Pengertian Filsafat.docx

  • Uploaded by: Dhi Na
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengertian Filsafat.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,637
  • Pages: 22
Pengertian Filsafat Secara Umum Kali ini akan diulas tentang pengertian filsafat (filosofi) secara umum, secara etimologi dan definisinya menurut para ahli (filsuf), baik filsuf yang berasal dari barat, timur dan Indonesia. Filsafat adalah kajian masalah umum dan mendasar tentang persoalan seperti eksistensi, pengetahuan, nilai, akal, pikiran, dan bahasa. Pengertian filsafat secara umum bisa diartikan sebagai suatu kebijaksanaan hidup (filosofia) untuk memberikan suatu pandangan hidup yang menyeluruh berdasarkan refleksi atas pengalaman hidup maupun pengalaman ilmiah. Filsafat bisa juga diartikan sebagai ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat sendiri merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan sistem. Namun filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan kehidupan lainnya oleh karena memiliki obyek tersendiri yang sangat luas. Filsafat juga merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaanpercobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, harus dan mutlak diperlukan logika berpikir dan

logika bahasa. Logika adalah sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filsafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak disamping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tertsentuholeh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptic yang mempertanyakan segala hal. Setelah membahas sekilas mengenai definisi filsafat (filosofi), maka dapat disimpulkan bahwa filsafat memiliki hubungan dengan upaya menemukan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang ada melalui penggunaan kemampuan akal secara optimal. Kebenaran yang dihasilkan oleh pemikiran filsafat adalah jawaban dalam bentuk gagasan atau ide. Adapun tujuan dari filsafat adalah untuk memperoleh kebenaran yang bersifat dasar dan menyeluruh dalam sistem yang konseptual. Filsafat menghasilkan pula kebenaran yang bersifat abstrak, spekulatif akan tetapi tidak mampu mengetahui bagaimana cara mengadakannya.

Pengertian Filsafat Secara Etimologi Secara etimologis, kata filsafat memiliki arti yang sepadan dengan kata falsafah dalam bahasa Arab atau kata philosphy dalam bahasa Inggris, atau kata philoshopie dalam bahasa Prancis dan Belanda, atau philoshophier dalam bahasa

Jerman. Semua kata tersbut berasal dari kata Latin philosophia sebuah kata benda yang merupakan hasil dari kegiatan philoshopien sebagai kata kerjanya. Kata philosphia sendiri berasal dari bahasa Yunani, yakni philein (mencintai) atau philia (persahabatan, atau tertarik kepada…) dan sophos (kebijaksanaan, ketrampilan, pengalaman praktis, dan intelgensi). Kata yang hampir sama dengan philien atau philia dan sophos tersebut juga dijumpai dalam bahasa Latin, yaitu : philos (teman atau sahabat) dan sophia (kebijaksanaan). Dengan demikian, secara etimologis kata filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan kebijaksanaan, atau cinta pada pengetahuan yang bijaksana, atau dapat diartikan pula sebagai cinta secara mendalam akan kebijaksanaan atau cinta sedalam-dalamnya akan kearifan atau cinta secara sungguh-sungguh terhadap pandangan, kebenaran (love of wisdom or love of the vision of truth). Jadi secara etimologis, kata filsafat dapat diartikan sebagai cinta atau kecenderungan akan kebijaksanaan.

Pengertian Filsafat Menurut Para Ahli Kerana luasnya lingkungan pembahasan mengenai ilmu filsafat ini, maka para filsuf atau ahli filsafat baik dari barat maupun timur berbeda beda dalam mendefiniskan mengenai apa itu filsafat. Untuk lebih jelasnya, simak berikut ini pengertian filsafat menurut para ahli dan pakar filsuf secara lengkap.

Menurut Cicero Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan ). Menurut Aristoteles Filsafat adalah memiliki kewajiban untuk menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu. Menurut Ibnu Sina Hal pertama yang dihadapi seorang filsuf adalah bahwa yang ada berebeda-beda, terdapat ada yang hanya “mungkin ada” Menurut Plato Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli). Menurut Al Farabi Filsafat itu ialah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya. Menurut Thomas Hobbes Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menerangkan perhubungan hasil dan sebab atau sebab dari hasilnya, dan oleh karena itu senantiasa adalah suatu perubahan. Menurut Al-Kindi Filsafat adalah pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia. Ia memberikan pengertian filsafat di kalangan umat Islam membagi filsafat itu dalam tiga lapangan :

Ilmu Fisika (al-ilmu al-tabiyyat), merupakan tingkatan terendah; Ilmu Matematika (al-ilmu al-riyadil), tingkatan tengah; Ilmu Ketuhanan (al-ilmu ar-rububiyyat), tingkatan tertinggi. Menurut Johann Gotlich Fickte Filsafat merupakan ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu umum, yang jadi dasar segala ilmu. Filsafat membicarakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu untuk mencari kebenaran dari seluruh kenyataan. Menurut Imanuel Kant Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan yaitu metafisika, etika agama dan antropologi. Yaitu, Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika) Apakah yang boleh kita kerjakan? (dijawab oleh etika) Sampai dimanakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama) Apakah yang dinamakan manusia? (dijawab oleh anthroposlogi) Menurut Paul Nartorp Filsafat sebagai ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya. Menurut Harold H. Titus Harold membagi pengertian filsafat sebagai berikut, Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi;

Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan; Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat. Menurut Bertrand Russel Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalahmasalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu. Menurut Stephen R. Toulmin Filsafat adalah Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur

pengamatan,

pola-pola

penggantian

perhitungan,

pra-anggapan-pra-anggapan

dan

perbinacangan,

metode-metode metafisis,

dan

seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika. Menurut Rene Descartes Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya. Menurut Francis Bacon Filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani semua pengetahuan sebagai bidangnya.

Menurut Dr. A. C Ewing Mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi, hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan poko filsafat. Menurut Fichte Menyebut filsafat sebagai Wissenschafslehre : ilmu dari ilmu-ilmu, yakni ilmu yang umum, yang menjadi dasar segala ilmu. Menurut John Dewey Filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungakap mengenai perjuangan manusia secara terus meners dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap kecenderungan-kecenderungan ilmiah dan cita-cita politi yang baru dan tidak sejalan dengan wewenang yang diakui. Menurut Dr. M. J. Langeveld Pengertian Filsafat sebagai ilmu kesatuan yang terdiri atas tiga lingkungan masalah: ”lingkungan masalah keadaan (metafisika manusia, alam dan seterusnya) ”lingkungan masalah pengetahuan (teori kebenaran, teori pengetahuan, logika)” lingkungan masalah nilai (teori nilai etika, estetika yang bernilai berdasarkan religi). Menurut Kattsoff Bahwa pengertian filsafat menurut Kattsoff adalah sebagai berikut Filsafat adalah berpikir secara kritis, Filsafat adalah berpikir dalam bentuk yang sistematis. Filsafat menghasilkan sesuatu yang runtut.

Filsafat adalah berpikir secara rasional. Filsafat bersifat komprehensif. Menurut Henderson Filsafat diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar akarnya mengenai segala sesuatu yang ada. “philosophy means the attempt to conceive and present inclusive and systematic view of universe and man’s in it” Menurut Roger Garaudy Bahwa pengertian filsafat yang berbeda beda itu wajar, akan tetapi filsafat tidak memberi sarana sarana, akan tetapi mengajukan pertanyaan tentang tujuan dan tentang makna makna. Menurut Berling Pengertian filsafat adalah pemikiran yang bebas, di ilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang muncul dari pengalaman pengalaman (experience). Menurut Walter Kuffman Bahwa pengertian filsafat adalah pencarian akan kebenaran dengan pertolongan fakta-fakta dan argumentasi argumentasi, tanpa memerlukan kekerasan dan tanpa mengetahui hasilnya terlebih dahulu. Menurut Verhoeven Filsafat adalah meradikalkan keheranana ke segala penjuru. Menurut Anton Bakker Bahwa filsafat memiliki tempat dan kedudukan yang khusus. Filsafat meliputi semua dimensi ilmu ilmu lain, tidak hanya sebatas satu bidang saja atau lapisan kenyataan. Oleh karena itu, filsafat bersifat total. Filsafat mempelajari sesuatu

yang menjadi objek formalnya menurut sebab-sebab yang mendasar (per ultima causas). Menurut John Brubacher Bahwa filsafat yang berasal dari kata Yunani filos dan sofia yang berarti cinta kebijaksanaan atau belajar. Lebih dari itu dapat diartikan cinta belajar pada umumnya, dalam proses pertumbuhan ilmu pengetahuan (sains) hanya terdapat dalam apa yang kita kenal dengan filsafat. Untuk alasan ini sering kita katakan bahwa filsafat adalah induk atau ratu ilmu pengetahuan. Menurut Dogobel Runes Bahwa filsafat berasal dari kata Yunani philein, Cinta; sophia, kebijaksanaan (Gr. philein= to love, sophia=wisdom) asalnya penjelasan rasional dari sesuatu (=the most general science) prinsip prinsip umum yang menerangkan segala fakta, dalam pengertian ini tidak dibedakan dengan sains. Menurut Soetrionon dan Rita Hanafie Pengertian filsafat secara umum adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Ilmu pengetahuan tentang hakikat yang menanyakan apa hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu. Menurut Notonegoro Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap tidak berubah, yang disebut hakekat.

Menurut Harun Nasution Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan. Menurut Prof. Dr. N Driyarkara S. J Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan. Menurut Sidi Gazalba Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal. Menurut Prof Drs. Hasbullah Bakry, S.H Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu. Menurut Koento Wibisono Bahwa filsafat dapat didefinisikan dalam satu segi adalah sebagai ilmu yang berusaha memahami hakikat dari sesuatu ‘ada’ yang dijadikan sebagai objek sasarannya, sehingga filsafat merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami apakah hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri.

Menurut Prof. Dr. Ismaun, M.Pd. Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis, fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati. Menurut Prof. Mr. Mumahamd Yamin Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan. Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulankesimpulan yang universal. Menurut Imam Barnadib Bahwa arti filsafat adalah sebagai pandangan menyeluruh dan sistematis. Disebut meyeluruh, karena pandangan filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan, melainkan suatu pandangan yang dapat menembus di balik pengetahuan itu sendiri. Dengan pandangan seperti ini akan terbuka kemungkinan untuk menemukan hubungan pertalian antara semua unsur yang dipertinggi, dengan mengarahkan perhatian dan kedalaman mengenai kebijakan. Dikatakan sistematis, karena filsafat menggunakan berpikir secara sadar, teliti, teratur, sesuai dengan hukum hukum yang ada.

Menurut Darmodihardjo Filsafat sebagai pemikiran dalam usahanya mencari kebijaksanaan dan kebenaran yang sedalam-dalamnya sampai keakar-akarnya (radikal, radik-akar), eratur (sistematis) dan menyeluruh (universal). Menurut Ir. Putjowijatno Filsafat sebagai ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan atas pikiran bela. Menurut Pudjo Sumedi AS., Drs.,M.Ed. & Mustakim, S.Pd.,MM Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani: ”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti: ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab.

Cabang – Cabang Filsafat Filsafat memiliki cabang-cabang yang berkembang sesuai dengan persoalan filsafat yang mana filsafat timbul karena adanya persoalan-peersoalan yang di hadapi oleh manusia. Setelah adanya persoalan-persoalan tersebut maka muncullah cabang-cabang filsafat. Diantaranya adalah sebagai berikut:

Epistemologi (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah

cabang filsafat yang

berkaitan

dengan

asal,

sifat,

karakter

dan

jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang safat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya,macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan. Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan,pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.

Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Estetika

berasal

dari

bahasa Yunani αἰσθητικός (aisthetikos,

yang

berarti

“keindahan, sensitivitas, kesadaran, berkaitan dengan persepsi sensorik”), yang mana merupakan turunan dari αἰσθάνομαι (aisthanomai, yang berarti “saya melihat, meraba, merasakan”).Pertama kali digunakan oleh filsuf Alexander Gottlieb Baumgarten pada 1735 untuk pengertian ilmu tentang hal yang bisa dirasakan lewat perasaan.

Etika (Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafatyang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy). Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapatpendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan(studi penggunaan nilainilai etika).

Agama adalah filsafat yang membuat agama menjadi objek pemikirannya. Dalam hal ini, filsafat agama dibedakan dari beberapa ilmu yang juga mempelajari agama, seperti antropologi budaya, sosiologi agama dan psikologi agama. Kekhasan ilmu ilmu itu adalah bahwa mereka bersifat deskriptif

Metafisika adalah salah satu cabang Filsafat yang mempelajari dan memahami mengenai penyebab

segala

sesuatu

sehingga

hal

tetrtentu

menjadi

ada.

Sebenarnya disiplin filsafat metafisika telah di mulai semenjak zaman Yunani kuo. Mulai dari filosof-filosof alam sampai Aristoteles (284-322 SM). Aristoteles sendiri tidak pernah memakai istilah metafisika. Aristoteles menyebut sesuatu yang mengkaji hal-hal yang sifatnya diluar fisika sebagai filsafat pertama (prote philosophia) untuk membedakannya dengan filsafat kedua yaitu disiplin yang mengkaji hal-hal yang bersifat fisika. Metafisika berasal dari bahasa yunani ta meta ta physica yang artinya “yang datang,setelah fisika”. Metafisika sering disebut sebagai disiplin filsafat yang terumit dan memerlukan daya abstraksi sangat tinggi (ibarat seorang mahasiswa untuk mempelajarinya menghabiskan beribu-ribu ton beras), ber-metafisika membutuhkan enersi intelektual yang sangat besar sehingga membuat tidak semua orang berminat menekuninya.

Pendidikan merupakan

ilmu filsafat yang

mempelajari

hakikat

pelaksanaan

dan pendidikan. Bahan yang dipelajari meliputi tujuan, latar belakang, cara, hasil, dan hakikat pendidikan. Metode yang dilakukan adalah dengan menganalisa secara kritis struktur dan manfaat pendidikan. Filsafat pendidikan berupaya untuk memikirkan permasalahan pendidikan. Salah satu yang dikritisi secara konkret adalah relasi antara pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu yang sering dibicakan dewasa ini adalah pendidikan yang menyentuk aspek pengalaman. Filsafat

pendidikan

berusaha

mengenai kebijakan pendidikan, sumber daya

menjawab

pertanyaan

manusia,teori kurikulum

dan

pembelajaran serta aspek-aspek pendidikan yang lain.

Ilmu dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Ilmu alam, adalah filsafat yang berusaha untuk menjelaskan kejadian alam, sifat sifatnya dan hukum hukumnya secara teoritis dan menyeluruh. Pada masa lalu filsafat alam tidak dapat dipisahkan dengan ilmu ilmu eksakta. Filsafat alam adalah ilmu ilmu eksakta itu sendiri bagi orang Yunani atau dia adalah ilmu alam yang menjadi lawan dari etika, metafisika, dan estetika. Pada masa itu filsafat alam mencakup isi buku buku yang dikarang oleh aristoteles yang membahas tentang kehidupan dengan berbagai bentuknya, ada juga yang membahas tentang kejadian benda dan kehancurannya, ada juga yang memuat studi ilmiah tentang

binatang. Selain itu filsafat alam juga mencakup holyzoisme, yaitu teori yang memandang bahwa alam semesta adalah sesuatu yang hidup dan berakal. 2. Ilmu sosial, merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana upaya untukmencari sebuah kebenaran dengan menggunakan akal budi mengenai hakekat ilmu sosial, sebab sebab munculnya, asal usul ilmu dengan cara cara yang sistematis, koheren dengan metode tertentu. Yang mana dalam sebuah ilmu itu terdapat permasalahan – permasalaan yang harus dicari kebenarannya. Salah satu pembahasan dalam ilmu sosiologi ada yang disebut dengan perilaku sosial dimana dapat dikupas dengan cara pandang filsafat ilmu sosial. Dalam sebuah masyarakatperilaku sosial sudah mendarah daging dan bahkan perilaku tersebut ialah warisan turun temurun dari nenek moyang, namun kebenaran dari perilaku tersebut masih ada yang diragukan sehingga perlu dicari kebenarannya yang sesuai dengan akal budi.

Hukum adalah cabang filsafat yang membicarakan apa hakekat hukum itu, apa tujuannya, mengapa dia ada dan mengapa orang harus tunduk kepada hukum. Disamping menjawab pertanyaan masalah-masalah umum abstrak tersebut, filsafat hukum juga membahas soal-soal kongkret mengenai hubungan antara hukum dan moral (etika) dan masalah keabsahan berbagai macam lembaga hukum. Kajian tentang filsafat hukum merupakan studi yang sifatnya mendasar dan komprehensif dalam ilmu hukum. Hal ini karena filsafat hukum merupakan landasan bagi hukum positif yang berlaku di suatu negara, demikian halnya dalam pengaturan HAM. Landasan filsafat negara sangat menentukan bagaimana pola pengaturan HAM di

negara yang bersangkutan, apakah negara itu berpaham liberalis, sosialis maupun Pancasialis. Pancasila sebagai philosophische gronslag bangsa Indonesia merupakan dasar dari filsafat hukum Pancasila yang selanjutnya menjadi dasar dari hukum dan praktek hukum di Indonesia. perenungan dan perumusan nilainilai filsafat hukum juga mencakup penyerasian nilai-nilai, misalnya penyerasian antara ketertiban dengan ketentraman, antara kebendaan dengan keakhlakan, dan antara kelanggengan dengan konservatisme dengan pembaharuan (purnadi purbacaraka&soerjono soekanto 1979:11).

Matematika adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat, dasardasar, dan dampak-dampak matematika. Tujuan dari filsafat matematika adalah untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan untuk memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia. Sifat logis dan terstruktur dari matematika itu sendiri membuat pengkajian ini meluas dan unik di antara mitra-mitra bahasan filsafat lainnya. Tema-tema yang sering diperbincangkan di antaranya: Apakah sumber pokok bahasan matematika? Apakah status ontologisdari entitas-entitas matematika? Apakah yang dimaksud dengan objek matematika? Apakah sifat/karakter dari proposisi matematika? Apakah kaitan antara logikadan matematika?

Sejarah merujuk pada aspek teoritis sejarah dalam dua pengertian. Sudah menjadi kebiasaan untuk membedakan filsafat kritis sejarah dengan filsafat spekulatif sejarah. Filsafat kritis sejarah adalah aspek “teori” dari disiplin ilmu sejarah akademis, dan berkaitan dengan permasalahan seperti asal-usul bukti sejarah, sejauh mana objektivitasdapat dilakukan, dan sebagainya. Filsafat spekulatif sejarah adalah bidang filsafat tentang signifikansi hasil, jika ada, dari sejarah manusia. Lebih

lanjut,

teori

ini

berspekulasi

mengenai

kemungkinan

akhir teologis terhadap perkembangannya-yaitu, mempertanyakan apakah ada prinsip-prinsip desain, tujuan, atau petunjuk; atau finalitas dalam proses sejarah manusia. Bagian dari Marxisme, misalnya, merupakan filsafat spekulatif sejarah. Contoh lainnya adalah “historiosofi”, istilah yang dikenalkan pada 1838 oleh August Cieszkowski untuk menjelaskan pemahamannya atas sejarah. Meski terdapat beberapa tumpang tindih, keduanya biasanya dapat dibedakan; sejarawan profesional modern cenderung skeptis mengenai filsafat spekulatif sejarah.

Politik adalah

cabang

ilmu

dari filsafat yang

mempelajari

tema-tema

seperti politik, kebebasan, keadilan, hak milik, hak, hukum, pemerintahan, dan penegakan hukum oleh otoritas. Beberapa pertanyaan utama dalam ilmu filsafat politik antara lain

adalah; apa yang melegitimasi otoritas suatu pemerintahan, hak-hak dan kebebasan apa saja yang dimiliki warga negara dan harus dilindungi oleh pemerintah, dan apa saja tugas warga negara dalam pemerintahan. Beberapa filsuf

dalam bidang filsafat politik yang penting pada era modern adalah Thomas Hobbes, Machiavelli, John Locke, Jean-Jacques Rousseau, John Rawls, Jurgen Habermas.

Ciri-Ciri Filsafat Seorang ahli logika bernama Clarence I. Lewis mengatakan bawah filsafat adalah suatu proses refleksi dari bekerjanya akal yang di dalam prosesnya terkandung berbagai kegiatan. Adapun ciri-ciri pemikiran filsafat adalah sebagai berikut: 1. Bersifat Universal Pemikiran filsafat cenderung bersifat universal (umum) dan tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus. Misalnya pemikiran tentang manusia, keadilan, kebebasan, dan lain-lain. 2. Tidak Faktual Dalam hal ini, tidak faktual adalah sesuatu yang spekulatif dengan membuat berbagai dugaan yang masuk akal tentang suatu hal, namun tanpa bukti karena telah melampaui batas dari fakta-fakta ilmiah. 3. Berhubungan dengan Nilai Menurut C. J. Ducasse, pengertian filsafat adalah upaya manusia untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta yang disebut dengan penilaian. Dalam hal ini penilaian yang dimaksud adalah sesuatu yang baik dan buruk, susila dan asusila, dimana akhirnya filsafat menjadi suatu usaha untuk mempertahankan nilai-nilai.

4. Berhubungan dengan Arti Mengacu pada poin 3, sesuatu yang memiliki nilai tentunya memiliki arti. Itulah sebabnya para filsuf menciptakan berbagai kalimat yang logis dan bahasa yang tepat (ilmiah), agar ide-idenya sarat dengan arti.

5. Implikatif Pemikiran filsafat selalu terdapat implikasi (akibat), sehingga diharapkan akan dapat melahirkan pemikiran baru yang dinamis dan menyuburkan intelektual.

Tujuan Filsafat Keberadaan filsafat dapat membantu persoalan manusia di berbagai bidang kehidupan. Mengacu pada pengertian filsafat, adapun tujuan filsafat adalah sebagai berikut: 1. Agar manusia menjadi lebih terdidik dan memiliki pengetahuan, serta mampu menilai hal-hal di sekitarnya secara objektif. 2. Agar manusia menjadi lebih bijaksana dalam menjalani kehidupannya. 3. Agar

manusia

memiliki

pandangan

yang

luas

dan

terhindar

dari

sifat egosentrisme. 4. Agar manusia dapat berpikir sendiri, memiliki pendapat sendiri, mandiri secara rohani, dan dapat bersikap kritis.

5. Agar manusia dapat mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga dapat memahami sumber, hakikat, dan tujuan ilmu. 6. Agar manusia memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan ilmu pengetahuan di berbagai bidang. 7. Agar tenaga pengajar dan siswa memiliki pedoman dalam mendalami suatu ilmu pengetahuan, khususnya untuk membedakan persoalan ilmiah dan non-ilmiah. 8. Agar para ilmuwan terdorong untuk mendalami dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Related Documents

Pengertian
June 2020 53
Pengertian
June 2020 50
Pengertian
May 2020 51
Pengertian Hardware.docx
November 2019 31

More Documents from "lisa"

Pengertian Filsafat.docx
August 2019 29
Foro 4.docx
May 2020 14
Atonia Uteri.docx
October 2019 52
Proposal Itha.docx
October 2019 39