankep Revisi Insyallah Terakhir.docx

  • Uploaded by: Fuzi Fauziah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penggerakan Mankep Revisi Insyallah Terakhir.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,948
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dengan baik dapat mempengaruhi segala aspek managemen. Banyak Dalam sebuah organisasi sudah sepatutunya terdapat pelaksanaan setelah suatu perencanaan dan pembentukkan organisasi. Dalam pelaksanaan dibutuhkan prinsip, teknik dan tahapan yang optimal. Pelaksanaan atau bisa disebut pengarahan (actuating) yaitu mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Terdapat banyak prinsip dalam penggerakan yang akan dibahas dalam makalah ini. Selain prinsip penggerakana juga banyak teknik dalam penggerakan. Kemudian barulah dilaksanakan tahap-tahap penggerakan. Pada zaman sekarang baik individu maupun organisasi masih banyak yang belum mampu untuk menerapkan managemen yang baik. Dalam sebuah managemen yang baik harus memiliki empat fungsi penting dari Planning (perencanaan) Organizing (penempatan) Actuating (pengarahan/penggerakan), dan Controlling (pengendalian). Salah satu fungsi tidak berjalan individu maupun organisasi yang tidak dapat melakukan pengarahan/penggerakan organisasi dengan baik. Pengarahan/penggerakan dalam memotivasi tiap anggotanya dan berkomunikasi antar anggota maupun mengatasi masalah yang ada di dalam organisasi. Fungsi actuating merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen kepemimpinan dalam keperawatan karena pada fungsi ini sebuah organisasi melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitasnya, maka pimpinan mengambil tindakan-tindakannya kearah itu, agar organisasi bisa berjalan dengan baik sesuai dengan visi dan misi dari organisasi. Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi-situasi yang ada di perusahaan, perusahaan membutuhkan beberapa fungsi, salah satunya adalah fungsi Aktuating. Sehingga diharapkan dengan berjalannya fungsi actuating ini kelancaran dalam operasional manajemen dapat berlangsung dengan baik.

1

1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian Pergerakan Tim 2. Fungsi Pergerakan Tim 3. Tahapan pergerakan Tim 1.3 Tujuan 1. Mengetahui yang dimaksud dengan Pergerakan Tim 2. Mengetahui Fungsi Pergerakan Tim 3. Mengetahui Tahapan Pergerakan Tim 4. Mengetahui tahapan dalam penggerakan.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pergerakan Tim (Actuating) Pergerakan Tim atau bisa disebut juga Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan. Actuating adalah Pelaksanaan untuk bekerja. Untuk melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tesebut, makamanajer mengambil tindakan-tindakannya kearah itu. Seperti : Leadership ( pimpinan ), perintah, komunikasi dan conseling( nasehat). Actuating disebut juga“ gerakan aksi “ mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai. Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planing) dan usaha perorganisasian.Actuating menurut para ahli 1. Terry Actuating berarti merangsang anggota kelompok melaksanakan tugas dengan antusias dan kemampuan yang baik. Tugas menggerakan dilakukan oleh seorang pemimpin. 2. Keith Davis Merupakan kemampuan membujuk orang-orang melakukan tugas –tugas yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. - Prof. Dr. Mr. S. Prajudi AtmosudirdjoPengaktifan orangorang sesuai dengan rencana dan pola organisas yang telah ditetapkan. - Prof. Dr. H. Arifin Abdurrachman, MPAKegiatan manajemen untuk membuat orang-orang lain suka dan dapat bekerja. - Prof. Dr. Sondang S. Siagian, MPAPenggerakan (motivating) adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikian rupa, sehingga

3

mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Pemimpin yang efektif cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan. Keefektifan kepemimpinan menunjukkan pencapaian tugas pada rata-rata kemajuan, keputusan kerja, moral kerja, dan kontribusi wujud kerja. Prinsip utama dalam penggerakan adalah bahwa perilaku dapat diatur, dibentuk, atau diubah dengan sistem imbalan yang positif yang dikendalikan dengan cermat. Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana tersebut dengan mempergunakan organisasi yang terbentuk. Langkah tersebut adalah actuating yang secara harfiah diartikan sebagai memberi bimbingan namun istilah tersebut lebih condong diartikan penggerak atau pelaksanaan. Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasian

2.2 Tujuan pergerakan (actuating) Tujuan fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah : 1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien 2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf 3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan 4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf 5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis 2.3 Fungsi penggerakan Secara praktis fungsi actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui bagan dibawah ini : 1. Penentuan masalah 2. Penetapan tujuan 3. Penetapan tugas dan sumber daya penunjang

4

4. Menggerakkan dan mengarahkan 5. Memiliki keberhasilan SDM ,Menurut Winanti (2009) fungsi actuating antara lain: a. Mengembangkan rasa tanggung jawab b. Mengembangkan sikap pada bawahan untuk tidak menerima apabila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. c. Pemberian komando d. Memberi perintah, instruksi, direktif, meminta laporan dan pertanggungjawaban, memberi teguran dan pujian. e. Mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas bawahan langsung, 6. Pemeliharaan moral dan disiplin 7. Mendidik serta memberi contoh kepada bawahan tentang apa yang baik dan patut dilaksanakan, menjaga ketertiban, kesopanan dan kerukunan. 8. Komunikasi 9. Berbicara dengan bawahan, memberi penjelasan dan penerangan, memberikan isyarat, meminta keterangan, memberikan nota, mengadakan pertemuan, rapat briefing, pelajaran, wejangan dan sebagainya. 10. Human Relation 11. Memperhatikan nasib bawahan sebagai manusia dan selalu ada keseimbangan antara kepentingan pribadi pegawai, mengembangkan kegembiraan dan semangat kerja yang sebaik-baiknya dan kepentingan umum organisasi. 12. Leadership 13. Menunjukkan dan membuat bawahan merasa bahwa mereka dilindungi dan dibimbing, bahwa mereka mempunyai seorang sumber pimpinan dan penerangan dalam menghadapi kesulitan dan masalah pekerjaan maupun pribadi keluarga (inti penggerakan). 14. Pengembangan eksekutif 15. Berusaha agar setiap bawahan dapat mengambil keputusan sendiri yang tepat dalam melaksanakan pekerjaan/tugas masing-masing, agar setiap bawahan terbuka dan atas prakarsa sendiri selalu berusaha untuk menekan biaya, memperkuat disiplin, meningkatkan mutu kerja dan sebagainya.

5

Fungsi aktuasi haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.fungsi penggerakan yaitu: 1. Koordinasi kegiatan Untuk setiap kegiatan yang akan diterapkan sesuai rencana, manajemen harus memastikan bahwa semua kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan tepat pada waktunya. Untuk mengkoordinasi pekerjaan tim kesehatan, pekerja kesehatan yang bertugas harus : a. Mengkoordinasikan fungsi para aggota tim kesehatan b. Mengkoordinasikan kegiatan c. Menyampaikan keputusan d. Penempatan orang dalam jumlah, waktu dan tempat yang tepat meliputi mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi e. Mobilisassi dan alokasi sumber daya fisik dan dana yang diperlukn meliputi : 1) Pemantauan dan pengawasan 2) Logistik ( perolehan, penyaluran, penyimpanan, pengiriman, penyebaran dan pengembalian barang ) 3) Akuntasi 4) Organisasi Keputusan yang berkenaan dengan informasi yang diperlukan Berkaitan dengan pembuatan keputusan secara umum dan khusus dengan koordinasi kegiatan, manajemen tenaga kerja dan sumber daya selama penerapan. 2. Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut: a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan,pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenagakerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalampencapaian tujuan b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan d. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran danp roduktifitas yang tinggi.

6

2.4 Macam-Macam Penggerakan Pada umumnya, pimpinan menginginkan pengarahan kepada bawahan dengan maksud agar mereka bersedia untuk bekerja sebaik mungkin, dan diharapkan tindak menyimpang dari prinsip-prinsip dimuka. Adapun macam-macam pengarahan yang dilakukan dapat berupa : 1. Orientasi Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu agar supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik. Pada umumnya, orientasi ini diberikan kepada pegawai baru dengan tujuan untuk mengadakan pengenalan dan memberikan pengertian tentang berbagai masalah yang dihadapinya. Pegawai lama yang pernah menjalani orientasi tidak selalu ingat atau paham tentang masalahmasalah yang pernah dihadapinya. Dengan demikian, orientasi ini perlu juga diberikan kepada pegawai-pegawai lama agar mereka tetap memahami akan peranannya. 2. Perintah Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada dibawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu. Jadi, perintah itu berasal dari atasan, dan ditunjukan kepada para bawahan; atau dapat dikatakan bahwa aus perintah ini mengalir dari atas ke bawah. Perintah tidak dapat diberikan kepada orang lain yang memiliki kedudukan sejajar atau orang lain yang berada dibagian lain. 3. Delegasi Wewenang Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum jika dibandingkan dengan pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan. Kaitannya dengan macam-macam penggerakan yang merupakan proses penggerakan adala memberikan perintah, petunjuk, pedoman dan nasehat serta keterampilan dalam berkomunikasi. Penggerakan merupakan inti daripada manajemen yaitu menggerakan untuk mencapai hasil, sedang inti dari penggerakan adalah leading, harus menentukan prinsip-prinsip efisiensi, komunikasi yang baik dan prinsip menjawab pertanyaan : a. b. c. d. e.

Who (siapa) Why (mengapa) How (bagaimana) What (apa) When (kapan)

7

f. Where (dimana) Pertanyaan-pertanyaan itulah yang menjadi motivator pendorong untuk bergerak dan mampu menggerakan suatu organisasi. 2.5 Prinsip-Prinsip Penggerakan 1. Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antaralain: a. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya b. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia c. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi d. Menghargai hasil yang baik dan sempurna e. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih f. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup g. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya 2. Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu: a. Prinsip mengarah pada tujuan Tujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan anggota terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain, seperti perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan anggota. b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.

8

3.

Prinsip kesatuan komando Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya. Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk memperoleh hasil maksimal.

4. Tahap-Tahap Penggerakan Tindakan penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu: a. Memberikan semangat b. Motivasi c. inspirasi atau dorongan sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik. Tindakan ini juga disebut motivating. Pemberian bimbingan melalui contoh-contoh tindakan atau teladan. Tindakan ini juga disebut koding yang meliputi beberapa tindakan, seperti: pengambilan keputusan, mengadakan komunikasi antara pimpinan dan staf, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompok dan memperbaiki sikap, pengetahuan maupun keterampilan staf. Pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas. Segala saransaran atau instruksi kepada staf dalam pelaksanaan tugas harus diberikan dengan jelas agar terlaksana dengan baik terarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Teknik-Teknik Penggerakan yang EfektifMenurut Azwar (1996) teknikteknik penggerrakan yang efektif antara lain: 1. Memberikan penjelasan kepada setiap orang yang ada dalam organisasi, mengenai tujuan yang harus dicapai. 2. Setiap orang harus menyadari, memahami serta menerima dengan baik tujuan tersebut. 3. Pimpinan menjelaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan. 4. Setiap orang harus mengerti struktur organisasi. 5. Setiap orang harus menjalankan peranan apa yang diharapkan oleh pimpinan organisasi dengan baik.

9

6. Menekankan pentingnya kerjasama dalam melaksanakan kegiatankegiatan yang diperlukan. 7. Memperlakukan setiap bawahan sebagai manusia dengan penuh pengertian. 8. Memberikan penghargaan serta pujian kepada pegawai yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang-orang yang kurang mempu bekerja. 9. Meyakinkan setiap orang bahwa dengan bekerja baik dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal mungkin.

5. Fungsi actuating di Rumah Sakit RS adalah sebuah organisasi yang sangat kompleks. Manajemennya hampir sama dengan manajemen sebuah hotel. Yang membedakan hanya pengunjungnya. Pengunjung RS adalah orang yang sedang sakit dan keluarganya. Mereka pada umumnya mempunyai beban sosial-psikologi akibat penyakit yang diderita oleh salah seorang dari anggota keluarganya. Kompleksitas fungsi actuating di sebuah RS dipengaruhi oleh dua aspek yaitu: 1. Sifat pelayanan kesehatan kepada konsumen penerima jasa pelayanan (customer service). Hasil perawatan pasien sebagai customer RS ada tiga kemungkinan yaitu sembug sempurna, cacat (squalae), atau mati. Apapun kemungkinan hasilnya, kualitas pelayananharus diarahkan untuk kepuasan pasien (customer satisfaction) dan keluarganya. 2. Pelaksanaan fungsi actuating cukup kompleks karena tenaga yang bekerja di RS terdiri dari berbagai jenis profesi. Kompleksitas ketenagaan dan jenis profesi yang dimiliki oleh RS, menuntut dikembangkannya kepemimpinan partisipatif. Model kepemimpinan manajerial seperti ini akan menjadi salah satu faktor yang ikut menentukan mutu pelayanan RS (quality of services) karena pelayanan kesehatan di RS hampir semuanya saling terkait satu sama lain. Atas dasar ini, pelayanan di RS harus mengembangkan sistem jaringan kerja internal (networking) yang solid dan menunjang satu sama lain.

10

Sehubungan dengan kompleksitas sistem ketenagaan dan misi yang harus diemban oleh RS, penerapan fungsi actuating di RS akan sangat tergantung dari empat faktor. Faktor pertama adalah kepemimpinan direktur RS; kedua adalah koordinasi yang dikembangkan oleh masingmasing Wakil Direktur dengan kepala SMF dan kepala instalasinya; ketiga adalah komitmen dan profesionalisme tenaga medis dan non medis di RS (dokter, perawat, dan tenaga penunjang lainnya), dan keempat adalah pemahaman pengguna jasa pelayanan RS (pasien dan keluarganya) akan jenis pelayanan kesehatan yang tersedia di RS. Peranan dokter spesialis sangat besar pengaruhnya di dalam penerapan fungsi actuating ini. Sifat otonomi profesi di tiap-tiap SMF harus diiatur agar tidak menjadi penghambat penerapan fungsi actuating di RS. Untuk itu, mereka harus memahami benar visi dan misi RS yang ingin dikembangkan oleh pihak manajemen (direktur) RS. Oleh karena itu, fungsi RS harus dilihat dalam konteks kesatuan kerja dari sebuah tatanan sistem yang terpadu. Pelayanan kesehatan dimasing-masing SMF adalah subsistemnya. Di pihak lain, intensitas dan frekuensi komunikasi abtara pihak pimpinan RS dan semua staf profesional harus berlangsung dinamis. Kepemimpinan, komunikasi, koordinasi merupakan faktor penting didalam pengembangan fungsi actuating. Ketiganya akan memudahkan penjabaran visi dan misi serta strategi pimpinan RS menembangkan mutu pelayanan kesehatan di masing-masing SMF.Di sisi lain, dibutuhkan juga peningkatan keterampilan manajerial di pihak pimpinan RS sehingga lebih mampu mengintregasikan masing-masing tugas SMF ke dalam satu kesatuan gerak (networking) yang harmonis dan saling menunjang peningkatan mutu pelayanan RS demi kepuasan pelanggannya. Jika pendekatan ini kurang dipahami oleh pihak manajemen RS dan pimpinan SMF, budaya kerja yang berorientasi kepada peningkatan mutu pelayanan RS tidak akan berkembang. Meraka cenderung akan bertindak sendiri, arogansi profesi dan dukungan sarana dan prasarana (input) pelayanan RS (teknologi dan peralatan kedokteran, logistik, keuangan, dan sebagainya) kurang mendapat perhatian. Untuk itu pengembangan budaya kerja staf di SMF harus diarahkan untuk mendukung tercapainya visi dan misi RS. Meraka harus menyadari akan peranannya sebagai staf RS yang diberikan tugas istimewa memberikan asuhan pelayanan medik dan kesehatan kepada masyarakat (customer) yang menggunakan jasa pelayanan RS.

11

6. Fungsi actuating di PUSKESMAS Agar perawatan kesehatan masyarakat dapat berjalan secara berhasil guna dan berdaya guna, maka dilakukan lokakarya mini puskesmas pada tingkat puskesmas atau di masyarakat yang mencakup : 1. Menetapkan pembagian wilayah binaan 2. Menetapkan penanggung jawab dan pelaksana kegiatan 3. Menetapkan uraian tugas koordinator dan pelaksana puskesmas 4. Koordinasi lintas program dan lintas sektoral dari instansi terkait 5. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas puskesmas 6. Menggerakkan partisipasi masyarakat/peran serta masyarakat dan pembinaan kader, daa wisma, dukun bayi,dll 7. Menyediakan kesempatan konsultasi kepada koordinator, penanggung jawab daerah binaan atau pelaksana puskesmas 8. Pimpinan puskesmas melaksanakan bimbingan teknis kegiatan puskesmas kepada koordinator dan penanggung jawab daerah binaan termasuk pelaksanaan puskesmas. Penerapan proses keperawatan dapat meminta bantuan tim penilaian atau kepada institusi pendidikan 9. Pengembangan kegiatan - kegiatan inovatif sesuai kemampuan daerah/masyaraka.

12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah mengarahkan semua personal agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Menurut Winanti (2009) fungsi actuating antara lain mengembangkan rasa tanggung jawab, pemberian komando, mengadakan pengamatan atas pekerjaan dan aktivitas bawahan langsung, pemeliharaan moral dan disiplin, komunikasi, human relation, leadership, dan pengembangan eksekutif. Sedangkan menurut Haris (2011) penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu prinsip mengarah pada tujuan, prinsip keharmonisan dengan tujuan, dan prinsip kesatuan komando.Tindakan penggerakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu memberikan semangat sehingga timbul kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik, memberian bimbingan melalui contoh atau teladan, dan memberikan pengarahan (directing atau commanding) yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang benar, jelas dan tegas.Sedangkan menurut Haris (2011) teknik-teknik penggerakan yang efektif bagi manajemen sekolah antara lain : 1.

kepala sekolah merangsang guru dan personal sekolah lainnya melaksanakan tugas dengan antusias dan kemauan yang baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat 2. kepala sekolah cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan 3. kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga kependidikan dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah 4. penggerakan yang dilakukan kepala sekolah tersebut dapat berupa pengakuan dan pujian atas prestasi kerja personal sekolah, karena ancaman atas kesalahan yang dilakukan oleh para personalnya hanya akan berdampak buruk terhadap manajemen sekolah, dan

13

5. sanksi hanya akan diberikan, jika betul-betul ada bukti dan tidak mungkin lagi untuk dibina, jauh efisien membentuk perilaku guru, tenaga kependidikan, dan personal sekolah lainnya dengan menghargai hasil yang positif dan memberi motivasi ke arah yang positif pula.

3.2 Saran Sebagai pemimpin organisasi yang baik hendaknya dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip penggerakan dengan optimal di dalam organisasi tersebut, sehingga tujuan organisasi yang hendak dicapai akan terwujud.

14

DAFTAR PUSTAKA Kristiawan,dkk. 2017. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish https://www.academia.edu/30968236/PENGGERAKAN_ACTUATING Dimas,dkk. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Actuating. Bandung: Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung https://datakata.wordpress.com/2014/01/17/dasar-dasar-manajemenfungsi-penggerakan-actuiting/

15

Related Documents


More Documents from "Bibit Setiani"