Pengertian Perilaku Abnormal Perilaku abnormal adalah kekalutan mental & melampaui titik kepatahan mental = dikenal sebagai nervous breakdown. (get mental breakdown). Sepanjang sejarah budaya barat, konsep perilaku abnormal telah dibentuk, dalam beberapa hal, oleh pandangan dunia waktu itu. Jenis-jenis perilaku abnormal/menyimpang: 1. Psikopat Secara harfiah, psikopat artinya sakit jiwa. Asal katanya dari bahasa Yunani Psyche yaitu jiwa dan Pathos, yang artinya penyakit. Seseorang yang menderita kelainan ini sangat pandai berpura – pura dan membuat kamuflase yang rumit demi keuntungan dirinya sendiri. Contohnya, menyebar fitnah, mengadu domba, memutar balik fakta, dan berbohong demi mendapatkan tujuannya. Disebut juga sebagai sosiopat, psikopat sulit disembuhkan dan dideteksi karena banyak dari penderitanya yang berada di tengah masyarakat daripada yang mendapatkan pengobatan 2. Kelainan seksual Ada 2 macam kelainan tingkah laku sexual yaitu : 1.
Kelainan pada obyek
Cara seseorang memuaskan dorongan sexualnya normal, tetapi obyek yang dijadikan sasaran pemuasan lain dari biasanya, antara lain: 1. Homosex : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( pria ) 2. Lesbian : Ketertarikan melakukan hubungan seks dengan sesama jenis ( wanita ) 3. Pedofilia : Obyek pemuasan seksual adalah pada anak yang belum akil baligh 4. Fetisisme : Obyek pemuasan seksual adalah dengan benda mati seperti pakaian dalam, rambut. 5. Nekrofilia : Obyek pemuasan seksual adalah dengan mayat 6. Bestiality : Obyek pemuasan seksual adalah dengan binatang 7. Gerontoseksualitas : Obyek pemuasan seksual adalah dengan seseorang yang berusia lanjut 8. Incest : Obyek pemuasan seksual dengan sesama anggota keluarga yang tidak diperbolehkan melakukan pernikahan
2.
Kelainan pada cara
Obyek pemuasan seksual tetap lawan jenis, tetapi dengan cara yang tidak biasa, contoh : 1. Ekshibisionis : Cara pemuasan seksual dengan memperlihatkan genetalianya kepada orang lain yang tidak dikenalnya 2. Voyeuris :Cara pemuasan seksual dengan melihat/ mengintip orang telanjang 3. Sadisme : Cara pemuasan seksual dengan menyakiti secara fisik dan psikologis obyek seksualnya
4. Masokisme : Cara pemuasan seksual dengan menyiksa diri sendiri 5. Frottage : Cara pemuasan seksual dengan meraba orang yang disenangi tanpa diketahui oleh korbannya 3.
PSIKONEUROSIS
Kumpulan reaksi psikis dengan ciri spesifik kecemasan dan diekspresikan secara tidak sadar dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri, contoh : 1. Fugue : Bentuk gangguan mental disertai keinginan kuat untuk mengembara atau meninggalkan rumah karena amnesia 2. Somnabulisme : Keadaan tidur sambil berjalan dan melakukan suatu perbuatan 3. Multiple personality : Kepribadian ganda 4. Fobia : Ketakutan yang tiada sebab, irasional dan tidak logis walaupun sebenarnya tidak ada alasan untuk takut 5. Obsesi : Ide kuat yang bersifat terus menerus melekat dalam pikiran dan tidak mau hilang serta sering irasional 6. Histeria : Gangguan mental yang ditandai dengan perilaku yang cenderung dramatis, emosional dan reaksi berlebihan 7. Hipokondria : Kondisi kecemasan yang kronis, pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis tentang kesehatan sendiri 4.
PSIKOSIS
Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan bergaul normal dengan orang di sekitarnya
PENYEBAB PERILAKU ABNORMAL Berdasarkan sumber asalnya, sebab-sebab perilaku abnormal dapat digolongkan sedikitnya menjadi tiga yaitu : A.
Faktor Biologis
Adalah berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat perkembangan ataupun fungsi sang pribadi dalam kehidupan sehari – hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit dsb. Pengaruh – pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress.
B.
Faktor – faktor psikososial
1. Trauma pada masa kanak-kanak Contoh:ketika seorang anak melihat kedua orang tuanya bertengkar, maka tida menutup kemungkinan ia akan memutuskan untuk tidak menikah karena ia menganggap bahwa pernikahan menimbulkan penderitaan. 2. Deprivasi parental (kurangnya rangsangan emosi dari orang tua seperti pelukan, pujian, ciuman dan lain-lain) Contoh : ketika ayah dan ibu si anak pergi berkerja setiap dini hari dan pulang setiap malam hari maka otomatis waktu bertemu orang tua dan anak sangat minim, sehingga anak kurang perhatian, pelukan, pujian, pengasuhan dan lain-lain dari orang tuannya, hal itu dapat berpengaruh pada perkembangan emosi dan mentalnya. 3. Hubungan orang tua dan anak yang tidak sehat Contoh: pola asuh yang salah seperti seperti terlalu mengengkang, terlalu membebaskan, atau contoh yang buruk dari orang tua yang kemudian ditiru oleh sang anak. 4. Struktur keluarga yang tidak sehat Contoh : orang tua kurang tepat dalam mendidik anaknya, orang tua yang anti sosial seperti pengedar narkoba/perampok, keluarga yang tidak akur dan bermasalah, keluarga yang tidak utuh. 5. Stres berat Contoh : frustasi, merasa tidak diperhatikan dan lain-lain. C.
Faktor – faktor Sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk gangguan seperti: 1. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan, 2. Terpaksa menjalani peran social yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti menjadi tentara yang dalam peperangan harus membunuh. 3. Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu seperti berdasarkan agama, ras, suku dll. Tanda-tanda perilaku abnormal Deviance atau penyimpangan. Perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan norma atau budaya yang berlaku dalam masyarakat di suatu wilayah dapat dikatakan perilaku yang abnormal atau menyimpang. Misalnya berbicara sendiri, yang dalam masyarakat modern dianggap abnormal. Namun pada beberapa masyarakat yang masih memiliki pola pikir magis, perilaku ini dipandang memiliki nilai spiritual tinggi, dan bukan perilaku menyimpang. Sementara dalam ilmu kedokteran jiwa, berbicara sendiri dapat menjadi salah
satu gejala gangguan persepsi misalnya pada skizofrenia, atau pada gangguan kepribadian disosiatif. Distress atau gangguan. Suatu tindakan yang tidak biasa atau tidak umum dilakukan, misalnya bersepeda keliling dunia, tidak bisa dikatakan sebagai perilaku yang menyimpang karena tidak menimbulkan gangguan, baik pada orang lain maupun pada diri si pelaku. Selama suatu perilaku yang tidak lazim tidak menimbulkan gangguan, maka perilaku tersebut lebih tepat dianggap sebagai suatu perilaku yang eksentrik. Dysfunction atau ketidakmampuan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari. Pada saat seseorang berkabung, kecenderungan untuk menarik diri dari lingkungan selama beberapa waktu adalah sesuatu yang wajar. Namun tidak demikian halnya pada penderita depresi, perilaku menarik diri dari rutinitas dan dari orang-orang di sekitarnya berlangsung secara berkelanjutan. Dan perilaku demikian dapat dikatakan menyebabkan disfungsi dalam kehidupan sehari-harinya. Danger atau perilaku yang membahayakan dirinya dan orang-orang di sekitarnya, misalnya usaha bunuh diri atau menyakiti orang lain. Keinginan atau percobaan bunuh diri merupakan gejala berat pada gangguan kejiwaan yang memerlukan penanganan medis dan psikologis secara menyeluruh. Menanggapi perilaku seseorang memang memiliki unsur subjektivitas yang tinggi, bahkan tak jarang menimbulkan kontroversi hingga perdebatan karena beberapa orang mungkin sulit menentukan bahwa perilaku seseorang dianggap menyimpang atau tidak. Namun intinya, secara medis perilaku dianggap menyimpang dan perlu mendapat penanganan apabila disertai dengan gangguan psikologis yang sudah mengganggu fungsinya dalam kehidupan seharihari, serta membahayakan dirinya sendiri atau orang lain, misalnya usaha untuk bunuh diri, atau menarik diri serta menolak untuk makan dan minum.