Pengertian Peta.docx

  • Uploaded by: Julian Batam
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengertian Peta.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,927
  • Pages: 18
1. PENGERTIAN PETA Istilah peta berasal dari bahasa Inggris, yaitu map. Adapun kata map berasal dari bahasa Yunani, yaitu mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun, secara umum Pengertian Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut kartografi, sedangkan orang yang pekerjaannya membuat peta disebut Kartograf. Pengetahuan peta telah dikenal manusia sejak sebelum masehi. Benda bersejarah yang berhubungan dengan pembuatan peta adalah berupa lempengan tanah liat peninggalan bangsa Babilonia, Mesir, dan Cina. Benda tersebut saat ini dapat disaksikan di Museum Semit Harvard, Amerika Serikat. Pengertian peta menurut para ahli 1. Menurut ICA (International Cartographic Association) ICA (International Cartographic Association) adalah lembaga asosiasi para kartograf seluruh dunia. Menurut ICA, peta diartikan sebagai suatu representasi atau gambaran unsur-unsur kenampakan abstrak dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan umumnya digambarkan pada bidang datar secara diperkecil atau diskalakan. 2. Aryono Prihandito Aryono Prihandito adalah salah seorang ahli kartografi dalam negeri yang telah menghasilkan banyak sekali peta. Menurut Aryono, peta adalah gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu dan digambarkan pada bidang datar dengan sistem proyeksi tertentu 3. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) Bakosurtanal adalah akronim dari Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional. Menurut lembaga ini, pengertian peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi lingkungan yang dapat menjadi sumber informasi bagi para perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan. 4. Erwin Raisz Menurut Erwin Raisz, pengertian peta adalah gambaran konvensional kenampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakan aslinya bila dilihat vertikal dari atas, peta dibuat pada bidang datar serta dilengkapi tulisan-tulisan sebagai penjelasan. 5. Soetarjo Soerjosumarmo Pengertian peta menurut Soetarjo Soerjosumarmo adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar. 6. F.J Mounkhous dan H.R Wilkinson Menurut F.J Mounkhous dan H.R Wilkinson, pengertian peta ialah suatu perakitan terpadu atau suatu sintesa dari empat kelompok infomasi yaitu titik, garis, wilayah dan nama yang dikemukakan dalam istilah : liputan, ciri, pola, bentuk, ukuran, ketebalan simbul dan lain-lain.

Batasan tersebut langsung menunjuk ke pada segi teknik penetapan simbol dan analisis keruangan aspek persebaran data dalam jenis dan besaran serta penamaan geografiknya (toponimy). Di antara pengertian peta menurut para ahli lainnya, rasanya pengertian inilah yang paling mendasar. 7. Badan Informasi Geospasial (BIG) Peta adalah wahana untuk penyimpanan dan penyajian data kondisi sebuah lingkungan yang dapat difungsikan bagi perencana dan pengambil keputusan dalam peningkatan pembangunan. 8. KBBI Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peta diartikan sebagai suatu gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung, dan lain sebagainya; representasi melalui gambar dari suatu daerah yang menyatakan sifat, seperti batas daerah, sifat permukaan, dan denah. 9. Wikipedia Menurut Wikipedia, peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer.

 JENIS-JENIS PETA Terdapat banyak macam jenis peta yang dapat kita temui. Jenis – jenis peta tersebut diklasifikasikan berdasarkan isi, bentuk, dan skalanya. Nah, berikut ini adalah pembahasan lengkap mengenai jenis – jenis peta beserta dengan contohnya.

A. Peta Berdasarkan Isinya 1. Peta Umum Peta umum menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi secara umum, baik kenampakan alam maupun buatan manusia. Peta umum sendiri dapat dibedakan kembali menjadi tiga macam peta, yaitu : a). Peta Dunia peta Yaitu peta yang menggambarkan letak, bentuk, dan wilayah negara – negara di dunia. Umumnya dunia mengunakan skalta yang relatif kecil karena cakupan wilayahnya yang begitu luas.

b). Peta korografi peta Peta korografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi yang bercorak umum. Peta korografi umumnya berskala sedang hingga kecil, yaitu antara 1 : 250.000 hingga di atas 1: 1.000.000. c). Peta topografi peta Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi dengan menggunakan garis-garis kontur. Garis kontur adalah garis-garis pada peta yang menunjukkan perbedaan ketinggian suatu tempat. Peta topografi juga menggambarkan kenampakan alam, misalnya pola aliran sungai dan morfologi, serta kenampakan buatan manusia, misalnya jalan dan permukiman. Peta topografi biasanya berskala besar, yaitu 1 : 25.000 atau 1 : 50.000. 2. Peta Khusus/Tematik peta Peta khusus ialah peta yang menggambarkan suatu aspek atau gejala – gejala khusus di permukaan bumi saja. Peta khusus sering disebut juga dengan peta tematik karena peta ini hanya memuat tema – tema khusus yang ada muka bumi. Contoh dari peta khusus adalah peta persebaran flora, fauna, peta persebaran hasil tambang, peta kepadatan penduduk, dan lain – lain.  KOMOPONEN PETA 12 Komponen Peta dan Penjelasannya komponen peta 1. Judul Peta Judul peta merupakan sebuah unsur pendukung dalam peta yang sangat penting dan berfungsi untuk menyampaikan informasi yang ada di dalam peta kepada para pembacanya. Sebelum membaca sebuah peta, pembaca pasti terlebih dahulu akan melihat judul peta. Judul ini biasanya diletakkan pada bagian paling atas sebuah peta. komponen peta 2. Garis Tepi Peta Garis tepi merupakan sebuah garis yang memiliki fungsi sebagai pembatas ruang pada peta. Garis yang satu ini dapat memudahkan kita jika kita akan membuat sebuah pulau, wilayah, maupun kota supaya gambar tersebut dapat tepat berada pada posisi di tengahtengah. Bentuk umum dari garis tepi ini adalah segi empat, dan biasanya dibuat rangkap dengan tujuan agar memperjelas garis yang kita buat. 3. Garis Astronomis Garis astronomis merupakan salah satu komponen peta yang memiliki fungsi untuk mengetahui letak posisi absolut suatu objek yang terdapat pada peta utama. Garis dibagi

menjadi dua yaitu garis lintang dan garis bujur. Garis astronomis pada peta biasanya ditandai dengan garis putus-putus yang memotong garis tepi. 4. Arah Mata Angin atau Orientasi komponen peta Komponen atau unsur pendukung sebuah peta yang satu ini memiliki bentuk tanda panah yang biasanya menunjukkan orientasi arah Utara. Arah mata angin ini sangat penting karena sebagai penunjuk 8 arah mata angin yakni arah Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, dan Timur Laut. Orientasi arah mata angin ini bersifat fleksibel karena dapat diletakkan dimana saja dengan syarat tidak mengganggu komponen peta lainnya. Catatan yang perlu diberi garis bawah bahwa orientasi mata angin tidak selalu menuju ke arah utara, tetapi dapat menuju ke arah Barat maupun Selatan. 5. Inset Inset atau biasa kita menyebutnya dengan peta kecil merupakan sebuah penunjuk posisi daerah yang digambarkan di dalam peta pada kedudukannya saat ini dengan daerah disekeliingnya yang lebih luas. Inset biasanya diletakkan pada bagian kiri, kanan, atau ada juga yang berada di bagian bawah peta dekat dengan garis tepi. Tujuan utama dari inset ini tak lain dan tak bukan adalah untuk membantu memperjelas salah satu bagian dari peta. Selain itu, inset juga berfungsi untuk menunjukkan sebuah lokasi yang penting di dalam sebuah peta. Baca Juga: Penyebab Efek Rumah Kaca, Pengertian, Proses, Dampak, dan Solusi Mengatasinya 6. Skala Peta Skala peta terdiri dari sebuah angka yang berfungsi untuk membandingkan jarak sesungguhnya yang ada di lapangan dengan jarak pada peta. Skala ini biasanya terletak tepat di bagian bawah judul peta. Unsur pendukung yang satu ini merupakan unsur yang vital karena dapat membantu pembaca untuk mengetahui jarak dan luas daerah yang sebenarnya di lapangan. Misalnya saja terdapat skala 1 : 100.000, skala tersebut memiliki artian bahwa 1 cm pada peta mewakili 100.000 cm di lapangan. 7. Simbol Peta komponen peta Simbol peta merupakan suatu tanda atau biasanya berbentuk gambar yang menyimbolkan bentuk kenampakan alam yang ada dalam peta. Simbol ini dibedakan lagi menjadi 3 jenis, yaitu simbol garis, simbol titik, dan simbol area.

Simbol titik Simbol titik pada peta biasanya berfungsi untuk mewakili sebuah tempat. Misalnya simbol titik untuk mewakili sebuah kota, gunung, dan masih banyak objek-objek tempat lainnya. Simbol garis Berbeda dengan simbol titik yang mewakili suatu tempat, simbol garis ini merupakan komponen peta yang berfungsi untuk mewakili suatu data geografis yang sangat erat kaitannya dengan jarak. Misalnya saja sungai, jalan, rel, serta batas suatu wilayah dengan wilayah lainnya pada peta disimbolkan dengan menggunakan simbol garis. Simbol area Simbol area yang terdapat dalam sebuah peta biasanya digunakan untuk mewakili daerah luasan tertentu. Misalnya daerah gurun pasir, rawa, danau, hutan, dan masih banyak lagi. 8. Legenda komponen peta Legenda merupakan salah satu unsur pendukung dalam peta yang sering kita temukan di dalam sebuah kotakan dan terletak di sebelah pojok. Legenda ini sering kali dijuluki sebagai keterangan. Karena peta merupakan sebuah informasi menyangkut suatu daerah dan biasanya tertuang dalam bentuk gambar dan simbol, oleh karena itu legenda ini sangat diperlukan untuk membantu pembaca dalam memahami gambar dan simbol yang tertera di dalam sebuah peta. Legenda biasanya ditulis secara ringkas dan jelas dengan tujuan agar mudah dipahami oleh pembaca. Sering kali kita menemukan legenda ini terletak di pojok bawah. Namun perlu diingat bahwa tidak semua jenis peta meletakkan legenda ini di bagian pojok bawah peta. Legenda bisa juga diletakkan di tempat-tempat lain yang sekiranya tidak mengganggu kenampakan pada peta sehingga peta tersebut tetap terlihat rapi dan menarik. Baca Juga: Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli, KBBI, dan Internasional 9. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta Unsur pendukung atau biasa juga disebut dengan komponen peta yang selanjutnya adalah sumber dan tahun pembuatan peta. Unsur pendukung peta yang satu ini sangat penting di dalam sebuah peta, bahkan menjadi komponen wajib yang harus dicantumkan dalam pembuatan peta. Sumber tan tahun pembuatan peta ini memiliki fungsi yang sangat penting menyangkut keterpercayaan sebuah peta. Mungkin banyak pertanyaan yang mengalir kenapa kok sumber dan tahun pembuatan pada sebuah peta harus dicantumkan? Hal tersebut dilakukan karena sember dan tahun pembuatan peta ini digunakan sebagai petunjuk data-data yang digunakan dalam sebuah pemetaan yang bertujuan untuk memberikan penyajian informasi yang pasti dan akurat.

Pada tahun pembuatan sebuah peta ini berfungsi untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang kapan peta tersebut di buat. Peta yang memiliki kualitas bagus adalah peta yang tahun pembuatannya masih baru. Peta baru tersebut akan menyajikan semua informasi yang masih up to date dan lengkap sehingga sesuai digunakan untuk keadaan sekarang. 10. Warna Peta komponen peta Di dalam peta pastilah terdapat beberapa warna yang berbeda-beda. Warna tersebut mempunyai fungsi untuk membedakan suatu objek kenampakan alam atau kontur permukaan pada setiap daerah. Warna tersebut sangat diperlukan di dalam sebuah peta sebagai salah satu simbol peta dan menunjukkan kualitas suatu peta yang dapat dilihat dari segi estetikanya. Simbol warna yang terdapat di dalam peta ini mempunyai 8 variansi warna, yaitu: Warna hijau Warna hijau yang terlukiskan dalam suatu peta menunjukkan ketinggian suatu tempat yang tingginya kurang dari 200 meter. Wilayah di permukaan bumi yang memiliki ketinggian kurang dari 200 m biasanya didominasi oleh wilayah dataran rendah. Dataran rendah khusunya yang terdapat di pulau Jawa ini dapat kita temukan di sepanjang pantai Utara dan pantai Selatan pilau Jawa. Warna merah Berbeda dengan warna hijau yang menunjukkan ketinggian suatu daerah, warna merah yang terdapat dalam peta ini menunjukkan jalur kereta api maupun gurung berapi yang masih aktif. Warna merah ini sering kita jumpai pada peta provinsi. Warna hijau muda Kalau tadi kita sudah membahas mengenai warna hijau pada peta, nah ada satu lagi nih warna hijau muda yang juga menunjukkan ketinggian suatu wilayah yaitu antara 200 – 400 m di atas permukaan air laut. Warna kuning Simbol warna kuning di dalam sebuah peta diartikan sebagai petunjuk suatu daerah yang memiliki ketinggian antara 500 – 1000 m di atas permukaan air laut. Daerah yang ditandai dengan warna kuning tersebut didominasi oleh perbukitan, dataran tinggi, dan pegunungan rendah. Persebaran kontur muka bumi yang diberi warna kuning ini berada di bagiann tepi hingga tengah provinsi Jawa Tengah, tepatnya di daerah tenggara Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Cokelat muda Ternyata di dalam sebuah peta juga terdapat warna daerah yang didominasi oleh warna coklat muda. Daerah ini mempunyai ketinggian antara 1000 – 1500 m di atas permukaan air laut. Dominasi daerah yang disimbolkan dengan warna cokelat muda ini berupa gunung-gunung rendah dan pegunungan dengan ketinggian sedang. Persebaran

dari bentuk kenampakan bumi ini banyak terdapat di daerah Jawa Tengah, tepatnya di Bumiayu, Banjarnegara, Temanggung, Wonosobo, Salatiga, dan Tawangmangu. Warna cokelat Jika tadi kita telah membahas tentang daerah yang digambarkan dengan warna cokelat muda, selanjutnya kita akan membahas tentang daerah yang digambarkan dengan warna cokelat. Warna cokelat ini menunjukkan daerah dataran tinggi dengan ketinggian berkisar lebih dari 1500 m di atas permukaan air laut. Persebaran daerah dengan ketinggian daearhnya di atas 1500 m ini banyak terdapat di daerah Jawa Tengah. Warna biru keputihan Warna biru yang dominan di dalam sebuah peta menggambarkan wilayah perairan. Sedangkan khusu untuk warna biru keputihan ini menunjukkan wilayah perairan dengan kedalaman kurang dari 200 m. Zona perairan ini biasanya disebut dengan zona neritrik, atau bentuk muka bumi di dasar laut yang berbentuk lereng landai. Zona terssebut biasanya sering kita jumpai di daerah pantai. Selain di perairan laut, warna ini juga sering kita lihat pada perairan darat. Warna biru keputihan yang dijumpai di wilayah perairan darat ini biasanya dijumpai pada rawa ataupun danau. Waduk yang namanya sering kita dengar di pulau Jawa yakni Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri, Waduk Wadaslinang di Kebumen, Rawa Pening di daerah Bawen, Waduk Sempor yang juga terletak di Kebumen, serta masih banyak lagi wadukwaduk dan rawa yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Warna biru muda Berbeda dengan warna biru keputihan yang menggambarkan daerah perairan dengan kedalaman kurang dari 200 m, warna biru muda ini menunjukkan kedalaman antara 200 – 2000 m. Bentuk dasra permukaan bumi yang ditandai dengan warna biru muda ini biasanya didominasi oleh lereng-lereng yang agak terjal. Nah, warna biru muda yang digambarkan di dalam peta yang berupakan bagian dari wilayah perairan ini merupakan kelanjutan dari zona neritrik. Warna biru muda ini jarang kita jumpai pada peta umum, karena biasanya yang sering menggunakan simbol warna biru muda ini banyak terdapat pada peta khusu suatu daerah. Warna biru tua Warna biru tua pada peta ini menggambarkan suatu daerah perairan yang memiliki kedalaman hingga lebih dari 2000 m. Karena kedalaman parairan yang terlalu dalam, menyebabkan sulitnya menginterpretasikan gambar kontur dasar perairan tersebut di dalam sebuah peta. Meskipun begitu, warna biru tua yang terdapat di laut dalam ini biasanya berwujud lubuk laut, dataran, palung laut, serta drempel. Sama seperti warna biru muda yang tidak bisa kita jumpai pada peta umum, warna biru tua ini juga tidak terdapat dalam suatu peta umum.

11. Tipe Huruf (Lettering) Lettering atau biasa disebut dengan tata penulisan peta mempunyai suatu aturan baku tersendiri yang membedakan dengan objek-objek geografi lain yang biasa di tampilkan dalam sebuah peta. Lettering ini juga berfungsi untuk memperjelas arti simbol-simbol yang telah tersedia. Penggunaan lettering ini ada 2 macam yakni: Objek Hidrografi yang biasanya ditulis dengan huruf miring, misalnya pada Laut Jawa Objek Hipsografi yang sering kali dicetak menggunakan huruf tegak, sebagai contohnya adalah Surakarta. 12. Garis Lintang dan Garis Bujur komponen peta Garis lintang merupakan sebuah garis yang terdapat pada peta yang melintang dari arah barat ke timur atau sebaliknya. Sedangkan garis bujur merupakan garis yang membujur dari arah selatan ke utara dan sebaliknya.  ILMU YANG MEMPELAJARI TENTANG PETA ATAU KARTOGRAFI Sebuah peta adalah representasi grafis atau model skala konsep spasial. Ini adalah cara untuk menyampaikan informasi geografis. Peta adalah media universal untuk komunikasi, mudah dimengerti dan dihargai oleh kebanyakan orang, tanpa memandang bahasa atau budaya. Incorporated di peta adalah pemahaman bahwa itu adalah “snapshot” dari sebuah ide, gambar tunggal, pilihan konsep dari terus berubah database informasi geografis (Merriam 1996). peta Lama memberikan banyak informasi tentang apa yang dikenal di masa lalu, serta budaya dan filosofi dasar peta, yang sering jauh berbeda dari kartografi modern. Peta adalah salah satu cara dimana para ilmuwan mendistribusikan ide-ide mereka dan meneruskannya kepada generasi mendatang (Merriam 1996). Peta di Awal Perkembangan Kartografi adalah seni dan ilmu pembuatan peta. Peta tertua yang diawetkan pada tablet tanah liat Babilonia dari sekitar 2300 SM Kartografi itu cukup maju di Yunani kuno. Konsep Bumi bulat itu terkenal di kalangan filsuf Yunani pada saat Aristoteles (ca. 350 SM) dan telah diterima oleh semua geografer. kartografi Yunani dan Romawi mencapai puncak dengan Claudius Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar tahun 85-165). “peta dunia” digambarkan. Dunia Lama dari sekitar 60 ° N ke 30 ° S garis lintang. Dia menulis karya monumental, Panduan untuk Geografi (Geographike hyphygesis), yang tetap menjadi referensi otoritatif di geografi dunia hingga Renaissance.

Medieval Maps Selama periode Abad Pertengahan, peta Eropa didominasi oleh pandangan agama. Peta ATAS adalah hal biasa. Dalam format peta, Yerusalem digambarkan di pusat dan timur berorientasi pada bagian atas peta.eksplorasi Viking di Atlantik Utara secara bertahap dimasukkan ke dalam pandangan dunia dimulai pada abad ke-12. Sementara itu, kartografi dikembangkan lebih praktis dan realistis sepanjang garis di tanah Arab, termasuk wilayah Mediterania. Semua peta, tentu saja, ditarik dan diterangi dengan tangan, yang membuat distribusi peta sangat terbatas. Renaissance Maps Penemuan pencetakan membuat peta lebih banyak tersedia dimulai pada abad ke-15. Peta berada di blok kayu pertama yang dicetak menggunakan diukir (lihat di atas). Di antara pembuat peta yang paling penting pada masa ini adalah Sebastian Münster di Basel (sekarang Swiss). Nya Geographia, yang diterbitkan pada tahun 1540, menjadi standar global baru untuk peta dunia. Percetakan dengan pelat tembaga terukir muncul pada abad 16 dan terus menjadi standar hingga teknik fotografi dikembangkan. Kemajuan besar dalam pemetaan terjadi pada Zaman Eksplorasi di abad 15 dan 16.pembuat Peta menanggapi dengan grafik navigasi, yang digambarkan garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan, dan fitur yang menarik berlayar. baris Kompas dan bantuan navigasi lainnya termasuk, proyeksi peta baru dibuat, dan bola dibangun. peta dan bola dunia tersebut diselenggarakan di nilai besar untuk, militer, dan diplomatik tujuan ekonomi, dan sebagainya sering dianggap sebagai atau komersial rahasia nasional – atau kepemilikan peta rahasia. Seluruh-peta dunia pertama mulai muncul di awal abad ke-16, setelah pelayaran oleh Columbus dan orang lain untuk Dunia Baru. Peta dunia pertama benar biasanya dikreditkan ke Martin Waldseemüller di tahun 1507.Peta ini digunakan proyeksi Ptolemaic diperluas dan adalah peta pertama yang menggunakan nama Amerika untuk Dunia Baru – lihat Waldseemüller’s peta dunia . Gerardus Mercator dari Flanders (Belgia) adalah kartografer terkemuka dari pertengahan abad ke-16. Ia mengembangkan proyeksi silinder yang masih banyak digunakan untuk grafik navigasi dan peta global. Ia menerbitkan peta dunia pada 1569 yang didasarkan pada proyeksi ini. Banyak proyeksi peta lainnya segera dikembangkan.  FUNGSI DAN MANFAAT PETA    

Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.

   

Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan. Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejalagejala) geografi di permukaan bumi.

Peta digunakan sebagai bahan informasi untuk mendapatkan data – data. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu peta harus dibuat dengan sebaik mungkin. Suatu peta dapat dikatakan peta yang baik apabila memiliki syarat – syarat sebagai berikut: 1. Konform, Peta harus dibuat berdasarkan keadaan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya di permukaan bumi. 2. Ekuidistan, Peta harus memiliki skala yang apabila dikalikan dengan jarak pada peta memiliki ukuran yang sama dengan jarak sebenarnya. 3. Ekuivalen, peta harus dibuat dengan memperhitungkan skalanya.

2. PENGINDERAAN JAUH  Pengertian (Ikatan Geografi Indonesia) Pengertian Penginderaan Jauh (Inderaja) Penginderaan jauh adalah pengumpulan informasi tentang suatu objek atau daerah dari kejauhan, biasanya menggunakan data yang diambil dari satelit, pesawat, atau kendaraan bawah air. Pada sistem penginderaan jauh, metode yang digunakan kebanyakan meliputi fotografi, radar, spektroskopi, dan magnet. Penginderaan jauh biasa disingkat dengan "inderaja" dan dalam bahasa Inggris biasa disebut "remote sensing". Menurut American Society of Photogrammetry, penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi berupa data dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam dan tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji. Pengambilan data dari jarak jauh biasanya dengan menggunakan sensor buatan  Komponen (7 Komponen) Komponen Penginderaan Jauh Penginderaan jauh merupakan suatu sistem terkoordinasi yang terdiri atas berbagai komponen yang bekerja saling berkaitan. Komponen-komponen penginderaan jauh harus meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Sumber Tenaga Pengindraan jauh harus memiliki tenaga untuk memantulkan atau memancarkan objek di permukaan bumi. Tenaga yang biasanya digunakan adalah tenaga elektromagnetik dari matahari serta tenaga buatan. Perbedaan sumber tenaga inilah yang menghasilkan istilah penginderaan jauh sistem pasif (tenaga pantulan matahari) dan pengindraan jauh sistem aktif (tenaga pancaran buatan).

2. Atmosfer Energi dari matahari tidak seluruhnya sampai ke permukaan bumi. Atmosfer mempunyai fungsi untuk menghambat dan mengganggu tenaga atau sinar matahari yang datang (selektif terhadap panjang gelombang). Bagian spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai bumi disebut dengan "jendela atmosfer". Kondisi demikian ini dapat menghalangi pancaran sumber tenaga ke muka bumi, sehingga akan menghalangi interaksi antara tenaga dan objek dalam sebuah sistem penginderaan jauh. 3. Interaksi antara Tenaga dan Objek Kondisi ini dapat terlihat pada rona yang diperoleh, dimana tiap-tiap objek memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang pantulan ataupun pancaran tenaganya besar akan memiliki rona lebih cerah, sedangkan objek yang pantulan atau pancaran tenaganya sedikit akan memiliki rona lebih gelap. 4. Sensor Komponen ini berfungsi untuk menerima dan merekam tenaga yang datang dari suatu objek. Kemampuan sensor dalam merekam objek terkecil disebut dengan istilah resolusi spasial. Atas dasar proses perekamannya, sensor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu Sensor Fotografik, dan Sensor Elektronik. 5. Data Input Komponen ini dalam bentuk perolehan data yang dapat dilakukan secara manual visual, dan secara numerik atau digital. Contoh cara manual yaitu dengan melakukan interpretasi citra udara secara visual, sedangkan cara numerik atau digital yaitu dengan mengambil data digital melalui komputer. 6. Perolehan Data Perolehan data dapat berupa data manual ataupun data numerik (digital). Data manual dapat kita peroleh melalui kegiatan interpretasi citra. Untuk membantu pengerjaan interpretasi citra secara manual kita memerlukan alat bantu yang bernama stereoskop, Stereoskop berfungsi untuk melihat objek dalam bentuk tiga dimensi. Data numerik(digital) dapat kita peroleh melalui penggunaan software khusus untuk pengindraan jauh yang terdapat dapalam komputer serta diterapkan. 7. Pengguna Data (User) Tingkat keberhasilan sistem penginderaan jauh ditentukan oleh pengguna data (user). Kemampuan pengguna data dalam menerapkan hasil ideraja menjadikannya sebagai komponen yang sangat penting untuk mendapatkan manfaat langsung dari sistem ini. Para user akan sangat membutuhkan sebuah data penginderaan jauh yang terperinci dan handal.

 Tata Kerja Tata Kerja Penginderaan Jauh Secara sederhananya, proses yang menjadi cara kerja dalam penginderaan jauh (interpretasi citra) ada beragam tahapan yang harus dilakukan secara sistematis guna mendapatkan hasil yang spesifik serta dapat dipertanggungjawabkan. Adapun cara kerja tersebut dilakukan; Deteksi Tahapan pertama yang dijalankan dalam cara kerja penginderaan jauh ialah dengan mendeteksi dari apa-apa yang diperoleh pada bidang penelitian. Termasuk di dalam hal ini ialah tentang pengambilan objek photo mempergunakan alat-alat modern. Identifikasi Tahapan kedua dalam proses interpretasi dalam penginderaan jauh ialah identifikasi dari hasil-hasil yang didapatkan dalam Indraja. Kecocokan dengan rumusan serta penghitungan yang dilakukan manjadi salah satu unsur pentingnya langkah ini dilakukan. Analisis Cara kerja yang terkhir dalam penginderaan jauh ialah deteksi atas hasil-hasil yang didapatkan dalam keseluruhan Indraja. Pada proses ini dilakukan analisis tajam dengan mengedepankan sumber literature serta literasi yang mendalam dari spesifik ilmu yang dilakukan.  Fungsi/Manfaat Manfaat Penginderaan Jauh Tujuan utama dari penginderaan jauh adalah untuk mengumpulkan data seumber daya alam dan lingkungan. Penginderaan jauh makin banyak dimanfaatkan karena berbagai macam alasan sebagai berikut : Citra dapat dibuat secara cepat meskipun pada daerah yang sulit ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa danpegunungan. Manfaat penginderaan jauh Daerah Pedalaman Papua Citra menggambarkan obyek dipermukaan bumi dengan wujud dan letak objek mirip dengan sebenarnya, gambar relatif lengkap, liputan daerah yang luas dan sifat gambar yang permanen Citra tertentu dapat memberikan gambar tiga dimensi jika dilihat dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu sangat menguntungkan karena menjyajikan model obyek yang jelas, relief lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, pengukuran lereng dan pengukuran volume.

Citra dapat menggambarkan benda yang tidak tampak sehingga dimungkinkan pengenalan obyeknya. Sebagai contoh adalah terjadinya kebocoran pipa bawah tanah. Citra sebagai satu-satunya cara untuk pemetaan daerah bencana. Inderaja memiliki peran yang sangat besar dalam sistem informasi data dan pengelolaannya. Peran tersebut antara lainuntuk mendeteksi perubahan data dan pengembangan model di berbagai kepentingan. Penerapan Teknologi Inderaja Di Bidang Kependudukan Pengeinderaan jauh menghasilkan data yang ringkas tentang lingkungan yan berkenaan dengan bumi. Salah satu aplikasi yang nyata dari pemanfaatan hasil pengeinderaan jauh dalam bidang kependudukan adalah untuk memetakan distribusi spasial penduduk. Pemanfaatan Inderaja Di Bidang Kependudukan Selain pemetaan distribusi spasial kependudukan, data inderaja juga dapat dimanfaatkan untuk meneliti dampak keberadaan manusia dalam lingkungan hidup. Oleh karena ukuran penduduk terlalu kecil, pola distribusinya hanya dapat diinterpretasi secara tidak langsung, yaitu berdasarkan pola permukiman penduduk atau bukti lain yang tampak. Pola permukiman penduduk itu sendiri dapat diketahui dengan menginterpretasikan bentuk lahan dan penggunaanya. Pemanfaatan Inderaja Di Bidang Kependudukan Penerapan Teknologi Inderaja Di Bidang Meteorologi dan Klimatologi Pemanfaatan aplikasi penginderaan jauh untuk bidang meteorologi dan klimatologi memiliki acuan yang sangat luas. Data yang dihasilkan oleh inderaja penting untuk diterapkan guna mengetahui keadaan lingkungan atmosfer. Guna memperoleh data lingkungan tentang atmosfer melalui inderaja, wahana yang diperlukan adalah satelit. Di antara satelit-satelit yang digunakan untuk informasi lingkungan atmosfer misalnya Synchronous Meteoroligical Satellite (SMS) yang diluncurkan pada tanggal 17 Mei 1974. Generasi ke-tiga dari satelit tersebut diganti namanya menjadi Geosyncronous Operational Environment Satellite (GOES) yang diluncurkan pada 16 Oktober 1975. 3. SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG) / (GIS)  Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG)/Geographic Information System (GIS) Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi

keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geogrfis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Sistem Informasi Geografis dibagi menjadi dua kelompok yaitu sistem manual (analog), dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer). Perbedaan yang paling mendasar terletak pada cara pengelolaannya. Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta, lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik dan laporan survey lapangan. Kesemua data tersebut dikompilasi dan dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data melalui proses digitasi. Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi (Nurshanti, 1995). Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis.  Komponen (3) Informasi geospasial yang dihasilkan melalui analisa SIG berasal dari integrasi antar komponen SIG. Komponen-komponen SIG adalah sebagai berikut: a. Perangkat Lunak Perangkat lunak atau software merupakan sistem operasi untuk pemrograman komputer yang berfungsi memasukan, menyimpan dan mengeluarkan data. Contoh software SIG

diantaranya adalah Google Map, Arc Info, ILWIS, IDRIS, ARc View, Arc GIS dan Map Indo. 3 Komponen Utama Sistem Informasi Geografi SIG sangat penting dalam era modern b. Perangkat Keras Perangkat keras atau hardware memiliki peran sebagai berikut: 1. Alat masukan (input) berfungsi untuk memasukkan data ke jaringan komputer. Alat masukannya berupa scanner, digitizer dan CD/DVD ROM. 2. Alat pemrosesan berfungsi mengolah, mengalisa dan menyimpan data yang masuk sistem komponen sesuai kebutuhan berupa central processing unit (CPU), tape drive dan hardisk. 3. Alat keluaran (output) berfungsi menayangkan informasi geografis sesuai data yang telah diproses melalui alat printer dan plotter. c. Sumber Daya Manusia Brainware merupakan kemampuan manusia dalam mengelola dan memanfaatkan SIG. Manusia sebagai pelaku mengendalikan seluruh sistem dituntut menguasai ilmu dan teknologi agar mampu menjalankan dan mengelola data SIG serta memanfaatkannya dalam berbagai bidang kehidupan. Sistem Informasi Geografi saat ini menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Semua perangkat handphone kini memiliki fasilitasi berbasis SIG. Komentator olahraga seperti sepakbola menggunakan SIG untuk melihat pola permainan tim dalam sebuah pertandingan.  Tata Kerja Dalam tahapan kerja SIG ada beberapa hal yaitu: masukan (input), proses dan keluaran atau hasil (output). Secara simpel, tahapan kerja SIG adalah sebagai berikut: 1. Masukan Data (Data Input) Subsistem masukan data bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentranspormasikan format-format data asli ke format atau bentuk yang dapat diterima dan dapat dipakai dalam SIG. Masukan data yang tepat merupakan prasyarat dalam analisis dan pemodelan SIG. Masukan data di dalam SIG adalah semua data spasial informasi geosfera yang dapat berwujud tabel, grafik, data digital, foto udara, peta dan lain-lain. Informasi litosfera yang merupakan masukan dalam SIG tersebut meliputi informasi litosfera, pedosfera, hidorfera, biosfera, antroposfera dan atmosfera. Masukan data tersebut perlu untuk dikontrol kualitasnya karena masukan tersebut sangat menentukan kualitas hasil yang diperoleh. Di dalam SIG, cara pemasukan data

dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu: (a) Penyiaman, (b) Digitasi, dan (c) Tabulasi. Masing-masing cara tersebut memberikan data dengan struktur dan karakteristik yang berbeda. Penyiaman: yaitu proses pengubahan data grafis kontinue menjadi data grafis diskrit yang terdiri atas sel-sel penyusun gambar/piksel (penyiaman dapat dari sensor atau penyiaman data grafos analog/peta). Ciri hasil penyiaman berupa struktur data raster, informasi bersifat implisit (setiap warna/rona yang berbeda diwakili oleh nilai piksel yang berbeda). Digitasi: yaitu proses pengubahan data grafis analog menjadi data grafis digital. Dari proses digitas ini dihasilkan struktur data vektor, data disimpan dalam bentuk titik (point), garis atau segmen (line) dan bidang (area, polygon) Tabulasi: yaitu pemasukan data atribut (semua informasi non grafis yang dirujukan pada posisi geografis) melalui pembuatan tabel 2. Pengelolaan Data Subsistem pengelolaan data pada dasarnya dapat dimanfaatkan untuk menimbun dan menarik kembali dari arsip data dasar. Pengorganisasian data dalam bentuk arsip dapat dimanfaatkan dalam subsistem pengelolaan data. Fungsi dari sistem pengelolaan data adalah untuk pengorganisasian data keruangan, pengambilan dan analisis data. Masukan data dalam SIG, selanjutnya disimpan di dalam basis data (data base) pada memori komputer. Jika diperlukan, data yang tersimpan dapat dipanggil, dikoreksi, dilakukan klasifikasi, pengharkatan, manipulasi dengan data lain atau diproses dengan formula tertentu, sehingga diperoleh keluaran baru. Basis data geografis merupakan koleksi data bereferensi spasial (geografis), disimpan secara bersama-sama, tanpa terjadinya pengulangan, untuk aplikasi pada berbagai kajian seoptimal mungkin. Data geografis mempunyai 3 komponen: lokasi geografis (berupa lokasi absolut dan lokasi relatif), atribut (dapat berupa data nominal, ordinal, interval dan ratio), serta waktu (yang menunjukkan saat data dimasukkan). SIG secara bertahpa dibangun berdasarkan sistem pengelolaan basis data (data base management system). Menurut Valenzuela (1991), ada dua pendekatan dalam menggunakan sistem pengelolaan basis data yaitu (a) sistem pengelolaan basis data yang mengelola data spasial dan data non spasial bersama-sama, sedangkan data spasial dikelola langsung oleh SIG. 3. Analisis Data dan Simulasi Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG dan berfungsi untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Subsistem ini dapat digunakan untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan melalui proses dalam pengelolaan data dapat pula diketahui hambatan yang timbul. Salah satu kelebihan SIG adalah pada stimulasi dan menghasilkan informasi baru berdasarkan data yang ada. Contoh simulasi dan analisis data dalam SIG adalah: Penyuntingan untuk pemutakhiran data. Penyuntingan dalam hal ini dikaitkan dengan pemutakhiran (up dating) data, misalnya dalam revisi peta tematik digital, dapat dilakukan secara langsung tanpa perlu menditigasi dari awal lagi.

Interpolasi spasial. Pada interpolasi spasial, dimungkinkan pembuatan peta baru dengan menggunakan peta yang tersedia pada basis data. Misalnya dalam pembuatan peta lereng dan peta ketinggian, dapat diperoleh dari interpolasi data kontur dan data ketinggian yang ada dalam basis data. Tumpangsusun (Overlay) peta. Peta-peta dari berbagai tema dapat ditumpang susun, sehingga menghasilkan satuan-satuan pemetaan baru, dengan informasi baru. Operasi tumpang susun dapat dilakukan melalui map crossing, kalkulasi peta dan tumpang susun dengan bantuan tabel 2 dimensi. 4. Keluaran Data (Data Output) Subsistem ini berfungsi untuk menayangkan maupun hasil analisis data geografis secara kualitatif ataupun kuantitatif. Keluaran SIG dapat berupa peta cetakan (hardcopy), rekaman (softcopy), dan tayangan (display). Keluaran data ini dapat diwujudkan dalam bentuk, grafik, peta, tabel atau hasil olahan statistik. Melalui keluaran ini pengguna dapat melakukan identifikasi informasi yang diperlukan sebagai bahan dalam pengambilan kebijakan maupun perencanaan.  Fungsi Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam era pembangunan dewasa ini sangatlah bermanfaat. Informas-informasi tentang bentang alam dan bentang budaya sangatlah diperlukan dalam proses pembangunan demi kemajuan suatu bangsa. Secara sederhana manfaat Sistem Informasi Geografi (SIG) dalam inventarisasi sumber daya alam dan pembangunan adalah sebagai berikut: Ilmu geografi dengan bantuan ilmu geologi, dapat menemukan berbagai sumber daya alam. Sumber daya alam ini berupa bahan-bahan mineral yang mempunyai nilai strategis bagi pembangunan seperti, minyak bumi, batu bara dan barang tambang lainnya. Ilmu geografi dengan dibantu oleh penginderaan jauh dapat menentukan kawasan lahan potensial, lahan kritis, jenis tanah dan juga dapat menunjukkan kawasan hutan yang baik atau kawasan hutan yang rusak. Pengawasan daerah bencana alam, untuk memantau luas wilayah bencana alam dan untuk pencegahan terjadinya bencana alam di waktu yang akan datang, serta berguna untuk menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana. Untuk menginventarisasikan sumber daya alam. Beberapa sumber daya alam dapat didistribusikan seperti kualitas air, baik air di permukaan maupun air tanah. Sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan, agar pembangunan itu dapat terencanan lebih awal dan tidak tumbuh “semrawut”. Pada pembuatan peta master plan, sangat diperlukan adanya foto udara atau satelit. Selain dalam bidang sumber daya alam dan kondisi fisik yang lainnya, SIG juga dapat dimanfaatkan untuk bidang-bidang sosial. Dalam bidang sosial, SIG dapat dimanfaatkan untuk:

potensi dan persebaran penduduk luas dan pesebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya pendataan dan pengembangan jaringan transportasi pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan rekreasi, serta perkantoran Di samping hal-hal tersebut di atas Sistem Informasi Geografi (SIG) dapat juga digunakan/dimanfaatkan untuk: SIG dapat digunakan sebagai alat bantu (baik sebagai tools maupun bahan tutorials) utama yang interaktif, menarik dan menantang di dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran dan pendidikan mengenai ide-ide atau konsep-konsep lokasi ruang (spasial), kependudukan, dan unsur-unsur geografis yang terdapat di permukaan bumi berikut data-data atribut terkait yang menyertainya. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi sehingga memiliki kemampuan analisis spasial dan non spasial. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang-bidang spasial dan geoinformasi. SIG dapat memisahkan dengan tegas antara bentuk presentasi dengan basis data, sehingga mampu merubah presentasi dalam berbagai bentuk. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menvisualkan data spasial berikut atribut. Modifikasi warna, bentuk, simbol mudah dilakukan (sudah disediakan oleh perangkat lunak SIG). SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi ke dalam bentuk beberapa layer/coverage data spasial. Dengan layers ini permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali atau dimodelkan dalam bentuk nyata (3 dimensi). Hampir semua operasi (termasuk analisis-analisis) yang memiliki oleh perangkat SIG dapat dilakukan secara interaktif dengan bantuan menu-menu help yang bersifat user friendly. SIG dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan untuk melakukan interpretasi secara manual, sehingga SIG dengan mudah dapat menghasilkan peta-peta tematik yang merupakan turunan peta-peta lain dengan hanya memanipulasi atributatribut. Perangkat lunak SIG pada saat ini sudah menyediakan fasilitas-fasilitas untuk dapat berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi perangkat lunak lainnya hingga dapat bertukar data secara dinamis

Related Documents

Pengertian
June 2020 53
Pengertian
June 2020 50
Pengertian
May 2020 51
Pengertian Hardware.docx
November 2019 31

More Documents from "lisa"

Tugas Deva.docx
April 2020 6
Pengertian Peta.docx
April 2020 6
Tugas Ips.docx
April 2020 6
Bab I.docx
April 2020 9