PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL • PERKEMBANGAN EMOSI A. Pengertian Emosi Emosi adalah Suatu keadaan yang kompleksi dapat berupa perasaan / pikiran yang di tandai oleh perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang. Menurut para ahli Pengertian Emosi : 1. Menurut Goleman Bahasa “emosi” merujuk pada suatu perasaan atau pikiran. Pikirin khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta rangkaian kecenderungan untuk bertindak”. 2. Menurut Syamsuddin Mengemukakan “emosi” merupakan suatu suasana yang komplek dan getaran jiwa yang meyertai atau muncul sebelum atau sesudah terjadinya suatu perilaku.” B. Mekanisme Emosi Proses terjadinya emosi dalam diri seseorang menurut Lewis and Rose Blum ada 5 tahapan yaitu : 1. Elicitors Yaitu : adanya dorongan peristiwa yang terjadi. Contoh : Peristiwa banjir, gempa bumi maka timbullah perasaan emosi seseorang. 2. Receptors Yaitu : Kegiatan yang berpusat pada sistem syaraf. Contoh : Akibat peristiwa banjir tsb maka berfungsi sebagai indera penerima. 3. State Yaitu : Perubahan spesifik yang terjadi dalam aspek fisiologi. Contoh : Gerakan reflex atau terkejut pada sesuatu yang terjadi. 4. Experission Yaitu : Terjadinya perubahan pada Rasiologis. Contoh : Tubuh tegang pada saat tatap muka. 5. Experience Yaitu : Persepsi dan inter individu pada kondisi emosionalnya. Menurut Syamsuddin Kelima komponen tadi digambarkan dalam 3 variabel yaitu : 1. Variabel Stimulus < Rangsangan yang menimbulkan Emosi
2. Variabel Organismik < Perubahan fisiologis yang terjadi saat mengalami emosi 3. Variabel Respon < Pada sambutan ekspresik atas terjadinya pengalaman emosi
C. Fungsi Emosi Fungsi dan peranan pada perkembangan anak yang dimaksud adalah : 1. Merupakan bentuk komunikasi. 2. Emosi berperan dalam mempengaruhi kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya. 3. Emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan. 4. Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat menjadi satu kebiasaan. 5. Ketegangan emosi yang di milik anak dapat menghambat aktivitas motorik dan mental anak. D. Jenis Emosi Menurut Stewart at all mengutarakan perasaan senang, marah, takut dan sedih sebagai basic emotions. 1. Senang ( gembira ) Pada umumnya perasaan gembira dan senang di ekspresikan dengan tersenyum (tertawa) . Pada perasaan gembira ini juga ada dalam aktivitas pada saat menemukan sesuatu, mencapai kemenangan. 2. Marah Emosi marah dapat terjadi pada saat individu merasa terhambat, frustasi karena apa yang hendak di capai itu tidak dapat tercapai. 3. Takut Perasaan takut merupakan bentuk emosi yang menunjukkan adanya bahaya. 4. Sedih Dalam kehidupan sehari – hari nak akan merasa sedih pada saat ia berpisah dari yang lainnya. Dari ke empat emosi dasar tadinya dapat berkembang menjadi berbagai macam emosi yang di klafikasikan kedalam kelompok emosi positif dan emosi negative. Contoh dari Emosi positif dan negatif yang dikemukan oleh Reynold tersebut adalah : Emosi Positif : Humor (lucu) , Joy, kesenangan, rasa ingin tahu, kesukaan. Emosi Negatif : Tidak sabaran, rasa marah, rasa cemburu, rasa benci, rasa cemas, rasa takut. Kesimpulan : “ Bahwa perkembangan emosi bias terjadi atau timbul kapan saja, emosi dapat mempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
Contoh : Dalam permainan menjadi tidak menyenangkan, akan timbullah pertengkaran, Anak akan dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi merasa aman dan nyaman dalam lingkungan “.
• PERKEMBANGAN SOSIAL Menurut para ahli pengertian perkembangan social : 1. Menurut Plato Adalah : Secara pontensi ( fitrah manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial). 2. Menurut Syamsuddin Mengungkapkan “Sosialisasi adalah proses belajar untuk menjadi makhluk social 3. Menurut Loree “Sosialisasi merupakan suatu proes dimana individu anak melatih kepekaan dirinya terhadapan rangsangan – rangsangan social terutama tekanan – tekanan dan tuntutan kehidupan serta belajar bergaul dengan bertingkah laku seperti orang lain didalam lingkungan social. 4. Menurut Muhibin Mengatakan bahwa perkembangan sosial merupakan proses pembentukan pribadi dalam masyarakat. 5. Menurut Hurlock Bahwa perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan social. “Sosialisasi “ adalah Kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma nilai atau harapan sosial“.
• PROSES PERKEMBANGAN SOSIAL Proses sosialisasi ini terpisah, tetapi saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Menurut Hurlock antara lain : 1. Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang tepat diterima di masyarakat. 2. Belajar memainkan peran sosial yang ada dimasyarakat. 3. Mengembangkan sikap / tingkah laku social terhadap individu lain dan aktivitas sosial yang ada di masyarakat. Berdasarkan ke-3 tahap proses sosial ini individu dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Individu sosial . 2. Individu non sosial. Dalam perkembangan sosial tadi adapula individu yang intro vert dan extro vert.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA TAMAN KANAK – KANAK Pada masa awal kanak – kanak fase ini merupakan saat ketidakseimbangan dimana anak mudah terbawa ledakan – ledakan emosional sehingga sulit di bombing diarahkan. - Menurut Hurlock perkembangan emosi ini mencolok pada anak usia 2,5 thn 3,5 thn dan 5,5 thn - 6,5 thn.
-
A. Ciri Utama Reaksi Emosi Pada Anak Karakteristik reaksi emosi antara lain : 1. Reaksi emosi anak sangat kuat Dalam hal kekuatan, makin bertambahnya usia anak, dan semakin bertambah matangnya emosi anak maka anak akan semakin terampil dalam memilih dan milih kadar keterlibatan emosionalnya. 2. Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang di inginkannya. Bagi anak usia 4 – 5 tahun dalam hal ini tidak dapat diterima oleh lingkungannya. Semakin emosi anak berkembang menuju kematangannya maka mereka akan belajar untuk mengontrol diri dan memperlibatkan reaksi emosi dengan cara yang dapat di terima lingkungan. 3. Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi lain 4. Reaksi emosi bersifat individual
5. Keadaan anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan.
-
B. Bentuk Reaksi Emosi Pada Anak - Bentuk reaksi emosi yang di miliki anak sama dengan orang dewasa. Perbedaannya hanya terletak pada penyebab tercetusnya reaksi emosi dan cara untuk mengekspresikan. - Adapun beberapa bentuk emosi umum terjadi pada awal masa kanak – kanak yang di kemukakan oleh Hurlock adalah : 1. Amarah Marah sering terjadi sebagai reaksi terhadap frustasi, sakit hati dan merasa terancam. Menurut Hurlock reaksi marah pada umumnya bias di bedakan menjadi 2 kategori besar yaitu : a. Marah yang implusif ( agresi ) b. Marah yang terhambat ( dikendalikan / ditahan ) 2. Takut Reaksi takut sering diperlihatkan dengan gejala fisik yaitu : mata membelalak, menangis, sembunyi, atau memegang orang, diam tidak bergerak. - Menurut Hurlock berkenaan dengan rasa takut ia mengemukakan adanya reaksi emosi yang berdekatan dengan reaksi takut, yaitu shyness atau rasa malu , embarrass ment. a. Shyness atau malu adalah reaksi takut yang di tandai dengan rasa segan berjumpa dengan orang yang di anggap asing. b. Embarras ment ( merasa sulit, tidak mampu, atau malu melakukan sesuatu ) merupakan reaksi takut akan penilaian orang lain pada dirinya. c. Khawatir timbul disebabkan oleh rasa takut yang dibentuk oleh pikiran anak sendiri d. Anciety ( cemas ) adalah perasaan takut sesuatu yang tisak jelas dan dirasakan oleh anak sendiri karena sifatnya subjektif. 3. Cemburu Adalah reaksi normal terhadap hilangnya kasih sayang. - Menurut Hurlock reaksi ini meliputi pengunduran diri kearah bentuk perilaku yang infantile seperti : mengompol, mengisap jempol, makanan yang aneh – aneh, kenakalan yang umum, perilaku merusak. 4. Ingin Tahu Rasa ingin tahu yang besar merupakan perilaku khas anak pra sekolah. 5. Iri hati Iri hati pada saat anak merasa tidak memperoleh perhatian yang di harapkan. 6. Senang Adalah emosi yang menyenangkan. 7. Sedih Perasaan sedih adalah emosi yang sangat menyedihkan
8. Kasih sayang Adalah emosi positif yang sangat penting keberadaannya menjadi dari berbagai macam perilaku emosi dan kepribadian yang sehat. Kesimpulan : Karakteristik perkembangan emosi anak ini mencolok pada anak usia 2,5 – 3,5 tahun dan 5,6 tahun. Bahwa emosi pada anak awal masa kanak – kanak mempunyai bentuk emosi yaitu Amarah, Takut, Cemburu, Rasa ingin tahu, Iri hati, senang / gembira, Sedih, Kasih Sayang. Contoh : Amarah Anak akan marah apabila ia sedang bermain dengan temanya maka mainan itu diambil oleh temannya maka mainan itu diambil oleh temannya maka ia akan marah, maka timbul lah reaksi sakit matinya.
C. -
Pengembangan Sosial Melalui Tahapan Bermain Sosial Aktivitas bermain bagi seorang anak yang memiliki peranan yang cukup besar dalam mengembangkan kecakapan sosialnya sebelum anak mulai berteman dan anak akan menyiapkan mainan dalam menghadapi pengalaman sosialnya. Sikap yang perlu dikembangkan melalui kegiatan bermain antara lain :
1. Sikap Sosial Dimana cara bermain mendorong anak untuk meningkatkan pola berpikir egosentrisnya. 2. Belajar berkomunikasi Agar anak dapat bermain dengan baik bersama orang lain, anak harus bisa mengerti sifat dan pergaulan teman – temannya. 3. Belajar mengorganisasi Pada waktu anak bermain bersama orang lain, anak juga berkesempatan belajar “berorganisasi” 4. Lebih menghargai orang lain dan perbedaan – perbedaan 5. Menghargai harmoni dan kompromi. -
Perkembangan tingkat bermain ini akan terus berkembang sesuai dengan berkembangnya keterampilan sosial yang di miliki anak.
Menurut Patmonodewo menjelaskan ada 5 tingkatan dalam bermain sosial yaitu : 1. Bermain Solitaire Anak – anak bermain dalam satu ruangan, mereka tidak saling mengganggu dan tidak saling memperhatikan. 2. Bermain sebagai penonton / pengamat Pada tahap ini anak mulai peduli terhadap teman – temannya yang bermain sisatu ruangan ia pun masih bermain sendirian. 3. Bermain parallel Pada tahap ini anak bermain bersama dengan mainan yang sama dalam satu ruangan. 4. Bermain Asosiatif Yaitu permainan yang melibatkan beberapa orang anak, namun belum terorganisasi. 5. Bermain kooperatif Dilakukan secara berkelompok masing – masing anak memiliki peran untuk mencapai tujuan permainan. Kesimpulan : “ Bahwa Sosialisasi merupakan proses melatih kepekaan diri terhadap rangsangan sosial yang berhubungan dengan tuntutan social sesuai dengan norma, nilai, dan harapan sosial. “ Aktivitas bermain bagi seorang anak memiliki peranan yang cukup besar dalam mengembangkan kecakapan sosialnya sebelum anak mulai pada tahap berteman.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA TAMAN KANAK - KANAK A.
Karakteristik Dan Ciri Tingkah Laku Sosial Dalam perkembangan sosial anak terdapat beberapa cirri dalam setiap periode. Ciri - ciri tersebut adalah : 1. Periode bayi Untuk usia 1-2 bulan anak belum mampu untuk membesarkan objek dan benda. 5-6 bulan Usia ini bayi mulai tersenyum dengan bayi lain 12 bulan Anak belum mengenal larangan 24 bulan Anak sudah membantu melakukan aktivitas sederhana 2. Periode pra sekolah Adapun ciri – ciri sosialisasi periode pra sekolah adalah sbb :
1.
a. memebuat kontak social dengan orang di luar rumahnya b. dikenal dengan istilah pregang age c. hubungan dengan orang dewasa d. hubungan dengan teman sebaya e. 3-4 tahun mulai bermain bersama 3. Periode Usia Sekolah Minat terhadap kelompok makin besar, mulai mengurangi keikutsertaannya pada aktivitas keluarga. Penaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini : a. membantu anak untuk belajar bersama dengn orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok b. membantu anak mengembangkan nilai – nilai sosial lain diluar nilainya c. membantu mengembangkan kepribadiannyang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan Menurut Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa kanak – kanak yaitu sbb : 1. kerja sama 2. persaingan 3. kemurahan hati 4. hasrat akan penerimaan social 5. simpati 6. empati 7. ketergantungan 8. sikap ramah 9. meniru 10.perilaku kedekatan B. Tahapan Penerimaan Sosial Perkembangan sosial yang di alami anak adalah proses penerimaan social. Berkenan dengan penerimaan sosial Hurlock mengemukakan beberapa tahapan (stage) dalam penerimaan kelompok teman sebaya adalah sbb : A.Reward Cost Stage Pada stage ini ditandai adanya harapan yang sama, aktivitas yang sama dan kedekatan 2. A. Normative Stage Pada stage ini ditandai oleh dimilik nilai yang sama, sikap terhadap aturan, dan sanksi yang diberikan biasanya terjadi pada anak kelas 4 dan 5 3. An Emphatic Stage Pada Stage ini di miliknya pengertian, pembagian minat, self disclosure adanya kedekatan yang mulai mendalam diatas kelas 6 Kesimpulan : Perkembangan sosial anak mempunyai ciri dari periode bayi periode pra sekolah, periode usia sekolah. Pada usia periode bayi pada tahap
ini sangat membutuhkan kepercayaan kepada orang lain terutama ibunya untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar anaknya. Dalam perkembangan sosial mempunyai proses penerimaan sosial dalam penerimaan kelompok teman sebaya.
KETERKAITAN PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL DENGAN PERKEMBANGAN LAINNYA - Keterkaitan Perkembangan Sosial Emosional Dengan Fisik, Mental Dan Psikolog Anak A. Mengenali Sosial Emosional Kaitannya Dengan Fisik, Mental, Dan Psikologis Anak •
Tampilan emosi merupakan suatu bentuk komunikasi atau dengan kata lain ekspresi emosi memungkinkan anak bersosialisasi dalam suatu linkungan sosial yang di masukinya.
•
Bagi sesorang pembimbing dan orang tua sangat penting mengetahui cara mudah dan dapat untuk mengenali gejala emosi dan perilaku sosial anak serta dampak - dampaknya, adalah agar tidak preventif dan
interventif dapat segera dilakukan jika di temukan hal – hal yang tidak sesuai harapan (penyimpangan) •
1.
Kemampuan sederhana yang perlu dikuasi oleh orang tua dan guru dalam mengenali perilaku sosial emosional anak, kaitannay dengan perkembangan fisik, mental, dan psikologi anak diantaranya sbb :
kemampuan mendekati anak dalam keadaan apapun
2. kemampuan mengamati atau mengobservasi berbagai karakter emosi dan perilaku sosial anak 3. kemampuan dan keterampilan dalam merekam, mencatat dan membuat prediksi – prediksi tentang perbuatan apa yang akan menyertai 4.
untuk mendukung kemampuan guru atau bersifat objektif
B. Bentuk – Bentuk Hubungan Sosial Emosional Dengan Fisik, Mental Dan Psikologis - kemampuan sosial emosional anak ternyata sangat erat kaitannya dengan perkembangan fisik dan mental sangat erat kaitannya dengan perkembangan fisik dan mental - salah satu gambaran proses dan hasil penelitian tentang pengaruh perubahan emosi terhadap perubahan fisik (jasmani) individu dapat di peroleh berdasarkan penelitian yang dilakukan conan (syamsu yusuf) - menurut penelitian conan menunjukkan bahwa perkembangan emosi dan perubahan yang nyata akan berpengaruh atau menyebabkan perubahan pada berbagai dimensi fisik. -
Pengaruh emosi terhadap perubahan fisik
Jenis emosi 1. Tepesona
Perubahan fisik 1. Reaksi elektris pada kulit
2. Marah
2. Peredaraan darah bertambah cepat
3. Terkejut
3. Denyut jantung bertambah cepat
4. Kecewa
4. Bernapas panjang
5. Sakit / marah 6. Takut / tegang 7. Takut
5. Pupil mata membesar 6. Air liur mengering 7. Berdiri bulu roma
8. Tegang menegang
8. Pencernaan terganggu otot – otot
• Pengaruh emosi pada fisik mental seseorang akan membawa pada melemahnya kemampuan mengingat C. Mengarahkan polo hubungan positif sosial, emosional dengan perkembangan fisik mental dan psikologis - Hal yang penting dari pola hubungan positif sosial, emosional digeneralisasi oleh para pendidik terutama guru, pembimbing, dan orang tua ternyata emosi dengan segala karakteristiknya dapat mempengaruhi tubuh dalam melakukan berbagai tindakan • Akibat umum terjadi karena kurangnya stimulasi kasih saying pada anak – anak ialah keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan fisik •
Emosi anak yang terlantar akan mempengaruhi perkembangan motorik anak diantaranya perkembangan kemampuan untuk duduk, berdiri dan berjalan menjadi terhambat. Keadaan ini cenderung menimbulkan malasuai apabila disertai kondisi lain yang tidak menyenangkan anak menjadi tidak bahagia, bahkan sampaikan pada perilaku anti sosial, kepribadian, psikopatis, psikonerosis atau bentuk tertentu dari psikonerasis seperti sehizophrenia. Sikap memberontak pada fase perkembangan (remaja) perkawinan dan pekerjaan serta sikap buruk terhadap hokum pada masa dewasa.
Kesimpulan : Bahwa emosi anak dengan segala ekspresinya merupakan sumber penilaian diri dan sosial anak Hubungan dan pengaruh dan perkembangan sosial emosional terhadap perkembangan fisik, mental, individu khususnya anak Secara tunggal maupun perilaku emosi yang menyatu dengan perkembangan sosial dan perkembangan lainnya
Keterkaitan kehidupan
sosial
emosional
anak
dengan
aktivitas
dan
mengenali sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan anak •
Untuk beraktivitas fisik, mental, maupun aktivitas psikologi
yang melibatkan ketiga cara terkoordinsi dalam satu tindakan yang bersamaan •
Titik
penting
emosi
mempengaruhi
berbagai
perasaan
seseorang dalam kehidupannya, bias berupa perasaan nikmat, puas, menyenangkan, menggembirakan atau sebaliknya, menyebalkan, marah, benci karena emosi. B. Pengaruh terhadap aktivitas dan kehidupan anak diantaranya : 1. kemampuan mendekati anak dalam keadaan apapun 2. kemampuan mengamati atau mengobservasi berbagai karakter emosi dan perilaku sosial anak 3. kemampuan keterampilan dalam merekam, mencatat, dan membuat prediksi 4. guru dan orang tua harus objektif, bertindak sesuai kadar dan tingkatan ekspresi yang ditampilkan anak C. Bentuk hubungan sosial emosional dengan aktivitas kehidupan Pertama : ternyata emosi yang melekat pada seorang anak akan mewarnai pandangannya terhadap kehidupan dan dimensinya Kedua : emosi akan sangat mempengaruhi interaksi sosial seorang anak Ketiga : reaksi emasional apabila diulang – ulang akan berkembang menjadi suatu kebiasaan. D. Mengarahkan hubungan sosial emosional dengan aktivitas dan kehidupan - Tindakan orang tua atau guru dalam membantu, mengarahkan anak agar dapat menyalurkan energi emasionalnya secara tepat
FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK
A. Mengapa Perkembangan sosial Emosional Anak Beragam • Keragaman perkembangan pada di mensi emosi dan sosial tersebut dapat terjadi individu, antar anak dalam kelompoknya, antar jenis kelamin, bahkan dapat terjadi antar unsur yang berbeda dalam setiap diri anak. • Sikap wajar dan memahami berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan anak akan memunculkan sikap – sikap positif dalam memandang kasus – kasus yang menyertai perkembangan emosi dan sosial pada individu atau anak yang berada di lingkungannya. B. Faktor – Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional 1. Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak menurut setiawan jumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak pra sekolah atau tk, bahkan hingga mampu menimbulkan gangguan yang mencemaskan para pendidik dan orang tua faktor – faktor tersebut yaitu meliputi : a. keadaan di dalam diri individu b. konflik – konflik dalam proses perkembangan c. sebab – sebab yang bersumbaer dari lingkungan 2. Untuk memahaminya ketiga faktor utama tersebut akan diuraikan secara satu persatu pasa pembahasan berikut : a. pengaruh keadaan individu sendiri Keadaan diri individu, seperti usia, keadaan fisik, intelegensi, peran seks (Hurlock) dapat mempengaruhi perkembangan emosi individu, perlu adanya tindakan preventif untuk menghindar dampak serius dari pengaruh emosi yang timbuldari dalam diri anak. b. Konflik – Konflik dalam proses perkembangan Didalam menjalani fase – fase perkembangan tiap anak harus melalui beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses tetapi ada juga anak yang mengalami gangguan atau hambatan dalam menghadapi konflik – konflik ini c. Sebab – sebab lingkungan Anak – anak hidup dalam 3 macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan emosi ketiga faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan tersebut adalah 1. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan emosi anak – anak usia pra sekolah 2. Lingkungan sekitarnya Kondisi lingkungan disekitar akan sangat berpengaruh terhadap tingkah laku serta perkembangan emosi dan pribadi anak. Lingkungan yang dapat mempengaruhi emosi pada anak bahkan mungkin menganggunya adalah : a. Daerah yang terlalu padat b. Daerah yang memiliki angka kejahatan tinggi c. Kurangnya fasilitas rekreasi
d. Tidak adanya aktivitas yang di organisasi dengan baik untuk anak 3. Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah yang dapat menimbulkan gangguan emosi yang menyebabkan terjadinya gangguan tingkah laku pada anak yaitu seperti ini : a. Hubungan yang kurang harmonis antara guru dan anak b. Hubungan yang kurang harmonis dengan teman – temannya 2. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak Faktor yang dapat mengganggu proses sosialisasi anak Tk, menurut soetarno berpendapat bahwa ada 2 faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar keluarga menurut Hurlock dengan faktor 3, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak. Penjelasan dari 2 faktor tersebut adalah : a. Faktor lingkungan keluarga Keluarga merupakan kelompok social pertama dalam kehidupan social anak. 1. Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan social anak adalah hal – hal yang berkaitan dengan : Status social ekonomi keluarga Keutuhan keluarga Sikap dan kebiasaan orang tua 2. Ketiga factor kunci tersebut akan dijelaskan satu persatu pada pembahasan berikut a. Status sosial ekonomi keluarga b. Keutuhan keluarga c. Sikap dan kebiasaan orang tua b. Faktor dari luar rumah Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak c. Faktor pengaruh pengalaman social awal Pengalaman social awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya Kesimpulan dari uraian diatas, kalimat kuncinya adalah berilah pra sekolah pengalaman awal sosial ysng bener, bahkan paling benar dan menyenangkan. 3. Selain berbagai faktor diatas yang bersifat umum, faktor yang dianggap dapat menghambat perkembangan sosial anak pra sekolah, menurut (sri maryani Deliana) sbb : 1. Tingkah laku agresif Tingkah laku agresif biasanya mulai tampak sejak usia 2 tahun, tetapi sampai usia 4 tahun tingkah laku ini masih sering muncul, terlihat dari
seringnya anak Tk saling menyerang secara fisik misalnya : mendorong, memukul, atau berkelahi 2. Daya suai kurang Daya suai kurang biasanya disebabkan cakrawala social anak yang relative masih kurang. Masih terbatas pada situasi rumah dan sekolah 3. Pemalu Rasa malu biasanya sudah terlihat sejak anak sudah mengenal orang – orang disekitarnya 4. Anak manja Memanjakan anak adalah suatu sikap orang tua yang selalu mengalah pada anaknya, membatalkan perintah, atau larangan hanya karena anak menjerit, menetang, membantah. 5. Perilaku berkuasa Perilaku berkuasa ini muncul sekitar 3 tahun dan semakin meningkat dengan bertambahnya kesempatan 6. Perilaku merusak Ledakan amarah yang dilakukan oleh anak sering disertai tindakan merusak benda – benda disekitarnya. C. Menyingakapi bebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak Pertama: Perilaku terpenting bagi guru dan orang tua adalah memiliki kesanggupan dan kemampuan yang memadai untuk mengenali anak dan karakteristik perkembangan emosi dan sosialnya. Kedua : Guru dan orang tua harus mampu menciptakan lingkungan yang kondesif dan sesuai tuntutan perkembangan emosi dan sosial anak. Ketiga : Penting bagi guru atau orang tua melengkapi kemampuan dirinya dalam
menghilangkan
dan
menekan
atau
mengeliminasi
factor
penyebab dan hal – hal negative serta perusak perkembangan emosi dan social pada anak pra sekolah.
- Kesimpulan : - bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan social emosional anak adalah perilaku terpenting bagi guru dan orang tua adalah memilki kesanggupan dan kemampuan yang memadai untuk mengenali sosialnya.
anak
dan
karakteristik
perkembangan
emosi
dan
- Guru dan orang tua harus mampu menciptakan lingkungan yang kondusif dan sesuai tuntutan perkembangan emosi dan sosial anak. - Kemampuan
dirinya dalam menhilangkan dan menekan atau
mengeliminasi faktor penyebab dan hal – hal negative serta perusak perkembangan emosi dan social pada anak pra sekolah.
KONDISI PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK Berbagai Kondisi Yang Mempengaruhi Perkembangan Social Emosional Anak -
Menurut
Hurlock
dalam
mengungkapkan
berbagai
kondisi
yang
mempengaruhi perkembangan social emosional anak menyebutkan 3 kondisi utama sbb : 1. Kondisi Fisik Apabila
kondisi keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan
kesehatan yang busuk atau perubahan yang berasal dari perkembangan maka mereka akan mengalami emosi yang sangat meningkat. a. Kesehatan yang buruk, disebabka oleh gizi yang buruk, gangguan pencernaan atau penyakit b. Kondisi yang merangsang seperti kaligata atau eksim c. Setiap gangguan kronis seperti asma atau penyakit kencing manis d. Perubahan kelenajr, terutama pada masa puber 2. Kondisi psikologis Kondisi psikologis dapat mempengaruhi emosi antara lain tingkat inteligensi, tingkat aspirasi dan kecemasan berikut adalah penjelasannya : a. Perlengkapan intelektual yang buruk Anak yang tingkat intelektualnya rendah, rata – rata mempunyai pengendalian emosi yang kurang dibandingkan dengan anak yang pandai pada tingkat umur yang sama. b. Kegagalan mencapai tingkatan aspirasi kegagalan yang berulang – ulang dapat mengakibatkan timbulnya keadaan cemas sedikit atau banyak
c. Kecemasan setelah pengalaman emosi tertentu yang sangat kuat, sebagai contoh akibat lanjutan dari pengalaman yang menakutkan akan sebagai contoh akibatkan anak takut kepada setiap situasi yang dirasakan mengancam 3. Kondisi lingkungan Ketegangan
yang
terus
menerus,
jadwal
yang
ketat,
dan
terlalu
banyaknya pengalaman menggelisahkan yang merangsang anak secara berlebihan akan berpengaruh pada emosi anak . Berikut penjelasannya : a. Ketegangan yang disebabkan oleh pertengkaran dan perselisihan yang terus menerus Pertengkaran
atau
perselisihan
dalam
konteks
interaksi
social,
sebetulnya wajar, tetapi jika terus meneus akan mengakibatkan timbulnya emosi dan akibatnya merusak hubungan social yang wajar, kekesalan yang amat kuat, akan menimbulkan keinginan anak melukai orang
yang
berselisih
dengannya,
bahkan
pada
tingkatan
pengendalian emosi yang rendah, akan muncul keinginan membunuh. b. Ketegangan yang berlebihan serta disiplin yang otoriter Disiplin ini apabila dipaksakan akan menimbulkan dampak buruk bagi pihak yang dikenalnya, lama kelamaan akan timbul keinginan orang tersebut untuk memberontak dan keluar dari aturan norma atau aturan yang ada tersebut. c. Sikap orang tua yang selalu mencemaskan atau terlalu melindungi Melindungi orang yang sangat disayang itu baik, tetapi jika terlampau (over protective) akan mengakibatkan penolakan dari orang yang disayangi dan sesungguhnya sudah menjadi sifat yang alamiah bahwa manusia tidak mau terlampau dilindungi dan diatur oleh pihak luar. d. Suasana otoriter disekolah Guru yang terlalu menuntut atau pekerjaan sekolah yang tidak sesuai dengan kemampuan anak akan menimbulkan kemarahan. Kemudian anak pulang kerumah dalam keadaan kesal. -
Menurut Atang setiawan (1995) faktor penyebab terjadinya gangguan tingkah laku sbb : a. Efek disiplin orang tua yang terlalu ketat
Manusia baik untuk mendisplinkan seseorang jika dilakukan dengan cara memaksa dan menekan tidak akan pernah berhasil, tekanan – tekanan akan melahirkan tekanan maksudnya tekanan disiplin akan ditolak dengan tekanan untuk melanggar jalan terbaik adalah mengembangkan
disiplin
dengan
penuh
pemahaman
dan
kesadaran dan tanggung jawab. b.
Hukuman terhadap respon sosial yang kurang tepat Hukuman itu seharusnya sesuatu yang harus dilakukan pada suatu kesalahan,
tetapi
bagaimana
mengukur
menimbang
dan
menentukan bobot dan jenis hukuman merupakan hal yang yang pelik. Jenis hukuman dan cara menghukum keliru, hukuman itu tidak akan mampu memperbaiki perilaku, tetapi justru akan melahirkan pelanggaran baru karena ketidak puasan pelaksanaan atau penertiban hukum tersebut. c. Konsentrasi pemberian hadiah sebagai ganjaran bagi tingkah laku yang menisolasi diri dari orang lain. Cara ini adalah suatu kekeliruan dalam memahami perilaku yang berguna dan fungsional bagi anak, baik bagi kehidupannya kini maupun esok. Pandangan yang keliru bahwa diam itu emas, sendiri lebih baik dari bergabung dan akan mengakibatkan kekeliruan dalam menilai hakikat sosial dan akan menyertai kekeliruan selanjutnya agar tidak keliru hendaklah pijakn pemberian hadiah diukur dengan cara lain contoh : Prestasi dan Keunggulan. d. Kurangnya kesempatan untuk belajar dan melatih keahlian Berdasarkan kajian sebelumnya, ternyata emosi dan sosial lebih pada suatu bentuk perilaku yang membutuhkan latihan dan pembiasan – pembiasan yang bersifat khusus. Kurangnya latihan akan
mengakibatkan
anak
terbiasa
terhadap
perilaku
yang
kebenarannya hakiki. Penciptaan Kondisi Ideal Bagi Pengembangan Social Emosinal Anak - Pada
usia
pra
sekolah
keadaan
emosi
anak
penuh
dengan
ketidak
seimbangan karena anak –anak mudah keluar dari fokus dalam arti bahwa ia
gampang terbawa ledakan – ledakan emosi sangat menjadikan mereka sulit dibimbing dan diarahkan. - Untuk memicu emosi anak dalam kehidupan sosialnya yang terpenting bagi orang tua atau guru adalah dapat menyediakan kondisi ideal yang dapat mengatasi berbagai hambatan perkembangan emosi maupun perilaku sosial anak secara efektif . - Perkembangan positif dalam konteks perkembangan emosi maksudnya adalah mampu menciptakan dan menyediakan kondisi yang dapat menjamin terkendalinya
ekspresi
emosi
dari
setiap
anak
sehingga
emosi
anak
terlindungi, lebih stabil dan seimbang serta wajar dalam tampilannya, sedangkan terkait dengan pengembangan dimensi sosial anak maksudnya adalah
mampu
anak
melakukan
interaksi
sosial
serta
meningkatkan
keterampilan anak dalm bersosialisasi. - Hal yang terpenting adalah perkembangan emosi dan sosial anak dapat saling terbangaun secara utuh dalam suatu kondisi yang diciptakan seperti disebutkan diatas berbagai keadaan yang dapat merusak perkembangan emosi dan sosial anak dapat di hindarkan. Kesimpulan : “kemampuan mengenali kondisi yang menunjang maupun yang menghambat, diharapkan berdampak pada kemampuan memilih kondisi yang sesuai dengan harapan”. - Pengaruh psikologis yang penting adalah : terkait dengan kerja intelegensi, aspirasi, dan kecemasan. - Untuk menciptakan kondisi yang ideal pada perkembangan emosional anak adalah yang dapat menjamin perkembangan social emosional anak secara positif terkendalinya ekspresi emosi dari setiap anak sehingga emosi anak terlindungi lebih stabil dan seimbang.