Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba.docx

  • Uploaded by: Ahmad Reza Mahendra
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,539
  • Pages: 17
Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2016-2018

Oleh: Adinda Putri Gianni Nim: 1611000066

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Perbanas Institute Jakarta 2019

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Perusahaan menggunakan kinerja keuangan untuk mengukur keberhasilan yang telah dicapai. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi, yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi dari sumber daya yang ada. Setiap perusahaan mengetahui hasil kinerjanya melalui laporan keuangan. Tingkat keberhasilan setiap perusahaan dinilai dari laporan keuangan. Laporan keuangan setiap perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan, dan dapat dijadikan evaluasi kinerja manajeman untuk meningkatkan atau mempertahankan target perusahaan di masa mendatang (Riana & Diyani, 2016). Informasi yang bisa diperoleh dari evaluasi kinerja keuangan antara lain tentang kemampuan perusahaan melunasi utang jangka pendek, kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pokok pinjaman, dan keberhasilan perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri. Informasi dalam laporan keuangan sangat penting bagi para pelaku bisnis seperti investor dalam pengambilan keputusan. Para investor akan menanamkan investasinya pada perusahaan yang dapat memberikan return tinggi. Banyak pihak seperti investor, kreditor, analis sekuritas dan pihak-pihak lain yang membutuhkan laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Keputusan ekonomi yang dibuat memerlukan hasil evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, laba, dan kepastian dari hasil evaluasi tersebut. Laba dapat diukur dengan cara mencari selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehingga besar kecilnya laba tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Bagi perusahaan, sangat diperlukan karena bermanfaat untuk kelangsungan hidup perusahaan. Menurut (Subramanyam & J. Wild, 2010), laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Sedangkan menurut (Meilyanti, 2017), laba merupakan dasar ukuran kinerja bagi kemampuan manajemen dalam mengoperasikan harta perusahaan. Berdasarkan laba, kinerja suatu perusahaan dapat diprediksi dan laba harus direncanakan dengan baik agar manajemen dapat mencapainya secara efektif. Laba yang

diperoleh perusahaan untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya prediksi perubahan laba. Terdapat dua cara dalam memprediksi jalannya pertumbuhan laba yaitu melalui: analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah kemampuan memprediksi pertumbuhan laba dimasa depan dengan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan di masa depan. Analisis teknikal adalah kemampuan memprediksi pertumbuhan laba di masa depan dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Laporan keuangan akan melaporkan tingkat posisi suatu perusahaan pada waktu tertentu maupun operasinya selama suatu periode di masa lalu. Salah satu fungsi utama dari laporan keuangan adalah membantu perusahaan dalam meramalkan keuntungan dan dividen di masa depan. Rasio keuangan mempunyai kemampuan dalam memprediksi laba yang akan diperoleh perusahaan di masa depan, rasio tersebut adalah: rasio profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio aktivitas Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling popular dan banyak digunakan. Menurut (Andriyani, 2015), Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya dan menelaah masingmasing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian atas laporan keuangan dan suatu metode yang membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan melalui informasi yang didapat dari laporan keuangan. Menurut (Riana & Diyani, 2016), analisis rasio keuangan dapat membantu memberikan informasi dan mengevaluasi keadaan finansial masa lalu, sekarang serta untuk memproyeksi hasil atau laba yang akan datang. Analisis rasio keuangan dapat menilai kinerja manajemen dalam pemanfaatan sumber daya perusahaan secara efektif dengan membandingkan laporan keuangan dalam beberapa periode. Penelitian ini akan dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI selama periode 2016 hingga 2018. Peneliti memilih untuk meneliti perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI karena sub sektor industri makanan dan minuman menjadi andalan untuk mencapai target pertumbuhan industri non-migas. Pertumbuhan industri makanan dan minuman yang selalu positif dan permintaan yang tinggi menjadi alasan industri ini diandalkan.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018?

2. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018? 3. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018? 4. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (pada perusahaan makanan dan minuman periode 20162018? 5. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018?

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2017. 2. Pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2017. 3. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2017. 4. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2017. 5. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan makanan dan minuman periode 2016-2018.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Semoga penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan untuk bidang keuangan khususnya pengetahuan mengenai perubahan laba. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti sendiri sehingga dapat menerapkannya di lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keuangan.

b. Bagi Perusahaan Semoga dengan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan khususnya manajemen keuangan yang berkaitan langsung dengan perubahan laba yang diperoleh perusahaan melalui rasio Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA), Current Ratio (CR), dan Net Profit Margin (NPM).

c. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan bagi pembaca guna memperluas pemahaman mengenai perubahan laba yang diperoleh perusahaan.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Kuangan Menurut (Kartikahadi, Sinaga, Syamsul, Siregar, & Wahyuni, 2016), laporan keuangan adalah media utama bagi suatu entitas untuk mengkomunikasikan informasi keuangan oleh manajemen kepada para pemangku kepetingan (stakeholders). Para pemangku kepentingan antara lain meliputi: persero/ pemegang saham, calon persero/pemegang saham, kreditur, calon kreditur, serikat kerja, badan pemerintahan, manajemen, dan lain-lain. Pengertian laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) adalah sebagai berikut: β€œLaporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara sebagai contoh, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, sebagai contoh, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Akan tetapi, laporan keuangan tidak mencakup item tertentu seperti laporan manajemen, analisis dan pembahasan umum oleh manajemen dan item serupa yang dapat termasuk laporan keuangan atau laporan tahunan”.

b. Jenis-jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan. Perusahaan diharuskan untuk menyusun beberapa jenis laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan, terutama untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan pihak lain. Laporan keuangan yang utama yaitu:

a) Neraca Neraca atau disebut juga posisi keuangan adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi keuangan, yaitu komposisi dan jumlah aset, liabilitas, dan ekuitas dari suatu entitas tertentu pada suatu tanggal tertentu. b) Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi memberikan informasi mengenai pendapatan, beban, dan laba rugi suatu entitas selama satu periode tertentu. Laporan ini memberikan informasi mengenai hasil bersih entitas. c) Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini akan dibuat apabila terjadi perubahan modal. d) Laporan Arus Kas Laporan arus kas melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan digunakan oleh perusahaan melalui tiga tipe aktivitas yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. e) Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila terdapat laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.

c. Tujuan Laporan Keuangan Secara umum, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Tujuan laporan keuangan menurut (Kartikahadi, Sinaga, Syamsul, Siregar, & Wahyuni, 2016) memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagaian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga

merupakan wujud pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dalam mengelola suatu entitas.

Pihak-pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan adalah : 1. Pihak Internal 1) Pihak manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi

keuangan

untuk

tujuan

pengendalian

(controlling),

pengorganisasian (coordinating), dan perencanaan (planning) suatu perusahaan. 2) Pemilik perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangannya pemilik dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaan.

2. Pihak Eksternal 1) Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijakan penanaman modalnya. 2) Kreditur, merasa berkepentingan terhadap pengembalian/pembayaran kredit yang telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja keuangan jangka pendek (likuiditas) dan profitabilitas perusahaan. 2. Pertumbuhan Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan laba. Laba merupakan kelebihan pendapatan atas beban dan kerugian yang terkait dalam operasi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Menurut Harahap dalam jurnal (Andriyani, 2015), pertumbuhan laba merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan meningkatkan laba bersih dibanding tahun sebelumnya, perhitungannya dengan cara menghitung selisih laba bersih tahun tertentu dengan laba bersih tahun sebelumnya di bagi dengan laba bersih tahun sebelumnya. Menurut (Nino Sri Purnama Yanti, 2017), pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba yang diperoleh perusahaan. Laba yang

digunakan dalam penelitian ini adalah laba setelah pajak (Earning After Tax). Jadi pertumbuhan laba yaitu perkembangan laba yang terjadi pada suatu perusahaan yang bisa saja mengalami kenaikan atau mengalami penurunan. Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh perubahan komponen-komponen dalam laporan keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan oleh perubahan komponen laporan keuangan misalnya perubahan penjualan, perubahan harga pokok penjualan, perubahan beban operasi, perubahan beban bunga, perubahan pajak penghasilan, adanya perubahan pada pos-pos luar biasa, dan lain-lain. Perubahan laba dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti adanya peningkatan harga akibat inflasi dan adanya kebebasan manajerial yang memungkinkan manajer memilih metode akuntansi dan membuat estimasi yang dapat meningkatkan laba (Mahaputra, 2012). Pertumbuhan laba dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘‘π‘’π‘šπ‘π‘’β„Žπ‘Žπ‘› πΏπ‘Žπ‘π‘Ž =

πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘‚π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘–π‘œπ‘›π‘Žπ‘™ π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘› 𝑑 βˆ’ πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘› 𝑑 βˆ’ 1 πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘‡π‘Žβ„Žπ‘’π‘› 𝑑 βˆ’ 1

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laba Menurut Angkoso dalam jurnal Isnaniah Laili Khatmi Safitri (Safitri, 2016), pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Besarnya Perusahaan Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi. 2. Umur Perusahaan Perusahaan

yang

baru

berdiri

kurang

memiliki

pengalaman

dalam

mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. 3. Tingkat Penjualan Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi. 4. Tingkat Laverage Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer enderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. 5. Perubahan Laba Masa Lalu

Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang.

c. Analisi Pertumbuhan Laba Ada dua macam analisis untuk menentukan pertumbuhan laba yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. a) Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan dari suatu perusahaan yang sering disebut dengan company analysis. Data yang digunakan adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya pada saat dianalisis. Dalam company analysis para analis akan menganalisis laporan keuangan perusahaan, salah satunya dengan rasio keuangan. Para analis fundamental mencoba memprediksikan pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor fundamental yang mempengaruhi pertumbuhan laba yang akan datang, yaitu kondisi ekonomi dan kondisi keuangan yang tercermin melalui kinerja perusahaan.

b) Analisis Teknikal Analisis teknikal sering dipakai oleh investor, dan biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik. Analisis ini berupaya untuk memprediksi pertumbuhan laba di masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

3. Analisis Laporan Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut

(Pradani,

2018),

rasio

keuangan

merupakan

kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang

diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Menurut (Safitri, 2016), rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan antara dua angka dalam pos-pos laporan keuangan dengan membandingkan angka- angka tersebut dalam satu periode atau beberapa periode dalam rangka membantu mengevaluasi suatu laporan keuangan.

b. Jenis-jenis Rasio Keuangan Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai indicator perusahaan adalah: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, maka perusahaan tersebut dikatakan sebagai perusahaan yang likuid (Andriyani, 2015). Rasio Likuiditas terdiri atas Current Ratio (Rasio Lancar), Quick Ratio (Rasio Cepat), Cash Ratio (Rasio Kas). Rasio Likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset yang tersedia untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk mencari current ratio yang dapat digunakan sebagai berikut:

πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ =

2. Rasio Solvabilitas

πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 πΆπ‘’π‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘›π‘‘ πΏπ‘–π‘Žπ‘π‘–π‘™π‘–π‘‘π‘–π‘’π‘ 

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang (Andriyani, 2015). Rasio Solvabilitas terdiri atas Debt to Total Assets Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER), Time Interest Earned Ratio, Fixed Charge Coverage, dan Debt Service Coverage. Rasio solvabillitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER), rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditur dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan dengan menghitung antara total hutang dengan total modal. Rumus untuk mencari debt to equity ratio yang dapat digunakan sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑏𝑑 π‘‘π‘œ πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ =

π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘˜π‘’π‘€π‘Žπ‘—π‘–π‘π‘Žπ‘› π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘šπ‘œπ‘‘π‘Žπ‘™

3. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Dengan tingkat profitabilitas yang tinggi berarti perusahaan akan beroperasi pada tingkat biaya rendah yang akhirnya akan menghasilkan laba yang tinggi. Alat ukur rasio ini antara lain Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Operating Profit Margin (OPM), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Return On Asset (ROA) yaitu rasio yang membandingkan laba setelah pajak dengan total aktiva. Sedangkan Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio perbandingan antara laba bersih dengan penjualan. Rumus untu mencari return on asset dan net profit margin dapat digunakan sebagai berikut:

π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› π‘œπ‘› 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 =

πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘” π΄π‘“π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘‡π‘Žπ‘₯ (𝐸𝐴𝑇) π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑

𝑁𝑒𝑑 π‘ƒπ‘Ÿπ‘œπ‘“π‘–π‘‘ π‘€π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘–π‘› =

πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘” π΄π‘“π‘‘π‘’π‘Ÿ π‘‡π‘Žπ‘₯ (𝐸𝐴𝑇) 𝑁𝑒𝑑 π‘†π‘Žπ‘™π‘’π‘ 

c. Hubungan Rasio Keuangan Terhadap Prediksi Laba Rasio keuangan digunakan dalam pengambilan keputusan menentukan pembelian saham perusahaan, peminjaman uang, atau untuk memprediksi kekuatan financial perusahaan di masa yang akan datang. Pemegang saham potensial tertarik pada keuntungan dari pembelian atau penjualan saham. Keuntungan dapat direalisasikan pada seberapa menguntungkan perusahaan pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan melihat laporan keuangan perusahaan yang mengindikasikan seberapa bagus manajemen perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang tersedia. Hubungan antar elemen-elemen pada laporan keuangan dijelaskan oleh rasio keuangan. Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk memprediksi laba perusahaan di masa yang akan datang. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancer maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban hutang lancarnya. Tingginya current ratio (CR) dapat menunjukkan adanya uang kas berlebih yang berarti dua hal yaitu besarnya keuntungan yang telah diperoleh atau akibat tidak digunakannya keuangan perusahaan secara efektif untuk berinvestasi. Semakin tinggi debt to equity ratio (DER), semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka Panjang) semakin besar disbanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Semakin tinggi return on asset (ROA), semakin tinggi laba yang akan diperoleh perusahaan dari aktiva yang dimilikinya dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Semakin tinggi net profit margin (NPM), maka semakin efektif dan efisien perusahaan dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya sehingga akan dapat mempengaruhi laba bersih yang akan diperoleh perusahaan.

B. Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu Tahun 2012

Nama Peneliti

Judul

Hasil

I Nyoman

PENGARUH RASIO-RASIO

Hasil penelitian menunjukkan

KusumaAdnyana

KEUANGAN TERHADAP

current ratio, debt to equity

Mahaputra

PERTUMBUHAN LABA

rastio, total asset turnover,

PADA PERUSAHAAN

dan profit margin memiliki

MANUFAKTUR YANG

pengaruh yang

TERDAFTAR DI BEI

signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2016

Dra. Isnaniah Laili

PENGARUH RASIO

Khatmi Safitri,

KEUANGAN TERHADAP

to Asset Ratio memiliki

MMA

PERTUMBUHAN LABA

pengaruh signifikan terhadap

PADA PERUSAHAAN

pertumbuhan laba PT. Kalbe

MANUFAKTUR SEKTOR

Farma tbk.

INDUSTRI KONSUMSI

1. Secara parsial variabel Debt

2. Secara parsial variabel Net

YANG TERDAFTAR DI

profit margin tidak

BURSA EFEK INDONESIA

berpengaruh signifikan

(STUDI KASUS PADA

terhadap pertumbuhan laba

PERUSAHAAN KALBE

PT. Kalbe Farma tbk.

FARMA TBK PERIODE 2007-2014)

3. Secara parsial variable Inventory turnover memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba PT. Kalbe Farma tbk. 4. Secara parsial variabel Return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba PT. Kalbe Farma tbk.

2019

Adhela Ghina

PENGARUH RASIO

Rachmatika

KEUANGAN TERHADAP

1. Variabel Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER)

PERTUMBUHAN LABA

dan Total Asset Turnover

PADA PERUSAHAAN SUB

(TATO), secara simultan

SEKTOR PERKEBUNAN DI

berpengaruh signifikan

BURSA EFEK INDONESIA

terhadap pertumbuhan laba

PERIODE 2013 – 2017

pada perusahaan sub sektor perkebunan yang diteliti. 2. Variabel Current Ratio (CR), secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, variabel Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba dan variabel Total Asset Turnover (TATO), secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan sub sektor perkebunan yang diteliti.

2013

Riza Nur Fahmi

PENGARUH RASIO

Secara uji regresi sederhana

LIKUIDITAS DAN RASIO

menunjukkan bahwa Current

AKTIVITAS TERHADAP

Ratio, Quick Ratio, Total

PERUBAHAN LABA PADA

Asset Turnover dan Inventory

PERUSAHAAN

Turnover tidak berpengaruh

PERTAMBANGAN YANG

signifikan terhadap Perubahan

TERDAFTAR DI BURSA

Laba pada perusahaan

EFEK INDONESIA (BEI)

pertambangan yang terdaftar di

PERIODE 2009-2011

Bursa Efek Indonesia (BEI)

SKRIPSI

periode 2009-2011. Sedangkan hasil dari uji regresi berganda menunjukkan bahwa Current Ratio, Quick Ratio, Total Asset Turnover dan Inventory Turnover

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Perubahan Laba pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. 2017

Nino Sri Purnama

DAMPAK KINERJA

Hasil penelitian menunjukkan

Yanti

KEUANGAN TERHADAP

current ratio, debt to equity

PERTUMBUHAN LABA

ratio, net profit margin negatif

(STUDI KASUS PADA

tidak berpengaruh signifikan

PERUSAHAAN MAKANAN

terhadap pertumbuhan laba

DAN MINUMAN YANG

pada Perusahaan makanan dan

TERDAFTAR DI BURSA

minuman yang terdaftar di

EFEK INDONESIA TAHUN

Bursa Efek Indonesia.

2010-2016)

Sedangkan Return on Aseets positif tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, I. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya, 13(1), 195–208. Mahaputra, A. K. N. I. (2012). Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal Akuntansi & Bisnis AUDI, 7(2), 12. Meilyanti. (2017). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Sub Sektor Makanan Dan Minuman Di Bursa Efek Indonesia Periode. EJournal Admnistrasi Bisnis, 5(4), 1000–1013. Nino Sri Purnama Yanti. (2017). Dampak Kinerja Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2016). Jurnal Ekonomi & Bisnis Dharma Andalas, 19(2), 220– 234. Pradani, I. A. (2018). PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA SKRIPSI. Riana, D., & Diyani, L. A. (2016). Pengaruh Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba pada Industri Farmasi ( Studi Kasus Pada BEI Tahun 2011 – 2014 ). Jurnal Online Insan Akuntan, 1(1), 16–42. Safitri, I. L. K. (2016). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Kalbe Farma Tbk Periode 2007-2014). Akuntansi Dan Bisnis, 2(2), 137–158.

Subramanyam, K., & J. Wild, J. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta, Jakarta: Salemba Empat. Kartikahadi, H., Sinaga, R. U., Syamsul, M., Siregar, S. V., & Wahyuni, E. T. (2016). Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.

Related Documents


More Documents from "risky kurniawati"