PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN ALTERNATIF PADA PEMBELAJARAN FISIOLOGI HEWAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR Aditya Marianti, Wulan Christijanti Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang ABSTRAK Untuk memahami materi Fisiologi hewan diperlukan pemahaman yang komprehensif dari peserta didik. Mahasiswa terbukti belum mampu berpikir komprehensif. tercermin ketika mahasiswa belum mampu memecahkan kasus-kasus dalam proses fisiologi pada hewan. Untuk mengatasi hal itu tim dosen pengampu memutuskan untuk menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Instruction = PBI). Pendekatan dan model ini dipilih karena mahasiswa akan distimulasi untuk memecahkan problem kompleks berkaitan dengan fenomena fisiologi hewan yang dijumpai di kehidupan sekitar mahasiswa. Pengembangan desain pembelajaran tersebut berimplikasi terhadap system evaluasinya. Tim peneliti ingin mengembangkan suatu model assesmen yang dapat memberikan gambaran utuh kinerja dan kompetensi mahasiswa. Untuk itu telah diujicobakan model assesmen alternatif untuk mata kuliah Fisiologi Hewan berpendekatan JAS dengan model PBI. Desain penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan . Sampel penelitian terdiri atas 46 mahasiswa peserta kuliah Fisiologi Hewan pada semester gasal 2008/2009, Data yang diambil adalah hasil belajar, validitas dan reliabilitas instrument. Nilai hasil belajar diperoleh dari dokumen, validitas dan reliabilitas instrument diperoleh dengan menggunakan angket yang diisi oleh dosen-dosen dalam satu kelompok Bidang Keahlian (KBK) yaitu KBK Zoologi. Pengujian validitas dilakukan dengan menentukan validitas isi dan konstruksi. Data yang masuk dianalisis secara deskriptif. Untuk reliabilitas data yang diperoleh dianalisis dengan korelasi product moment. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 6,5% mahasiswa memperoleh nilai A, 84,78% nilai B dan 8,69% memperoleh nilai C dan tidak ada yang memperoleh nilai D atau E. Hasil analisis terhadap instrument adalah instrument yang dikembangkan valid karena sesuai dengan RPP, sedangkan reliabilitas instrument berdasarkan hasil analisis korelasi product moment termasuk dalam kategori reliabilitasnya tinggi. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model assesmen alternative yang dikembangkan dalam pembelajaran Fisiologi Hewan dengan pendekatan JAS dan model pembelajaran PBI memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Kata kunci : Assesmen alternatif, Pembelajaran berbasis Masalah, JAS, Fisiologi Hewan
Pendahuluan Fisiologi Hewan adalah salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh mahasiswa di jurusan Biologi FMIPA UNNES. Sesuai dengan diskripsi mata kuliah, pada mata kuliah Fisiologi Hewan mahasiswa akan mempelajari fungsi normal semua sistem dalam tubuh hewan. Untuk terselenggaranya proses fisiologi normal akan melibatkan kerjasama dari semua sistem organ. Semua itu dalam rangka mencapai kondisi homeostasis. Proses fisiologi yang terjadi di dalam
tubuh juga tidak dapat diamati secara langsung, hanya hasil atau efeknya yang dapat diamati dan dirasakan. Mencermati karakteristik mata kuliah ini maka kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa peserta kuliah adalah mampu berpikir komprehensif dengan menghubungkan proses fisiologis yang terjadi antar sistem
pada tubuh hewan dengan
menganalisis fenomena-fenomena fisiologi yang terjadi. Kemampuan berpikir komprehensif ini tercermin dalam kemampuan mahasiswa ketika diminta untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan atau kasus-kasus dalam fisiologi
hewan. Berdasarkan hasil observasi terhadap kemampuan ini diperoleh fakta bahwa mahasiswa peserta kuliah memahami konsep fisiologi hewan secara terkotak-kotak sistem per sistem. Hal ini terjadi karena materi disampaikan dosen sistem per sistem, demikian juga buku-buku teks menyajikan materinya sistem per sistem. Akibatnya mahasiswa kurang kompetensinya untuk memecahkan permasalahan-permasalahan fisiologis yang disodorkan dosen untuk dipecahkan maupun ketika mereka menjumpai masalah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya kompetensi ini juga tampak ketika mahasiswa sudah pada tahap penulisan proposal penelitian yang mengambil tema fisiologi hewan. Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas dan atas dasar hasil evaluasi diri, tim dosen pengampu memutuskan untuk mengubah proses pembelajaran yang telah berlangsung selama ini. Melihat karakteristik materi fisiologi hewan dan berdasarkan analisis mendalam maka tim dosen bersepakat untuk menerapkan pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) yaitu suatu pendekatan yang memanfaatkan lingkungan atau alam sekitar peserta didik sebagai sumber belajar (Marianti dan Kartijono, 2004). Pendekatan ini menekankan pada prinsip-prinsip eksplorasi. Dalam konteks fisiologi hewan, yang dimaksud alam sekitar peserta didik adalah fenomene-fenomena fisiologi hewan yang dapat dijumpai di sekitar misalnya proses fisiologi yang terjadi pada hewan ternak, ikan, binatang kesayangan, protozoa, insekta, binatang di kebun binatang dan sebagainya. Bahkan diri mereka sendiri dapat dieksplorasi sebagai sumber belajar. Berkaitan dengan hal ini maka sejak satu tahun terakhir telah dilaksanakan perkuliahan fisiologi hewan dengan pendekatan JAS. Pendekatan JAS dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Instruction (PBI)). Model ini dipilih karena menurut Major dan Palmer (2001) dengan model ini peserta didik akan distimulasi untuk memecahkan problem kompleks yang dihadapi. Peserta didik akan mengembangkan
keterampilan mereka untuk mengumpulkan, mengevaluasi dan mensintesis problem-problem yang dihadapi, untuk kemudian dapat merumuskan dan mencari pemecahan masalahnya. Asesmen alternatif yang dikembangkan adalah bentuk konsekuensi logis dari model pembelajaran yang dikembangkan. Model PBI yang dikembangkan menurut Nightingale, Te Wiata, Toohey, Ryan, Hughes & Magin dalam Majer & Palmer (2001) menghendaki adanya asesmen yang dapat menjembatani jurang yang terbentuk antara bentuk kegiatan yang dilaksanakan dan cara mengasesmennya. Menurut Wiggins dalam Mueller (2004) asesmen alternatif mengarahkan peserta didik untuk menggunakan pengetahuan yang dimilikinya untuk menampilkan kinerjanya secara efektif dan kreatif. Major dan Palmer juga (2001) mengemukakan agar PBI berjalan optimal maka sebaiknya menggunakan asesmen alternatif. Hasil evaluasi melalui penelitian yang telah dilaksanakan oleh tim dosen pengampu mata kuliah Fisiologi Hewan menunjukkan bahwa pendekatan JAS dengan model PBI yang diterapkan telah memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan kemampuan berpikir komprehensif mahasiswa terhadap problem-problem fisiologi yang terjadi pada tubuh hewan. Namun demikian ada beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi yaitu adanya kegiatan yang belum dapat terukur dengan akurat berhubung ketiadaan alat/instrumen yang tepat untuk mengukurnya. Misalnya kegiatan yang dilaksanakan mahasiswa di luar jam-jam tatap muka, kegiatan di luar ruangan dan sebagainya. Selain itu juga ditemukan kelemahan instrumen yang telah digunakan antara lain dengan ketiadaan rubrik. Untuk menyempurnakan instrumen asesmen yang telah digunakan maka perlu dikembangkan suatu model asesmen alternatif yang dapat mengukur kinerja peserta didik secara lebih tepat dan optimal sekaligus valid dan reliabel. Berdasarkan uraian pada latar belakang dan permasalahan yang berhasil diidentifikasi maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Model asesmen alternatif seperti apakah yang sesuai dikembangkan untuk
pendekatan JAS yang menerapkan model PBI dan apakah
memenuhi unsur-unsur validitas dan reliabilitas ? Metode Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di jurusan Biologi FMIPA UNNES dengan populasi seluruh mahasiswa Biologi FMIPA UNNES. Sampel penelitian adalah mahasiswa peserta mata kuliah Fisiologi Hewan, yang terdiri dari 46 mahasiswa ini akan digunakan sebagai objek penelitian untuk mengujicobakan desain asesmen alternatif yang telah disusun.
Pada penelitian ini sebagai variabel bebas adalah model assesmen alternatif yang dikembangkan sedangkan hasil belajar mahasiswa, validitas dan reliabilitas asesmen alternatif yang dikembangkan difungsikan sebagai variabel terikat. Desain penelitian ini adalah Research and Development (R & D) dengan modifikasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam tahap-tahap berikut ini : melaksanakan pembelajaran Fisiologi Hewan berdasar Masalah (PBI) dengan pendekatan JAS. Skenario pembelajaran disusun dalam silabus dan RPP, kemudian menganalisis hasil belajar mahasiswa dan berdasarkan hasil analisis tersebut disusun instrumen yang sesuai dengan desain yang dikembangkan. Instrumen tersebut kemudian dikonsulyasikan dengan ahli assesmen. Bila ada yang belum sesuai merevsisi instrumen tersebut sesuai saran ahli. Setelah direvisi melakukan uji coba dan menganalisis hasilnya. Instrumen siap digunakan Validitas isi dan reliabilitas instrumen diuji dengan meminta pendapat para pengajar dalam satu kelompok bidang keahlian (KBK) dalam hal ini adalah KBK zoologi untuk menganalisis validitas isi dan reliabilitas dari instrumen asesmen dengan menggunakan instrumen angket. Validitas isi dianalisis dengan membandingkan kesesuaian isi instrumen yang telah dibuat dengan indikator dan skenario pembelajaran yang telah disusun. Sedangkan reliabilitas instrumen dianalisis dengan membagikan angket kepada para dosen dalam KBK zoologi untuk dimintai pendapat yang berkaitan dengan reliabilitas instrumen yang disusun. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Tanggapan responden terhadap alternative assessment yang dikembangkan, dianalisis untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari alternative assessment yang dikembangkan. Pengujian validitas di lakukan dengan cara menentukan validitas isi dan validitas konstruksi. Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan melihat kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan kegiatan pembelajaran. Data diperoleh dengan menjumlahkan skor angka yang diperoleh dari jawaban pertanyaan kuesioner yang diajukan pada responden. Untuk jawaban sesuai skor 1 dan jawaban tidak sesuai skor 0. Kemudian skor tiap item dijumlah dianalisis secara deskriptif presentase. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase diinterpretasikan dengan tabel kriteria tingkat kesesuaian, kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk mengetahui kriteria hasil perhitungan disajikan dalam tabel berikut ini
Tabel Kriteria kesesuaian RPP dengan assesmen Interval 76% < %≤100% 51% < %≤75% 26% < %≤50% 0% < %≤25%
Kriteria Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai Sangat sesuai
Reliabilitas data diperoleh dengan memberi skor pada kuesioner dengan jawaban tidak sesuai skor 0 dan jawaban sesuai skor 1. Kemudian dianalisis dengan rumus korelasi produk moment Untuk menguji reliabilitas ini digunakan rumus KR 20. 2 n S − ∑ pq r11 : S2 n − 1
(Arikunto 2002)
Keterangan r11 : Reliabilitas secara keseluruhan S : standar deviasi dari kuesioner n : Banyaknya butir kuesioner ∑pq : Jumlah perkalian antara p dan q p : proporsi subyek yang menjawab benar q : Proporsi subyek yang menjawab salah (q= p-1) Jika R11 hitung ≥ 0,70 maka alat ukur tersebut reliabilitas tinggi/ reliabel. Jika R11 hitung < 0,70 maka alat ukur tersebut reliabilitas rendah/ un-reliabel (Sudijono 2006) Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar Mahasiswa Hasil belajar mahasiswa diukur dengan alternatif asessmen yang diambil dari nilai tugas atau pop kuis yang dibobot 1, nilai ujian tertulis yang diberi bobot 2, dan nilai ujian tidak tertulis diperoleh dari nilai makalah (laporan observasi), presentasi dan aktivitas mahasiswa selama melakukan observasi dan penyusunan laporan yang penilaiannya menggunakan instrumen alternatif yang telah disusun. Nilai ujian tidak tertulis diberi bobot 3. Mahasiswa yang menempuh perkuliahan berjumlah 46 orang. Hasil belajar mahasiswa menunjukkan bahwa persentase mahasiswa yang meraih nilai A dengan rentang nilai antara 85 sampai dengan 100 berjumlah 3 orang atau 6,52%, yang menperoleh nilai nilai B dengan rentang nilai antara 70 sampai dengan 84 sejumlah, 84,78% sedangkan yang memperoleh nilai C dengan
rentang nilai antara 60 sampai 69 berjumlah 4 orang atau 8,69%. Nilai D dan E 0%. Data selengkapnya pada lampiran 1. 2. Validitas Instrumen assesmen alternatif yang dikembangkan Hasil kuesioner yang dibagikan kepada dosen Kelompok Bidang Keahlian (KBK) zoologi menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan instrumen assesmen alternatif yang dikembangkan dalam perkuliahan Fisiologi Hewan yang berupa lembar penilaian makalah dan rubriknya, lembar penilaian presentasi mahasiswa dan rubriknya, dan lembar aktivits mahasiswa selama observasi dan penyusunan laporan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Perkuliahan (RPP). yang dikembangkan dinilai oleh para responden
sesuai dengan tujuan, materi dan
kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam RPP atau masuk dalam kriteria sangat sesuai Oleh karena itu maka instrument tersebut
dapat dikatakan valid. Data selengkapnya pada
lampiran 1. 3. Reliabilitas instrumen assesmen alternatif yang dikembangkan Hasil kuesioner responden tentang pemahaman kalimat dalam instrumen alternative assessment yang dikembangkan disajikan dalam tabel berikut Tabel 3 Tanggapan responden terhadap pemahaman kalimat dalam instrumen alternative assessment yang dikembangkan. Pemahaman terhadap kalimat Rata-rata persentase tanggapan responden Sulit Mudah
0% 100%
r11 Hitung 1,06
r11 Tabel 0,70
Keterangan : Data lengkap pada lampiran 1 Analisis data menunjukkan bahwa 100% responden
tidak mengalami kesulitan
memahami kalimat pada instrumen assesmen alternatif yang dikembangkan. Setelah dihitung dengan rumus KR 21 diperoleh r11 1,06 > 0,70 (lampiran 1) atau masuk kategori reliabilitasnya tinggi. Jadi instrumen assesmen alternatif yang dikembangkan mudah dipahami sehingga diharapkan akan menghasilkan penafsiran yang sama jika diimplementasikan dalam penilaian pembelajaran, dengan dikatakan reliabel.
persamaan penafsiran kalimat pada instrumen maka instrumen ini
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di atas, dari hasil belajar mahasiswa diketahui bahwa nilai B adalah persentase nilai tertinggi yang diraih mahasiswa disusul oleh nilai C dan A. Sedangkan tidak ada yang memperoleh nilai D dan E. Hasil ini menunjukkan bahwa mahasiswa telah lulus menempuh mata kulih Fisiologi Hewan dan bisa dikatakan telah menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan sejumlah indikator yang ditetapkan yaitu Hasil yang diraih juga menunjukkan meningkatnya kemampuan mahasiswa untuk berpikir komprehensif menghadapi masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan proses fisiologis yang terjadi di dalam tubuh hewan. Kemampuan berpikir komprehensif ini disinyalir merupakan kelemahan utama mahasiswa terutama dalam mengahadapi soal-soal ujian yang meminta mahasiswa untuk menjelaskan atau memecahkan kasus-kasus dalam fisiologi yang diberikan dosen pengampu, Berdasarkan hasil observasi terhadap kemampuan awal diperoleh fakta bahwa mahasiswa peserta kuliah memahami konsep fisiologi hewan secara terkotak-kotak sistem per sistem. Melalui model PBI dengan dengan pendekatan JAS yang salah satu cirinya adalah menggunakan assesmen alternatif untuk mengukur kinerja siswa maka dikembangkanlah instrumen assesmen yang dapat mengukur kinerja mahasiswa secara komprehensif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan dari segi isi valid karena sesuai dengan tujuan, materi dan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam RPP. Seperti dikatakan oleh Ridlo (2005) suatu item penilaian disebut valid jika item tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam hal ini komponen yang harus diukur adalah aktivitas mahasiswa selama melakukan observasi dan menyusun laporan hasil observasi yang dinilai adalah terlibat dalam penyusunan lembar kegiatan mahasiswa (LKM), aktif berkonsultasi dengan dosen, berpartisipasi aktif dalam observasi, terlibat dalam penyusunan laporan, dan berpartisipasi aktif menjawab pertanyaan tertulis dari dosen tentang topik yang dikaji. Melalui serangkaian kegiatan atau aktivitas seperti tersebut di atas diharapkan mahasiswa akan memiliki kompetensi standart dengan indikator-indikator tertentu yang harus dicapai. Indikator-indikator yang menunjukkan bahwa mahasiswa mampu menguasai kompetensi dasar materi perkuliahan adalah : 1. mampu mengobservasi dengan benar sesuai tujuan yang ditetapkan
2. mampu menganalisis fenomena fisiologi yang terjadi pada tubuh hewan dengan mengaitkan antara fungsi saraf, reseptor dan efektor 3.
mampu menyusun laporan hasil observasi sesuai sistematika yang ditetapkan
4. mampu menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan system saraf, reseptor dan efektor dengan benar Ketercapaian indikator ini dapat diukur dengan menggunakan instrument yang sesuai. Instrumen yang sesuai tersebut telah dikembangkan dan hasil analisis terhadap instrument tersebut dinyatakan valid. Penggunaan instrument yang valid dalam suatu kegiatan pengukuran akan memberikan jaminan bahwa hasil pengukuran tersebut adalah sesuatu yang benar/valid, sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan langkahlangkah berikutnya. Selain valid instrumen pengukuran yang dikembangkan, juga harus reliabel. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu tes yang baik selain memiliki validitas yang tinggi juga harus memiliki reliabilitas test yang berhubungan dengan masalah kepercayaan yang tinggi, jika test tersebut memberikan hasil yang tetap (Arikunto 2002). Pada penelitian ini keajegan instrumen ditandai dengan semua responden menyatakan bahwa kalimat dalam instrumen penilaian mudah dipahami, sehingga kesalahan pengukuran yang mungkin timbul karena kesulitan memahami kalimat tidak terjadi. . Model PBI mengharuskan peserta didik melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah nyata, mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masalah, mengumpulkan dan menganalisis informasi melakukan percobaan dan merumuskan simpulan (Ibrahim & Nur, 2000). Instrumen yang dikembangkan pada model pembelajaran PBI dengan pendekatan JAS tentunya berbeda apabila pendekatan maupun model yang dikembangkan berbeda. PBI menurut Wang (1998) pada umumnya meliputi beberapa langkah : 1. Masalah dipresentasikan dan dibacakan oleh anggota kelompok, sementara anggota kelompok yang lain menuliskan hasil-hasil identifikasi. 2. Peserta didik mendiskusikan apa yang diketahui (fakta-fakta) 3. Peserta didik mendiskusikan apa yang mereka pikirkan dan mengidentifikasi masalah (curah pendapat terhadap ide-ide yang muncul dan memformulasikan hipotesis) 4. Peserta didik mengidentifikasikan kebutuhan belajar mereka (apa yang mereka butuhkan untuk belajar dalam rangka membuktikan atau menolak ide-ide mereka)
Dalam PBI pembelajaran berpusat pada peserta didik. Masalah nyata atau masalah yang diskenariokan dihadirkan untuk menstimulasi perhatian peserta didik. Hal ini sesuai dengan Pendekatan pembelajaran JAS ini menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata, sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik, pendekatan ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan dunia nyata sehingga hasil belajarnya lebih berdaya guna (Ridlo, 2005) Peserta didik bekerja dalam kelompok kecil untuk menginvestigasi masalah. Untuk menilai kinerja mahsiswa dengan model PBI maka dilakukan assesmen alternatif. Menurut Nur (2005) asesmen alternatif diperlukan untuk dapat mengetahui kemajuan belajar peserta didik guna melengkapi paper and pencil test. Pelaksanaan paper and pencil test dapat digunakan untuk mengungkap kemampuan kognitif siswa tentang kemampuan konseptual dan prosedural. Untuk mengetahui kinerja dan sikap dapat digunakan asesmen alternatif. Teknik assesmen alternatif yang dikembangkan oleh tim peneliti sesuai dengan teknik asesmen untuk PBI. Pada PBI menurut Majer dan Palmer (2001) memiliki kekhususan dalam teknik asesmennya. Beberapa teknik asesmen alternatif yang dilakukan oleh tim peneliti dan sesuai dengan model PBI adalah 1. Evaluasi akhir oleh ahli/dosen, pada PBI mahasiswa akan menyerahkan tugas akhirnya dalam bentuk laporan. Evaluasi dilaksanakan secara sistematik oleh tim pengajar dapat memperkuat penilaian terhadap kinerja peserta didik 2. Mengandung analisis projek, Pada penelitian ini setiap kelompok mendapatkan satu proyek yang harus diteliti. Dalam menyelesaikan proyek ini setiap kelompok mahsiswa dapat mengambil pengetahuan dari berbagai sumber. Untuk menilai tingkatan pengetahuan yang telah dipelajari, tim dosen mengevaluasi melalui tugas kelompok untuk melihat keragaman i sumber yang dikumpulkan mahasiswa, keterampilan meneliti, analisis kritis dan menulis. 3. Fokus kelompok, mahasiswa diatur dalam bentuk kelompok dan melalui keompok inilah peserta didik dapat menawarkan berbagai sudut pandang sesuai pengalaman mereka saat memecahkan masalah dalam kelompok.
4. Jurnal atau catatan harian, karena mahsiswa
didik mengerjakan sebagaian besar
tugasnya di luar jam tatap muka sehingga pekerjaanya sulit untuk dinilai, untuk itu tim dosen meminta mahasiswa untuk mendokumentsikan pekerjaanya dalam jurnal harian. 5. Refleksi Pribadi. Pada akhir perkuliahan dosen meminta mahasiswa untuk melakukan refleksi karena bagi banyak mahasiswa model dari pembelajaran aktif yang dilaksanakan dalam PBI adalah pengalaman yang tidak biasa. Berdasarkan hasil refleksi beberapa mahasiswa menyatakan bahwa mereka banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru selama menempuh perkuliahan. Wawasan menjadi semakin luas, kemampuan berpikir komprehensif menjadi semakin terasah karena masalah yang dipelajari nyata. Seluruh kinerja mahasiswa telah dinilai oleh tim dosen/tim peneliti melalui berbagai instrumen assesmen alternatif yang dikembangkan. Baik berupa instrumen untuk menilai makalah dan rubriknya, instrumen
penilaian presentasi mahasiswa dan rubriknya, dan instrumen untuk
mengukur aktivits mahasiswa selama observasi dan penyusunan laporan yang semuanya sesuai dengan RPP. Selain itu juga telah disusun jurnal harian yang akan memberikan informasi kegiatan mahasiswa di luar jam tatap muka. Instrumen-instrumen tersebut disusun dan digunakan dengan tujuan agar tim dosen dapat mengukur secara utuh seluruh aktivitas yang dilakukan mahasiswa, sehingga hasil pengukuran yang berupa nilai akhir benar-benar menggambarkan kompetensi mahasiswa terhadap materi Fisiologi Hewan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diambil simpulan bahwa model assesmen alternatif yang dikembangkan dalam pembelajaran Fisiologi Hewan sesuai dengan pendekatan
Jelajah Alam Sekitar dan model pembelajaran Problem Base Instruction
(PBI) yang dikembangkan serta memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi Pustaka Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Gibson, I. 2005. Designing Project for Learning. Handbook of Enquiry & Problem Learning. Barrett T. Mac Labrahim, I. Fallon, H (Eds). Galway. CELT
Based
Ibrahim, M. & M. Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya : University Press
Marianti A., 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS) Suatau Pendekatan dalam Pembelajaran Biologi dan Implementasinya. Makalah dipresentasikan pada pemilihan dosen teladan UNNES Maret 2005. Marianti, A & Kartijono NE, 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS), Makalah, Dipresentasikan pada Seminar dan Lokakarya pengembangan Kurikulum dan Desin Inovasi Pembelajaran Biologi Prodi Pendidikan Biologi dengan Pendekatan JAS, tanggal 14-15 Pebruari 2005 di Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Major, C.H., and B. Palmer, 2001. Assessimh the Effectiveness of Problem-Based in Higher Education : Lesson from the Literature. Academic Exchange Quaterly Spring. Volume 5, Issue 1.
Learning
Ridlo, S., 2005, Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS), Makalah, Dipresentasikan pada Seminar dan Lokakarya pengembangan Kurikulum dan Desin Inovasi Pembelajaran Biologi Prodi Pendidikan Biologi dengan Pendekatan JAS, tanggal 14-15 Pebruari 2005 di Jurusan Biologi FMIPA UNNES Wang, HC, 1999, Problem Based Learning, USC California Science Project Cohort.
Leadership