Pengertian Morfologi.docx

  • Uploaded by: Inces Bulan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengertian Morfologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,668
  • Pages: 7
A. PENGERTIAN MORFOLOGI Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani “morphe” yang digabungkan dengan “logos”. Morphe berarti bentuk dan logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphed dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Jadi, morfologi adalah suatu ilmu tatabahasa yang mempelajari tentang seluk beluk bentuk kata. Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata. Berikut kami sajikan pula pengertian morfologi menurut para ahli: -

-

-

Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik (Ramlan, 1987: 21). Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yakni morfem (Kridalaksana, 1993: 51). Morfologi adalah bagian dari tatabahasa yang membicarakan bentuk kata (Keraf, 1984: 51). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapatlah dinyatakan bahwa morfologi adalah bidang linguistik, ilmu bahasa, atau bagian dari tatabahasa yang mempelajari morfem dan kata beserta fungsi perubahanperubahan gramatikal dan semantiknya.

Bila kita terdengar arus ujaran seperti “Dody menyelesaikan pekerjaan itu”. Bentukan-bentukan yang terdapat dalam arus ujaran di atas semula belum dapat dipahami maksud dan tujuannya. Setelah kita pisahkan arus ujaran sesuai dengan bentuknya, maka menjadi Dody menyelesaikan pekerjaan itu. Tapi hasil pemisahan unsur bentuk kata menyelesaikan dan pekerjaan masih dapat dipecah lagi menjadi unsur-unsur men-, selesai, kan dan pe-, kerja, -an. Unsur-unsur selesai dan kerja serta unsur-unsur dody dan itu tidak dapat dipecah lagi. Unsurunsur tersebut dapat langsung membina kalimat seperti dody selesai kerja. Pengertian dalam memecah-mecahkan unsur bentukan inilah yang dipelajari

dalam morfologi. Dan ruang lingkup morfologi mencakup morfem, morf, dan alomorf.

B. IDENTIFIKASI MORFEM Morfem berasal dari kata “morphe” yang berarti bentuk kata dan “ema” yang berarti membedakan arti. Jadi sederhananya, morfem itu suatu bentuk terkecil yang dapat membedakan arti. Berikut pengertian morfem menurut beberapa ahli: -

-

Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna (Chaer, 1994: 146). Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil; misalnya (ter-), (di-), (pensil), dan sebagainya adalah morfem (Kridalaksana, 1993: 141). Morfem adalah kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya (Keraf, 1984: 52). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa morfem tidak lain adalah satuan bahasa atau gramatik terkecil yang bermakna, yang dapat berupa imbuhan atau pun kata.

Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat kita lakukan dengan menggabungkan morfem itu dengan kata yang mempunyai arti leksikal. Jika penggabungan itu menghasilkan makna baru, berarti unsur yang digabungkn dengan kata dasar itu adalah morfem. Contoh: -

-

Kata baik dengan kata membaik, jadi dengan kata menjadi, dan sebagainya. Kata baik mempunyai arti berbeda dengan kata membaik, karena kata baik terdiri dari satu morfem, sedangkan kata membaik terdiri dari dua morfem yaitu morfem terikat berupa me- dan morfem bebas berupa baik. Disini akan berbeda arti yang terkandung di dalamnya. Morfem –an, -di, me-, ter-, -lah, jika digabungkan dengan kata makan, dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan, termakan, makanlah, yang mempunyai makna baru yang berbeda dengan makna kata makan.

Untuk menentukan bahwa sebuah satuan bentuk merupakan morfem atau bukan kita harus membandingkan bentuk tersebut di dalam bentuk lain. Bila satuan bentuk tersebut dapat hadir secara berulang dan punya makna sama, maka bentuk tersebut merupakan morfem. Dalam studi morfologi, satuan bentuk yang

merupakan morfem diapit dengan kurung kurawal ({ }) kata kedua menjadi {ke} + {dua}. C. MORF DAN ALOMORF 1. Morf Morf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata kenai adalah morf; morf adalah ujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men- adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak (Kridalaksana, 1993: 141). Jadi, sederhananya morf itu adalah nama untuk sebuah bentuk yang belum diketahui statusnya. 2. Alomorf Alomorf adalah variasi bentuk morfem terikat yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang dimasukinya, atau bisa juga dikatakan nama untuk bentuk tersebut kalau sudah diketahui statusnya. Dengan kata lain alomorf adalah perwujudan konkret (di dalam penuturan) dari sebuah morfem. Jadi setiap morfem tentu mempunyai almorf, entah satu, dua, atau enam buah. Contohnya, morfem: me-, mem- men-, meny-, meng-, dan menge-. Dalam merumuskan alomorf ini, kita harus tahu lebih dulu morfem terikat apa yang melekat pada kata dasarnya. Untuk merealisasikan masalah tersebut, maka harus disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Contoh-contoh alomorf dibawah ini: ·

·

ber-,

ber-

be-

bel-

berjalan

bekerja

belajar

berlari

berenang

-

me-,

me-

men-

melacak

mendaki

melarikan

mencari

meng-

meny-

mengoreksi

menyapu

menggoreng

menyanyi

memmembeli mempercayai

·

pe-

pe-

pen-

pem-

pelari

pendatang

pembeli

penyanyi

pencari

peng-

pel-

pengemudi

pelajar

pengendara

pelacur dan sebagainya.

pembanjak

Bentuk linguistik di atas dapat berwujud morfem, morf, alomorf, kata, bahkan ada yang lebih tinggi tatarannya yaitu frasa, klausa dan kalimat. Kelompok terakhir ini tidak dibicarakan pada bab ini. Oleh sebab itu, bentukbentuk diatas terdiri atas satuan-satuan yang lebih kecil dan masih ada hubungan arti. D. KLASIFIKASI MORFEM 1. Apabila ditinjau dari segi bentuknya dapat dibedakan menjadi: A. Morfem Bebas. Morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti tanpa harus dihubungkan dengan morfem lain. Semua kata dasar tergolong sebagai morfem bebas. Misalnya buku, pensil, meja, rumah dan sebagainya. Contoh-contoh di atas dikatakan morfem karena merupakan bentuk terkecil yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai arti. Apabila bentuk itu kita pecah lagi, sehingga menjadi bu- ku, me- ja, pen- sil, ru- mah, dan seterusnya, maka bentuk bu- dan bentuk ku tidak mempunyai arti. Dengan demikian bentuk buku, meja, pensil dan rumah tidak dapat dipecah lagi. Bentuk yang demikian itilah yang disebut morfem bebas. B. Morfem Terikat Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti. Makna morfem terikat baru jelas setelah morfem itu dihubungkan dengan morfem yang lain. Semua imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta kombinasi awalan dan akhiran) tergolong sebagai morfem terikat. Selain itu, unsur-unsur kecil seperti partikel –ku, -lah, -kah, dan bentuk lain yang tidak dapat berdiri sendiri, juga tergolong sebagai morfem terikat. Morfem terikat apabila ditinjau dari segi tempat melekatnya dapat dibedakan menjadi: Prefiks (awalan)

:

me-, ber-, ter-, di-, ke-, pe-, per-, se-

Infiks (sisipan)

:

-em, -el, er-

Sufiks (akhiran)

:

-an, -i, -kan, -nya, -man, -wati, -wan, -nda

Konfiks (gabungan) :

ke+an, pe+an, per+an, me+kan, di+kan, me+per+kan, di+per+kan, me+per+i, di+per+i, ber+kan, ber+an.

Morfem terikat apabila ditinjau dari asal usulnya, maka dapat dibedakan menjadi: Morfem terikat asli bahasa Indonesia ; lihat contoh-contoh di atas. Morfem terikat dari bahasa asing, misalnya ; Bahasa Jawa

: tuna, tata, daya, wawan, pramu, sarwa.

Bahasa Sansekerta

: pra, swa, maha, pri, wan, man, wati

Bahasa Barat

: is, istis, isme, isasi, if, or, om, us, re, de, di, en, ab, in, eks, mon.

Bahasa Arab

: i, wi, ani, ni, iah, at, mun, mat.

2. Apabila ditinjau dari segi keutuhaannya dapat dibedakan menjadi: A. Morfem Utuh, yaitu morfem yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Contohnya: B.

meja kursi rumah henti juang dan, sebagainya. Morfem Terbagi, yaitu morfem yang merupakan dua bagian yang terpisah atau terbagi. Misalnya, pada kata satuan (satu) merupakan morfem utuh dan (ke-/-an) adalah morfem terbagi. Semua afiks dalam bahasa Indonesia termasuk morfem terbagi.

3. Apabila ditinjau dari segi maknanya dapat dibedakan menjadi: A. Morfem Bermakna Leksikal, yaitu morfem-morfem yang secara inher telah memiliki makna pada dirinya sendiri, tanpa perlu berproses dengan morfem lain. Misalnya, morfem-morfem seperti (kuda), (pergi), (lari), dan sebagainya adalah morfem bermakna leksikal. Morfem-morfem seperti itu sudah dapat digunakan secara bebas dan mempunyai kedudukan yang otonom dalam pertuturan. B. Morfem Tak Bermakna Leksikal, yaitu morfem-morfem yang tidak mempunyai makna apa-apa pada dirinya sendiri sebelum bergabung dengan morfem lainnya dalam proses morfologis. Misalnya, morfemmorfem afiks (ber-), (me-), (ter-), dan sebagainya. 4. Morfem Segmental dan Suprasegmental Perbedaan morfem segmental dan suprasegmental berdasarkan jenis fonem yang membentuknya. Morfem segmental adalah morfem yang dibentuk oleh fonem-fonem segmental seperti morfem {lihat}, {lah}, {sikat}, dan {ber}. Jadi semua morfem yang berwujud bunyi adalah morfem segmental. Sedangkan morfem suprasegmental adalah morfem yang dibentuk oleh unsur-unsur suprasegmenntal seperti tekanan, nada, durasi, dan sebagainya. Misalnya, dalam bahasa Ngbaka di Kongo Utara di benua Afrika, setiap verba selalu disertai dengan petunjuk kala (tense) yang berupa nada. 5. Morfem Beralomorf Zero Dalam linguistik deskriptif, ada konsep mengenai morfem beralomorf zero atau nol (lambangnya berupa Ø), yaitu morfem yang salah satu alomorfnya tidak berwujud bunyi segmental maupun berupa prosodi (unsur suprasegmental), melainkan berupa ”kekosongan”. -

Bentuk tunggal : I have a book ; I have a sheep Bentuk jamak : I have two books ; I have two sheep Kata kini : They call me; They hit me Kata lampau : They called me ; They hit me

Bentuk tunggal untuk book adalah books dan bentuk jamaknya adalah books; bentuk tunggal untuksheep adalah sheep dan bentuk jamaknya adalah sheep juga. Karena bentuk jamak untuk books terdiri dari dua buah morfem, yaitu morfem {book} dan morfem {-s}, maka dipastikan bentuk jamak untuk sheepadalah morfem {sheep} dan morfem {Ø}. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa {Ø} merupakan salah satu alomorf dari morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.

6. Morfem Dasar, Dasar, Pangkal, dan Akar Sebuah morfem dasar dapat menjadi sebuah bentuk dasar atau dasar (base) dalam suatu proses morfologi. Artinya, bisa diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, bisa diulang dalam suatu proses reduplikasi, atau bisa digabung dengan morfem lain dalam suatu proses morfologi. Istilah pangkal (stem) digunakan untuk menyebut bentuk dasar dalam proses infleksi, atau proses pembubuhan afiks infleksi. Misalnya, dalam bahasa Inggris kata books pangkalnya adalah book. Dalam bahasa Indonesia, kata menangisi pangkalnya adalah tangisi. Akar atau (root) digunakan untuk menyebut bentuk yang tidak dapat dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya, kata Inggris untouchables akarnya adalah touch.

Related Documents

Pengertian
June 2020 53
Pengertian
June 2020 50
Pengertian
May 2020 51
Pengertian Hardware.docx
November 2019 31

More Documents from "lisa"

Tak Halusinasi.doc
June 2020 7
Hiragana_cheat_sheet.pdf
December 2019 23
Diskusi Ojek2.docx
November 2019 36
Lesson Plan.pdf
December 2019 13