Ekstrakurikuler merupakan kegiatan tambahan di sekolah yang bisa dipilih oleh siswa sesuai bakat dan minatnya. Kegiatan ini memiliki banyak manfaat, namun tidak sedikit pula yang menganggap bahwa kegiatan ini justru menyita waktu belajar siswa. Berikut daftar manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa SMA:
Wadah Mengembangkan Bakat Kegiatan ekstrakurikuler bisa menjadi salah satu wadah untuk mengembangkan bakat dan minatmu. Di dalamnya akan ada banyak kegiatan yang berkaitan dengan hobi atau bakat siswa. Misalnya siswa yang menyukai dunia penulisan maka dia bisa memilih ekstrakurikuler jurnalistik, sedangkan siswa yang menyukai tari bisa memilih Seni Tari. Ada banyak ekstrakurikuler lainnya yang bisa dipilih para siswa seperti Seni Musik, Olahraga, Palang Merah Remaja (PMR), Seni Drama, Seni Lukis, Pramuka, Pencak Silat, dan berbagai jenis kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
Melatih Kemandirian dan Tanggung Jawab Di dalam ekstrakurikuler akan banyak agenda kegiatan yang dikelola oleh para siswa. Bergabung dalam kegiatan ini, otomatis akan membuat kamu latihan untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Belajar Berorganisasi dan Bekerja Sama Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler akan memberi pengalaman berorganisasi. Pengalaman berorganisasi tersebut akan sangat bermanfaat untuk persiapan memasuki dunia perkuliahan. Di universitas ada banyak Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bisa dipilih. Jadi, kalau kamu sudah terbiasa berorganisasi sejak di bangku SMA, maka saat mengikuti UKM sudah tidak canggung lagi.
Belajar Bersosialisasi dan Memperbanyak Teman Keuntungan lainnya yang didapat dengan bergabung di dalam kegiatan tambahan yang satu ini yaitu belajar bersosialisasi. Kamu akan memiliki banyak teman yang memiliki hobi atau minat yang sama. Tentu mengasyikkan dong memiliki banyak teman untuk melakukan kegiatan yang disukai?.
Belajar Bekerja Sama Di dalam kegiatan ekstrakurikuler, siswa juga tentu akan belajar bekerja sama dengan anggota lainnya. Tanpa kerja sama yang baik, maka setiap kegiatan yang dilakukan tidak akan bisa berjalan dengan maksimal.
Belajar Manajemen Waktu yang Baik Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berarti waktu belajar dan bermain akan berkurang. Kamu harus pandai mengatur waktu agar tidak ada hal penting yang dikorbankan misalnya nilai sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler memang menyenangkan, namun jangan sampai kamu terlalu terlena oleh aneka kegiatan yang ada di dalamnya hingga lupa belajar untuk mempersiapkan masa depan. Jadi, kamu harus berusaha memanajemen waktu dengan baik agar nilai di sekolah tetap bagus dan ekstrakurikuler tetap berjalan lancar.
Sebagai Sarana Refreshing yang Mendidik Belajar di kelas dan membahas tentang pelajaran melulu tentu akan menimbulkan kebosanan. Nah, kamu bisa refreshing sejenak dengan mengikuti kegiatan ektrakurikuler. Selain menyegarkan pikiran, kamu bisa memperbanyak teman dan mengembangkan hobimu, sangat bermanfaat kan?.
Pembentukan Karakter Di dalam kegiatan ekstrakurikuler, kamu akan dilatih untuk bertanggung jawab, mampu mengatur waktu dengan baik, mandiri serta bekerja sama dengan banyak orang. Hal-hal tersebut tentu akan membantu membentuk karaktermu menjadi pribadi yang baik.
Persiapan Masuk Kuliah Hal-hal yang kamu pelajari selama berkecimpung di dalam kegiatan ekstrakurikuler akan sangat bermanfaat ketika kamu masuk kuliah. Karena telah terbiasa bersosialisasi dan bekerja sama dengan banyak orang, maka kamu tidak canggung lagi saat harus berinteraksi dengan banyak mahasiswa baru yang berasal dari berbagai wilayah dan budaya yang berbeda. Demikian berbagai manfaat kegiatan ekstrakurikuler bagi siswa SM
https://www.educenter.id/manfaat-kegiatan-ekstrakurikuler-untuk-siswa-sma/ manffat lai Bagi anak yang sedang bersekolah, menekuni kegiatan ekstrakurikuler selain pendidikan formal yang mereka dapatkan di kelas merupakan hal yang penting. Kegiatan ini dapat membantu anak mengembangkan potensi diri. Meskipun terkadang sebagai orang tua kita ingin anak-anak fokus pada pendidikan akademisnya, tetapi sesekali kita harus membiarkan mereka untuk memiliki kegiatan lain yang bermanfaat. Karena terus menerus belajar juga tidak baik bagi perkembangan psikologis anak. Jika selalu dipaksa untuk belajar, anak akan mudah bosan dan hal tersebut akan berakibat buruk pada kemampuan mereka dalam menerima pelajaran. Inilah kenapa, membiarkan anak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sangat penting terhadap proses tumbuh kembang mereka. Selain beberapa manfaat di atas, ada 5 manfaat lain kegiatan luar sekolah atau ekstrakurikuler pada anak. Di antaranya adalah, 1. Anak akan belajar cara mengatur waktu Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler anak akan memiliki banyak kegiatan yang menuntut mereka memiliki kemampuan untuk mengatur waktu dengan baik. Ajarkan juga pada anak pentingnya prioritas. Jika terbiasa memiliki banyak kegiatan dan mampu melakukan manajemen waktu yang baik, saat dewasa anak akan tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, berkomitmen, dan bertanggung jawab. 2. Anak akan lebih percaya diri Salah satu tujuan kegiatan ekstrakurikuler adalah untuk mengembangkan potensi dan bakat anak pada satu atau beberapa bidang. Jika anak mampu mengembangkan potensinya dengan baik, secara tidak langsung mereka juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri yang sebelumnya tidak dimiliki. Keahlian dan keterampilan dalam sebuah bidang akan membuat anak merasa mereka istimewa. Perasaan inilah yang membuat rasa percaya diri mereka muncul sehingga kelak anak bisa menjadi pribadi yang tangguh dan tidak takut untuk menunjukkan siapa diri mereka sebenarnya. 3. Anak akan memiliki kemampuan sosial yang baik Menurut Jenny Edmons di bukunya yang berjudul Murdoch University School of Psychology, kegiatan ekstrakurikuler dapat melatih kemampuan anak untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan sekitarnya.
Seperti yang kita tahu, kegiatan ekstrakurikuler biasanya diikuti oleh beberapa siswa dengan latar belakang bakat dan minat yang sama meskipun sekolah atau kelas mereka berbeda. Karena bertemu dengan orangorang baru inilah, secara otomatis anak akan mengembangkan kemampuan mereka untuk bersosialisasi dan berinteraksi. 4. Anak dapat menyalurkan energi dan kreativitasnya Apakah Anda memiliki anak yang terlalu aktif dan lincah? Jika iya, salurkan kelebihan mereka melalui kegiatan ekstrakurikuler yang diminati. Salah satu manfaat kegiatan luar sekolah adalah untuk menyalurkan bakat dan minat anak termasuk di dalamnya energi dan kreativitas yang dimiliki. Jadi meskipun memiliki anak yang aktif, mereka tidak akan tumbuh menjadi pribadi yang bandel karena kita telah menyalurkan kelebihan energi tersebut pada kegiatan yang positif. 5. Anak akan terhindar dari risiko stres Ketika seseorang harus melakukan banyak kegiatan di antara serangkaian rutinitas yang harus dijalani setiap hari, kemungkinan untuk cepat bosan dan menderita stres akan semakin meningkat. Hal ini juga berlaku pada anak-anak. Kegiatan sekolah dan tugas rumah yang padat bisa membuat mereka terkena stres dan depresi. 6. Agar hal ini tidak terjadi, selingi kegiatan-kegiatan wajib tersebut dengan kegiatan ekstrakurikuler yang mereka minati. Melakukan hal yang disukai akan membantu anak melewati hari-hari mereka yang padat dengan hati senang. Karena kegiatan ekstrakurikuler bisa menjadi terapi sekaligus kesempatan untuk bersantai dari rutinitas yang membosankan. 7. Nah, itulah beberapa manfaat kegiatan ekstrakurikuler pada anak. Semoga informasi di atas bermanfaat
https://www.educenter.id/kegiatan-ekstrakurikuler/
Kegiatan Ekstrakurikuler Di Sekolah Dasar dan Menengah Setiap sekolah tentunya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di dalam Kurikulum 2013 adalah pramuka, dan ini adalah contoh kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan oleh pemerintah. Ada beragam lagi kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah-sekolah, seperti kegiatan ekstrakurikuler seni musik, seni lukis, paskibra, peraturan baris-berbaris (PBB), olahraga basket atau futsal, kelompok ilmiah remaja (KIR), dan sebagainya. Nah, tulisan kali ini akan mencoba menguraikan perihal mendasar mengenai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, baik jenjang pendidikan dasar maupun menengah.
Pengertian (Definisi) Kegiatan Ekstrakurikuler Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan kegiatan ekstrakurikuler itu? Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dengan tujuan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa, mengenal hubungan antara berbagai pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya (SK Dirjen Dikdasmen Nomor 226/C/Kep/O/1992). Selain pengertian di atas, kegiatan ekstrakurikuler juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, di mana kegiatan ini merupakan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler (SK Mendikbud Nomor 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993). Pada implementasi Kurikulum 2013, telah pula diterbitkan Permendikbud RI Nomor 62 tahun 2013 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan menengah. Pengertian kegiatan ekstrakurikuler disebutkan pula dalam permendikbud ini, yaitu kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Download Permendikbud RI Nomor 62 tahun 2013 tentang kegiatan ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan menengah dan Lampiran.
Jenis-Jenis dan Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Jenis-Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Jika kita perhatikan kegiatan ekstrakurikuler yang bermacam-macam itu dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Pada pelaksanaan kurikulum 2013 sendiri, kegiatan ekstrakurikuler dapat dibedakan menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib dan kegiatan ekstrakurikuler pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan diperuntukan bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat dengan mengacu kepada Pedoman dan Prosedur Operasi Standar Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler wajib. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan
pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan minat peserta didik. Adapun pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pilihan di sekolah bisa dilakukan dengan melewati tahapan-tahapan seperti berikut ini : 1. Menganalisis sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler 2. Mengidentifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik 3. Menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan 4. Mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya 5. Menyusun Program Kegiatan Ekstrakurikuler.
Bentuk-Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Berdasarkan bentuknya atau bidangnya, kegiatan ekstrakurikuler dapat dikelompokkan menjadi: 1. Kegiatan Ekstrakurikuler Krida Kegiatan Ekstrakurikuler Krida misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan sebagainya.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Karya ilmiah Kegiatan Ekstrakurikuler Karya ilmiahmisalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler Latihan Olah-Bakat dan Minat Kegiatan Ekstrakurikuler Latihan Olah-Bakat dan Minat misalnya: pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, bikers, jurnalistik, majalah dinding, teater, teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, fotografi, sinematografi, wirausaha, koperasi siswa, dsb.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca tulis alquran, retreat, dsb. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan dalam berbagai lingkup, misalnya individual di mana peserta didik mengikuti kegiatan tersebut secara perorangan.
Atau dapat juga kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan secara berkelompok misalnya menurut kelompok kelas, kelompok kelas paralel, atau kelompok antar kelas.
Prinsip-Prinsip pada Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan ekstrakurikuler pada suatu satuan pendidikan haruslah memperhatikan beberapa prinsip berikut dalam pengembangannya.
1. Partisipasi Aktif Maksud prinsip partisipasi aktif adalah bahwa dalam pelaksanaannya, kegiatan ekstrakurikuler tentunya menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing. Tidak boleh ada pemaksaan dalam kegiatannya, terkecuali bagi pelaksanaan ekstrakurikuler yang sifatnya wajib seperti pramuka.
2. Menyenangkan Sangat penting untuk selalu memegang prinsip menyenangkan. Setiap kegiata ekatra kurikuler yang dilaksanakan dan dikembangkan oleh sekolah haruslah menyenangkan bagi para siswa atau peserta didik yang ikut di dalamnya. Kegiatan ekstrakurikuler harus dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik. http://novehasanah.blogspot.com/2016/03/kegiatan-ekstrakurikuler-di-sekolah.html
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. 1. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. 2. Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing. b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti peserta didik secara sukarela. c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh. d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan peserta didik. e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil. f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. 3. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA). b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. c. Latihan/lomba keberbakatan / prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan. d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.
4. Format Kegiatan a. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik secara perorangan. b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh kelompokkelompok peserta didik. c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik dalam satu kelas. d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik antar kelas/ antar sekolah/madrasah 5. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler a. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan dilaksanakan secara langsung oleh guru, konselor dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah. b. Kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat dan pelaksana sebagaimana telah direncanakan. F. Penilaian Hasil dan proses kegiatan ekstrakurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah dan pemangku kepentingan lainnya oleh penanggung jawab kegiatan.
http://ajoefahmi.blogspot.com/2017/08/program-pengembangan-diri-kegiatan.html dowlaoad hasil http://staffnew.uny.ac.id/upload/198305092008121002/penelitian/pengembanganekstrakurikuler-olahraga-sekolah.pdf
(KODE : PASCSARJ-0227) : TESIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA (PROGRAM STUDI : MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan (leadership) merupakan pembahasan yang selalu menarik, karena ia merupakan salah satu faktor penting dan menentukan keberhasilan atau gagalnya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Pentingnya hal itu ditandai dengan berlangsungnya berbagai jenis kegiatan pelatihan (training) kepemimpinan, terutama bagi individu yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin suatu organisasi atau lembaga. Dan sangat maklum
bahwa setiap organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan seorang pimpinan tertinggi (pimpinan puncak) dan atau manajer tertinggi (top manajer) yang harus menjalankan kepemimpinan dan manajemen. Setiap organisasi apapun jenisnya pasti memiliki seorang pemimpin yang harus menjalankan kepemimpinan (leadership) dan manajemen (management) bagi keseluruhan organisasi sebagai satu kesatuan. Dalam organisasi sekolah seorang pemimpin disebut dengan kepala sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menjalankan pendidikan di sekolah seorang Kepala sekolah harus bisa menjalankan proses pembelajaran dengan baik dan benar. Artinya seorang Kepala sekolah harus mampu membawa perubahan, karena perubahan adalah tujuan pokok dari kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan suatu yang wajib dalam kehidupan sekolah agar menjadi teratur dan keadilan bisa ditegakkan. Kepemimpinan juga dapat dikatakan penting apabila mampu memanfaatkan dan mengelola potensi setiap anggota dengan cara yang tepat. Maka dari seorang pemimpin dalam mengendalikan kepemimpinannya harus mendorong prilaku positif dan meminimalisir prilaku yang negatif, menguasai sepenuhnya masalah-masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar di sekolah baik itu terjadi pada guru, siswa, kurikulum dan pengembangan pembelajaran dan lain-lain, dan sekaligus mencari pemecahan (solution) dari masalah-masalah yang terjadi, mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi di sekitarnya serta memanfaatkannya untuk kepentingan sekolah, mencanangkan strategi yang tepat untuk menggerakkan ke arah tujuan yang ingin dicapai, dan terakhir adalah membimbing, melatih, dan mengasah setiap anggota dan yang lebih penting lagi adalah seorang pemimpin adalah bukan permainan ego. Untuk menjadikan sekolah menjadi lebih maju, kepala sekolah sebagai pemimpin tentunya harus berani untuk melakukan pengembangan dan perubahan di lingkungan sekolah yang dipimpinnya. Perubahan tersebut dilakukan dengan tujuan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternalnya. Untuk itu maka perlu dilakukan perubahan di lingkungan internal sekolah dulu agar sekolah akan lebih responsif dan kompetitif dalam menghadapi perubahan. Untuk menghadapi berbagai perubahan dan persaingan, diperlukan kekuatan dalam internal sekolah baik dalam segi sumber daya manusia maupun mental, serta kekuatan strukturalnya. Dengan demikian ilmu pengetahuan serta penguasaan terhadap teknologi dan informasi menjadi sangat penting dalam rangka mengembangkan program-program yang memiliki tingkat daya saing sekolah yang patut dibanggakan. Karena jika tidak maka tidak akan mampu menghadapi perubahan dan persaingan global yang semakin kompetitif. Para pemimpin yang bermaksud melakukan perubahan dalam kelompok atau organisasinya menurut Paul Hersey dan Kenneth Blanchard seperti yang dikutip Mas'ud Said perlu memiliki keterampilan, pengetahuan dan pelatihan sedikitnya dalam dua bidang, yaitu : Pertama diagnosis. Kemampuan ini setidaknya mewakili kemampuan mengidentifikasi sudut pandang, mengidentifikasi masalah secara umum, dan kemudian menganalisis, dan yang Kedua adalah Penerapan, yaitu mengidentifikasi alternatif pemecahan dan strategi penerapan yang tepat bagi organisasi. Oleh karena itu, kemampuan seorang pemimpin efektif bukan hanya dituntut kepintarannya dalam membaca situasi sekelilingnya, dengan kata lain Pemimpin selain dituntut untuk memiliki kharisma dan kecerdikan memahami lingkungannya, namun juga dibutuhkan kecerdasan yang tinggi untuk dapat memecahkan secara riil berbagai macam persoalan terutama yang terkait dengan perubahan-perubahan sekitarnya. Di antara beberapa persoalan atau masalah yang bisa timbul di lingkungan sekolah, yaitu bagaimana Kepala Sekolah sebagai seorang Pemimpin dalam mengembangkan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di sekolah agar memiliki kualitas dan daya saing,
serta mampu menciptakan sikap-sikap dan tingkah laku sesuai dengan ajaran Islam yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga dan masyarakat. Program ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan, dan pembiasaan siswa agar memiliki kemampuan dasar penunjang. Kegiatan-kegiatan dalam program ekstrakurikuler diarahkan dalam upaya memantapkan pembentukan kepribadian siswa. Dalam hal pendidikan agama Islam, kegiatan ini dikemas melalui aktivitas shalat berjamaah, shalat Jum'at, upacara hari besar Islam, kesenian bernafaskan Islam dan berbagai kegiatan sosial keagamaan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah. Dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler perlu diciptakan suasana yang kondusif, yaitu terwujudnya kondisi penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dan suasana pergaulan di lingkungan sekolah. Terkait dengan pendidikan agama Islam di sekolah, maka kegiatan ekstrakurikuler adalah berbagai kegiatan yang diadakan dalam rangka memberikan jalan bagi siswa untuk dapat mengamalkan ajaran agama Islam yang diperolehnya melalui kegiatan belajar di kelas, serta untuk mendorong pembentukan pribadi mereka sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya adalah merupakan suatu lingkungan organisasi yang dapat mempengaruhi para siswa untuk melakukan interaksi sosial dengan sesamanya. Keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler sesungguhnya akan memberikan sumbangan yang berarti bagi siswa untuk mengembangkan minat baru, menanamkan tanggung jawab sebagai warga negara melalui pengalaman-pengalaman dan pandanganpandangan kerja sama serta terbiasa dengan kegiatan-kegiatan mandiri. Keterlibatan siswa dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler biasanya didorong atas keinginan yang dipengaruhi oleh faktor intern siswa, yaitu minat terhadap sesuatu kegiatan. Sehingga melalui kegiatan yang diikutinya ini mereka akan memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mempelajari lebih lanjut hal-hal yang disenangi dan bermanfaat bagi dirinya. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah pada umumnya memang cukup diminati oleh para siswa, namun hal ini biasanya hanya sebatas pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan keterampilan sosial semata, lain halnya jika kita membicarakan kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan pendidikan agama Islam. Kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang pada prinsipnya dilaksanakan untuk memberikan jalan bagi siswa agar dapat mengamalkan ajaran agama yang diperolehnya, serta untuk mendorong pembentukan pribadi mereka sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama hanyalah sebagai anganangan belaka. Keikutsertaan para siswa dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan biasanya baru terlihat antusias hanya pada kegiatan-kegiatan yang bersifat perayaan saja, seperti peringatan Maulid Nabi, Isra' mi'raj dan peringatan-peringatan lainnya yang hanya bersifat seremonial saja, namun setelah perayaan-perayaan itu berlalu tidak tercermin terbentuknya kepribadian yang sesungguhnya diharapkan melalui kegiatan tersebut. Realitas tersebut di atas sesungguhnya juga disebabkan oleh mayoritas kepala sekolah sebagai pimpinan belum memiliki kualitas, kompetensi, dan profesionalitas yang memadai baik dalam manajemen, wawasan kurikulum, keterampilan, inovasi, serta kreasi. Begitu pula pemahaman kepala sekolah yang rendah terhadap visi dan misi sekolah yang dipimpinnya atau bahkan kepala sekolah tidak tahu apa visi misi sekolah dan tidak memahami benar arti visi dan misi sekolah serta bagaimana mewujudkannya. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk memberdayakan kepala sekolah dalam rangka meningkatkan profesionalisme dalam memimpin sekolah. Hal ini dilakukan disebabkan oleh
karena kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama guruguru dan karyawan sekolah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya kegiatan di sekolah di tentukan oleh kepala sekolah itu sendiri. Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peran sangat besar dalam mengembangkan semua kegiatan baik dalam bentuk kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Oleh sebab itu, ia harus yakin bahwa anggota sekolahnya memerlukan standar, harapan dan kinerja bermutu tinggi. Selain itu, ia harus yakin bahwa visi sekolah harus menekankan standar pelajaran yang tinggi. Ia juga perlu yakin perlunya menempuh resiko yang nalar untuk mengembangkan mutu sekolahnya dengan menggunakan pengaruh jabatan secara produktif untuk melayani peserta didik dan keluarganya. Ketercapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah sebagai salah satu pemimpin pendidikan. Hal ini karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Menyadari hal tersebut setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan baik secara terarah, terencana, dan berkesinambungan untuk mengembangkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah juga bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya serta pemeliharaan sarana prasarana sekolah. Oleh karena itu, menjadi kepala sekolah yang profesional dan bertanggungjawab tidaklah mudah, banyak hal yang harus dipahami, banyak masalah yang harus dipecahkan, serta banyak strategi yang harus dikuasai. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah karena merupakan pemimpin di lembaganya, maka ia harus mampu membawa lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik. Kepala sekolah dalam hal ini hendaknya dipandang sebagai suatu tokoh yang memegang tampuk pimpinan sekolah yang mempunyai kuasa menentukan kehidupan sekolah yang lebih baik. Tugas kepala sekolah tersebut mencakup peran sebagai : edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator. Salah satu lembaga pendidikan menengah yang terus berupaya menerapkan teori-teori kepemimpinan kepala sekolah tersebut di atas adalah SMA X. Lembaga ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang notabene sekolah umum, namun dalam praktik-praktik keagamaan selalu menjadi prioritas utama. Salah satu hal yang membanggakan adalah setiap waktu sholat di sekolah wajib hukumnya setiap siswa didampingi guru-guru mereka melakukan sholat jamaah dan Kultum (kuliah tujuh menit) yang dilakukan baik oleh guru dan siswa di Masjid Raya X. Dalam kurun waktu tujuh tahun ini ada beberapa kegiatan yang sangat diacungi jempol sebagai bentuk pengembangan kepribadian siswa di SMA X adalah antara lain pelatihan Dai muda yang diselenggarakan antara pihak sekolah dan Pengurus Muhammadiyah baik di daerah maupun Pusat. Di antara kegiatan tersebut di atas, ada sederetan prestasi yang telah dicetak baik ditingkat regional dan nasional terutama dalam bidang keagamaan seperti Lomba Pidato, Musabaqoh tilawatil Qur'an, menulis Kaligrafi, dan lain-lain. Begitu juga dengan prestasi guru banyak di ukir seperti Guru berprestasi tingkat kota X. Hal demikian disebabkan oleh karena para guru SMA X selalu dilatih untuk berinovasi dan selalu ada motivasi kepala sekolah, terutama di dalam proses pembelajaran berlangsung di kelas selalu dimonitoring oleh kepala sekolah sehingga persiapan dan penguasaan guru dalam pelajaran betul-betul dikuasai. Keberhasilan lembaga pendidikan ini, banyak ditiru oleh sekolah-sekolah lain terutama dalam kegiatan-kegiatan ibadah dan kegiatan lainnya yang selalu memperoleh prestasi yang patut
dibanggakan. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah di SMA X sangat baik, namun di sisi lain penulis melihat adanya kesenjangan antara SMK X yang satu yayasan dengan SMA X baik dari segi kegiatan intra dan ekstra, serta prestasi-prestasi yang diperoleh oleh SMA X. Berkaitan dengan keberhasilan yang telah diraih oleh SMA X, tentunya tidak lepas dari berbagai faktor yang melatarbelakanginya diantaranya sarana dan prasarana yang memadai, bobot kurikulum, sumberdaya manusianya terutama kepemimpinan kepala sekolah dan tidak kalah pentingnya adalah sumberdaya guru yang membimbing serta mengarahkan siswa dalam proses belajar mengajar. Adapun setelah melakukan studi pendahuluan di SMA X di dapatkan ada beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang diterapkan di sekolah yaitu : Tadarus al-Qur'an, praktik Ibadah, sholat berjamaah dan Kultum (kuliah tujuh menit), kajian keislaman, kemah ilmiah remaja, dan pengkaderan dai muda. Berdasarkan konsep dan realitas yang ada, penulis tertarik untuk melakukan kajian ilmiah tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.. Bagaimana seorang kepala sekolah sebagai seorang pemimpin mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan agama Islam, bagaimana strategi kepala sekolah dalam mengatasi hambatan pelaksanaan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam di sekolah, sehingga mendorong para siswa, dan guru untuk berprestasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah baik dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler. Dalam penelitian ini juga sebagai umpan balik bagi program penerapan yang telah diterapkan di SMA X itu sendiri maupun untuk bahan kajian dan perbandingan sebagai upaya-upaya penerapan di sekolah lain. B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di SMA X ? 2. Bagaimana Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di SMA X ? 3. Bagaimana Strategi Kepala Sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di SMA X ? C. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di SMA X 2. Mendeskripsikan Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di SMA X 3. Untuk mengetahui Strategi Kepala Sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam di SMA X. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian tentang manajemen kegiatan ekstrakurikuler ini antara lain adalah : 1. Secara teoritis. a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu tambahan khazanah ilmu pengetahuan khususnya menyangkut kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam. b. Diharapkan hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi kajian lebih lanjut tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam.
c. Diharapkan bagi pemerintah dan praktisi pendidikan, dapat dijadikan rujukan dalam penerapan kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam. 2. Secara praktis. a. Penelitian ini akan dapat memberikan kontribusi bagi lembaga yang bersangkutan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. b. Menjadi sumber informasi bagi peneliti lain dari semua pihak yang berkepentingan. c. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi sekolah dalam usaha peningkatan kegiatan dan prestasi sekolah baik oleh guru dan siswa. d. Masukan pemikiran bagi penelitian lebih lanjut terutama bagi peneliti yang menekuni kepemimpinan kepala sekolah dalam mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam. 0 0 Google +0
Related Post kepemimpinan kepala sekolah
atu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. Banyak hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pembelajaran serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak akan ada artinya jika tanpa dukungan dari guru, orang tua, siswa, dan masyarakat. Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dengan proses belajar mengajar. Di mana dalam proses belajar mengajar guru harus mampu menjalankan tugas dan peranannya. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan jasmani siswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar digabung dengan nilai persentase kehadiran siswa. Hasil yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah, maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah prestasi belajarnya, ada yang bisa tuntas tepat waktu dan ada pula tuntas setelah proses remedial. Sedangkan prestasi belajar yang tinggi hanya bisa dicapai jika tuntas tanpa proses remedial. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mewajibkan pembelajaran pendidikan jasmani sebagai pelajaran wajib seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Namun untuk memenuhi kekurangan dalam pembelajaran ini, sekolah biasanya mengadakan kegiatan olahraga di luar jam pelajaran yang biasanya disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan suatu kegiatan di luar jam pelajaran, jadi sifatnya tidak terlalu dibatasi oleh waktu seperti halnya dalam intra kurikuler yang hanya 2 jam pelajaran saja dalam se-minggu. Artinya seorang guru atau pelatih bisa mengembangkan kegiatan secara menyeluruh dan terperinci, misalnya dalam pengembangan permainan bola voli, sepak bola dan cabang olahraga lainnya, baik itu cabang olahraga yang menjadi bagian dari kompetensi dasar pada kurikulum pendidikan jasmani maupun cabang olahraga yang tidak menjadi kompetensi dasar pada kurikulum pendidikan jasmani. Guru atau pelatih bisa lebih banyak menjelaskan mengenai teknik, taktik, dan strategi serta berbagai komponen mengenai pembinaan kondisi fisik, atau bahkan sampai peraturan-peraturannya secara mendetail dan terperinci. Sehingga memungkinkan berpengaruh kepada perkembangan kesehatan jasmani bagi siswa yang mengikutinya. Hal itu dikarenakan siswa mendapatkan pengetahuan dan tugas gerak yang lebih banyak daripada yang diajarkan di sekolah. Faktor prestasi juga sangat berpengaruh karena prestasi belajar merupakan seluruh kecakapan hasil yang dicapai {achievement) dan diperoleh melalui hasil belajar yang dinyatakan dengan nilai-nilai prestasi belajar berdasarkan nilai rapor.
Selain itu kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga juga memungkinkan siswa untuk dapat meningkatkan minatnya terhadap suatu cabang olahraga, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dan prestasi mereka dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolahnya. Hal tersebut bukanlah tanpa alasan, ini dikarenakan oleh fungsi kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri, seperti yang diungkapkan oleh Techonlyib (2009 : 2-3) : a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreatifitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Oleh karena itu penulis berpendapat bahwa, banyak keuntungan yang bisa didapat dari kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga di antaranya yaitu untuk pengembangan diri siswa baik dari sisi akademis maupun non akademis, dan nilai sikap. Semua bakat dan minat siswa bisa disalurkan dan dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler, sehingga kemampuan atau bakat tidak hanya dijadikan hobi, melainkan bisa membuahkan prestasi. Kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga di sekolah pada dasarnya semua cabang olahraga bisa menjadi bagian kegiatan ekstrakurikuler, akan tetapi cabang olahraga yang menjadi bagian dari kegiatan ekstrakurikuler biasanya yaitu cabang olahraga yang cukup populer dan banyak digemari oleh siswa serta didukung oleh ketersediaan SDM dan sarana prasarana di sekolah. Cabang olahraga yang menjadi bagian dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut merupakan cabang olahraga yang cukup populer dan banyak digemari oleh siswa serta didukung oleh ketersediaan SDM dan sarana prasarana di sekolah. Selain itu cabang olahraga tersebut merupakan salah satu Sub Kompetensi yang terdapat di dalam kurikulum pendidikan jasmani. Oleh karena itu dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini, siswa akan mendapat jam belajar lebih banyak, sehingga diharapkan siswa yang berperan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler ini akan lebih memahami dan menguasai cabang olahraga yang dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler dan tambahan proses pembelajaran bagi siswa tersebut. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya. Mengenai belajar pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama yaitu seperti yang dikemukakan Ridwan (2008) yakni "setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya". Dengan belajar, maka akan terjadi suatu perubahan yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dari yang tidak mampu menjadi mampu. Tujuan belajar di atas menunjang siswa untuk berprestasi pada bidang studi di sekolahnya. Prestasi belajar diartikan sebagai gambaran keberhasilan seseorang dalam upaya mengoptimalisasikan kemampuan yang dimilikinya melalui suatu kegiatan yang diikutinya. Hal ini sejalan dengan definisi prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah "Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru". Makmun (1998 : 111-112) mengemukakan tentang prestasi belajar dapat dimanifestasikan ke dalam bentuk perubahan perilaku belajar berupa : a. Pertambahan ilmu pengetahuan yang berupa fakta-fakta, informasi, prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah, prosedurprosedur atau pola kerja atau teori sistem nilai. b. Penguasaan pola-pola perilaku kognitif, perilaku afektif dan perilaku psikomotor. c. Perubahan dalam sikap-sikap kepribadian. Jadi prestasi belajar dapat diartikan sebagai gambaran keberhasilan seseorang dalam mewujudkan kemampuan yang dimilikinya. Prestasi belajar tersebut dapat berupa perubahan perilaku, perubahan dalam pola kepribadian dan nilai atau angka-angka sebagai wujud konkrit yang dapat dilihat seperti halnya dalam laporan hasil prestasi belajar siswa (rapor). Prinsip belajar tuntas yang berlaku pada saat sekarang ini merupakan gambaran awal dari prestasi belajar minimal yang harus dicapai oleh siswa pada tiap semesternya yakni dengan adanya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran, begitu pula dengan pelajaran Pendidikan Jasmani. KKM tersebut muncul tidak begitu saja, KKM muncul berdasarkan in-take siswa dari SMP sebelumnya, ketersediaan sarana prasarana dan guru yang ada di sekolah pada saat itu, serta bobot materi (Kompetensi Dasar dan Sub Kompetensi) yang diberikan terhadap siswa. Sedangkan prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis. Yang termasuk faktor fisiologis adalah kesehatan siswa dan yang termasuk faktor psikologis salah satunya adalah motivasi siswa untuk mencapai prestasi. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang, motivasi dapat disebabkan oleh adanya sesuatu yang dapat membuat seseorang tersebut berbuat sesuai dengan kehendaknya. Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto (1990 : 73) yang mengemukakan : - Motivasi yaitu suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. - Motivasi untuk menampilkan suatu perilaku dilandasi oleh adanya keinginan untuk mencapai atau memuaskan suatu kebutuhan. Motivasi untuk melakukan sesuatu dapat datang dari diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi intrinsik, serta dapat pula datang dari lingkungan yang disebut motivasi ekstrinsik. Dengan adanya motivasi yang merupakan dorongan bagi siswa untuk belajar, maka siswa tersebut diharapkan bisa belajar dengan baik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja (prestasi).
seseorang. Begitu pula dengan prestasi belajar siswa di sekolahnya, faktor motivasi pada siswa bisa saja terkait dengan kegiatan tambahan yang diikuti oleh siswa itu sendiri, sehingga bisa saja ada keterkaitan antara ketiga faktor tersebut dan saling mempengaruhi satu sama lain. Maka dari itu, berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis ingin mengetahui dampak kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga akan berpengaruh terhadap pemahaman belajar yang diberikan oleh guru melalui proses pembelajaran yang nantinya mengarah kepada prestasi belajar siswa itu sendiri. Di sisi lain, motivasi yang merupakan dorongan bagi seseorang agar melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu, juga bisa berdampak terhadap hasil pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, penulis bermaksud untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar pendidikan jasmani. Untuk mencapai tujuan tersebut maka, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga terhadap prestasi belajar pendidikan jasmani di kalangan siswa SMK. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, bahwa prestasi belajar tidaklah datang dengan begitu saja tanpa ada dorongan atau motivasi dan kegiatan tambahan penunjang pembelajaran seperti kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga untuk mata pelajaran Pendidikan Jasmani. Dengan adanya motivasi belajar dan kegiatan tambahan penunjang pembelajaran diharapkan supaya dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar yang akan didapat oleh siswa. Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tersusun pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMKN X ? 2. Apakah terdapat pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMKN X ? 3. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMKN X ? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang penulis ajukan maka penelitian ini tidak lain bertujuan untuk menggambarkan seberapa besar pengaruh dari motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga terhadap prestasi belajar di kalangan siswa SMKN X pada umumnya. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengungkap perbedaan pengaruh dari motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMKN X. 2. Untuk mengungkap perbedaan pengaruh dari kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMKN X. 3. Untuk mengungkap perbedaan pengaruh dari motivasi belajar siswa dan kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi belajar Pendidikan Jasmani di kalangan siswa SMKN X. Adapun hasil dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti sendiri akan bermanfaat bagi peneliti dalam penyelesaian studi pada khususnya dan dunia pendidikan pada umumnya. Beberapa manfaat yang dapat disumbangkan untuk dunia pendidikan antara lain yaitu : 1. Dapat dijadikan sumbangan keilmuan yang berarti di dunia pendidikan serta menjadi suatu informasi dalam usaha pengembangan dalam bidang pendidikan pada umumnya dan pengembangan pendidikan jasmani dan olahraga pada khususnya. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga, baik di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan serta di kalangan pengambil kebijakan. 3. Diharapkan menjadi bahan informasi dan referensi dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan, khususnya pendidikan jasmani dan peneliti-peneliti lain yang hendak meneliti hal-hal lain yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani.
http://indeksprestasi.blogspot.com/2014/11/pengaruh-motivasi-belajar-siswa-dan.html
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia untuk mengembangkan potensi manusia lain atau memindahkan nilai dan norma yang dimilikinya kepada orang lain dan masyarakat. Proses pemindahan nilai dan norma itu dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah pertama, melalui pengajaran; kedua, melalui pelatihan; ketiga, melalui indroktrinasi. Kalau dilihat pendapat di atas, maka belajar adalah suatu proses memanusiakan manusia, dimana hanya melalui belajar manusia dapat menemukan dirinya dalam
relasinya dengan sesama, lingkungan dan penciptanya. Melalui belajar manusia mengaktualisasikan dirinya dengan lingkungannya sedemikian rupa sehingga kualitas hidup dan kehidupannya menjadi makin baik. Dari pernyataan di atas, menunjukkan bahwa untuk memanusiakan manusia diperlukan adanya pendidikan. Pendidikan pada hakekatnya bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab keluarga dan masyarakat. Mengenai pendidikan di sekolah, maka proses pendidikannya tertuang dalam satuan pendidikan yang lebih dikenal dengan sebutan kurikulum. Selanjutnya, kegiatan pendidikan yang didasarkan pada penjatahan waktu bagi masingmasing mata pelajaran sebagaimana tercantum dalam kurikulum sekolah lebih kita kenal dengan sebutan kurikuler. Sedangkan kegiatan yang di selenggarakan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau diluar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas wawaan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. Disebut Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh para siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olah raga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian dari pengembangan institusi sekolah. Kegiatan ektrakurikuler sendiri bertujuan untuk mengembangkan bakat, kepribadian, prestasi dan kreativitas siswa dalam rangka mengembangkan pendidikan siswa seutuhnya. Secara khusus kegiatan ektrakurikuler bertujuan untuk : a. Menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa didik untuk mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat. b. Memandu (artinya mengidentifikasi dan membina) dan memupuk (artinya mengembangkan dan meningkatkan) potensi-potensi siswa secara utuh. c. Pengembangan aspek afektif (nilai moral dan sosial) dan psikomotor (ketrampilan) untuk menyeimbangkan aspek kognitif siswa. d. Membantu siswa dalam pengembangan minatnya, juga membantu siswa agar mempunyai semangat baru untuk lebih giat belajar serta menanamkan rasa tanggungjawabnya sebagai seorang manusia yang mandiri (karena dilakukan diluar jam pelajaran). Kegiatan ko/ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang terkoordinasi terarah dan terpadu dengan kegiatan lain di sekolah, guna menunjang pencapaian tujuan kurikulum.
Dengan Demikian, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ikut andil dalam menciptakan tingkat kecerdasan siswa. Kegiatan ini bukan termasuk materi pelajaran yang terpisah dari materi pelajaran lainnya, bahwa dapat dilaksanakan di sela-sela penyampaian materi pelajaran, mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari kurikulum sekolah. Dari tujuan ekstrakurikuler di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrakurikuler erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat bertambah wawasan mengenai mata pelajaran yang erat kaitannya dengan pelajaran di ruang kelas dan biasanya yang membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler adalah guru bidang studi yang bersangkutan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler juga siswa dapat menyalurkan bakat, minat dan potensi yang dimiliki. Salah satu ciri kegiatan ekstrakurikuler adalah keanekaragamannya, hampir semua minat remaja dapat digunakan sebagai bagian dari kegiatan ekstrakurikuler. Hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti pelajaran ekstrakurikuler dan berdampak pada hasil belajar di ruang kelas yaitu pada mata pelajaran tertentu yang ada hubungannya dengan ekstrakurikuler yaitu mendapat nilai baik pada pelajaran tersebut. Biasanya siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler akan terampil dalam berorganisasi, mengelola, memecahkan masalah sesuai karakteristik ekstrakurikuler yang digeluti. Adapun visi dari kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan disebuah sekolah yaitu berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Sedangkan misi dikembangkannya kegiatan ekstrakurikuler selain menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka juga menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.
a.
b. c.
d.
Sedangkan fungsi dari ekstrakurikuler itu sendiri, sebagai; Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Dan prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing. b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik. c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh. d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang disukai dan mengembirakan peserta didik. e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil. f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
a. b. c. d.
a. b. c. d. e.
Terdapat beberapa Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler, yaitu Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (PASKIBRAKA). Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni budaya. Adapun Format Kegiatan ekstrakurikuler, meliputi Individual, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik secara perorangan. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik dalam satu kelas. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti peserta didik antarkelas/antarsekolah/madraasah. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan
http://a-namz.blogspot.com/2014/12/ekstrakurikuler-pengertian-tujuan-dan.html
Pengertian ekstrakurikuler secara etimologi berasal dari dua kata yaitu “ekstra” yang berarti tambahan dan “kurikuler” yang berarti rencana, susunan rencana pelajaran”. Dengan demikian secara etimologi ekstra kurikuler diartikan sebagai rencana pelajaran yang berbentuk tambahan.
Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri. Pengertian ekstrakurikuler secara etimologi berasal dari dua kata yaitu “ekstra” yang berarti tambahan dan “kurikuler” yang berarti rencana, susunan rencana pelajaran”. Dengan demikian secara etimologi ekstra kurikuler diartikan sebagai rencana pelajaran yang berbentuk tambahan. Adapun pengertian ekstrakulikuler menurut Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia adalah “kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar”. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan aplikasi dari fungsi pendidikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan (2008), kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai. Pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) yaitu suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis didalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Adapun pengertian ekstrakurikuler menurut Abdurrahman Saleh adalah “kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki kemampuan dasar panunjang”. Rumusan yang hampir sama tentang ekstrakulikuler didefinisikan oleh Departemen Agama RI yaitu: “Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh peserta didik baik berkenaan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatnya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing siswa dalam
mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan”. Berdasarkan beberapa kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki kemampuan dasar penunjang, melalui kegiatan-kegiatan yang wajib maupun pilihan di sekolah. Ekstrakulikuler atau biasa yang disebut ekskul adalah suatu kegiatan diluar jam pembelajaran sekolah dan bertujuan untuk menggali setiap potensi siswa dalam setiap ekskul yang diikuti oleh siswa tersebut. Suatu sekolah mengadakan ekskul bukan tanpa tujuan. Tujuan suatu sekolah mengadakan ekskul adalah untuk menghilangkan rasa jenuh para pelajar dari kegiatan kurikuler biasa. Selain itu, ekskul juga dapt mengembangkan dan menyalurkan bakat yang sudah dimiliki murid tersebut. Ekskul juga memiliki manfaat yang banyak sekali. Di antaranya adalah menambah teman yang belum kita kenal, mendapat pengalaman baru, mendapat ilmu dan juga keterampilan baru. Ada beberapa jenis ekskul, diantaranya : akademis dan olahraga. Yang bersifat akademis biasanya ekskul yang berhubungan dengan pelajaran - pelajaran yang ada di sekolah contohnya English club. Yang bersifat olahraga contohnya ekskul sepak bola, basket, softball dll.
A.
Kegiatan Ekstrakulikuler di SD Muhammadiyah Baturan.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan non akademik yang dilaksanakan setelah jam sekolah berakhir. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan selama PPL di SD Muhammadiyah Baturan adalah sebagai berikut: 1. Ekstrakurikuler Komputer Ekstrakurikuler komputer dilaksanakan setiap hari senin pukul 16:00-17:00 WIB. Kegiatan dalam ekstrakurikuler komputer adalah mengajarkan tentang komputer dari yang paling dasar seperti nama-nama perangkat komputer beserta kegunaannya serta cara menjalankan komputer dengan baik dan benar. Sejauh ini yang sudah dilakukan penulis pada saat kegiatan ekstrakurikuler adalah pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi, namanama perangkat komputer beserta kegunaannya, menggambar perangkat-perangkat komputer serta cara menjalankan dan mematikan komputer yang benar. Kendala-kendala dalam kegiatan ini anatara lain perangkat komputer yang sedikit sehingga ketika akan praktek harus bergantian jadi kurang efektif. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengajarkan siswa mengenal, memahami dan mengoperasikan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik dan benar. Dengan memahami teknologi informasi dan komunikasi diharapkan siswa kelak memiliki ketrampilan dalam bidang tersebut yang nantinya akan berguna dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Ekstrakurikuler BTA (Baca Tulis Al-Qur’an) Kegiatan Ekstrakurikuler Baca Tullis Al Qur’an (BTQ) adalah sebuah kegiatan membaca Al Qur’an dengan tartil, artinya jelas, racak dan teratur, sedang menurut istilah ahli qiro`at ialah membaca Al Qur`an dengan pelan-pelan dan tenang, beserta dengan memikirkan
arti-arti Al Qur`an yang sedang dibaca, semua hukum tajwid dan waqof terjaga dengan baik dan benar / terpelihara dengan sempurna. Ekstrakurikuler BTA dilaksanakan setiap hari rabu pukul 16:00-17:00 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler BTA adalah mengajarkan kepada siswa tentang membaca dan menulis AlQur’an dengan baik dan benar. Sejauh ini penulis telah melakukan kegiatan dalam ekstrakurikuler BTA antara lain mengenalkan huruf hijaiyah, cara melafalkan huruf hijaiyah, ilmu tajwid serta tanda baca dalam Al-Qur’an. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengajarkan siswa tentang cara membaca dan menulis Al-Qur’an supaya siswa nantinya bisa membaca, menulis, memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. 3. Ekstrakurikuler Hizbul Wathon Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (disingkat HW) adalah salah satu organisasi otonom (ortom) di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Ortom Muhammadiyah lainnya adalah: 'Aisyiyah, Nasyiatul 'Aisyiyah (NA), Pemuda Muhammadiyah (PM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). HW didirikan pertama kali di Yogyakarta pada 1336 H (1918 M) atas prakarsa KH Ahmad Dahlan, yang merupakan pendiri Muhammadiyah. Prakarsa itu timbul saat beliau selesai memberi pengajian di Solo, dan melihat latihan Pandu di alun-alun Mangkunegaran. Gerakan ini kemudian meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka pada 1961, dan dibangkitkan kembali oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan SK Nomor 92/SKPP/VI-B/1.b/1999 tanggal 10 Sya'ban 1420 H (18 November 1999 M) dan dipertegas dengan SK Nomor 10/Kep/I.O/B/2003 tanggal 1 Dzulhijjah 1423 H (2 Februari 2003) HW berasaskan Islam. HW didirikan untuk menyiapkan dan membina anak, remaja, dan pemuda yang memiliki aqidah, mental dan fisik, berilmu dan berteknologi serta berakhlak karimah dengan tujuan terwujudnya pribadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan, umat, dan bangsa. Di lingkungan sekolah dasar HW merupakan ekstrakulikuler yang kegiatannya mirip dengan pramuka akan tetapi khusus di lingkungan organisasi Muhammadiyah. Hizbul Wathon merupakan jenis kegiatan pengembangan diri yang sangat bermanfaat bagi siswa. Kegiatan ini dilakukan setiap hari jum’at mulai pukul 14:00-16:00 WIB. Kegiatan-kegiatan yang pernah diajarkan dalam ekstrakurikuler Hizbul Wathon antara lain adalah sebagai berikut:\ Baris berbaris
Permainan
Pengenalan Hizbul Wathon secara dasar.
Latihan upacara
Mencari jejak
Selain itu kegiatan Hizbul Wathon juga mengajarkan banyak hal mulai dari kedisiplinan, kekompakan, solidaritas dan kebersamaan. 4. Ekstrakurikuler MAPSI Lomba Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Seni Islami (MAPSI)adalah lomba yang dilaksanakan oleh kelompok kerja guru agama islam yang ada di kecamatan
colomadu. Untuk menghadapi lomba MAPSI maka pihak sekolah bimbingan peserta lomba MAPSI dengan mengadakan Ekstrakurikuler MAPSI.Ekstrakurkuler ini dilaksanakan setiap hari senin –jum’at dari tanggal 27 Agustus 2013 samapi tanggal 13 September 2013. Dalam ekstrakurkuler ini penulis mendapat tugas untuk membimbing lomba kaligrafi. Dalam kegiatan ini, siswa yangdibimbing bernama Rafli Hendri Yanto dan Christina Fitri Febiana kelas 6 SD Muhammadiyah Baturan. Ungkapan kaligrafi diambil dari kata Latin “kalios” yang berarti indah, dan “graph” yang berarti tulisan atau aksara. Dalam bahasa Arab tulisan indah berarti “khath” sedangkan dalam bahasa Inggris disebut “calligraphy”. Arti seutuhnya kata kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara penerapannya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis sebagaimana menulisnya dan membentuknya mana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejaan yang perlu diubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya. Sedangkan pengertian kaligrafi menurut Situmorang yaitu suatu corak atau bentuk seni menulis indah dan merupakan suatu bentuk keterampilan tangan serta dipadukan dengan rasa seni yang terkandung dalam hati setiap penciptanya. Kaligrafi merupakan seni arsitektur rohani, yang dalam proses penciptaannya melalui alat jasmani. Kaligrafi atau khath, dilukiskan sebagai kecantikan rasa, penasehat pikiran, senjata pengetahuan, penyimpan rahasia dan berbagai masalah kehidupan. Oleh sebagian ulama disebutkan “khat itu ibarat ruh di dalam tubuh manusia”. Padaawal kegiatan pembimbing menyeleksi siswa yang akan ikut lomba kaligrafi dengan menggambar secara mandiri. Setelah menyeleksi siswa pembimbing selanjutnya memfokuskan anak untuk menggambar kaligrafi dengan contoh dan penulisan yang bagus sesuai arahan pembimbing. Siswa selanjutnya dilatih menulis kaligrafi tanpa melihat contoh kaligrafi yang sudah ada. Setelah siswa mahir dalam menulis kaligrafi dilanjutkan dengan mewarnai gambar tersebut menggunakan krayon. Pembimbing lebih memfokuskan ketelitian mewarnai dengankrayon dan cara mencampur krayon atau (miks) pada gambar kaligrafi. Lomba kaligrafi mendapat juara 5 atau harapan 2 pada lomba MAPSI untuk lomba putri sedangkan untuk laki-laki tidak mendapatkan juara. Hal tersebut terjadi dikarenakan salah satunya adalah adanya ketidak sesuaian antara informasi yang di dapat sebelum lomba. Dimana antara kegiatan lomba dengan latihan mengalami perubahan yang banyak yaitu: 1. Ukuran kertas gambar lebih kecil saat lomba yaitu A3 sedangkan dalam informasi yang telah didapat dan peserta lomba pada saat latihan menggunakan kertas yang lebih besar yaitu A2. Pada proses pewarnaan gambar kaligrafi ternyata boleh menggunakan beragam alat warna sedangkan informasi yang diperoleh pembimbing menggunakan krayon dan cat air sehingga peserta lomba dilatih hanya menggunakan krayon. 2.
Pada saat lomba ternyata tidak hanya menggambar kaligrafi saja namun menulis sirat pendek dengan empat bahasa yaitu B. Arab, B. Jawa, B. Inggris, B. Indonesia, sedangkan dari informasi yang di dapat peserta lomba hanya menggambar kaligrafisehingga padasaat lomba tidak ada persiapan sama sekali ketika peserta melaksanakan lomba menulis dengan empat bahasa. 3.
http://azmi648.blogspot.com/2013/10/contoh-laporan-ekstrakulikuler.html
PENTINGNYA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KATA PENGANTAR Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdasakan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga Negara Indonesia berhak memperoleh kehidupan yang bermutu sesuai minat dan bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan Gender. Tantangan dalam pendidikan adalah menyiapkan peserta didik untuk hidup di zaman millennium ketiga, hal ini disebabkan karena pada zaman tersebut sebagian besar apa yang terjadi dan kondisinya belum dikenal, penuh akselerasi yang luar biasa, penuh perubahan seta penuh tantangan. Suatu hal yang tidak dapat ditinggalkan adalah “Belajar”, belajar hendaknya dapat melihat kedepan dan belajar untuk mengantisipasi realita ini menjadi semakin penting bagi peserta didik untuk mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler dan kelenturan dalam pemikiran serta kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara kritis dan kreatif. Surakarta , Maret 2008 Tim penulis BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis (Renstra) Depdiknas 2005-2009 menekankan bahwa perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral, sosial, dan fisik peserta didik atau dengan kata lain menciptan manusia Indonesia seutuhnya. Semua jenjang lembaga pendidikan formal (Sekolah) mempunyai tugas untuk mensintesa itu semua. Pengembangan kegiatan ekstrakurikuler lebih mengandalkan inisiatif sekolah. Secara Yuridis, pengembangan kegiatan ekstrakurikuler memiliki landasan hukum yang kuat, karena diatur dalam surat Keputusan Menteri yang harus dilaksanakan oleh sekolah, salah satu keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 125/U/2002 tentang kalender pendidikan dan jumlah jam belajar efektif di sekolah pengaturan kegiatan ekstrakurikuler dalam keputusan ini terdapat pada Bab 5 pasal 9 ayat 2 “pada tengah semester 1 dan 2 sekolah melakukan kegiatan olahraga dan seni ( porseni ), karya wisata, lomba kreatifitas atau praktek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan pendidikan seutuhnya.” Dalam bagian lampiran keputusan mendiknas ini juga dinyatakan liburan sekolah atau madrasah selama bulan ramadhan diisi dan dimanfaatkan untu melaksanakan berbagai kegiatan, yang diarahkan pada peningkatan akhlak mulia, pemahaman atau amaliah agama termasuk kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang bermuatan moral. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan di dalam latar belakang diatas dapat difokuskan telaahnya pada 3 permasalahan : 1. 2. 3.
Mengapa Apakah Apakah
yang yang
ekstrakurikuler menjadi menjadi
inti muatan
itu dari dalam
egiatan kegiatan
penting ekstrakurikuler ekstrakurikuler
? ? ?
C.
Tujuan
Pada umumnya pendidikan bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan siswa didik untuk mengembangkan ptensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat. Kegiatan ekstraurikuler diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang diminati siswa untu memperoleh pengetahuan dan pengalaman terhadap berbagai mata pelajaran yang pada suatu saat nanti bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari, melalui kegiatan ekstrakurikuler aan memberikan sumbangan yang berarti bagi siswa untuk mengembangkan miat-minat baru, menanamkan tanggung jawab sebagai warga negara, melalui pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan kerja sama dan terbiasa dengan kegiatan mandiri. BAB PEMBAHASAN A. 1.
Konsep
2
pengembangan Pengertian
Diri
Siswa
Melaui kegiatan
Kegiatan
Ekstrakurikuler. ekstrakurikuler
Pengertian ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berwenang di sekolah / madrasah. 2.
Visi
dan
a.
Misi Visi
Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untu diri sendiri, keluarga dan masyarakat. b.
Misi
• Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta idik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka. • Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok. 3.
Fungsi
kegiatan
ektrakurikuler
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka. b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, menggembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan. d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
4.
Prinsip
kegiatan
ektrakurikuler
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat, minat peserta didik masing-masing. b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik. c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh. d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggebirakan peserta didik. e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat peserta didi untuk beerja dengan baik dan berhasil. f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. 5.
Format
kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik secara perorangan. b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik. c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta didik dalam satu kelas. d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstraurikuler yang diikuti peserta didik antar kelas atau antar sekolah. e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan diluar kelas atau kegiatan lapangan. B.
Pentingnya
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler itu penting dapat diartikulasikan kedalam 3 lingkup pendidikan nilai (Menurut Taylor), yaitu : 1. Pendidikan nilai adalah cara terencana yang melibatkan sejumlah pertimbangan nilai-nilai edukatif, baik yang tercakup dalam manajemen pendidikan maupun dalam kurikulum pendidikan.Dari hal yang paling luas sampai yang paling sempit. Cara dapat diwakili oleh pencapaian visi dan misi untuk pengembangan nilai, moral, etika, dan estetika sebagai keseluruhan dimensi pendidikan sampai pada tindakan guru dalam melakukan penyadaran nilainilai pada peserta didik. 2. Pendidikan nilai adalah situasi yang berpengaruh tehadap pekembangan pengalaman dan kesadaran nilai pada peserta didik. Situasi dapat berupa suasana yang nyaman, harmonis, teratur, akrab dan tenang. Sebaliknya, situasi dapat berupa suasana yang kurang mendukung bagi perkembangan peserta didik, misalnya suasana bermusuhan, semrawut, acuh tak acuh, dsb. Semua situasi pendidian tersebut berpengaruh terhadap pengembangan kesadaran moral siswa, karena hal itu melibatkan pertimbangan-pertimbangan psikologis seperti persepsi, sikap, kesadaran dan keyakinan mereka. 3. Pendidikan nilai adalah peristiwa seketika yang dialami peserta didik. Artinya pendidikan nilai berlangsung melaui sejumlah kejadian yang tidak terduga, seketika, sukarela, dan spontanitas.
Semua tidak direncanakan sebelumnya, tidak dikondisikan secara sengaja dan dapat terjadi kapan saja. Penggalan-penggalan peristiwa seperti itu merupakan hidden curriculum yang dalam kasus pengalaman tertentu dapat berupa suatu kejadian kritis (critical incident) yang mampu mengubah tatanan nilai dan perilaku seseorang (peserta didik). Tiga lingkup pendidikan nilai yang diuraikan di atas memberikan gambaran bahwa proses belajar nilai pada peserta didik melibatkan semua cara, kondisi, dan peristiwa pendidikan. Karena itu, peserta didik membutuhkan keterlibatan langsung di luar jam tatap muka di kelas atau sering disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. C.
Inti
dari
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Pengembangan kepribadian peserta didik merupakan inti dari pengembangan kegiatan ekstrakurikuler. Karena itu, profil kepribadian yang matang merupakan tujuan utama kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan kepribadian yang matang dalam konteks pengembangan kegiatan ekstrakurikuler tentunya dalam tahap-tahap kemampuan peserta didik . Merea dituntut untuk memiliki kematangan dan keutuhan dalam lingkup dunia hunian mereka sebagai anak yang tengah belajar. Mereka mampu mengembangkan bakat dan minat, menghargai orang lain, bersikap kritis, terhadap suatu kesenjangan, berani mencoba hal-hal positif yang menantang, peduli terhadap lingkungan, sampai pada melakuan kegiatan-kegiatan intelektual dan ritual keagamaan. Dalam konteks Pendidikan Nasional, semua cara, kondisi, dan peristiwa dalam kegiatan ekstrakurikuler sebaiknya diaraha pada kesadaran nilai-nilai universal agama sekaligus pada upaya pemeliharaan beragam. Karena itu, pad beberapa sekolah, program ekstrakurikuler dikembangkan secara integral baik dalam pengalaman fisik maupun dalam pengalaman psikis. Model-model pengembangan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya selalu diarahkan secara integral untuk mencapai tahapan-tahapan perkembangan kepribadian peserta didik yang matang. D.
Muatan
Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dapat dikembangkan dalam beragam cara dan isi. Penyelenggaraan kegiatan yang memberikan kesempatan luas kepada pihak sekolah, pada gilirannya menuntut pimpinan sekolah, guru, siswa, dan pihak yang berkepentingan lainnya untuk secara kreatif merancang sejumlah kegiatan sebagai muatan kegiatan ekstrakurikuler. Muatan-muatan kegiatan yang dapat dirancang oleh guru/ pembina antara lain: 1.
Progaram
Keagamaan
Program ini bermanfaat bagi peningkatan kesadaran moral beragama peserta didik. Dalam konteks Penidikan Nasional hal itu dapat dikembangkan sesuai dengan jenis kegiatan yang terdapat dalam lampiran Kepmen Diknas No. 125 /U/ 2002 antara lain: pesantren kilat, tadarus, shalat berjamaah, shalat tharawih, latihan dakwah, baca tulis Al-Qur’an, pengumpulan zakat, dll, atau melalui program keaagamaan yang secara terintegrasi dengan kegiatan lain, misalnya: latihan nasyid, seminar, dll. 2.
Pelatihan
Profesional
Pelatihan profesioal yang ditujukan pada pengembangan kemampuan nilai tertentu bermanfaat bagi peserta didik dalam pengembangan keahlian khusus. Jenis kegiatan ini misalnya: aktivitas jurnalistik, kaderisasi kepemimpian, pelatihan manajemen, dan kegiatan sejenis yang membekali kemampuan professional peserta didik. 3.
Organisasi
Siswa
Organisasi siswa dapat menyediakan sejumlah program dan tanggung jawab yang dapat
mengarahkan siswa pada pembiasaan hidup berorganisasi. Seperti halnya yang berlaku saat ini : Osis, PMR, Pramuka, kelompk pecinta alam merupakan jenis organisasi yang dapat lebih diefektifkan fungsinya sebagai wahana pembelajaran nilai dalam berorganisasi. 4.
Rekreasi
dan
Waktu
Luang
Rekreasi dapat membimbing siswa untuk penyadaran nilai kehidupan manusia, alam, bahkan Tuhan. Rekreasi tidak hanya sekedar berkunjung pada suatu tempat yang indah atau unik, tetapi dalam kegiatan ini perlu dikembangkan cara-cara menulis laporan singkat tentang apa yang disaksikan untuk kemudian dijadikan bahan diskusi di kelas. Demikian pula waktu luang, perlu diisi dengan kegiatan lahraga atau hiburan yang dikelola dengan baik. 5.
Kegiatan
Kultural
/
Budaya
Kegiatan kultural adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyadaran peserta didik tehadap nilai-nilai budaya. Kegiatan orasi seni, kursus seni, kunjungan ke museum, kunjungan ke candi atau tempat-tempat bersejarah lainnya merupakan program kegiatan ekstrakurikuler yang dapat dikembangkan. Kegiatan-kegiatan inipun sebaiknya disiapkan secara matang sehingga dapat menumbuhkan kecintaan terhadap budaya sendiri. 6.
Program
Perkemahan
Kegiatan ini mendekatkan peserta didik dengan alam. Karena itu agar kegiatan ini tidak hanya sekedar hiburan atau menginap di alam terbuka, sejumlah kegiatan seperti perlombaan olahraga, kegiatan intelektual, uji ketahanan, uji keberanian dan penyadaran spiritual merupakan jenis kegiatan yang dapat dikembangkan selama program perkemahan ini berlangsung. 7.
Program
Live
in
Exposure
Live in exposure adalah program yang sengaja dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyingkap nilai-nilai yang berkembang di masyarakat serta kehidupan masyarakat untuk beberapa lama. Mereka aktif mengamati, melakukan wawancara dan mencatat nilai-nilai yang berkembang di masyarakat, kemudian menganalisis nilai-niali itu dalam kaitannya dengan kehidupan di sekolah. BAB PENUTUP
3
A. Dari
Simpulan pembahasan
di
atas
dapat
disimpulkan.
1. Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting dalam pendidikan nilai karena dalam kegiatan tersebut siswa mendapatkan pengalaman langsung, terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut dan menyediakan cukup waktu diluar jam efektif pelajaran, sehingga pendidikan nilai lebih terakomodasi melalui aktivitas kegiatan ekstrakurikuler. 2. Pengembangan profil kepribadian yang matang, peserta didik merupakan inti dari pengembangan kegiatan ekstrakurikuler. 3. a.
Muatan
dalam
peningkatan
kegiatan
ekstrakurikuler
kesadaran
moral
meliputi
:
beragama
b. pelatihan prfesional yang ditujukan pada pengembangan kemampuan nilai tertentu c.
pembiasaan
hidup
berorganisasi
d.
penyadaran
e. f.
penyadaran penyikapan
nilai
kehidupan
manusia,
alam,
peserta
didik
terhadap
nilai-nilai
yang
berkembang
bahkan nilai-nilai di
B.
Tuhan budaya masyarakat Saran
a. Sekolah hendaknya menyeimbangkan antara academic building dan karakter building. b. Kegiatan ekstrakurikuler sebagai satu wahana character building bagi peserta didik hendaknya dikelola secara bai dan professional. DAFTAR
PUSTAKA
Marsudi, Saring. 2003. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. www.ex-kul-smk6.com. http/www.wikipedia_blog-spot.com
https://ariefyuri.blogspot.com/2009/03/pentingnya-kegiatan-ekstrakurikuler.html
I.Umum. Sejarah dan perkembangan Seni Teater/Drama Drama diambil dari bahasa Yunani yang berarti gerak. Jadi Seni Drama adalah identik dengan seni gerak. Didalam seni drama sebenarnya terdapat beberapa unsur seni yang di padukan menjadi satu diantaranya adalah seni sastra (naskah), seni rupa (background pangung dan property), seni suara (ilustrasi musik) dan seni lukis. (Backdrop panggung ). Kegiatan ekstra kurikuler seni drama adalah kegiatan (ekstra) yang dilaksanakan diluar jam belajar atau diluar kelas yang mengandung nilai edukatif, kreatif, inovatif dan mengapresiasikan bakat berkesenian. Dalam kegiatan berkesenian kretifitas. Berimprofisasi akan menjadi barometer dalam pencapaian keberhasilan. Disamping itu juga kedisiplinan dalam berlatih atau menentukan kesuksesan dalam mencapai tujuan. II. Tujuan. 1. Mencari, mengembangkan dan membina minat dan bakat siswa dalam bidang seni drama 2. Menyalurkan bakat bagi siswa yang berprestasi menjadi dalam mengembangkan bakat berkesenian. 3. Membangun fondasi kesehatan mental spiritual jasmani maupun rohani. 4. Mampu menjaga kehormatan diri, keluarga, agama, bangsa dan Negara berdasarkan hukum dan undang-undang yang berlaku. 5. Menumbuhkan sikap disiplin dan bertanggung jawab. III. Dasar Pemikiran. 1. Dalam rangka melestarikan budaya bangsa yang saat ini yang hanpir punah terutamam kesenian tradisionalnya maka dipandang perlu untuk meningkatkan animo generasi muda terhadap kesenian daerah (Surabaya/Ludruk) yang merupakan ikon kota surabaya. 2. Keputusan mentri pendidikan no. 0323/U/1978. tanggal 28 oktober 1987 tentang pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda. 3. Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No. 129/C/Kep. N 81 tanggal 8 agustus 1981 tentang pedoman pembinaan dan pengembangan kesiswaan bagi siswa SMP dan SMA dalam lingkungan Pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah melalui usaha meningkatkan ketahanan sekolah. IV. Sasaran . Siswa atau peserta didik yang benar benar memilih kegiatan ekstrakulikuler Seni teater serta mampu mengembangkan potensi dirinya dan meraih prestasi secara maksimal. V. Subtansi Kegiatan. 1. Latihan rutin. - kurikulum Seni teater (dasar-dasar teknik Seni teater; pernafasan, Vokal, akting, bloking, pembuatan naskah dan lainlain)
2. Latihan alam / bersama 3. Latihan orentasi 4. Pementasan - Internal sekolah - festival ludruk remaja - Porseni - Pekan seni pelajar - festival drama - lomba lawak pelajar - lomba pidato bahasa Inggris - lomba baca cerpen - lomba baca puisi - lomba pantomim VI. Pelaksanaan kegiatan dan pihak-pihak lain. - Siswa - Pelatih - Pembina - Kepala Sekolah - Komite Sekolah - Kesiswaan - Orang Tua - Masyarakat VII. Waktu dan tempat kegiatan. - Jadwal rutin latihan Hari : Minggu Pukul : 15.00 - 17.00 WIB Tempat : Lapangan Olah Raga dan Aula SMP Taman Pelajar Surabaya - Jadwal pementasan : Menyesuaikan - Jadwal lomba : Menyesuaikan VIII. Sumber Dana. - Dana Bos (Bantuan Operasional Sekolah) - Dana Bop (Bantuan Operasional Pendidikan) - Donatur orang tua - Iuran anggota - Alumni
http://silabusrppsdsmpsma.blogspot.com/2012/09/ekstrakurikuler-seni-teater.html
Latar Belakang
Teater Kejora merupakan salah satu ekstrakurikuler seni, bahasa, dan sastra di SMK Negeri 3 Jombang.Teater Kejora dibentuk pada tahun 2016. Ekstrakurikuler seni, bahasa, dan sastra ini dibentuk untuk mengasah kreatifitas siswa khususnya di bidang seni, bahasa, dan sastra. Seperti yang kita ketahui, di masa remaja ini, siswa membutuhkan sarana yang bisa menunjang atau mendukung kreatifitas mereka. Untuk itu, teater Kejora merupakan salah satu ekstrakurikuler yang dapat menjadi “wadah” yang tepat untuk tempat mengembangkan hal tersebut. Selain menjadi “wadah” kreatifitas, harapan Teater Kejora dapat menjadi sarana pendidikan siswa, khususnya di bidang seni, bahasa, dan sastra. Oleh karena itu, di dalam teater, terdapat hal-hal tersebut yang terkandung di dalam kurikulum sekolah. Di Teater Kejora, banyak hal yang dapat dipelajari, seperti menyusun naskah drama, pementasan drama, membaca puisi, bercerita, bermain musik, dan lain sebagainya. Untuk itu, ekstrakurikuler ini dapat menjadi sarana pendidikan, sehingga pembelajaran yang bernuansa karakter secara tidak langsung, siswa mampu tampil dengan balutan karakter yang positif. Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya yang mempunyai perasaan dan pikiran serta keinginan atau aspirasi. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi (pangan, sandang, papan), kebutuhan
akan rasa aman, kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasi dirinya (menjadi dirinya sendiri sesuai dengan potensinya) dalam proses menjadi manusia yang holistik. Dasar Hukum
UU No. 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 266/C/Kep/O/1992 tentang Pedoman Pembinaan Kesiswaan. Kepala SMK Negeri 3 Jombang No. 800/001/415.28.13/2016 tentang Pembagian tugas guru dan kariawan sebagai pembina Ekstrakurikuler Tahun Pelajaran 2016/2017. Program PKS Kesiswaan Tahun 2016/2017.
Visi dan Misi
Visi Menjadi ekstrakurikuler teater yang mampu mengeksplorasi secara total dunia seni pertunjukan serta kebudayaan untuk menebar kebaikan, kelembutan kasih sayang, dan kedamaian bagi umat manusia.
Misi o Melaksanakan regenerasi secara sistematis terpadu dan tepat sasaran o Membangun jaringan kemitraan dengan kelompok teater ataupun non teater o Melaksanakan kajian seni pertunjukan dan kebudayaan o Melaksanakan latihan rutin bagi seluruh anggota guna meningkatkan kemampuan teknis maupun konseptual seluruh anggota o Mengadakan pementasan pertunjukan seni teater secara berkala. 1. Tujuan Pengembangan Diri Teater bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
Memahami konsep dan pentingnya seni teater. Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni teater. Menampilkan kreativitas melalui seni teater. Meningkatkan peran serta seni teater pada tingkat lokal, regional, maupun global. Mengolah dan mengembangkan rasa humanistik. Sasaran
Pengembangan diri Teater memiliki sasaran sebagai berikut: 1. 2.
Menggali dan menumbuhkembangkan minat, bakat, dan potensi siswa SMK Negeri 3 Jombang di bidang seni, bahasa, dan sastra khususnya teater. Membina dan menumbuhkembangkan kehidupan seni, bahasa, dan sastra khususnya teater, di SMK Negeri 3 Jombang.
Meningkatkan prestasi siswa SMK Negeri 3 Jombang di bidang seni, bahasa, dan sastra khususnya teater, di sekolah maupun luar sekolah. Program Ekstra Teater Kejora Untuk menjabarkan dan merealisasikan tujuan dan sasaran Pengembangan Diri Teater, maka dibuat Program sebagai berikut: 1.Pelatihan rutin:
Semester 1, setiap Rabu dan Kamis, pukul 00-17.00 WIB, di SMK Negeri 3 Jombang. Semester 2, setiap Rabu dan Kamis, pukul 14.00-17.00 WIB, di SMK Negeri 3 Jombang 2. Pagelaran: 3. Kegiatan Insidental/Partisipasi:
Mengikuti Lomba/festival teater, baca puisi, dan penulisan cerita pendek. Menampilkan saat purnawiyata (wisuda siswa SMKN 3Jombang) Mengikuti diklat atau seminar mengenai dunia seni, bahasa, dan sastra. Mengisi acara dalam event yang digelar pihak lain. 2018-03-26 AGENDA SEKOLAH https://smkn3-jbg.sch.id/Beranda/program-kerja/ekstrakurikuler/teater-kejora/ dowload bahasa dan sastra http://eprints.umm.ac.id/21402/1/jiptummpp-gdl-puspanirwa-40590-1-pendahul-n.pdf
PROPOSAL KEGIATAN BENGKEL SASTRA SMA SUMSEL JAYA PALEMBANG Yth. Kepala SMA Sumsel Jaya Di tempat 1. Latar Belakang Perkembangan globalisasi kian hari kian menciptakan tuntutan yang semakin besar. Tututan ini mengacu pada standar kualitas sumber daya manusia (SDM) yang handal. Tuntutan tersebut mengharuskan setiap SDM memiliki suatu keahlian yang diharapkan akan memberikan sumbangsih terhadap persaingan yang terjadi pada masa kini. Sumbangsih pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan adanya pendidikan, diharapkan bagi generasi muda dapat terus meningkatkan kemampuannya dalam berbagai bidang. Selain kemampuan berfikir atau yang mengacu pada ranah kognitif, Sudah selayaknya apabila generasi muda (dalam hal ini adalah peserta didik) untuk juga diberikan wahana pengembangan diri dalam bentuk kegiatan positif. Kegiatan positif tersebut ditujukan pada kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diartikan sebagai kegiatan tambahan di luar dari proses belajar mengajar (KBM) yang berlangsung di dalam kelas. Kegiatan ini diharapkan dapat mengasah potensi peserta didik untuk dapat terus mengembangkan potensi yang ada pada dirinya masing-masing. Dan sekaligus terus mengembangkan kemampuan psikomotorik dan afektif dari peserta didik itu sendiri. Salah satu sarana ekstrakurikurer yang dapat melatih pengembangan diri peserta didik adalah sastra. Dengan sastra, peserta didik dapat memiliki kemampuan dalam mengapresiasikan imajinasi dan daya fikir mereka melalui kata-kata yang mengandung estetika. Dengan sastra juga, peserta didik akan dilatih untuk terus mengembangkan kreasi dan inovasi mereka terhadap nilai-nilai ekspresif dalam diri peserta didik yang pada kelaknya nanti dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Untuk itu, kami menganggap penting untuk mengadakan sebuah kegiatan yang kami himpunkan ke dalam pelajaran pengembangan diri pada ranah ekstrakurikuler yang kami sebut dengan kegiatan “Bengkel Sastra”. ` 2. Nama Kegiatan Adapun nama kegiatan yang akan dilaksanakan adalah “Bengkel Sastra”. 3. Tujuan Kegiatan Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut: 3.1 Melatih peserta didik agar dapat mengembangkan diri dan mampu mengapresiasikan sastra dalam kehidupan nyata. 3.2 Melatih dan membiasakan diri peserta didik agar terampil, inovatif dan mempunyai nilai tanggung jawab dalam berorganisasi. 3.3 Melatih dan membiasakan peserta didik untuk tampil dihadapan umum dan
lain-lain. 4. Sasaran/Peserta Kegiatan Adapun sasaran atau peserta kegiatan ini adalah peserta didik kelas X, XI Alam dan Sosial dan XII Alam dan Sosial SMA Sumsel Jaya Palembang. 5. Jadwal Kegiatan Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap: Hari : Sabtu Waktu : Pukul 09.40 s.d. 12.00 WIB Tempat : Ruang kelas 6. Rincian Kegiatan Adapun rincian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 6.1 Kegiatan yang berhubungan dengan apresiasi sastra yang meliputi: puisi, cerita/prosa (cerpen, novel, roman) dan drama/teater. 6.2 Kegiatan yang berhubungan dengan bahasa dan seni yang meliputi: mading, membawakan acara dan lain-lain. 7. Pengelola Kegiatan Adapun yang terlibat sebagai pengelola kegiatan ini adalah sebagai berikut: Penanggung jawab : 1. Ketua Yayasan Sumsel Jaya Baru. 2. Kepala SMA Sumsel Jaya. Penasihat : 1. Ilyas Matra Jaya, S.Pd. 2. Andri Susantri, S.Pd. 3. Sri Rahayu, S.Pd. Pembina dan pelatih : Alvian Kurniawan, S.Pd. 8. Estimasi Dana Berikut rincian dana yang diperlukan untuk mengadakan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Kain hitam polos 5 meter (Rp 20.000 x 5) = Rp 100.000,00 b. Bahan mading @9 buah (9 kelas) - Kertas karton (Rp 1.500 x 9) = Rp 13.500,00 - Kertas HVS 9 warna (Rp 8.000 x 9) = Rp 72.000,00 - Cat air dan spidol (Rp 15.000 x 9) = Rp 135.000,00 c. Dana pengelola kegiatan = Rp 600.000,00 d. Dana tak terduga lainnya selama 1 semester = Rp 79.500,00 + Jumlah = Rp 1.000.000,00 Terbilang: “Satu juta rupiah.” 9. Penutup Demikianlah proposal pengajuan kegiatan ini kami sampaikan. Besar harapan agar Bapak dapat mempertimbangkannya. Atas perhatian dan kerjasama Bapak, kami ucapkan terima kasih. Palembang, 27 Juli 2013 Mengetahui: Kepala SMA Sumsel Jaya, Pembina,
http://azizvyan.blogspot.com/2014/11/contoh-proposal-pengajuan-kegiatan.html
elajar Bahasa Melalui Ekstrakurikuler Belajar bahasa melalui ekstrakurikuler bukanlah gagasan yang baru. Banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, dari ekstra kurikuler jurnalistik, cipta puisi, cipta cerpen, orasi, sampai sekedar menghidupkan majalah dinding (mading) sekolah, buletin bahkan majalah sekolah. Tetapi memang kalau di sekolah yang saya tempati, kegiatan-kegiatan tersebut lama menghilang. Bukan saja bentuk ekstrakurikulernya tetapi juga produk yang dihasilkan. Kalau biasanya mading ganti setidaknya sebulan sekali, sekarang bisa 3 bulan, 6 bulan bahkan setahun sekali.
Mading sekolah
Di samping adalah contoh mading yang diterbitkan sekitar tahun 2011. Judulnya cukup mantap "Pencerah" Ajang Kreatifitas Siswa. Lupa juga kenapa dinamakan Pencerah, apakah ada kaitannya dengan Film Sang Pencerah ya? Salah satu efek lain dari menghilangnya ekstra tentang bahasa, juga semakin sedikitnya lomba-lomba tentang tulis menulis. Ketika dulu, ada berbagai lomba tulis menulis terkait dengan tema tertentu. Misalnya saat menyongsong Hardiknas dilaksanakan lomba menulis dengan tema Pendidikan, demikian juga kalau ada kegiatan Pesantren Kilat ada lomba pidato keagamaan, membuat cerita Islami, review film Islami dan selanjutnya. Dengan adanya ekstrakurikuler ini, juga membantu guru bahasa dalam menguatkan kemampuan berbahasa anak-anak didiknya. Yang jelas, namanya ekstrakurikuler tidak terlalu banyak teori. Tetapi cukup teori praktis plus banyak praktek. Dan yang tidak kalah penting ada produk yang bisa dilihat (baca juga : dipamerkan), seperti mading atau buletin. Kalau dipikir-pikir, sayang juga khan. Ketika pelajaran Bahasa Indonesia, banyak tugas membuat cerpen, puisi, artikel, serta tulisan-tulisan lain tetapi tugas-tugas tersebut hanya menumpuk. Membusuk....jadi sampah tiada guna (lebay ya) dan lain-lain. Mending kan, kerja sama dengan jurnalistik untuk menerbitkan tulisan-tulisan tersebut. Bahkan tidak menutup kemungkinan, naskah-naskah siswa dikumpulkan, dibuat beberapa kategori sampai akhirnya dibukukan. Jadilah buku kumpulan karya-karya siswa. Entahlah...yang penting sekarang, bagaimana agar ekstrakurikuler yang nyaris "tertidur" di sekolah saya bisa aktif kembali. Dan mulai dicoba mulai sekarang
https://arsyad-riyadi.blogspot.com/2016/08/belajar-bahasa-melalui-ekstrakurikuler.html hasil donload sanggar bhs http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PBIN4214-M1.pdf
PENDAHULUAN Sekolah merupakan tempat/wahana pembentukan kepribadian siswa secara utuh. Di samping transfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa, diperlukan juga pembentukan mental kepribadian yang baik seperti disiratkan dalam tujuan pendidikan nasional yaitu terbentuknya manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari hal tersebut dapat disimpulkan, kemampuan yang dimiliki siswa di luar akademik sedapat mungkin diwadahi dan dikembangkan oleh sekolah melalui kegiatan OSIS beserta ekstra kurikulernya. Di dalam pelaksanaannya, kegiatan ekstra kurikuler memerlukan pengorganisasian dan pembinaan secara khusus, sebagai wujud pengembangan kepribadian serta kemampuan siswa.
II.
TUJUAN 1) Memberikan wadah bagi pengembangan potensi diri peserta didik 2) Sebagai bagian integral dalam satu kesatuan proses belajar mengajar 3) Menyalurkan berbagai potensi atau kemampuan peserta didik khususnya di bidang bahasa dan sastra Indonesia. 4) Wadah pengembangan kepribadian dan kepercayaan diri siswa.
Secara ringkas tujuan sanggar bahasa Indonesia (bahasa Indonesia Club sebagai sarana untuk menumbuhkan kreativitas, jiwa mandiri, dan kritis siswa, khususnya di bidang bahasa dan sastra Indonesia.
III.
1. 2. 3. 4.
VII.
WAKTU DAN TEMPAT Waktu pelaksanaan: setiap hari Rabu, pukul 15.15 WIB – pukul 16.45 WIB Tempat pelaksanaan: SMK... . IV. KEGIATAN Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam ekstrakurikuler bahasa Indonesia club selama satu tahun ke depan adalah : Mengadakan penerimaan anggota baru. Kegiatan Penerimaan Anggota Baru dilaksanakan pada awal tahun ajaran baru 20.../20.... Mengadakan pertemuan dan pembinaan 1 kali dalam 1 minggu, misalnya dalam bidang sastra (puisi, cerpen, dll.) dan ilmiah (pidato, diskusi, debat, dll). Mengikuti event-event perlombaan yang berkaitan dengan bidang bahasa Indonesia. Melaksanakan peningkatan motivasi, baik secara organisasi maupun personal. V.
SASARAN Yang menjadi anggota bahasa Indonesia club adalah siswa kelas X dan XI yang memiliki minat ataupun bakat di bidang kebahasaan, utamanya bahasa Indonesia.
VI.
PEMBINA Pembina ekstrakurikuler bahasa Indonesia club adalah guru bahasa Indonesia SMK....
PENUTUP Berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang bervariasi memerlukan pemikiran dan ide kreatif serta kesungguhan yang didasarkan kepada program atau rencana yang matang. Semoga program ekstrakurikuler bahasa Indonesia yang telah disusun ini akan menjadi acuan atau pegangan dalam meningkatkan prestasi dan motivasi siswa khususnya di bidang bahasa Indonesia , sehingga akan terbentuk siswa yang cerdas dan terampil, dilandasi dengan budi pekerti luhur serta iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
r Bahasa Maluku) Anak yang baru lahir secara alamiah telah membawa potensi kreatif dalam dirinya. Untuk mengembangkannya, kreativitas anak haruslah diasah sejak usia dini. Sejak dini hendaknya anak-anak dirangsang dengan hal-hal yang mampu meningkatkan kreativitasnya. Anak-anak yang memiliki kreativitas akan menjadi anak-anak yang berani, mampu menyelesaikan masalah sendiri, mampu berpikir kreatif, dan senang menjelajahi hal-hal baru. Anak-anak senantiasa tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Meskipun setiap anak memiliki tahap pertumbuhan yang berbeda-beda, orang tua semestinya tetap
memberikan
wadah
bagi
mereka
untuk
terus-menerus
meningkatkan
kreativitasnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan kreativitas anak adalah dengan menempatkan anak pada lingkungan yang dapat memicu kreativitasnya. Lingkungan tersebut hendaknya juga mampu memberikan penghargaan atas kreativitas yang telah diperoleh anak. Sanggar sastra dapat dijadikan wadah bagi orang tua untuk mengasah kreatifitas anak. Sanggar sastra merupakan tempat mengkaji, mempelajari, memproduksi, dan mengkreasikan sastra Indonesia dalam berbagai ragam dan tujuan. Secara sosial, sanggar sastra berfungsi sebagai tempat anak berinteraksi dan mendapatkan ilmu seputar kesastraan. Sanggar sastra juga merupakan tempat bagi anak untuk mengembangkan diri, berekspresi, memperluas wawasan kehidupan, menggali potensi diri, dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Di sanggar sastra, anak-anak dapat mempelajari hal-hal yang terkait dengan kesastraan. Mereka akan diajarkan keberanian dalam mengekspresikan diri melalui pementasan drama, teater, pembacaan dan pembuatan puisi, pembuatan pantun, bertutur, dan sebagainya. Proses kreatif yang akan dirasakan anak-anak yang senang bersastra adalah mereka akan menjadi anak-anak yang mudah berinteraksi dengan lingkungan sekitar, mampu mengemukakan pendapat, memiliki daya imajinasi yang tinggi, dan kreatif dalam memberikan ide-ide baru. Di zaman yang serba modern ini, terkadang anak dimanjakan dengan hal-hal yang berbau teknologi. Pemberian telepon genggam ataupun gawai kepada anak-anak membuat mereka malas berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya belum lagi hal-
hal negatif yang dapat memengaruhi anak jika anak salah memilih lingkungan pergaulan. Kemunculan sanggar-sanggar sastra yang ada di masyarakat dapat menjadi solusi bagi orang tua untuk mengawasi pergaulan dan meningkatkan kreativitas anak. Maluku
merupakan
salah
keberanekaragaman
bahasa
satu dan
provinsi sastra.
di
Indonesia
Keberanekaragaman
yang
memiliki
tersebut
harus
dimanfaatkan dan dilestarikan sebagai kekayaan leluhur yang harus terus-menerus dilestarikan keberadaannya. Hadirnya sanggar-sanggar sastra di Maluku dapat dijadikan ujung tombak pelestarian bahasa daerah dan sastra di Maluku. Banyak bahasa daerah dan cerita rakyat yang mulai punah dan hilang. Hal tersebut dikarenakan kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan mencari tau. Padahal bahasa daerah merupakan identitas diri masyarakat Maluku yang harus tetap dijaga keberadaannya. Melalui cerita rakyat, anak-anak akan memiliki daya imajinasi yang tinggi, menambah pengetahuan mengenai sejarah sebuah peristiwa atau tempat, membentuk kepribadian yang baik, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Salah satu kegiatan sanggar sastra yang bermanfaat dalam pelestarian kebudayaan di Maluku adalah membiasakan anak untuk bertutur. Anak-anak diajarkan untuk menghafalkan sebuah cerita tentang sejarah sebuah kejadian dan menceritakan kembali cerita tersebut dengan runtutan cerita yang benar. Cerita tersebut diceritakan kembali di depan umum. Kegiatan bertutur ini dapat memicu kreativitas anak dalam melatih imajinasi. Anak yang sering membaca akan memiliki daya imajinasi yang tinggi dan memiliki pembendaharaan kata yang banyak. Ketika anak harus menghafalkan sebuah cerita dengan baik dan menceritakannya kembali, dia akan mengeksplorasi kemampuannya untuk menampilkan yang terbaik. Tampil di depan umum akan memberikan pengalaman baru bagi anak dan menumbuhkan rasa kepercayaan diri. Melatih
imajinasi,
menggali
kemampuan
diri
dan
menambah
pengalaman
merupakan hal-hal positif yang dapat diperoleh dari bertutur dan juga dapat meningkatkan kreativitas anak. Selain bertutur, sanggar-sanggar sastra juga memiliki berbagai macam kegiatan lain yang terkait dengan kesastraan yang mampu meningkatkan kreativitas anak. Oleh karena itu, dapat dibayangkan manfaat yang diperoleh seorang anak jika bergabung dalam sebuah sanggar sastra.
Menurut data Kantor Bahasa Maluku tahun 2016, di Maluku terdapat beberapa sanggar sastra yang dapat dijadikan tempat pengembangan kreativitas, yaitu Komunitas Bengkel Sastra, Bengkel Seni Embun, Kintal Sapanggal, Teater Merah Saga, Pecinta Seni Kopi Wakal, Walang Bastori, Hikayat Tanah Hitu, dan Yayasan Heka Leka. Sanggar-sanggar sastra tersebut berada di Kota Ambon dan Maluku Tengah. Sahabat Edukasi yang berbahagia... Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum, yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.
Kegiatan ekstrakurikuler menjembatani kebutuhan perkembangan peserta didik yang berbeda; seperti perbedaan sense akan nilai moral dan sikap, kemampuan, dan kreativitas. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar. Beberapa istilah yang perlu dijelaskan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut : 1. Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler. 2. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali bagi peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut.
3. Ekstrakurikuler pilihan merupakan program ekstrakurikuler yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing. Visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah berkembangnya potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian peserta didik secara optimal melalui kegiatan-kegiatan di luar kegiatan intrakurikuler. Sedangkan misi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah sebagai berikut: a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta didik. b. Menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara optimal melalui kegiatan mandiri dan atau berkelompok. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir : a. Fungsi pengembangan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mendukung perkembangan personal peserta didik melalui perluasan minat, pengembangan potensi, dan pemberian kesempatan untuk pembentukan karakter dan pelatihan kepemimpinan. b. Fungsi sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik. Kompetensi sosial dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperluas pengalaman sosial, praktek keterampilan sosial, dan internalisasi nilai moral dan nilai sosial. c. Fungsi rekreatif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilakukan dalam suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan sehingga menunjang proses perkembangan peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat menjadikan kehidupan atau atmosfer sekolah lebih menantang dan lebih menarik bagi peserta didik. d. Fungsi persiapan karir, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik melalui pengembangan kapasitas. Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah: a. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik. b. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya. Prinsip kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut : 1. Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing. 2. Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela. 3. Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing. 4. Menyenangkan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.
5. Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat. 6. Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat. Jenis kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk : 1. Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lainnya; 2. Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya; 3. Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya; atau 4. Jenis lainnya. Format kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk : 1. Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan. 2. Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompokkelompok peserta didik. 3. Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik dalam satu kelas. 4. Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik antarkelas. 5. Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan. Pengembangan Program dan Kegiatan Kegiatan ekstrakurikuler dalam Kurikulum 2013 dikelompokkan berdasarkan kaitan kegiatan tersebut dengan kurikulum, yakni ekstrakurikuler wajib dan ekstrakurikuler pilihan. Ekstrakurikuler wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkannya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Dalam Kurikulum 2013, Kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib dari sekolah dasar (SD/MI) hingga sekolah menengah atas (SMA/SMK), dalam pendidikan dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi Kepramukaan setempat/terdekat. Ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan yang antara lain OSIS, UKS, dan PMR. Selain itu, kegiatan ini dapat juga dalam bentuk antara lain kelompok atau klub yang kegiatan ekstrakurikulernya dikembangkan atau berkenaan dengan konten suatu mata pelajaran, misalnya klub olahraga seperti klub sepak bola atau klub bola voli. Berkenaan dengan hal tersebut, satuan pendidikan (kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan) perlu secara aktif mengidentifikasi kebutuhan dan minat peserta didik yang selanjutnya dikembangkan ke dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat positif bagi peserta didik. Ide pengembangan suatu kegiatan ekstrakurikuler dapat pula berasal dari peserta didik atau sekelompok peserta didik.
Program ekstrakurikuler berikut adalah contoh yang dapat dikembangkan di satuan pendidikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang dimilikinya : 1. Klub Tari, Nyanyi, Sandiwara, Melukis, berbagai kesenian daerah 2. Klub Diskusi Bahasa, Sastra, Drama, Orasi 3. Klub Voli, Sepak bola, Basket, Dayung, Badminton, Renang, Atletik, Silat, Karate, Yudo, Bela Diri lainnya. 4. Klub Pencinta Matematika, Komputer, Otomotif, Elektronika. 5. Klub Pencinta Alam, Pencinta Kupu-kupu, Pencinta, Arung Jeram, Pencinta Astronomi, Kebersihan Lingkungan, Pertanian 6. Klub Pendaki Gunung, Kelompok Pekerja Sosial, Polisi Lalu Lintas Sekolah 7. Perkumpulan Pengelola Rumah Ibadah, Kelompok Peduli Rumah Jompo, Kelompok Peduli Rumah Yatim. Satuan pendidikan selanjutnya menyusun “Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler” yang berlaku di satuan pendidikan dan mendiseminasikannya kepada peserta didik pada setiap awal tahun pelajaran. Panduan kegiatan ekstrakurikuler yang diberlakukan pada satuan pendidikan paling sedikit memuat : 1. 2. 3. a. b. c. d. e. 4. a. b.
Kebijakan mengenai program ekstrakurikuler; Rasional dan tujuan kebijakan program ekstrakurikuler; Deskripsi program ekstrakurikuler meliputi: ragam kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan; tujuan dan kegunaan kegiatan ekstrakurikuler; keanggotaan/kepesertaan dan persyaratan; jadwal kegiatan; dan level supervisi yang diperlukan dari orang tua peserta didik. Manajemen program ekstrakurikuler meliputi: Struktur organisasi pengelolaan program ekstrakurikuler pada satuan pendidikan; Level supervisi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler; dan c. Level asuransi yang disiapkan/disediakan oleh satuan pendidikan untuk masing-masing kegiatan ekstrakurikuler. 5. Pendanaan dan mekanisme pendanaan program ekstrakurikuler. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, peserta didik harus mengikuti program ekstrakurikuler wajib (kecuali bagi yang terkendala), dan dapat mengikuti suatu program ekstrakurikuler pilihan baik yang terkait maupun yang tidak terkait dengan suatu mata pelajaran di satuan pendidikan tempatnya belajar. Penjadwalan waktu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus dirancang pada awal tahun atau semester dan di bawah bimbingan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan peserta didik. Jadwal waktu kegiatan ekstrakurikuler diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pelaksanaan kegiatan kurikuler atau dapat menyebabkan gangguan bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran kurikuler yang terencana setiap hari. Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan setiap hari atau waktu tertentu (blok waktu). Kegiatan ekstrakurikuler seperti OSIS, klub olahraga, atau seni mungkin saja dilakukan setiap hari setelah jam pelajaran usai. Sementara itu kegiatan lain seperti Klub Pencinta Alam, Panjat Gunung, dan kegiatan
lain yang memerlukan waktu panjang dapat direncanakan sebagai kegiatan dengan waktu tertentu (blok waktu). Khusus untuk Kepramukaan, kegiatan yang dilakukan di luar sekolah atau terkait dengan berbagai satuan pendidikan lainnya, seperti Jambore Pramuka, ditentukan oleh pengelola/pembina Kepramukaan dan diatur agar tidak bersamaan dengan waktu belajar kurikuler rutin. Penilaian kegiatan ekstrakurikuler perlu diberikan terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kriteria keberhasilan lebih ditentukan oleh proses dan keikutsertaan peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta didik diwajibkan untuk mendapatkan nilai memuaskan pada kegiatan ekstrakurikuler wajib pada setiap semester. Nilai yang diperoleh pada kegiatan ekstrakurikuler wajib Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Nilai di bawah memuaskan dalam dua semester atau satu tahun memberikan sanksi bahwa peserta didik tersebut harus mengikuti program khusus yang diselenggarakan bagi mereka. Persyaratan demikian tidak dikenakan bagi peserta didik yang mengikuti program ekstrakurikuler pilihan. Meskipun demikian, penilaian tetap diberikan dan dinyatakan dalam buku rapor. Penilaian didasarkan atas keikutsertaan dan prestasi peserta didik dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Hanya nilai memuaskan atau di atasnya yang dicantumkan dalam buku rapor. Satuan pendidikan dapat dan perlu memberikan penghargaan kepada peserta didik yang memiliki prestasi sangat memuaskan atau cemerlang dalam satu kegiatan ekstrakurikuler wajib atau pilihan. Penghargaan tersebut diberikan untuk pelaksanaan kegiatan dalam satu kurun waktu akademik tertentu; misalnya pada setiap akhir semester, akhir tahun, atau pada waktu peserta didik telah menyelesaikan seluruh program pembelajarannya. Penghargaan tersebut memiliki arti sebagai suatu sikap menghargai prestasi seseorang. Kebiasaan satuan pendidikan memberikan penghargaan terhadap prestasi baik akan menjadi bagian dari diri peserta didik setelah mereka menyelesaikan pendidikannya. Demikian beberapa ulasan mengenai pedoman kegiatan ekstrakurikuler di sekolah / madrasah. Semoga bermanfaat dan terimakasih… Salam Edukasi…! Info Update : Setelah berlakunya Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014, ketentuan dalam Peraturan
Menteri Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum yang mengatur mengenai Kegiatan Ekstrakurikuler dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pedoman Kegiatan Ekstrakurikuler Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang berdasarkan Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. https://www.dadangjsn.com/2015/06/pedoman-pelaksanaan-kegiatan.html
dowloan sanggara sastra http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dr-suwardi-mhum/23-konferensi-internasional-hiski2013.pdf
Disclaimer Privacy and Policy About
MANAJEMEN PENDIDIKAN ( PERENCANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA MADRASAH UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN LIFE SKILL PESERTA DIDIK ) A. PENDAHULUAN Istilah ekstrakurikuler, sebagai kegiatan penyaluran minat dan bakat bagi siswa diluar jam sekolah. Kegiatan ini bukan sekedar wadah penyalur hobi. Kegiatan ekstrakurikuler bisa dikelola atau difungsikan secara maksimal hingga menjadi ajang pembekalan skill dalam kehidupan (life skill). Di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler ini lebih banyak sebagai ajang penyaluran hobi siswa. Label penyaluran hobi inilah yang kerap membuat kegiatan yang akrab disebut siswa sebagai ekskul itu dikelola dengan biasa saja. Padahal dengan pengelolaan yang bagus, ekstrakurikulerl bisa memiliki fungsi lebih dari sekedar ajang hobi. Kegiatan ekstrakurikuler amat efektif membentuk karakter dan menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta didik, serta membangun skill agar mampu bersaing dalam kehidupan yang mendatang. Untuk mewujudkan sebuah kegiatan yang sangat bagus, seorang kepala sekolah tidak mungkin melupakan suatu perencanaan yang matang terlebih dahulu. Sebab
itu
pada
kesempatan
ini,
pemakalah
ingin
menguraikan
kegiatan
ekstrakurikuler dalam sisi perencanaan kegiatan tersebut. B. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Perencanaan Terdapat banyak pengertian mengenai perencanaan yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Cunningham (Pidarta 1988: 1) perencanaan adalah “menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta, imajinasi-imajinasi, dan asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang untuk tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.” Kauffman (Fattah 2009: 49) mendefinisikan bahwa perencanaan adalah “proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.” Sedangkan menurut Robbins (Pidarta 1988: 2) perencanaan adalah “suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.” [1]
Dari ketiga definisi tentang perencanaan tersebut, dapat diketahui bahwa perencanaan pendidikan adalah kegiatan menentukan suatu tujuan dalam dunia pendidikan yang ingin dicapai dengan mengatur dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
2. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswasiswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah. Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.[2]
Ekstrakurikuler memiliki arti kegiatan tambahan di luar rencana pelajaran, atau pendidikan tambahan di luar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kelas dan di luar jam pelajaran (kurikulum) untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki peserta didik, baik yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatankegiatan yang wajib maupun pilihan.[3] 3. Fungsi kegiatan ekstrakurikuler Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut: a. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam semesta. b. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya. c. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggungjawab dalam menjalankan tugas. d. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri. e. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosialkeagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap permasalahan sosial keagamaan.
f. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan terampil. g. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi ( human
relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal. h. Menghindari
rasa
kebosanan
dalam
pembelajaran
disekolah. [4]
4. Jenis-jenis Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler mempunyai peran penting dalam mengembangkan watak dan kepribadian siswa. Cakupan potensi siswa yang dikembangkan dalam kegiatan ini meliputi kegiatan yang mampu mengembangkan berbagai aspek, seperti bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan beragama, kemampuan sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian. [5] 5. Pengertian Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) Pendidikan kecakapan hidup pada dasarnya memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari agar yang bersangkutan mampu serta sanggup dan terampil dalam menjalankan kehidupan, yaitu dapat menjaga kelangsungan hidup dan perkembangan.Life skill mengacu pada berbagai kemampuan yang diperlukan seseorang untuk menempuh kehidupan dengan sukses, bahagia, dan secara bermartabat dimasyarakat. Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian pendidikan kecakapan hidup bukan sekedar keterampilan untuk bekerja (vokasional), akan tetapi memiliki makna yang lebih luas. Barrie Hopson dan Scally mengemukakan bahwa “kecakapan hidup merupakan pengembangan diri untuk bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang, memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dan
berhubungan, baik secara individu, kelompok maupun melalui sistem dalam menghadapi situasi tertentu” [6] Sedangkan, diantara tujuan pendidikan life skill adalah :[7] a) Membangun keimanan yang terwujud dalam perilaku keberagamaan. b) Mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan masyarakat masa kini dan memenuhi kebutuhan di masa mendatang.
c) Mengembangkan kemampuan membantu diri dan kecakapan hidup agar setiap siswa dapat mandiri. d) Mengembangkan kecakapan yang akan mendukung kemandirian siswa. e) Mengembangkan kecakapan pra-vokasional dengan memfasilitasi latihan kerja dan pengalaman bekerja di masyarakat. 6. Beberapa Pendekatan Dalam Perencanaan Pendidikan a) Pendekatan kebutuhan Pendekatan kebutuhan sosial merupakan pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat pada saat ini. Pendekatan ini menitik beratkan pada tujuan pendidikan
yang
menitik
beratkan
pada
pemerataan
kesempatan
dalam
mendapatkan pendidikan. Menurut A.W. Guruge’ pendekatan sisial merupakan pendekatan tradisional bagi pembangunan pembangunan pendidikan dengan menyediakan lembaga-lembaga dan fasilitas demi memenuhi tekanan tekanan untuk memasukan sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada murit dan orang tua secara bebas.[8] b) Pendekatan kebutuhan ketenagakerjaan Dalam teorinya pendekatan ini lebih mengutamakan keterkaitan lulusan system pendidikan dengan tuntutan akan kebutuhan tenaga kerja, Blaug dan Faure(1988) menyimpulkan bahwa masalah pengangguran dikalangan terdidik dapat ditekan dengan memperbaiki sistem dan perencanaan pendidikan yang baik. Perlu kita cermati sebenarnya peningkatan pengangguran bukan semata-mata kesalahan dunia pendidikan, peningkatan pengangguran di karenakan sempitnya lapangan kerja, sempitnya lapangan kerja disebabkan pemerintah yang kurang bisa membuka lapangan kerja yang baru. c) Pendekatan efisiensi biaya Pendekatan ini menitik beratkan pada pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mendapatkan hasil pendidikan yang seoptimal mungkin, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, sehingga pendidikan ini diadakan hanya jika benar-benar keuntungan yang relatif pasti, baik bagi penyelenggara maupun peserta didik. Sebagai contoh : pembukaan sekolah-sekolah magister manajemen, magister bisnis adminitrasi, dan kursus-kursus. Lebih jauh lagi kalau kita mencermati pendekatan ini
mempunyai implikasi terhadap prinsip ekonomi yaitu program pendidikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi menempati urutan atau prioritas penting.[9] C. ANALISIS Pada pembahasan ini, pemakalah menguji perencanaan kegiatan ekstrakurikuler melalui pendekatan analisis kebutuhan yang meliputi kebutuhan sosial, ketenagakerjaan, dan efisiensi biaya. Dari beberapa uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler diharapkan memiliki nilai sosial, ekonomis, dan memberikan kesempatan yang sangat luas pada dunia ketenagakerjaan. Kegiatan-kegiatan yang mencakup ketiga aspek tersebut, yaitu:
1. Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meliputi: a) Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama b) Memperingati hari-hari besar keagamaan c) Memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah 2. Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain: a) Melaksanakan tata tertib dan kultur sekolah b) Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial) c) Melaksanakan kegiatan 7K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan) 3. Pembinaan prestasi olahraga sesuai dengan bakat dan minat, antara lain: a. Mengikuti kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) b. Mengadakan pameran karya inovatf dan hasil penelitian c. Membentuk klub sains, seni dan olahraga d. Menyelenggarakan festival dan lomba seni e. Menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga 4. Pembinaan kreativitas, keterampilan dan kewirausahan, antara lain: a. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan dalam menciptakan suatu barang menjadi lebih berguna b. Meningkatkan kreativitas dan keterampilan di dalam barang dan jasa c. Meningkatkan usaha koperasi siswa dan unit produksi d. Meningkatkan kemampuan keterampilan siswa melalui sertifikasi kompetensi siswa kebutuhan khusus. 5. Pembinaan kualitas jasmani, kesehatan gizi berbasis gizi antara lain: a. Melaksanakan usaha kesehatan sekolah (UKS)
b. Melaksanakan pencegahan penyalagunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (narkoba), dan minuman keras, merokok dan HIV AIDS c. Melakukan diversifikasi pangan 6. Pembinaan sastra dan budaya, seperti: Menyelenggarakan festival/ lomba, sastra dan budaya 7. Pembinaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti menyelenggarakan les komputer 8. Pembinaan komunikasi dalam bahasa Inggris, antara lain: a. Melaksanakan lomba debat dan pidato b. Melaksanakan lomba surat dan korespondensi c. Melaksanakan kegiatan engglish day d. Melaksanakan lomba puzzies words/ scrabble Untuk mencapai apa yang direncanakan, seorang kepala sekolah hendaknya mempertimbangkan beberapa ketentuan yaitu: Menggunakan prinsip quota pada ekskul tertentu melihat dari kebutuhan siswa dan efisiensi biaya Sekolah sebaiknya melakukan penelusuran atau seleksi atas potensi, keinginan, minat, bakat, motivasi dan kemampuan siswa sebagaimana dipertimbangkan adanya quota atas peserta untuk setiap jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ditawarkan/akan diselenggarakan. Seleksi dapat ditempuh melalui suatu test, kuesioner, wawancara/penawaran tertentu sekaligus dimaksudkan untuk mengetahui siswa/kelompok siswa yang karena berbagai hal tidak dapat melanjutkan studi sehingga perlu mendapat perhatian khusus dalam layanan program kegiatan ekstrakurikuler. Selanjutnya sekolah melakukan pengelompokkan siswa dengan jumlah tertentu (sesuai quota) yang dipandang layak mengikuti satu/beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler yang akan diselenggarakan. Pembiyaan merupakan dinamisator efektivitas penyelenggaraan program kegiatan ekstrakurikuler, maka perlu mempersiapkan:
pengadaan fasilitas/sumber/bahan/peralatan dapat dilakukan dengan melibatkan unsur pemerintah maupun masyarakat setempat
biaya latihan
biaya operasional dan pemeliharaan/perawatan
biaya sistem penyelenggaraan program termasuk tunjangan guru
biaya sistem evaluasi dan pelaporan
D. KESIMPULAN dan SARAN Suatu kegiatan dalam madrasah baik itu kegiatan yang masuk dalam kurikulum pendidikan maupun kegiatan ekstra yang disebut dengan ekskul harus memiliki suatu perencanaan yang matang dan harus mampu meningkatkan kualitas pendidikan
dalam sebuah madrasah. Karena baik pendidikan yang bermuatan kurikulum maupun ekskul memiliki tujuan yang sama. Kegiatan
ekstrakurikuler
diharapkan
dapat
meningkatkan
Pendidikan
kecakapan hidup. Life skill pada dasarnya memberikan bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari, seperti kegiatan yang mencakup bakat, minat, kreativitas, kompetensi dan kebiasaan dalam
kehidupan,
kemampuan
kemampuan
belajar,
kehidupan
wawasan
dan
keagamaan, perencanaan
kemampuan karir,
sosial,
kemampuan
pemecahan masalah dan kemandirian. Kegiatan ekstrakurikuler diharapkan mampu membangun jasmani dan rohani peserta didik melalui kegiatan yang tidak harus melalui pembiayaan yang mahal, namun kegiatan yang sederhana dan mampu merangsang daya kreatifitas, dan potensi peserta didik sebagai bekal untuk menjalani kehidupan sehari-hari. https://pendidikandaninfoteknologi.blogspot.com/2016/08/manajemen-pendidikan-perencanaan.html