See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/321095055
Pengaruh Perubahan Sifat Transport Refrigeran akibat Perubahan Suhu Ruangan terhadap Kapasitas Pendinginan Mesin Pendingin Portable Propane Article · April 2017 CITATIONS
READS
0
261
1 author: Jeri Tangalajuk Siang Universitas Atma Jaya Makassar 10 PUBLICATIONS 10 CITATIONS SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Performance of a single duct portable propane air conditioner View project
All content following this page was uploaded by Jeri Tangalajuk Siang on 16 November 2017.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
Jeri Tangalajuk Siang. Pengaruh Perubahan Sifat…
Pengaruh Perubahan Sifat Transport Refrigeran akibat Perubahan Suhu Ruangan terhadap Kapasitas Pendinginan Mesin Pendingin Portable Propane Jeri Tangalajuk Siang Teknik Mesin; Fakultas Teknik Universitas Atmajaya Makassar, Jl. Tanjung Alang No. 23 Makassar 90134 Telp. (0411) 871038, Fax (0411) 870294
[email protected] mempunyai potensi pemanasan global yang tinggi
Abstrak Keberadaan mesin pendingin ruangan yang ramah lingkungan sekarang ini sudah mulai dipertimbangkan.
(Global Warming Potential). Oleh karena sifatnya yang tidak ramah lingkungan, refrigeran sintetik
Masyarakat sudah sadar akan keadaan lingkungan
tersebut akan dihilangkan dan tidak diproduksi lagi
yang sudah mulai rusak akibat aktivitas manusia.
(UNEP, 2007). Sehingga, refrigeran tersebut masih
Penggunaan bahan ramah lingkungan sudah mulai
dicarikan alternatif lain yang pengaruhnya terhadap
banyak digunakan. Contohnya penggunaaan refrigeran
lingkungan dapat diabaikan atau tidak mempunyai
propan dalam bidang pengkondisian udara. Pada
potensi untuk merusak lingkungan (Teng et al.,
penelitian ini terlihat pengaruh konduktivitas termal
2012).
refrigeran tidak membantu bertambahnya kapasitas pendinginan dari sistem. Di mana pada suhu ruangan
Salah
satu
jenis
refrigeran
yang
ramah
20ºC konduktivitas termal refrigeran rata – rata di
lingkungan adalah refrigeran yang terbuat dari unsur
evaporator adalah 0.05497 kW/m K hal ini berlawanan
alami. Sebagai contoh: air, karbondioksida, amoniak
dengan
perubahan
perpindahan
panas
pada
evaporator. Pada suhu ruangan 35ºC konduktivitas termal justru turun menjadi 0.0503 kW/m K. Viskositas refrigeran juga mempunyai efek berlawanan pada
dan hidrokarbon. Refrigeran ini tidak mempunyai efek yang merusak lingkungan. Oleh karena tidak mempunyai efek yang merusak lingkungan, maka
penurunan tekanan pada sisi pipa kapiler.
pemakaiannya sudah banyak didapati di masyarakat.
Kata kunci: konduktivitas termal, kapasitas pendinginan,
Sebagai contoh refrigeran hidrokarbon. Refrigeran ini
viskositas
mempunyai beberapa jenis yang digunakan di masyarakat. Sebagai contoh metane, isobutene, dan I.
PENDAHULUAN
propane. Isobutane dan propane banyak digunakan
Semakin sadarnya manusia akan kondisi lingkungan
pada bidang refrigerasi dan pendinginan udara.
membuat manusia selalu mencari bahan yang ramah lingkungan. Pada bidang refrigerasi dan pengkondisian
Oleh karena sifatnya yang ramah lingkungan,
udara, refrigeran yang umum dipakai adalah R22, R134a,
hidrokarbon menjadi salah satu pilihan untuk
R410A atau R407C. Akan tetapi refrigeran ini masih
dijadikan sebagai salah satu refrigeran alternatif.
mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan (Bolaji et
Salah satu jenis hidrokarbon yang sudah digunakan
al.,
2013).
Refrigeran-refrigeran
tersebut
masih
sebagai refrigeran pada mesin pendingin adalah
JURNAL REALTECH Vol. 13, No. 1, April 2017: 69 – 72 ISSN: 1907 - 0837 propane (Corberán et al., 2011). Menurut penelitian
𝑞=
terdahulu, penggunaan, propane dapat digunakan
𝑇𝑟𝑒𝑓 −𝑇𝑢𝑑
(1)
𝑑 𝑙𝑜𝑔 𝑑𝑜 1 1 𝑖 + + 𝑟𝑒𝑓 .𝐴 𝑖𝑛 2𝑘 𝑝𝑖𝑝𝑎 𝜋𝐿 𝑢𝑑 + 𝑟 𝐴 𝑜𝑢𝑡
untuk menggantikan R 22 langsung tanpa melakukan perubahan
pada
sistem
pendinginan
tersebut.
Secara langsung pengaruh konduktivitas termal
Apabila propane digunakan sebagai fluida pengganti
refrigeran di dalam perhitungan, dapat dilihat pada
untuk R 22 maka kapasitas pendinginan yang
persamaan koefisien perpindahan panas konveksi.
dihasilkan oleh propane lebih kecil dari R 22 tetapi CoP propane lebih tinggi dibandingkan dengan R 22
Koefisien perpindahan panas konveksi refrigeran diperoleh dengan rumus:
(Park et al., 2007). Pada penelitian digunakan mesin pendingin
𝑟𝑒𝑓 =
𝑁𝑢 𝑟𝑒𝑓 ∗𝑘 𝑟𝑒𝑓
(2)
𝑑𝑖
portabel yang sudah dirancang dengan refrigeran propane. Pada penelitian ini akan dianalisa pengaruh
Sedangkan
dari
diperoleh dengan persamaan:
konduktivitas
termal
refrigeran
terhadap
kenaikan kapasitas pendinginan pada mesin fluida portable. Penelitian ini merupakan bagian kedua dari penelitian Impact of room temperature on the performance of a portable propane air conditioner
𝑎𝑖𝑟 =
koefisien
perpindahan
panas
𝑁𝑢 𝑎𝑖𝑟 ∗𝑘 𝑎𝑖𝑟
udara
(3)
𝑑𝑜
Untuk bagian evaporator dengan sirip dipergunakan rumus (Incropera, 1996):
(Sharifian et al., 2015). Di mana pada laporan pertama belum menguraikan pengaruh konduktivitas termal terhadap perpindahan panas pada evaporator
𝑞 = 𝑇𝑝𝑖𝑝𝑎 − 𝑇𝑎𝑚𝑏 ∗ (𝑎𝑖𝑟 + 𝑟 ) ∗ 𝐴𝑡 ∗ 1−
serta pengaruh viskositas terhadap perubahan tekanan pada pipa kapiler.
evaporator adalah:
Fokus penelitian ini adalah menganalisa pengaruh transport
(4)
Koefisien perpindahan panas udara pada sirip
II. TINJAUAN PUSTAKA
sifat
𝑁∗𝐴𝑓 𝐴𝑡 ∗ 1−𝜂 𝑓
refrigeran
terhadap
𝑎𝑖𝑟 =
𝑁𝑢 𝑎𝑖𝑟 ∗𝑘 𝑎𝑖𝑟
(5)
𝐻𝑓
kapasitas
pendingian. Perpindahan panas yang terjadi di
Pengaruh
evaporator adalah penyerapan panas dari udara oleh
penelitian ini. Koefisien perpindahan panas radiasi
refrigeran.
digunakan
diperoleh dengan persamaan:
persamaan berikut untuk menghitung perpindahan
𝑟 = 4 𝜍𝜖 (𝑇𝑝𝑖𝑝𝑎 3 − 𝑇𝑎𝑚𝑏 3 )
Pada
perhitungan
ini
radiasi
juga
diperhitungkan
dalam
(6)
panas: Untuk perubahan tekanan yang terjadi di dalam pipa Untuk bagian evaporator yang tidak mempunyai sirip
kapiler, dihitung dengan persamaan (Fox, 2004):
(pada belokan pipa), laju perpindahan panas dihitung dengan menggunakan persamaan (Incropera, 1996):
∆𝑃 = 𝑙 ∗ 𝜌𝑓 𝑙 =
𝐿∗𝑓 𝑟𝑒𝑓 ∗𝑉𝑎𝑣𝑒 2 2∗𝑑 𝑖
(7)
(8)
Jeri Tangalajuk Siang. Pengaruh Perubahan Sifat…
𝑒
1
= −2.0𝑙𝑜𝑔
𝑓 𝑟𝑒𝑓
𝑑𝑖
3.7
2.51
+
𝑅𝑒 𝑟𝑒𝑓
(9)
𝑓 𝑟𝑒𝑓
Bilangan Reynolds dihitung dengan menggunakan persamaan: 𝑅𝑒𝑟𝑒𝑓 =
4 𝑚 𝑟𝑒𝑓
(10)
𝜋 𝜇 𝑟𝑒𝑓 𝑑 𝑖
Gambar 1: Instalasi Penelitian
III. METODOLOGI DAN PENGUKURAN Penelitian ini dilakukan secara eksperimental.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Mesin pendingin diuji tanpa mengubah massa refrigeran yang sudah ditentukan oleh pembuat mesin
Data yang direkam pada saat pengambilan data
pendingin tersebut. Suhu ruangan akan divariasikan
adalah suhu refrigeran pada sisi masuk dan keluar
mulai dari 20ºC, 23ºC, 26ºC, 29ºC, 32ºC dan 35ºC.
evaporator dan pipa kapiler. Tekanan sisi masuk pipa
Untuk memudahkan mengatur suhu ruangan, mesin
kapiler dan evaporator. Laju aliran massa refrigeran
pendingin ditempatkan di dalam sebuah tenda.
diukur pada sisi masuk evaporator. Sifat transport
Pengaturan suhu ruangan dengan menggunakan
refrigeran diperoleh dengan menggunakan perangkat
jendela tenda serta elemen pemanas ruangan untuk
lunak Refpro berdasarkan data tekanan dan suhu.
menaikkan suhu. Suhu diukur dengan menggunakan
Dengan mempergunakan persamaan (1) dan (4),
termokoppel tipe J dengan sensitivitas 50 μV/ºC – 60
kapasitas pendinginan dapat dihitung. Pengaruh sifat
μV/ºC yang dihubungkan dengan data logger
transport refrigeran terhadap kapasitas pendinginan
LabView. Laju aliran massa diukur menggunakan
dapat dilihat pada persamaan (2). Perubahan tekanan
coriolis mass flow meter dengan kesalahan linear
di
(linearity
refrigeran
persamaan (7). Pengaruh sifat transport (viskositas)
dengan
terhadap perubahan tekanan dapat dilihat pada rumus
error)
menggunakan
±0.1%,
transmitter
tekanan piezoresistive
akurasi ±1% bacaan penuh. Kecepatan angin diukur
dalam
pipa
kapiler
dihitung
berdasarkan
(10).
menggunakan anemometer tipe fan dengan akurasi ±3% bacaan penuh. Data yang diukur seperti suhu
Seperti yang sudah diberikan oleh Sharifian et
dan tekanan digunakan untuk memperoleh sifat-sifat
al., 2015 pada penelitian yang sama bahwa kapasitas
refrigeran seperti viskositas, konduktivitas termal dan
pendinginan akan bertambah dengan naiknya suhu
entalpi
ruangan.
dengan
menggunakan
perangkat
lunak
REFPRO. Skema dan alat ukur dapat dilihat pada Gambar 1.
JURNAL REALTECH Vol. 13, No. 1, April 2017: 69 – 72 ISSN: 1907 - 0837 Pada sisi udara, dengan naiknya suhu ruangan, maka konduktivitas udara juga berubah dari 2.514 × 10-5 kW/ m K pada 20ºC menjadi 2.625 × 10-5 kW/ m K pada 35ºC. Disini terjadi kenaikan konduktivitas terma udara sebesar 4.42% (Gambar 4).
Gambar 2: Grafik perubahan konduktivitas termal pada beberapa suhu ruangan dalam evaporator
Dilihat dari konduktivitas termal refrigeran pada sisi evaporator (sisi masuk dan sisi keluar) terlihat bahwa pada sisi masuk evaporator, konduktivitas termal refrigeran mengalami penurunan dari 0.09382 kW/m K pada 20ºC menjadi 0.08334 kW/m K pada 35ºC. Pada sisi keluar evaporator atau sisi masuk kompressor, konduktivitas termal berubah
Gambar 4: Konduktivitas termal udara pada rentang suhu 20ºC – 35ºC
dari
0.016127 kW/m K pada 20ºC menjadi 0.017293 kW/m K pada 35ºC (Gambar 2). Jika diambil konduktivitas termal rata-rata refrigeran di dalam evaporator maka diperoleh konduktivitas termal ratarata evaporator berubah dari 0.054973 kW/ m K pada 20ºC menjadi 0.050318 kW /mK pada 35ºC atau terjadi penurunan sebesar 8.47% (Gambar 3). Gambar 5: Perubahan viskositas refrigeran di dalam pipa kapiler pada beberapa suhu ruangan
Viskositas refrigeran pada sisi pipa kapiler juga berubah seiring dengan bertambahnya suhu ruangan. Pada sisi masukan pipa kapiler, viskositas propane berubah dari 102.8933 Pa.s pada 20C menjadi 84.0994 μ Pa s pada suhu ruangan 35C. Pada sisi keluar pipa kapiler, viskositas berubah dari 109.5127 μ Pa s pada 20ºC menjadi 92.1086 μ Pa s pada 35ºC Gambar 3: Grafik konduktivitas termal rata-rata propane di
(Gambar 4). Sehingga viskositas rata-rata berubah
dalam evaporator
dari 106.203 μ Pa s pada 20ºC menjadi 88.1040 μ Pa s pada 35ºC (Gambar 5). Perubahan viskositas yang
Jeri Tangalajuk Siang. Pengaruh Perubahan Sifat… terjadi di dalam pipa kapiler pada setiap suhu
4.42%. Melihat persamaan (1) dan (3) untuk
ruangan dapat dilihat pada Gambar 6.
kapasitas pendinginan, maka kenaikan kapasitas penginginan dengan naiknya suhu ruangan, maka dengan turunnya konduktivitas termal refrigeran maka akan berefek kebalikan dengan kenaikan kapasitas
pendinginan
perubahan
atau
konduktivitas
kontraproduktif
dengan
dengan
kata
lain,
termal
refrigeran
kenaikan
kapasitas
pendinginan. Ditinjau dari viskositas refrigeran, dimana pada penelitian ini viskositas refrigeran rata-rata di dalam Gambar 6: Grafik perubahan viskositas rata-rata di dalam pipa kapiler pada rentang suhu ruang 20ºC – 35ºC
B. Pembahasan
pipa kapiler turun seiring naiknya suhu ruangan. Pada suhu ruangan 20ºC viskositas rata-rata refrigeran dalam pipa kapiler adalah 106.203 10-6 Pa s
bahwa
sedangkan pada suhu ruangan 35ºC, viskositas rata-
konduktivitas termal pada sisi refrigeran (propane)
rata refrigeran dalam pipa kapiler adalah 88.104 10-6
berkurang sebesar 8.47% sedangkan pada sisi udara
Pa s (terjadi penurunan viskositas sebesar 17.04%).
konduktivitas termal udara bertambah sebesar 4.42%.
Dibandingkan dengan penurunan tekanan dalam pipa
Sebagaimana
perubahan
kapiler, pada suhu ruangan 20ºC, penurunan tekanan
konduktivitas termal refrigeran dan udara berperan
di dalam pipa kapiler adalah 0.5918 MPa dan pada
dalam proses perpindahan panas yang diserap oleh
suhu ruangan 35ºC, penurunan tekanan yang terjadi
refrigeran dari udara (lihat persamaan (1) dan (4).
adalah sebesar 0.9680 MPa (bertambah 63.67%).
Kapasitas
pendingin
Hasil ini sejalan dengan penelitian terdahulu (Choi et
portabel pada massa refrigeran 302.93 g (mendekati
al., 2002) mengatakan bahwa perbedaan tekanan
massa normal produsen) akan bertambah 2.7%
antara sisi masukan pipa kapiler dan sisi keluaran
dengan bertambahnya suhu ruangan dari 20ºC ke
pipa kapiler akan naik dengan naiknya suhu ruangan.
35ºC (Sharifian et al., 2015). Sehingga terlihat bahwa
Seperti diketahui bahwa penurunan tekanan yang
peran dari konduktivitas termal refrigeran pada kasus
terjadi di dalam pipa kapiler oleh karena disebabkan
ini tidak membantu proses perpindahan panas dari
oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor
udara ke evaporator oleh karena secara rata-rata
perubahan viskositas (lihat persamaan (7), (8), (9)
konduktivitas termal berkurang dari 0.055 kW/m K
dan (10). Akan tetapi melihat penurunan nilai
pada suhu ruangan 20ºC menjadi 0.0503 kW/m K
viskositas di dalam pipa kapiler yang turun dengan
pada suhu ruangan 35ºC. Dari sisi udara terlihat
naiknya suhu ruangan, maka pengaruh viskositas
bahwa kenaikan suhu ruangan akan meningkatkan
pada proses kenaikan beda tekanan ini tidak ada atau
nilai konduktivitas termal udara dari 2.514 10-5 kW/m
pengaruh viskositasnya berkurang terhadap kenaikan
K pada suhu ruangan 20ºC menjadi 2.625 10-5 kW/m
beda tekan antara kedua sisi pipa kapiler. Dengan
K pada suhu ruangan 35ºC atau bertambah sebesar
kata lain perubahan viskositas refrigeran adalah
Dari
hasil
penelitian
diketahui
pendinginan
ini
terlihat
bahwa
untuk
mesin
JURNAL REALTECH Vol. 13, No. 1, April 2017: 69 – 72 ISSN: 1907 - 0837 kontraproduktif dengan penurunan tekanan yang terjadi di dalam pipa kapiler.
V. KESIMPULAN Konduktivitas termal refrigeran rata – rata di dalam evaporator turun dari 0.055 kW/m K pada suhu ruangan 20ºC menjadi 0.0503 kW/m K pada suhu ruangan 35ºC. Sehingga pengaruh perubahan konduktivitas termal refrigeran terhadap perubahan kapasitas pendinginan tidak akan meningkatkan perpindahan panas dari ruangan ke evaporator karena terjadi penurunan konduktivitas termal dengan naiknya suhu ruangan. Akan tetapi konduktivitas termal udara akan naik dengan naiknya suhu ruangan. Konduktivitas termal udara naik dari 2.514 10-5 kW/m K pada suhu ruangan 20ºC menjadi 2.625 10-5 kW/m K pada suhu ruangan 35ºC. Sehingga perubahan konduktivitas termal udara menjadi salah satu
faktor
yang
dapat
meningkatkan
proses
perpindahan panas dari ruangan ke evaporator jika suhu ruangan meningkat. Kondisi yang sama juga yang ditunjukkan oleh viskositas refrigeran. Dimana dengan kenaikan suhu ruangan maka nilai viskositas akan turun. Viskositas termal refrigeran di dalam pipa kapiler turun dari 106.203 10-6 Pa s pada suhu ruangan 20ºC menjadi 88.104 10-6 Pa s pada suhu ruangan 35ºC. Sehingga pengaruhnya bukan menurunkan tekanan tetapi menaikkan tekanan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penurunan tekanan pada sisi keluar pipa kapiler tidak disebabkan oleh perubahan sifat transport refrigeran (viskositas).
View publication stats
DAFTAR PUSTAKA BOLAJI, B. & HUAN, Z. 2013. Ozone depletion and global warming: Case for the use of natural refrigerant–a review. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 18, 49-54. CHOI, J. M. & KIM, Y. C. 2002. The effects of improper refrigerant charge on the performance of a heat pump with an electronic expansion valve and capillary tube. Energy, 27, 391-404. CORBERÁN, J.-M., MARTÍNEZ-GALVÁN, I., MARTÍNEZ-BALLESTER, S., GONZÁLVEZ-MACIÁ, J. & ROYOPASTOR, R. 2011. Influence of the source and sink temperatures on the optimal refrigerant charge of a water-to-water heat pump. International Journal of Refrigeration, 34, 881-892. FOX, R. W. (2004). Introduction to fluid mechanics. Hoboken NJ, John Wiley INCROPERA, F. P. (1996). Introduction to heat transfer. New York, Wiley PARK, K.-J., SEO, T. & JUNG, D. 2007. Performance of alternative refrigerants for residential air-conditioning applications. Applied Energy, 84, 985-991. SHARIFIAN, A. & SIANG, J. T. 2015. Impacts of Room Temperature on the Performance of a Portable Propane Air Conditioner. International Journal of Air-Conditioning and Refrigeration, 1550015. TENG, T.-P., MO, H.-E., LIN, H., TSENG, Y.-H., LIU, R.-H. & LONG, Y.-F. 2012. Retrofit assessment of window air conditioner. Applied Thermal Engineering, 32, 100-107. UNEP 2007. Combating climate change given big confidence boost in Canada, Government agree to accelerated "freeze and phase-out" of ozone and climate damaging chemicals at Montreal Protocol's 20th anniversary celebrations, Montreal, Montreal Protocol.