Pengertian Debu

  • Uploaded by: Dewi Santika
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengertian Debu as PDF for free.

More details

  • Words: 1,246
  • Pages: 6
Pengertian Debu Debu adalah partikel zat kimia padat yang terbentuk akibat adanya kekuatan

alami

atau

mekanis

seperti

pengolahan,

penghancuran,

penghalusan, pengepakan secara cepat, peledakan dan sejenisnya dari suatu benda organis maupun anorganis, misalnya batubara, kayu, bijih logam, kapur, dan batu. Sifat debu tersebut adalah tidak berflokulasi (tidak menggumpal) kecuali jika ada gaya tarikan elektris, tidak berdifusi, dan dapat mengendap akibat adanya gaya gravitasi bumi (Suma’mur, 2011). Menurut definisi IUPAC (1990), selain karena

aktifitas mekanis

manusia, debu dapat tersebar di udara karena adanya kekuatan alam seperti angin dan letusan gunung berapi. Partikel debu tersebut biasanya berdiameter antara 1 – 100 µm. Lewis (1998) mendefinisikan debu berdasarkan ukuran dan sifatnya yaitu partikel kering yang halus atau bubuk yang ringan sehingga dapat melayang-layang di udara dalam beberapa waktu. Partikel debu berdiameter < 10 µm dan mempunyai sifat toksik dapat berbahaya jika terhirup dalam saluran pernapasan. Sedangkan dalam ilmu pencemaran udara, debu difinisikan sebagai partikel yang

paling berpengaruh besar terhadap

pencemaran udara. Sifat kimia dan sifat fisik debu tidak berbeda dengan zat asal debu tersebut. Debu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut (Pudjiastuti, 2002): 1.

Dapat mengendap, yaitu debu mengendap ke permukaan tanah atau benda karena adanya gaya gravitasi bumi. Namun, untuk debu yang berukuran relatif sangat kecil cenderung tetap melayang di udara.

2.

Permukaannya basah, yaitu permukaan debu dilapisi oleh air yang sangat tipis. Hal ini berhubungan dengan sifat debu lainnya yaitu dapat menggumpal.

3.

Dapat menggumpal, yaitu cenderung menempel satu sama lain bila kelembaban udara di atas titik saturasi dan adanya turbulensi di udara.

4.

Mempunyai listrik statis, yaitu sifat listrik yang dapat menarik partikel lain yang berlawanan. Hal tersebut juga mempermudah debu untuk menggumpal.

5.

Bersifat opsis, yaitu partikel yang basah/lembab dapat memancarkan sinar yang dapat terlihat dalam ruangan gelap.

Jenis-Jenis Batubara Terdapat empat jenis batubara dimana perbedaan dari keempat jenis tersebut adalah berdasarkan jenis materi tumbuhan penyusun batubara tersebut. Keempat jenis batubara itu antara lain: 1.

Lignite, yaitu batubara berwarna coklat kehitaman dan paling lembab sehingga tingkat panas yang dihasilkan rendah. Jumlah batubara jenis lignite ini paling besar di dunia.

2.

Sub-Bituminous, yaitu batubara berwarna hitam yang mengandung kelembaban 15 – 30%. Jenis ini kurang mudah terbakar dibandingkan jenis bituminous.

3.

Bituminous, yaitu jenis batubara yang paling umum dan penting bagi industri karena nilai panas dan kulitas karbon batubara jenis ini paling bagus.

4.

Anthracite, yaitu batubara berwarna hitam yang terletak di bagian bumi paling dalam dibandingkan jenis batubara yang lain. Jumlah batubara

anthracite paling sedikit, konsentrasi karbonnya paling

tinggi, dan nilai panasnya juga tinggi. Kadar debu yang dihasilkan antar jenis batubara berbeda-beda sesuai batubaranya.

Jenis

lignite

merupakan

yang

tingkatan umur paling

banyak

menghasilkan debu, sedangkan yang paling sedikit menghasilkan debu adalah jenis anthracite (Government of Alberta, 2010). Pengembangan Teknologi Batubara Bersih. Berdasarkan dampak lingkungan oleh emisi gas buang dari penggunaan batubara, dan tidak terhindarinya pemanfaatan batubara untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat, penerapan teknologi

pengurangan emisi polutan dari penggunaan batubara tersebut perlu dipertimbangkan. Teknologi tersebut biasa disebut sebagai teknologiteknologi batubara bersih atau Clean Coal Technologies (CCT). Teknologi tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat proses produksi energi pada saat penerapannya, yang meliputi teknologi-teknologi precombustion; combustion; dan post-combustion; serta coal conversion. Dalam precombustion technologies, sulfur dan semua kotoran bahan pencemar dibuang sebelum batubara dibakar. Pada combustion technologies, tehnik-tehnik yang menerapkan pencegahan terjadinya emisi polutan dalam boiler ketika sedang terjadinya proses pembakaran. Sementara itu postcombustion technologies, gas buang yang ke luar dari boiler diberi perlakuan untuk dikurangi kandungan polutannya. Terahir, coal conversion, yaitu pengubahan batubara ke dalam bentuk gas atau cair yang dapat dibersihkan dan dipergunakan sebagai bahan bakar. 1.

Teknologi Sebelum Pembakaran (Precombustion). Batubara dikenal sebagai bahan bakar fosil yang kotor, sehingga

sebelum dibakaratau dipergunakan, batubara tersebut perlu dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu. Tujuan utama dari proses pencucian sebelum pembakaran tersebut adalah untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran terutama kandungan sulfur yang secara organik tidak terikat pada batubara. Pencucian batubara tersebut juga dapat memperbaiki kandungan panas, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pembangkitan. Proses pembersihan batubara tersebut secara luas dapat mengurangi emisi sulfur secara berarti dari pembakaran batubara. Secara

tradisional,

teknologi

pembersihan

batubara

sebelum

pembakaran tersebut terdiri atas dua cara, yaitu pembersihan secara fisik (physical cleaning) dan pembersihan secara kimia (chemical cleaning). Sementara itu, cara baru dari teknologi pembersihan batubara tersebut adalah pembersihan batubara secara biologi (biological cleaning) yang berkembang sejalan dengan kemajuan tehnik mikroba dan enzym untuk

mengeluarkan sulfur dan abu dari batubara. Secara rinci teknologiteknologi sebelum pembakaran tersebut adalah sebagai berikut. Physical Cleaning Physical cleaning atau pembersihan batubara secara fisik sebelum pembakaran dilakukan dengan cara memecahkan batubara ke dalam bongkahan yang lebih kecil, kemudian batubara tersebut dipisahkan dari kotoran seperti partikelpartikel tanah, batu, dan pyrit dengan cara dicuci. Kotoran tersebut dapat dipisahkan dari batubara didasarkan pada perbedaan kerapatan atau karakteristik fisik lainnya. Proses pembersihan fisik tersebut hanya dapat membersihkan batubara dari kotoran yang secara organik atau kimia tidak terikat pada batubara seperti partikel tanah, batu, dan pyrite (pyritic sulfur). Metoda pembersihan batubara secara fisik tidak bisa menghilangkan sulfur yang secara organik terikat dengan batubara, juga tidak bisa membuang nitrogen dari batubara.

Pembersihan batubara secara fisik

diperkirakan dapat membuang 30-50% dari pyritic sulfur dan sekitar 60% dari abu mineral dalam batubara 3 & 7). Sekarang ini masih sedang dikembangkan metoda pembersihan batubara secara fisik yang lebih maju yang lebih efisien. Peningkatan efisiensi dengan metoda baru tersebut dapat dicapai melalui penghancuran batubara menjadi butiran yang lebih halus lagi, sehingga lebih banyak lagi piryte dan kotoran lainnya dilepaskan dari batubara. Pemanasan batubara (coal thermal treatment) dapat dilakukan untuk mengurangi kandungan air dan memodifikasi karakteristik permukaan untuk menghindari reabsorption (penyerapan kembali). Proses tersebut diharapkan dapat memisahkan sampai 90 persen pyritic sulfur dari batubara di masa datang 3). Chemical/Biological Cleaning Chemica/biological cleaning adalah pembersihan batubara secara kimia maupun biologi yang dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang terikat secara organik (organic sulfur) pada batubara. Pembersihan batubara secara kimia yang menunjukkan hasil menjanjikan adalah molten caustic

leaching. Tehnik tersebut memakai suatu bahan kimia natrium atau kalium panas yang dapat melumerkan sulfur dan bahan mineral lainnya dari batubara. Sementara itu pembersihan batubara secara biologi adalah suatu cara

pembersihan

batubara

dari

kotoran

organic

sulfur

dengan

menggunakan bakteri atau enzym untuk ”memakan” sulfur dalam batubara tersebut. Para ilmuwan optimis bahwa menghilangkan sulfur sampai 90 persen dapat membuat keekonomian pembersihan batubara secara biologi lebih memungkinkan di masa datang 3 &7). 4.2. Teknologi Selama Proses Pembakaran (Combustion). Pembersihan batubara pada saatpembakaran merupakan cara menghilangkan bahan pencemar dari batubara ketika batubara tersebut sedang dibakar. Hal tersebut dapat dicapai melalui pengendalian parameter pembakaran seperti bahan bakar, udara atau oksigen, dan temperatur. Beberapa tehnik dipergunakan untuk menghilang-kan emisi SO2 atau membatasi NOx pada saat pembakaran yang secara ber-samaan dapat juga memperbaiki efisiensi panas.

Furnace Sorbent Injection (FSI). FSI adalah suatu teknik sederhana untuk menghilangkan sulfur melalui penginjeksian bahan penghisap (sorbent) seperti kapur ke dalam tungku (furnace) pembakaran batubara, sehingga hasilnya bereaksi untuk membentuk calsium sulfat (CaSO4) yang kemudian dikumpulkan bersama abu terbang (fly ash) di dalam alat pengendalian partikel. FSI dengan penginjeksian kapur tersebut dapat menghilangkan 35 sampai dengan 55% SO2 3). Masalah utama dalam pengembangan teknologi ini secara komersial antara lain pengelolaan jumlah reaktif, tingginya limbah alkaline (sorben yang bercampur dengan abu); serta dampak dari tambahan jumlah limbah dan perubahan karakteristik flue gas pada peralatan pengendalian partikel. Peralatan tersebut dapat ditingkatkan unjuk kerjanya dengan menggunakan humidification

(pelembaban)

dari

campuran

flue-gas

dan

sorbent.

Keuntungan utama cara FSI adalah rendahnya biaya investasi (capital cost),

yaitu sekitar US $60 sampai US $100 per kilowatt. Namun biaya keseluruhan pembuangan sulfur dengan cara ini lebih tinggi daripada biaya yang sama melalui flue gas desulfurization (FGD) atau clean coal technology lainnya.

Related Documents

Pengertian Debu
August 2019 25
Debu Kay367761
May 2020 19
Pengertian
June 2020 53
Debu In Wilderness.docx
December 2019 20
Pengertian
June 2020 50
Pengertian
May 2020 51

More Documents from "zahir"