LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI (MUAL/MUNTAH)
A. Konsep Gangguan Kebutuhan Dasar Nutrisi a. Definisi Nutrisi Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2010). Nutrisi adalah substansi organik dab non organik yang ditemukkan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier dalam Mubarak, 2009). Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia Indonesia, 2011). b. Jenis- Jenis Nutrisi a) Makro Nutrisi Nutrisi Makro adalah nutrisi yang menyediakan kalori atau energi bagi tubuh kita. Makro nutrisi dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tubuh kita, dan kita dapat mencukupi semuanya dari makanan. Yang tergolong nutrisi makro adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Dari setiap jenis mengandung kalori yang berbeda-beda, kalori yang terkandung dalam setiap komponen bervariasi : 1. Karbohidrat Menururut Tarwoto dan Wartonah (2010), Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Hampir 80% energi dihasilkan dari
karbohidrat.
Sedangkan
menurut
Hidayat
(2009),
karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam
jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan berat badan (obesitas). Karbohidrat banyak sekali ditemukan di makanan berpati seperti beras, gandum, kacang-kacangan, sayur-sayuran, bijibijian dan juga buah. Gula dapur yang sering kita gunakan juga termasuk dalam kategori karbohidrat. Menurut Tarwoto dan Warnotah (2010), Karbohidrat mempunyai fungsi antara lain adalah sebagai berikut: 1) Sumber energi yang murah 2) Sumber energi utama bagi otak dan saraf. 3) Membuat cadangan tenaga bagi tubuh 4) Pengeturan metabolism lemak 5) Untuk efisiensi penggunaan protein 6) Memberikan rasa kenyang 2. Protein Protein adalah sumber utama kedua setelah karbohidrat karena memiliki peran penting bagi tubuh di antaranya adalah untuk pertumbuhan terutama saat masih anak-anak, remaja maupun
untuk
ibu
hamil. Protein
berfungsi
sebagai
pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh. Adapun fungsi protein sebagai berikut: 1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid, keseimbangan asam. 2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan. 3) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. 4) Sumber energi disamping karbohidrat dan lemak.
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat penyimpanan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes. Protein banyak sekali ditemukan pada daging merah, ikan, susu, kacang-kacangan, dan beberapa tumbuhan walau dalam jumlah yang kecil. Sebenarnya tubuh kita dapat membuat protein sendiri dalam bentuk asam amino non esensial tapi tidak akan cukup sehingga kita butuh asam amino esensial yang akan kita cukupi dengan mengkonsumsi protein hewani. 3. Lemak Lemak memiliki reputasi yang sangat buruk karena dapat menyebabkan berat badan naik, namun beberapa lemak adalah esensial
yang
digunakan
tubuh
untuk
bertahan
hidup.
Berdasarkan USDA (United State Dietarian Association), tubuh kita membutuhkan lemak sekitar 20-35% dari total kalori harian. Kita membutuhkan lemak karena lemak digunakan untuk pertumbuhan badan, energi (karena molekul lemak mengandung energi dua kali lebih banyak dari protein dan karbohidrat), lemak dapat membantu penyerapan vitamin seperti vitamin A, D, E, K dan juga carotenoids. Sumber lemak yang paling baik berasal dari minyak zaitun, avokad, kacang-kacangan dan minyak canola. Dimana fungsi lemak yaitu: 1) Memberikan kalori, dimana setiap 1 gram lemak dalam peristiwa oksidasi akan memberikan kalori sebanyak 9 kkal. 2) Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh dinding usus.
3) Memberikan asam-asam lemak esensisal. b) Mikro Nutrisi Nutrisi mikro adalah nutrisi yang diperlukan oleh tubuh manusia dalam jumlah yang kecil untuk membantu tubuh dalam mencukupi
kebutuhan hariannya. Dalam sehari setiap orang membutuhkan sekitar 100 miligram nutrisi mikro. Yang termasuk dalam nutrisi ini adalah mineral dan vitamin. Kita dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh ini dari makanan dan juga suplemen. Sebagian besar makanan terutama sayuran dan daging sudah mengandung mikro nutrisi ini dengan jumlah yang seimbang. 1. Mineral Mineral adalah elemen anorganik esensial untuk tubuh karena perannya sebagai katalis dalam rekasi biokimia. Secara umum fungsi dari mineral adalah : 1) Membangun jaringan tulang 2) Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh 3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf 4) Membuat berbagai enzim 2. Vitamin Vitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makan dan tidak di dapat di dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme kerena fungsinya sebagai katalisator. Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan dan pemeliharaan kesehatan. c. Anatomi dan Fisiologi Pencernaan Manusia Anatomi dan fisiologi pencernaan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang susunan sistem pencernaan dan bagaimana sistem pencernaan tubuh itu bekerja serta fungsi dari organ pencernaan itu sendiri. Sistem pencernaan adalah proses pemecahan molekul zat makanan menjadi zat yang lebih sederhana. Sistem pencernaan manusia terdiri atas berbagai macam sistem organ pencernaan. Proses pencernaan makanan berlangsung di dalam sistem pencernaan yang meilibatkan proses pencernaan mekanis oleh gigi-gigi di mulut dan pencernaan kimiawi oleh enzim-enzim yang ada di saluran pencernaan. Berikut ini adalah urutan sistem pencernaan manusia dan fungsinya:
a) Mulut Di dalam rongga mulut inilah makanan mulai dicerna, baik secara mekanis maupun secara kimiawi. Di dalam rongga mulut terdapat alatalat yang membantu berlangsungnya proses pencernaan seperti gigi, lidah, dan kelenjar air lur. Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan dan kelenjar air liur mengandung enzim amilase (ptialin) yang berfungsi untuk mencerna polisakarida (amilum) menjadi disakarida.
b) Kerongkongan (Esofagus) Organ ini berfungsi untuk menghubungkan mulut dengan lambung. Panjang kerongkongan ± 20 cm dan lebar ± 2 cm. Kerongkongan dapat melakukan gerak peristaltik, yaitu gerakan melebar, menyempit, bergelombang, dan meremas-remas agar makanan terdorong ke lambung. Di kerongkongan, zat makanan tidak mengalami pencernaan.
c) Lambung (Ventrikulus)
Lambung berupa kantung yang terletak di dalam rongga perut di sebelah kiri. bagian-bagian lambung dibagi menjadi tiga daerah, yaitu: a) Kardiak adalah bagian lambung yang paling pertama untuk tempat masuknya makanan dari kerongkongan (esofagus) b) Fundus adalah bagian lambung tengah yang berfungsi sebagai penampung makanan serta proese pencernaan secara kimiawi dengan bantuan enzim. c) Pilorus adalah bagian lambung terakhir yang berfungsi sebagai jalan keluar makanan menuju usus halus.
Di dalam lambung terjadi pencernaan secara kimiawi yang disekresikan dalam bentuh getah lambung. Sekresi getah dipacu oleh hormon gastrin. Getah ini tersusun dari: a) HCl ; membunuh mikroorganisme dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. b) Pepsin : merubah protein menjadi molekul yang lebih kecil (pepton). c) Renin : merubah kaseinogen pada susu menjadi kasein. Selanjutnya kasein digumpalkan oleh in Ca2+. d) Lipase : merubah lemak menjadi asam lemak dam gliserol. e) Musin : protein yang berfungsi untuk melicinkan makanan. Setelah makanan dicerna di dalam lambung, makanan ini berubah menjadi bentuk seperti bubur atau disebut kim (chyme). d) Usus Halus (Intestinum)
Usus halus merupakan saluran terpanjang yang terdiri dari tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Panjang usus halus sekitar 6 hingga 8 meter yang dibagi menjadi 3 bagian, yakni: duodenum (± 25 cm); jejunum (± 2,5 m); dan illeum (± 3,6 m).
Di duodenum bermuara kantung empedu dari hati (hepar) dan pankreas. Kantung empedu mensekresikan empedu yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. Sementara pankreas menghasilkan getah pankreas yang tersusun dari: a) Amilase/amylopsin : memecah amilum menjadi disakarida. b) Tripsinogen
: akan diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin
yang berfungsi merubah protein menjadi asam amino. c) Lipase : memecah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol. d) NaHCO3 : memberi suasana pH menjadi basa. Di usus halus juga diproduksi enzim enterokinase dan erepsinogen. Enterokinase adalah enzim yang mengubah tripsinogen menjadi tripsin dan mengubah erepsinogen menjadi erepsin. Tripsin dan erepsin berfungsi untuk mencerna protein menjadi asam amino. Hasil pencernaan selanjutnya akan menuju ke usus penyerapan (ileum). Di dalam usus ini, sari-sari makanan akan diserap melalui jonjot-jonjot usus atau vili dan selanjutnya akan diedarkan ke seluruh tubuh. Khusus untuk hasil pencernaan lemak tidak diangkut lewat pembuluh darah melainkan melalui pembuluh getah bening. e) Usus Besar (Colon)
Usus besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang memiliki tambahan usus yang berupa umbai cacing (appedix). Usus besar terdiri dari tiga bagian yaitu bagian naik (ascending), mendatar (tranverse), dan menurun (descending). di usus besar tidak terjadi pencernaan. Semua sisa makanan akan dibusukkan dengan bantuan bakteri E. coli dan diperoleh vitamin K. Di bagian akhir usus besar terdapat rektum yang bermuara ke anus untuk membuang sisa makanan.
d. Etiologi Gangguan Pencernaan Beberapa faktor penyebab gangguan pada sistem pencernaan disebabkan antara lain, pola makan yang salah, infeksi bakteri dan mikroba atau infeksi cacing, dan karena adanya kelainan pada alat pencernaan makanan baik pada saluran maupun kelenjarnya, pada salurannya artinya pada organ yang dilalui makanan ada gangguan misalnya ada tumor / kanker , infeksi , pelebaran pembuluhnya atau ada materi yang macet di saluran itu , sedang pada organ kelenjar yang tidak dilalui makanan namun membantu pencernaan, kelenjar itu misalnya terkena infeksi , terkena kanker dll. Beberapa gangguan tersebut antara lain: a) Karies : Terjadi dalam rongga mulut pada gigi yang tidak terawat. Karies terjadi karena adanya penumpukan sisa makanan pada gigi yang difermentasikan oleh bakteri menyebabkan lubang pada gigi. b) Sariawan : Diawali dengan timbulnya luka kecil dalam rongga mulut. Bil tidak segera disembuhkan, sariawan dapat mengganggu pencernaan
makanan
di
dalam
mulut.
Pencegahannya
dilakuakan
dengan
mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup. c) Apendisitis : terjadinya peradangan bagian apendiks (umbai cacing) karena infeksi bakteri. d) Diare : Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi ( bahkan ada kasus yang mempercepat dehidrasi ini misalnya muntaber) e) Enteritis : Peradangan pada usus halus atau usus atau usus besar karena infeksi oleh bakteri. f) Konstipasi atau sembelit : Gejalanaya sulit buang air besar karena penyerapan air di kolon terlalu banyak g) Ulkus ( radang lambung ) : Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu. h) Parotitis ( gondong ) Peradangan pada kelenjar parotis karena infeksi virus. i) Kanker lambung Penyakit ini disebabkan oleh konsumsi alcohol yang berlebihan, merokok, dan sering mengkonsumsi makanan berbahan pengawet. j) Kolitis ( radang usus besar ) Gejalanya berupa diare, kram perut, atau konstipasi, bahkan dapat terjadi luka atau pendarahan di usus k) Peritonitis : merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
l) Kolik adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri m)Gastritis/ Maag akibat dari produksi HCl yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. ini akan diperparah jika ada gesekan kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. e. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi Menurut Hidayat (2009), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu: a) Pengetahuan Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan yang bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi. b) Prasangka Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Misalnya disaerah, tempe yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan makan yang layak untuk dimakan karena masyarakat mengaggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka. c) Kebiasaan Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga dpaat mempengaruhi status gizi. Misalnya, beberapa di daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis 6 remaja. Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang sangat baik, serta larangan makan ikan bagi anak-anak karena di anggap mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.
d) Kesukaan Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurang variasi makanan, sehingga tubuh tidak memproleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini banyak orang-orang yang mengonsumsi makanan cepat saji dan lain-lain yang di konsumsi secara berlebihan. Makanan tersebut dapat berdampak buruk bagi kesehatan karena tidak memiliki asupan gizi yang baik. e) Ekonomi Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan satis gizi karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mempu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah. f. Pengukuran Antropometri Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung menilai status gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh seseorang. Dengan demikian, antropometri merupakan indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP. Antropometri dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.
Konsumsi
merupakan
faktor
makanan
lingkungan
dan yang
kesehatan
(adanya
mempengaruhi
infeksi)
antropometri
(Aritonang, 2013). Keunggulan antropometri antara lain prosedurnya sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat. Tepat dan akurat karena dapat dibakukan, dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu dan dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan gizi (Istiany dkk, 2013). Kelemahan antropometri antara lain yaitu tidak
sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Kesalahan ini terjadi karena latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat atau kesulitan pengukuran (Istiany dkk, 2013). Dibandingkan dengan metode lainnya, pengukuran antropometri lebih praktis untuk menilai status gizi (khususnya KEP) di masyarakat. Ukuran tubuh yang biasanya dipakai untuk melihat pertumbuhan fisik adalah berat badan (BB), tinggi badan (TB), lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala (LK). Ada beberapa penilaian status gizi dapat diterapkan yaitu: a) skrining atau penapisan, adalah status gizi perorangan untuk keperluan rujukan dari kelompok atau puskesmas dalam kaitannya dengan suatu tindakan atau intervensi b) pemantauan pertumbuhan yang berkaitan dengan kegiatan penyuluhan c) penilaian status gizi pada kelompok masyarakat yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil suatu program sebagai bahan perencanaan suatu program. g. Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi a) Pengkajian Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien. Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, tujuan, nilai, dan gaya hidup yang dilakukan klien (Potter & Perry, 2005). Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah sebagai berikut: 1. Riwayat makanan Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makanan, frekuensi makanan, jenis makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang disukai, dan masalah pencernaan dan alergi. 2. Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam hal kemampuan makan, antara lain kemampua mengunyah, menelan dan makan sendiri tanpa bantuan rang lain. 3. Pengetahuan tentang nutrisi Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien tentang nutrisi. 4. Nafsu makan dan jumlah asupan. 5. Tingkat aktivitas. 6. Pengonsumsi obat dan masalah pencernaan 7. Pengukuran antropometri o Berat badan ideal : (TB - 100) ± 10% o Lingkar pergelangan tangan o Lingkar lengan atas (MAC): Nilai normal: Wanita: 28,5 cm Pria : 28,3 cm
o Lipatan kulit pada otot trisep (TSF): Nilai normal: Wanita: 16,518 cm Pria : 12,5- 16,5 cm b) Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakseimbangan
nutrisi
:
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
berhubungan dengan asupan diet kurang Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Batasan karakteristik: - Enggan makan - Asupan makanan kurang dari recommended daily allowance (RDA) - Kurang minat pada makanan - Tonus otot menurun - Cepat kenyang setelah makan 2. Mual berhubungan dengan rasa makanan/ minuman yang tidak enak
Definisi: Suatu fenomena subjektif tentang rasa tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau lambung, yang dapat atau tidak mengakibatkan muntah. Batasan karakteristik: - Keengganan terhadap makanan - Sensasi muntah - Peningkatan salivasi - Intervensi Keperawatan c) Intervensi Keperawatan 1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet kurang Tujuan dan kriteria hasil NOC: 1) Hasrat/ keinginan untuk makan tidak terganggu 2) Intake makanan meningkat 3) Intake nutrisi meningkat Intervensi NIC: 1) Tentukan status gizi pasien dan kemapuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi 2) Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien 3) Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien 4) Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut sebelum makan 5) Ciptakan
lingkungan
yang
yang
optimal
pada
saat
mengkonsumsi makanan (misalnya, bersih, berventilasi, santai, dan bebas dari bau yang menyengat). 6) Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak di kursi, jika memungkinkan 7) Tawarkan makanan ringan yang padat gizi 8) Pastikan diet mencakup makanan tinggi kandungan serat untuk mencegah konstipasi
9) Monitor kalori dan asupan makanan 10) Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan 11) Anjurkan pasien untuk memantau kalori dan intake makanan (misalnya, buku harian makanan) 2. Mual berhubungan dengan rasa makanan/ minuman yang tidak enak Tujuan dan Kriteria hasil NOC: 1) Tidak ada penurunan asupan cairan 2) Tidak ada penurunan asupan makanan 3) Tidak ada penurunan selera makan 4) Tidak ada perubahan status nutrisi 5) Tidak ada penurunan berat badan 6) Tidak ada gejala malaise Intervensi NIC: Manajemen mual: 1) Dorong pasien untuk memantau pengalaman diri terhadap mual 2) Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi mual sendiri 3) Lakukan penilaian lengkap terhadap mual, termasuk frekuensi, durasi, tingkat keparahan, dan faktor- faktor pencetus, dengan menggunakan alat (pengkajian) seperti Self-Care Journal, Timbangan Analog Visual, Duke Descriptive Scales, dan Rhodes Index Of Nausea and Vomitting (INV) Form 2 4) Dapatkan riwayat lengkap perawatan sebelumnya 5) Dapatkan riwayat diet pasien seperti makanan yang disukai dan yang tidak disukai, serta preferensi makanan yang terkait budaya 6) Evaluasi dampak dari pengalaman mual pada kualitas hidup (misalnya, nafsu makan, aktivitas, prestasi kerja, tanggung jawab peran, dan tidur)
7) Identifikasi faktor- faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap mual (misalnya obat- obatan dan prosedur 8) Pastikan bahwa obat antienemik yang efektif diberikan untuk mencegah mual, bila memungkinkan 9) Kendalikan
faktor-
membangkitkan
faktor
mual
lingkungan
(misalnya
yang
bau
mungkin
yang
tidak
menyenangkan) 10) Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup untuk memfasilitasi pengurangan mual 11) Lakukan
kebersihan
mulut
sesering
mungkin
untuk
meningkatkan kenyamanan, kecuali hal ini merangsang mual 12) Monito asupan makanan terhadap kandungan gizi dan kalori 13) Timbang berat badan secara teratur Manajemen Muntah: 1) Kaji emesis terkait dengan warna, konsistensi, akan adanya darah, waktu dan sejauh mana kekuatan emesis 2) Ukur atau perkirakan volume emesis 3) Identifikasi faktor- faktor yang dapat menyebabkan atau berkontribusi terhadap muntah (misalnya obat- obatan dan prosedur 4) Pastikan bahwa obat antienemik yang efektif diberikan untuk mencegah muntah, bila memungkinkan 5) Kendalikan
faktor-
membangkitkan
faktor
muntah
lingkungan (misalnya
yang
bau
mungkin
yang
tidak
menyenangkan) 6) Posisikan untuk mencegah inspirasi 7) Pertahankan jalan nafas lewat mulut 8) Berikan kenyamanan selama episode muntah (misalnya kain dingin pada dahi, sponge wajah, atau menyediakan pakaian kering bersih).
9) Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit 10) Dorong istirahat 11) Timbang secara teratur 12) Ajarkan penggunanan teknik nonfarmakologi untuk mengelola muntah (misalnya biofeedback, hipnosis, relaksasi, imajinasi terbimbing, terapi musik, ditraksi, akupresur).