PENGERTIANI DEPRESIASI
• Penyusutan atau penurunan nilai asset bersamaan dengan berlalunya waktu • Aset yang terkena depresiasihanya fixed asset (asset tetap) yang pada umumnya bersifat fisik • Kalo di industri seperti bangunan, mesin/ peralatan, armada, dll
DEPRESIASI
Depresiasi dapat dibedakan menjadai beberapa sebab sebagai berikut: 1. Penyusutan fisik (Deterioration) Penyusutan yang disebabkan oleh berkurangnya kemampuan fisik (performance) dari suatu aset untuk menghasilkan produksi karena kemerosotan dan keausan. Mengakibatkan biaya operasional dan perawatan meningkat, sedangkan kemampuan produksi menurun. 2. Penyusutan Fungsional (Obsolescence) Penyusutan dan penurunan karena kekunoan/ usang. Bentuk ini lebih sulit ditentukan, karena penurunan nilai disebabkan berkurangnya permintaan, tugas, atau fungsinya sebagaimana rencana semula. Pengurangan ini bisa disebabkan antara lain: pergantian mode, pusat pusat kependudukan berpindah, munculnya mesin/ alat yang lebih efisien, pasar telah jenuh, atau sebaliknya dengan meningkatnya permintaan produk perlu mengganti mesin dengan kapasitas yang lebih besar karena mesin lama dianggap tidak cukup lagi (inadequate
TUJUAN DEPRESIASI
Secara umum ada beberapa alasan dilakukannya perhitungan depresiasi ini, yaitu: 1. Untuk menyediakan dana pengembalian modal yang telah diinvestasikan dalam kekayaan fisik, dana ini sifatnya sebagai saving untuk menjamin kontinuitas/ keberlanjutan usaha bila mesin habis masa pakainya dan perlu diganti dengan yang baru. Secara teoritis dana depresiasi yang telah disimpan sebelumnya dapat dibayarkan untuk pembelian mesin baru 2. Untuk memungkinkan adanya biaya penyusutan yang dibebankan pada biaya produksi atau jasa yang dihasilkan dari penggunaan aset-aset 3. Sebagai dasar pengurangan pembayaran pajak-pajak pendapat/ usaha yang harus dibayarkan.
1. METODE GARIS LURUS (Straight Line Depreciation) Metode SLD ini adalah metode yang paling sederhana dan yang paling sering dipakai dalam perhitungan depresiasi aset, karena metode ini relatif sederhana. Metode ini pada dasarnya memberikan hasil perhitungan depresiasi yang sama setiap tahun selama umur perhitungan aset. Maka setiap nilai nuku aset setiap akhir tahun jika dibuatkan grafik akan membentuk garis lurus 1. METODE DEPRESIASI GARIS LURUS (Straight Line Depreciation)
Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan atau Depresiasi =
Hrg. Perolehan – nilai sisa . Taksiran umur ekonomis aktiva
Dasar penyusutan = Harga Perolehan –Nilai Sisa Atau SLD = 1/N (𝐼 − 𝑆) ∑𝐷𝑒𝑝(𝑡) = 𝑡 /𝑁 (𝐼 − 𝑆)
DEPRESIASI
Contoh Soal Sebuah perusahaan angkutan mempunyai beberapa buah truk dengan harga Rp180 juta/ buah. Berdasarkan pengalaman truk-truk yang sama mempunyai umur produktif selama 5 tahun dan setelah itu truk dapat dijual seharga 60 juta. Hitunglah besarnya depresiasi yang harus dikeluarkan tiap tahun, jumlah depresiasi selama 3 tahun dan nilai buku pada akhir tahun ketiga tersebut jika metode depresiasi yang diterapkan adalah SLD. Jawab: Depresiasi per tahunan adalah: SLD = 1/N (𝐼 − 𝑆) SLD = 1/ 5 (180 − 60) SLD = Rp 24 juta/ tahun Jumlah Depresiasi yang dibayarkan selama 3 tahun adalah: ∑𝐷𝑒𝑝(𝑡) = 𝑡 /𝑁 (𝐼 − 𝑆) ∑𝐷𝑒𝑝3 = 3 /5 (180 − 60) ∑𝐷𝑒𝑝3 = Rp 72 juta
Nilai buku pada tahun ketiga adalah: BV1 = I- Dep1 BV3 = 180-72 BV3 = Rp 108 juta
2. Metode jam jasa Metode ini biasanya digunakan untuk mesin produksi dan kendaraan. Dengan asumsi bahwa aktiva tersebut akan cepat rusak bila digunakan dengan waktu penuh. Rumusnya: Beban penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan atau Depresiasi = 2. Metode jam jasa
Hrg. Perolehan – nilai sisa Taksiran jam pemakaian total
Dasar penyusutan = Harga Perolehan –Nilai Sisa
.
Contoh Soal metode jam jasa mesin dengan harga perolehan Rp. 6,000, nilai sisa Rp. 400 dengan asumsi mesin tersebut dapat digunakan selama 10,000jam depresiasi per-jam dapat dihitung dengan cara : Tarif Depresiasi = (Rp. 6,000 - Rp. 400) : 10,000 = Rp. 0.56/jam
CONTOH SOAL METODE JASA JAM
Apabila pada tahun pertama mesin dipakai selama 2,000 jam maka biaya depresiasinya adalah = 2,000 x Rp. 0.56 = Rp. 1,120
3. Metode Saldo Menurun (Declining Balance) • Beban penyusutan menurun sejalan dengan berlalunya waktu (dari tahun ke tahun) • Makin tua aset, makin berkurang kemampuan memberikan manfaat juga menurun • Perlu diingat dalam metode ini adalah nilai jual (nilai sisa) harus lebih besar daripada nol. • Depresiasi dihitung berdasarkan laju/ tingkat penyusutan tetap (R) yang dikalikan dengan nilai aset tahun sebelumnya. Rumusnya: 3. METODE SALDO Dasar penyusutan = Nilai Buku Awal Periode MENURUN (DECLINING BALANCE) Nilai Buku Awal Periode = Nilai Perolehan –Akumulasi Penyusutan DEPRESIASI Umumnya tarif penyusutan = 2 x tarif metode garis lurus
CONTOH METODE SALDO MENURUN DEPRESIASI
Contohnya: jika harga awal aset 100 juta rupiah dikenakan laju depresiasi 10%, maka besarnya depresiasi tahun pertama adalah =10%xRp100 juta= Rp 10 juta; depresiasi tahun kedua adalah =10%x(Rp100 juta – Rp 10 juta)= Rp 9 juta; tahun ketiga 10%x(Rp90 juta-Rp 9 juta) = Rp 8,1 juta, dan seterusnya.
4. Metode Jumlah Angka‐Angka Tahun (Sum of Years Digit) DEPRESIASI
Metode ini memiliki pola pembayaran depresiasi yang tidak sama setiap tahunnya, • Yaitu didasarkan pada bobot digit dari tahun pemakaian • Pada tahun-tahun awal depresiasi yang dikeluarkan lebih besar dari tahun berikutnya, dimana penurunannya merupakan fungsi dari berkurangnya umur aset tersebut • Penggunaan depresiasi ini biasanya dikenakan pada aset yang mempunyai pola perilaku keuntungan yang besar pada awal investasi dan mengecil sesuai dengan perjalanan umur investasi • Metode ini sering juga digunakan dalam rangka mengantisipasi/ pengamanan cash flow masa depan yang berisiko tinggi, sehingga kemungkinan terjadinya biaya pengembalian modal dapat dikurangi Rumusnya: 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑆𝑂𝑌𝐷𝑡 = 𝑆𝑈𝑀 𝑂𝑓 𝑌𝑒𝑎𝑟𝑠𝑠 𝐷𝑖𝑔𝑖𝑡 𝐷𝐸𝑝𝑟𝑒𝑐𝑖𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 (1-S)
Dimana: 𝑆𝑂𝑌𝐷𝑡 = depresiasi SOYD periode t Umur sisa aset =(umur aset – jumlah periode depresiasi yang telah dibayarkan) Sum of Years Digit Depreciaation = N/2(N+1)
Contoh Soalnya: Suatu asset dengan nilai investasi Rp 120 juta, umur 4 tahun nilai sisa 20 juta rupiah akan dihitung besarnya depresiasi/ tahunan, dan nilai buku setiap tahunnya. Jawab Investasi (I)= 120juta Nilai sisa(S)= 20 juta Umur asetnya(N)= 4 tahun
4. Metode Jumlah Angka‐Angka Tahun (Sum of Years Digit) DEPRESIASI
Jumlah digit =N/2(N+1) =4/2(4+1) =2*5 =10 𝑆𝑂𝑌𝐷𝑡 =
𝑁−(𝑡−1) (1-S) ∑𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡
4 − (1 − 1) = 0,4 10 4 − (2 − 1) 𝑆𝑂𝑌𝐷2 = = 0,3 10 4 − (3 − 1) 𝑆𝑂𝑌𝐷3 = = 0,2 10 4 − (4 − 1) 𝑆𝑂𝑌𝐷4 = = 0,1 10 𝑆𝑂𝑌𝐷1 =
Jadi hasil dari nilai tahun ke tahun semakin kecil
5. Metode Nilai Produksi (Unit of Production)
Metode Nilai Produksi (Unit of Production) • Dasar penyusutan adalah kapasitas produksi yang dihasilkan selama aset dapat digunakan (selama masa manfaat) • Beberapa jenis aset tidak begitu terpengaruh oleh variabel waktu, tetapi lebih banyak ditentukan oleh produktivitas kerjanya. • Aset-aset tersebut depresiasinya dihitung tidak selalu merupakan fungsi waktu, tetapi berdasarkan fungsi produksinya • Misalnya, umur pesawat terbang tersebut tidak dihitung berdasarkan indikator tahun berapa dia dibuat, atau seberapa tahun dia telah dioperasikan, tetapi sudah berapa lama jam terbangnya, begitu juga untuk nilai sisa deposit yang terkandung dalam perut bumi setelah dieksploitasi tidak ditentukan berapa lama dieksploitasi, tetapi sebaliknya, sudah berapa banyak deposit tersbut diambil dan seberapa banyak yang masih tersisa. Rumusnya: 𝑈𝑃𝐷𝑡 =
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑡 (1 − S) ∑𝑛1 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
• Dimana; Produksi= jumlah produksi pada tahun dimaksud ∑ produksi= jumlah produksi keseluruhan (sesuai estimasi)
Contoh: Suatu mesin ekskavator yang dibeli dengan harga Rp 700 juta digunakan untuk menambang pasir/ kerikil. Berdasarkan spesifikasinya ekskavator tersebut mampu menambang pasir sebanyak 50.000m3 dan setelah itu masih mempunyai nilai sisa 150 juta rupiah. Jika jadwal kerja penambangan seperti tabel di bawah, hitunglah depresiasi tahunan ekskavator tersebut. Tahun 1 2 3
Contoh Soal DEPRESIASI
Kebutuhan Pasir/ Kerikil 4.000m3 6.000m3 10.000m3
Jawab: 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑡 𝑈𝑃𝐷𝑡 = 𝑛 I−S ∑1 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 Diketahui : I= Rp.700 S=Rp. 150 t=1
𝑈𝑃𝐷1 =
4000𝑚3 50.000𝑚3
𝑅𝑝. 700 − 𝑅𝑝. 150 = Rp.44 jt
t=2 t=3
𝑈𝑃𝐷2 =
6000 𝑚3 50.000𝑚3
𝑅𝑝. 700 − 𝑅𝑝. 150 = Rp.66 jt
𝑈𝑃𝐷3 =
10.000𝑚3 50.000𝑚3
𝑅𝑝. 700 − 𝑅𝑝. 150 = Rp.110 jt
Jadi didapatkan hasil bahwa
Tahun Contoh Soal DEPRESIASI
1 2 3
Skedul Produksi 4.000m3 6.000m3 10.000m3
Depresiasi
Rp 44 juta Rp 66 juta Rp 110 juta