BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih luas. Jumlah simbol-simbol yang dipertukarkan tentu tidak bisa dihitung dan dikelompokkan secara spesifik kecuali bentuk simbol yang dikirim, verbal dan nonverbal. Memahami komunikasi pun seolah tak ada habisnya. Mengingat komunikasi sebagai suatu proses yang tiada henti melingkupi kehidupan manusia. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaanperbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya merupakan suatu pola yang komprehensif yang bersifat kompleks dan abstrak.Telah banyak aspek dari budaya turut menentukan perilaku komunikatif.Terdapat beberapa alasan menggapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya : budaya adalah suatu perangkat yang rumit dimana nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaan sendiri. Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal balik.Budaya mempengaruhi komunikasi dan sebaliknya komunikasi mempengaruhi budaya.Karena itulah menjelaskan keterkaitan kedua unsur ini menjadi sedikit rumit.Martin dan Nakayama (2003:86) menjelaskan bahwa melalui budaya dapat mempengaruhi proses dimana seseorang mempersepsi suatu realitas.Semua komunitas dalam semua tempat selalu memanifestasikan atau mewujudnyatakan apa yang menjadi pandangan mereka terhadap realitas melalui budaya.Sebaliknya pula,komunikasi membantu kita dalam mengkreasikan realitas budaya dari suatu komunitas. Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kemampuan komunikan memberi makna terhadap pesan yang diterima.Jika makna yang dimaksud komunikator melalui pesan sama dengan maksud komunikan,maka komunikasi dapat dikatakan berhasil,yaitu tercapainya persamaan makna
1
6 kaitan antara komunikasi dan budaya yang perlu diketahui: 1. Saling mempengaruhi satu sama lain Budaya dipengaruhi oleh komunikasi dan sebaliknya komunikasi juga terpengaruh oleh budaya.Lihat saja bagaimana kita dapat dengan mudah menebak daerah asal seseorang dari caranya berkomunikasi. Misalnya logat yang digunakan dimana logat orang minang dapat dengan mudah dibedakan dengan logat orang batak.Meskipun mereka menggunakan bahasa Indonesia baku sekalipun kita dapat dengan mudah membedakannya. 2. Komunikasi sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya ke ranah yang lebih luas Kaitan antara budaya dan komunikasi selanjutnya adalah peran penting komunikasi dalam memperkenalkan suatu kebudayaan ke ranah yang lebih luas.Dengan ini suatu kebudayaan dapat dikenal oleh masyarakat lain yang berbeda budaya. Tanpa adanya komunikasi bagaimana mungkin kita dapat mengenalkan budaya kita pada kelompok masyarakat lainnya yang berbeda budaya. 3. Komunikasi akan membantu melestarikan suatu kebudayaan Dengan diperkenalkannya suatu kebudayaan ke ranah yang lebih luas akan turut memelihara kelestarian budaya tersebut. Akan lebih banyak orang yang mengenal dan tertarik mempelajarinya. Tidak jarang suatu budaya harus punah dan menghilang karena kurang dikenal sehingga ketika warganya tidak sanggup beradaptasi maka kebudayaan tersebut ikut punah atau hilang. 4. Budaya merupakan sarana orang-orang untuk belajar berkomunikasi Perbedaan budaya antara seseorang dan yang lainnya mendorong orang-orang untuk saling berkomunikasi. Bagaimana mereka saling memahami dan mengenal budaya yang berbeda mulai dari cara hidup, filosofi kehidupan, bahasa, dan lain sebagainya. 5. Budaya menentukan bagaimana cara dan pola komunikasi Budaya yang berbeda akan menciptakan pola komunikasi yang berbeda pula sehingga anda dapat dengan mudah mengetahui budaya seseorang dari cara ia berkomunikasi. Baik pola komunikasi pribadi maupun pola komunikasi dalam komunitas. Mulai dari bahasa yang digunakan, logat, dan lain sebagainya.
2
6. Komunikasi sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan budaya lain Komunikasi juga berkaitan erat dengan budaya dimana berperan sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan budaya lain. Melalui komunikasilah kita dapat mengenal dan menyesuaikan diri dengan orang-orang yang berbeda budaya. Bagaimana cara menyapa, apa yang dianggap sopan dan apa yang tidak, dan lain sebagainya. Dapat kita lihat bahwa ada kaitan yang erat antara budaya dan komunikasi dimana keduanya tidak bisa dipisahkan dan saling mempengaruhi. Budaya menentukan bagaimana komunikasi sementara komunikasi menjadi sarana untuk memperkenalkan, mewariskan, dan melestarikan kebudayaan. Selain itu komunikasi juga menjadi sarana untuk mengenal budaya lain. Indonesia memiliki berbagai keragaman budaya.Banyak hambatan-hambatan yang ditemui dalam komunikasi antar individu maupun antar kelompok social dan sering menjadi masalah karena adanya perbedaan-perbedaan latar belakang mereka.Perbedaan-perbedaan kebudayaan antara para pelaku komunikasi ini serta perbedaan lainnya seperti kepribadian individu, umur, penampilan fisik, menjadi permasalahan inheren dalam proses komunikasi manusia. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dibutuhkan komunikasi yang efektif dan tepat, serta interaksi yang baik diantara para pelaku komunikasi atau individuindivdu yang terlibat dalam suatu tatanan sistem sosial. Perbedaan latar belakang ras dan suku, pendidikan, tingkat sosial ekonomi, gender dan sebagainya,
tentu
dalam
pemenuhan
kebutuhan
hidupnya
berbeda-beda,sehingga
pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan dengan lingkungan maupun sosial.Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia, kearifan lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan waktu, tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat.
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Komunikasi Antar budaya Budaya dan komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Orang berkomunikasi sesuai dengan budaya yang dimilikinya. Kapan, dengan siapa, berapa banyak hal yang dikomunikasikan sangat bergantung pada budaya dari orang-orang yang berinteraksi. Melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar berkomunikasi. Perilaku mereka dapat mengandung makna, sebab perilaku tersebut dipelajari dan diketahui; dan perilaku itu terikat oleh budaya. Orang-orang memandang dunia mereka melalui kategori-kategori, konsep-konsep dan labellabel yang dihasilkan budaya mereka (Mulyana dan Rakhmat, 1998: 24). Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang mirip pula terhadap suatu objek sosial atau suatu peristiwa. Cara-cara kita berkomunikasi, keadaankeadaan komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang kita gunakan dan perilaku-perilaku nonverbal kita, semua itu terutama merupakan respons terhadap dan fungsi budaya kita. Komunikasi itu terikat oleh budaya. Sebagaimana budaya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, maka praktik dan perilaku komunikasi individu-individu yang diasuh dalam budaya-budaya tersebut akan berbeda pula (Mulyana dan Rakhmat, 1998: 24-25).
1.Hambatan-hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya Hambatan- Hambatan dalam Komunikasi Antarbudaya terjadi karena alasan yang bermacam-macam karena komunikasi mencakup pihak-pihak yang berperan sebagai pengirim dan penerima secara berganti-ganti maka hambatan-hambatan tersebut dapat terjadi dari semua pihak antara lain : 1. Keanekaragaman dari tujuan-tujuan komunikasi. Masalah komunikasi sering terjadi karena alasan dan motivasi untuk berkomunikasi yang berbeda-beda, dalam situasi antarbudaya perbedaan ini dapat menimbulkan masalah. 2. Etnosentrisme banyak orang yang menganggap caranya melakukan persepsi terhadap halhal disekelilingnya adalah satu-satunya yang paling tepat dan benar, padahal harus disadari bahwa setiap orang memiliki sejarah masa lalunya sendiri sehingga apa yang dianggapnya baik belum tentu sesuai dengan persepsi orang lain. Etnosentrisme cenderung menganggap rendah orang-orang yang dianggap asing dan memandang budaya-budaya asing dengan budayanya sendiri karena etnosentrisme biasanya dipelajari pada tingkat
4
ketidaksadaran dan diwujudkan pada tingkat kesadaran, sehingga sulit untuk melacak asal usulnya. 3. Tidak adanya kepercayaan karena sifatnya yang khusus, komunikasi antarbudaya merupakan peristiwa pertukaran informasi yang peka terhadap kemungkinan terdapatnya ketidak percayaan antara pihak-pihak yang terlibat. 4. Penarikan diri komunikasi tidak mungkin terjadi bila salah satu pihak secara psikologis menarik diri dari pertemuan yang seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa macam-macam perkembangan saat ini antara lain meningkatnya urbanisasi, perasaan-perasaan orang untuk menarik diri dan apatis semakin banyak pula. 5. Tidak adanya empati, beberapa hal yang menghambat empati antara lain: 1. Fokus terhadap diri sendiri secara terus menerus, sulit untuk memusatkan perhatian pada orang lain kalau kita berpikir tentang diri kita secara terus menerus dan bagaimana orang menyukai kita. 2. Pandangan-pandangan stereotype mengenai ras dan kebudayaan 3. Kurangnya pengetahuan terhadap kelompok, kelas atau orang tertentu 4. Tingkah laku yang menjauhkan orang mengungkapakan informasi 5. Tindakan atau ucapan yang seolah-olah menilai orang lain 6. Sikap tidak tertarik yang dapat mengakibatkan orang tidak mau mengungkapkan diri 7. Sikap superior 8. Sikap yang menunjukkan kepastian jika seseorang bersikap sok tahu atau bersikap seolah-olah serba tahu maka kemungkinan orang akan bersikap defensif terhadapnya 9. Kekuasaan-kekuasaan digunakan untuk mengontrol atau menentukan tindakan orang lain 10.Hambatan derajat kesamaan atau ketidaksamaan (homofily atau heterofily), hambatan komunikasi antarbudaya dapat ditimbulkan oleh masalah prinsip-prinsip komunikasi yang ditetapkan pada konteks kebudayaan yaitu tidak memahami, menyadari atau memanfaatkan derajat kesamaan atau perbedaan kepercayaan, nilai-nilai, sikap, pendidikan, status sosial anatara komunikator dan komunikan. 11.Hambatan pembentukan dan pemrograman budaya, hambatan ini terjadi dalam suatu proses akulturasi yang berlangsung antara imigran dengan masyarakat pribumi. Masalah umum yang sering timbul adalah hambatan stereotype dan prasangka yang biasanya berkembang sejak semula pada saat kita melalui komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi massa.
5
Namun lain lagi menurut Barna, 1988 ; Ruben, 1985 dalam (Joseph A. DeVito, 1997 : 488-491) hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya dibagi menjadi 5 yaitu :
Mengabaikan Perbedaan Antara Anda dan Kelompok yang Secara Kultural Berbeda
Mengabaikan perbedaan Antara Kelompok Kultural yang Berbeda
Mengabaikan Perbedaan dalam Makna
Melanggar Adat Kebiasaan Kultural
Menilai Perbedaan Secara Negatif
2.Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antarbudaya Hambatan komunikasi dalam komunikasi antarbudaya mempunyai bentuk seperti sebuah gunung es yang terbenam didalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antarbudaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi, norma, stereotip, filosofi bisnis, aturan, jaringan, nilai dan grup cabang. Terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antarbudaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatankomunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik, hambatan-hambatan tersebut adalah :[2] 1. Fisik (Physical).Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri dan media fisik 2. Budaya (Cultural).Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya satu dengan yang lainnya 3. Persepsi (Perceptual).Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal, sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda 4. Motivasi (Motivational).Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar,maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi 5. Pengalaman (Experiantial).Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memilikipengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu
6
6. Emosi (Emotional).Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar, apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui 7. Bahasa (Linguistic).Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan 8. Nonverbal.Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk katakata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi, contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan ketika pengirim pesan melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan. 9. Kompetisi (Competition).Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan, contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan dua kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon secara maksimal.
3.Cara menghadapi Hambatan dalam Komunikasi antar budaya Seseorang dapat dikatakan sukses sebagai manager bisnis internasional budaya apabila ia mempunyai kemampuan untuk merefleksikan seberapa besar kesungguhannya dalam aspek dibawah ini : 1. Social Competence : Kemampuan untuk membuat jaringan sosial, pandai bergaul dan banyak temannya 2. Openness to other ways of thinking : keterbukaan untuk menerima pikiran yang berbeda dari dirinya 3. Cultural Adaptation : Kemampuan seseorang menerima budaya baru 4. Professional Excellence : Mempunyai kemampuan yang handal dalam bidang tertentu 5. Language Skill : Kemampuan mempelajari bahasa asing dengan tepat 6. Flexibility : Kemampuan dalam penyesuaian diri sesuai dengan tuntutan keadaan 7. Ability to work in team : Kemampuan dalam mengelola dan bekerjasama dalam satu tim 8. Self Reliance or independence : Percaya diri dan mandiri 9. Mobility : Lincah dan wawasannya luas 10.
Ability to deal with stress : Mempunyai kemampuan untuk mengatasi stress
7
11. Adaptability of the family : Keluarganya pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan baru 12.
Patience : Ulet dan sabar
13.
Sesivity : Peka terhadap sesuatu yang baru
B. Konsep Dasar Budaya Budaya merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Masyarakat mengenal istilah budaya yang bermacam-macam. Berdasarkan pendapat mengenai budaya diartikan sebagai seperangkat nilai, kepercayaan, norma,
dan
adat
istiadat, aturan
dan dari Trenholm dan Jensen juga mengatakan bahwa “budaya kode, yang secara sosial mendefinikan kelompok-kelompok orang, mengikat mereka satu sama lain dan memberikan
kesadaran
kolektif”.
Budaya
sangat
berperan
penting
dalam
kehidupan individu. Apa yang dibicarakan, bagaimana membicarakannya, apa yang individu lihat dan perhatikan, apa yang dipikirkan individu sangat dipengaruhi oleh budaya. Budaya dalam segi historis diartikan sebagai warisan yang diahliturunkan dari generasi ke generasi atau dari generasi satu kegenerasi berikutnya. Pakar kebudayaan Lehman, Himstreet dan Betty juga menjelaskan bahwa: budaya diartikan sebagai “sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri”. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau kepercayaan dari para sekumpulan masyarakat itu sendiri yang mendiami suatu wilayah tertentu. Budaya sudah merupakan hal yang mendarah daging. Pakar lain yang bernama Mitchel juga memaparkan bahwa: “Budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar , pengetahuan, moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu-individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain”. “Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi”. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tidak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. 8
C. Fungsi Komunikasi Antar budaya Fungsi komunikasi antar budaya sendiri dibagi menjadi dua, yaitu fungsi pribadi dan fungsi sosial. Untuk lebih jelas berikut penjelasannya. 1.Fungsi pribadi adalah fungsi-fungsi komunikasi yang ditunjukkan melalui perilaku komunikasi yang bersumber dari seorang individu. a. Menyatakan Identitas Sosial Dalam proses komunikasi antarbudaya terdapat beberapa perilaku komunikasi individu yang digunakan untuk menyatakan identitas sosial. Perilaku itu dinyatakan melalui tindakan berbahasa baik secara verbal dan nonverbal. Dari perilaku berbahasa itulah dapat diketahui identitas diri maupun sosial, misalnya dapat diketahui asalusul suku bangsa, agama, maupun tingkat pendidikan seseorang. b. Menyatakan Integrasi Sosial Inti konsep integrasi sosial adalah menerima kesatuan dan persatuan antarpribadi, antarkelompok namun tetap mengakui perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh setiap unsur.
Perlu
dipahami
bahwa
salah
satu
tujuan
komunikasi
adalah
memberikan makna yang sama atas pesan yang dibagi antara komunikator dan komunikan. Dalam kasus komunikasi antarbudaya yang melibatkan perbedaan budaya antar komunikator dengan komunikan, maka integrasi sosial merupakan tujuan utama komunikasi. Dan prinsip utama dalam proses pertukaran pesan komunikasi antarbudaya adalah: saya memperlakukan anda sebagaimana kebudayaan anda memperlakukan anda dan bukan sebagaimana yang saya kehendaki. Dengan demikian komunikator dan komunikan dapat meningkatkan integrasi sosial atas relasi mereka. c. Menambah Pengetahuan Seringkali komunikasi antarpribadi maupun antarbudaya menambah pengetahuan bersama, saling mempelajari kebudayaan masing-masing. d. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar Kadang-kadang kita berkomunikasi dengan orang lain untuk melepaskan diri atau mencri jalan keluar atas masalah yang sedang kita hadapi. Pilihan komunikasi seperti itu kita namakan komunikasi yang berfungsi menciptakan hubungan yang komplementer dan hubungan yang simetris. 2. Fungsi Sosial a. Pengawasan Fungsi sosial yang pertama adalah pengawasan. Praktek komunikasi antarbudaya di antara komunikator dan komunikan yang berbada kebudayaan berfungsi saling 9
mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antar budaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan "perkembangan" tentang lingkungan. Fungsi ini lebih banyak dilakukan oleh media massa yang menyebarlusakan secara rutin perkembangan peristiwa yang terjadi disekitar kita meskipun peristiwa itu terjadi dalam sebuah konteks kebudayaan yang berbeda. b. Menjembatani Dalam proses komunikasi antarbudaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama. Fungsi ini dijalankan pula oleh pelbagai konteks komunikasi termasuk komunikasi massa. c. Sosialisasi Nilai Fungsi sosialisasi merupakan fungsi untuk mengajarkan dan memperkenalkan nilainilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain. d. Menghibur Fungsi menghibur juga sering tampil dalam proses komunikasi antarbudaya. Misalnya menonton tarian hula-hula dan "Hawaian" di taman kota yang terletak di depan Honolulu Zaw, Honolulu, Hawai. Hiburan tersebut termasuk dalam kategori hiburan antarbudaya.
D. Peran Komunikasi Antar Budaya Dalam Organiasi Organisasi muncul apabila adanya tujuan bersama yang akan dicapai.Usaha pencapaian tujuan itu dapat dilaksanakan melalui koordinasi dan melaksanakan fungsinya melalui proses komunikasi. Komunikasi yang dimaksud ialah suatu proses pertukaran ide, konsep, informasi dan perasaan oleh seseorang kepada orang lain agar dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu atau kelompok yang ada dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi seperti itu bukan hanya sekedar proses pertukaran yang dapat dilihat dan didengar atau dimengerti semata, namun termasuk perilaku dan perasaan-peranaan. Begitu pula informasi yang diterima, bukan sekedar informasi saja tetapi termasuk perilaku dan perasaan ketika terjadinya peristiwa tersebut.Setiap anggota organisasi selalu membutuhkan komunikasi dallam bekerjasama dengan sesama anggota maupun dengan lingkungan yang merupakan sumber kedinamisan organisasi
10
Jika komunikasi tidak berjalan semestinya, maksud-maksud mungkin tidak akan difahami sama sekali dan orang akan cenderung untuk berbuat dengan cara yang sedikit banyak sewenang-wenang dan tak terkoordinasi.
E. KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA Interaksi dan komunikasi akan melibatkan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya social yang berbeda. Dalam berkomunikasi dengan konteks keberagaman latar belakang social budaya, kerap kali menemui masalah atau hambatan-hambatan bahasa, lambing-lambang, nilai-nilai atau norma masyarakat dan lain sebagainya. Padahal syarat untuk terjalinnya hubungan itu tentu saja harus ada saling pengertian dan pertukaran informasi atau makna antara satu dengan yang lainnya. 1. Pengertian Komunikasi Sosial Budaya Yang membedakan komunikasi social budaya dengan studi komunikasi lainnya adalah perbedaan latar belakang, pengalaman social budaya antara komunikator dengan komunikan. Perbedaan-perbedaan kebudayaan antara para pelaku komunikasi ini serta perbedaan lainnya seperti kepribadian individu, umur, penampilan fisik, menjadi permasalahan inheren dalam proses komunikasi manusia. Dapat dikatakan komunikasi social budaya dianggap sebagai perluasan dari bidang studi komunikasi antarpribadi, komunikasi organisasi dan komunikasi massa. Pengertian komunikasi social budaya, ialah proses komunikasi yang melibatkan orangorang yang berasal dari lingkungan social budaya yang berbeda. Komunikasi social budaya terjadi ketika dua atau lebih orang dengan latar belakang social budaya yang berbeda berinteraksi. Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras,etnik,atau sosio ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi (Tubbs, Moss: 1996). 2. Hakikat Komunikasi Sosial Budaya Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi social budaya adalah merupakan jenis komunikasi yang sangat dominan,dan frekuensinya terjadi sangat tinggi.Karena peluang berkomunikasi dengan orang yang berlatar belakang social budaya yang berbeda sangat tinggi.Dan berkomunikasi dengan orang yang berbeda usia,jenis kelamin,status social budaya dan sebagainya akan selalu terjadi.
11
Proses komunikasi jarang berjalan dengan lancar dan tanpa masalah.Dalam kebanyakan kasus,para pelaku interaksi antarbudaya tidak menggunakan bahasa yang sama.Sebuah kata yang sama bunyinya,bisa jadi berbeda artinya .bahasa dapat terjadi dalam area baik verbal
maupun
nonverbal.Khususnya
komunikasi
nonverbal
sangat
rumit,
multidimensional, dan biasanya merupakan proses yang spontan.Orang-orang tidak sadar akan sebagian besar perilaku non verbalnya sendiri,yang dilakukan tanpa berpikir, spontan,dan tidak sadar (Samovar, Larry A. dan Richard E. Porter, 1994). Kita biasanya tidak menyadari perilaku kita sendiri, maka sangat sulit untuk menandai dan menguasai baik perilaku verbal maupun perilaku nonverbal dalam budaya lain. Kadang-kadang kita merasa bahwa ada sesuatu yang salah. Khususnya,bahasa nonverbal, isyarat atau symbol yang digunakan memiliki makna yang tidak sesuai dengan kita ketahui selama ini. 3. Pentingnya Mempelajari Komunikasi Sosial Budaya Mempelajari komunikasi social budaya merupakan aktifitas penting dengan alasan sebagai berikut. 1. Interaksi keseharian kita melibatkan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang social budaya. 2. Agar komunikasi social budaya efektif, diperlukan usaha untuk memahami makna pesan baik verbal maupun non verbal. Perbedaan pemaknaan pesan menjadi awal ancaman komunikasi efektif. 3. Perlunya mempelajari nilai-nilai social budaya dari orang-orang yang berinteraksi dengan kita sehingga mis komunikasi dapat dihindari. Tujuan kajian tentang komunikasi social budaya adalah untuk mengantarkan kepada suatu kompetensi pengetahuan bahwa perbedaan latar belakang social budaya dapat mengakibatkan kurang efektifnya proses komunikasi. F. KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA Komunikasi lintas budaya adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.(Hafied Cangara).Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks,yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan,kepercayaan,kesenian,moral,hukum,adat istiadat,kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.(E. B Taylor) Adapun komunikasi lintas budaya sendiri didefinisikan sebagai: 12
1. Komunikasi yang dilakukan oleh dua kebudayaan atau lebih, 2. Komunikasi yang dilakukan sebagai akibat dari terjalinnya komunikasi antar unsur
kebudayaan itu sendiri, seperti komunikasi antar masyarakatnya. Jika kita gabungkan dari kedua pengertian tentang Komunikasi dan kebudayaan (budaya) maka akan mendapatkan pengertian sebagai berikut : “Komunikasi Lintas budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini bisa antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling mempengaruhi satu sama lainnya, baik itu untuk kebaikan sebuah kebudayaan maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan, atau bisa jadi sebagai tahap awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan yang baru).” Berbicara mengenai komunikasi antar budaya, maka kita harus melihat dulu beberapa defenisi yang diikuti :
Intercultural Communication: A Reader” dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19).
Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13).
Komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.
Suatu proses pengiriman pesan yang dilakukan oleh anggota dari suatu budaya tertenti kepada anggota lainnya dari budaya lain
Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Komunikasi lintas budaya (intercultural communication) adalah proses pertukaran
pikiran dan makna antara orang-orang yang berbeda budaya.1 Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda bangsa, kelompok ras atau komunitas bahasa, komunikasi tersebut disebut komunikasi antar budaya. Jadi pada dasarnya KAB mengkaji bagaimana 13
budaya berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi : apa makna pesan verbal dan nonverbal menurut budaya-budaya bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, kapan mengkomunikasikannya, bagaimana cara mengkomunikasikannya (verbal dan nonverbal). Komunikasi antarbudaya itu dilakukan : Dengan
negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang
membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol) yang sedang di pertentangkan.
Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari persetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan di buat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama
Sebagai
pembimbing prilaku budaya yang tidak terprogram namun bermanfaat
karena mempunyai pengaruh terhadap prilaku kita
Menunjukan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan berbagai cara.
Komunikasi dalam organisasi bermaksud memberi pengertian kepada orang-orang di dalam organisasi tentang maksud-maksud organisasi.Setiap anggota organisasi memahami maksud-maksud
organisasinya banyak
ditentukan oleh lancar tidaknya pola-pola
komunikasi para anggotanya. Dalam analisa kelompok,komunikasi antarbudaya yang terdapat pada organisasi memiliki kelemahan dan keunggulan.Keunggulannya antara lain adalah : 1. Terdapat berbagai kebudayaan sehingga anggota organisasi akan lebih intensif dalam berinteraksi, ini baik bagi organisasi sebab organisasi yang banayk melakukan interaksi akan semakin solid dan unggul dalam kerjasama. 2. Terbina hubungan yang harmonis antar anggota dalam organisasi sehingga organisasi akan tetap kokoh berdiri. 3. Jika terdapat masalah antar anggota dalam organisasi maka anggota akan cepat tanggap terhadap permasalahan tersebut sehingga permasalahan muncul tidak berlarut-larut. Sedangkan kelemahan komunikasi antarbudaya yang dapat dianalisa dari kelompok yaitu: 1. Terdapat berbagai kebudaayaan, karakteristik orang yang menyebabkan organisasi akan terus mengalami permasalahan dengan beragamnya karakteristik anggota. 2. Sering terjadi miss communication dalam organisasi sehingga dapat menghambat organisasi dalam mencapai tujuannya. 3. Leader dalam organisasi akan sangat mengatur sebab anggota organisasi sangat 14
beragam,hal ini akan menyebabkan anggota dalam organisasi merasa enggan terus bergabung dalam organisasi tersebut, ini merupakan ancaman dalam keberlangsungan sebuah organisasi.
G. Komunikasi Keyakinan Keyakinan agama dan Keyakinan Spiritual adalah bagian integral dari keyakinan budaya seseorang dan dapat memperngaruhi keyakinan klien mengenai penyebab penyakit, praktek penyembuhan, dan pilihan tabib atau pemberi perawatan kesehatan. Keyakian spiritual dan agama dapat menjadi sumber kekuatan dan kenyamanan bagi klien.Perawat yang memiliki keyakinan yang sama dengan kliennya cenderung lebih mudah memahami dan mengambil tindakan untuk menangani kliennya. Perawat professional harus bisa memahami,mengantisipasi dan mengambil tindakan yangtepat terhadap klien yang berbeda keyakinanterhadap perawat tersebut.Contoh : Klien yang
menolak
memakan
dagingdikarenakan
oleh
keyakinan
yang
dimiliki
olehagamanya.Perawat harus mengambil tindakan yang tepatbagaimana cara membujuk pasien tersebut untukmemakan daging tersebut.Misalnya diberikan penjelasan yang kuatmengenai alasan kenapa pasien tersebut harusmakan daging.
15
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Komunikasi adalah sebuah proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. Sedangkan budaya sebagai seperangkat nilai, kepercayaan, norma, dan adat istiadat, serta aturan yang melekat dalam kehidupan masyarakat yang temurun dari generasi ke generasi. Maka komunikasi antarbudaya merupakan suatu interaksi secara berkesinambungan antar orang-orang dari kebudayaan yang berbeda guna mencapai motiv tertentu. Adapun fungi dari komunikasi antarbudaya yaitu : a. Fungsi pribadi yang meliputi : 1. Menyatakan Identitas Sosial 2. Menyatakan Integrasi Sosial 3. Menambah Pengetahuan 4. Melepaskan Diri atau Jalan Keluar b. Fungsi sosial yang meliputi :Pengawasan 1. Menjembatani 2. Sosialisasi Nilai 3. Menghibur Komunikasi social budaya terjadi ketika dua atau lebih orang dengan latar belakang social budaya yang berbeda berinteraksi.Komunikasi antar budaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras,etnik, atau sosio ekonomi,atau gabungan dari semua perbedaan ini).Maka dari itu diperlukan mempelajari komunikasi social budaya agar komunikasi yang terjadi berjalan efektif kaena interaksi keseharian kita melibatkan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang social budaya.Dan perlunya memahami komunikasi lintas budaya dianggap perlu sebagai pengetahuan tambahan agar bisa lebih memahami dan dapat menerima perbedaan latar belakang budaya yang ada di lingkungan sekitar kita. B. Saran Komunikasi
merupakan
kunci
utama
dalam
keberhasilan
hidup
bermasyarakat.Terutama pentingnya komunikasi yang efektif ketika diantara ndividu memiliki perbedaan baik itu dalam segi bahasa atau pun tingkah laku.Untuk 16
mengintegrasikan persepsi diantara individu butuh persamaan persepsi melalui komunikasi yang efektif.Maka dalam mengatasi hal tersebut memang sangat baik yakni dengan menggunakan
bahasa
nasional
bahasa
Indonesia,mengingat
Indonesia
memiliki
keberanekaragaman suku dan budaya yang sangat kompleks.Oleh karena itu kita harus terus mengingat dan sadar kembali akan pandangan bangsa Indonesia dalam menanggapi keanekaragaman budaya tersebut yaitu bhinneka tunggal ika yang berarti walaupun berbedabeda tetap satu jua.
17
DAFTAR PUSTAKA
Andrik Purwasito. Komunikasi Multikultural. 2003. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Alo Liliweri. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. 2003. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Joseph A. Devito. Komunikasi Antarmanusia. Kuliah Dasar. Jakarta. Professional Books.
Komunikasi Sosial Budaya. Suranto (2010:31) Graha Ilmu, Yogyakarta.
Mulyana, Deddy dan Rakhmat, Jalaluddin (Eds.)KOMUNIKASI ANTARBUDAYA : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001
Alex H Rumondor, 2005. Komunikasi Antar Budaya, Universitas Terbuka
18