1 PENGARUH KOMPETENSI KARYAWAN DAN BEBAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT SUCOFINDO (PERSERO) CABANG SEMARANG DWI HANTYANTA DEWANTARA POLITEKNIK NEGERI SEMARANG E-mail :
[email protected] Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275
ABSTRACT This research aims to determine the effect of the employee competence towards employee performance amd the effect of workload towards employee performance. The sample consisted of 80 people as respondents. The data is collected by questionnaire, interviews, and literature. The data analysis technique is using SPSS version 20.0. The results of this research is, the employee competence has a significant and positive impact towards employee performance, and the effect of workload towards employee performance are also significant and positive. These finding provide useful suggestion for the PT Sucofindo (Persero) Semarang branch to improve their management system for optimizing employee performance, by improving employee competence and optimizing the employee workload so it could enchance the employee performance.
Keywords: Employee Competence, Workload, Employee Performance
PENDAHULUAN Semakin meningkatnya persaingan pada era global sekarang ini menuntut perusahaan untuk
selalu
menyesuaikan
strateginya
dengan perubahan – perubahan yang terjadi, sehingga perusahaan tersebut dapat bertahan dan tetap bisa bersaing. Salah satu faktor yang berpengaruh bagi perusahaan adalah
faktor pengelolaan sumber daya manusia, strategi perusahaan dalam memberdayakan sumber daya manusia yang dimiliki sangat memiliki peran penting dalam menjaga performa
sebuah
perusahaan
dalam
mencapai target yang dimiliki. Menurut Setyawan dan Kuswati (2006) apabila
beban
kerja
terus
menerus
bertambah tanpa adanya pembagian beban kerja yang sesuai, maka kinerja karyawan
akan
dan
2 dan beban kerja berpengaruh signifikan
dalam
Muhariono,2009:3)
terhadap kinerja seorang karyawan dalam
dapat
digunakan
perusahaan atau organisasi, seperti:
menurun.
Spencer
(
kompetensi
Menurut
Spencer
untuk
Edy
memprediksi kinerja seseorang, yang berarti
Sajana ; 2012 ; “Pengaruh kompetensi,
bahwa jika memiliki kompetensi tinggi
motivasi, kesesuaian peran dan komitmen
maka akan memiliki kinerja yang tinggi pula
organisasi terhadap kinerja auditor internal
sebagai hasilnya.
inspektorat pemerintah kabupaten (Studi
Menurut Sofyandi (2009:6) manajemen sumber daya manusia adalah suatu strategi dalam
menerapkan
manajemen yaitu leading
Mengatakan bahwa nilai standardized
planning, organizing,
estimate pengaruh kompetensi terhadap
and controlling,
dalam
setiap
daya manusia mulai dari proses penarikan, pelatihan
dan Buleleng).
fungsi-fungsi
aktifitas atau fungsi operasional sumber
seleksi,
pada kantor inspektor kabupaten Badung
dan
pengembangan,
penempatan yang meliputi promosi, demosi dan transfer, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, hubungan industrial, hingga
kinerja adalah 0.144, SE sebesar 0.065, C.R sebesar 2.684 dan nilai p se esar 0 00 er asarkan ni ai ta e signi ikansi
1
1 maka iketahui
ah a koe isien regresi pengaruh
kompetensi
ang mengukur terha ap
in atakan signi ikan
kinerja
a ini ise a kan
pemutusan hubungan kerja, yang ditujukan
karena ni ai hitung
bagi peningkatan kontribusi produktif dari
≤ 00
sumber daya manusia organisasi terhadap
pengaruh
pencapaian tujuan organisasi secara lebih
menunjukkan 0.174 (positif).
efektif dan efisien.
0
dif
ni ai ta e atau ni ai p
Demikian pu a ni ai estimasi kompetensi
terhadap
kinerja
Beberapa penelitian
Namun, terdapat pula beberapa penelitian
telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh
terdahulu yang menyatakan bahwa beban
antara kompetensi
kerja
kerja
karyawan dan beban
terhadap kinerja
karyawan pada
dan
berpengaruh
kompetensi secara
karyawan
signifikan
tidak
terhadap
sebuah organisasi atau perusahaan, pada
kinerja karyawan pada sebuah perusahaan
penelitian yang telah dilakukan atas variabel
atau organisasi, seperti:
– variabel tersebut terdapat berbagai macam
1) Agripa Toar Sitepu ; 2013 ; “Be an
hasil dari penelitian tersebut. Sebagian besar
kerja dan Motivasi dan pengaruhnya
penelitian tentang variabel – variabel diatas
terhadap kinerja karyawan pada PT
menyatakan bahwa kompetensi karyawan
Bank Tabungan NegaraTbk cabang
organisasi,
Manado.
terdapat
Mengatakan
macam
hasil
pada
penelitian yang dilakukan atas variabel
analisis regresi menunjukkan tidak ter apat
tersebut, tedapat hasil yang berpengaruh
pengaruh
e an kerja terha ap kinerja
secara positif dan signifikan, ada pula hasil
kar a an karena menurut uji parsia hitung
penelitian yang menunjukkan pengaruh yang
≤
ta e
berdasarkan
berbagai
menemukan
jasil
1
bahwa
penulis
3 bahwa
1
an
angka
signifikansi (sig) 0,14 > 0,05. 2) Anak
Agung
Dherma an Motivasi,
tidak signifikan antara variabel satu dengan lainnya. Atas dasar hal tersebut penulis
Ngurah
Bagus
kk ; 2012 ; “Pengaruh Lingkungan
Kerja,
tertarik untuk melakukan penelitian pada PT Sucofindo dengan
(Persero)
judul
cabang
“Pengaruh
Semarang Kompetensi
Kompetensi, dan Kompensasi terhadap
Karyawan dan Beban Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai di
Kinerja
Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan
(Persero) cabang Semarang”
Karyawan
PT
Sucofindo
Umum Provinsi Ba i” Pada penelitian ini peneliti menguji tentang salah
satunya
kompetensi
LANDASAN TEORI
dengan
pengaruhnya terhadap kinerja pegawai DPU
PENGERTIAN KINERJA
Provinsi Bali. Pada penelitian ini variabel
Pengertian
kompetensi berpengaruh tidak signifikan
(2002:160), Kinerja adalah hasil kerja yang
terhadap kinerja seorang pegawai dengan
dicapai
nilai standardized direct effect sebesar 0,009
tugas-tugasnya atas kecakapan, usaha dan
yang
variabel
kesempatan. Berdasarkan paparan diatas
kompetensi karyawan memiliki pengaruh
kinerja adalah suatu hasil yang dicapai
positif namun tidak signifikan terhadap
seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas
kinerja pegawai di DPU Provinsi Bali.
yang
Berdasarkan penelitian – penelitian yang
pengalaman dan kesungguhan serta waktu
telah
menurut standar dan kriteria yang telah
menandakan
dilakukan
bahwa
sebelumnya
terhadap
berbagai macam objek penelitian untuk mengetahui bagaimana beban kerja dan kompetensi mempengaruhi kinerja seorang pegawai atau seseorang dalam sebuah
kinerja
menurut
seseorang dalam
didasarkan
ditetapkan sebelumnya.
atas
Hasibuan
melaksanakan
kecakapan,
4 dalam diri karyawan untuk melakukan suatu FAKTOR
–
FAKTOR
YANG
agar mampu mencapai kinerja.
MEMPENGARUHI KINERJA Ada
beberapa
faktor
yang
kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya
dapat
INDIKATOR KINERJA
mempengaruhi kinerja karyawan. Menurut
Menurut Wirawan (2009:80) indikator yang
Mangkunegara
yang
dapat digunakan untuk mengukur kinerja
mempengaruhi pencapaian kinerja adalah
karyawan dalam melaksanakan tugas adalah
sebagai berikut :
:
(2013:67)
faktor
1. Faktor kemampuan Secara psikologis,
1) Kuantitas Pekerjaan
kemampuan karyawan terdiri dari potensi
2) Kualitas Pekerjaan
Intelegent Quotient (IQ), serta kemampuan
3) Efisiensi Pengerjaan Pekerjaan
pengetahuan dan keterampilan. Artinya, karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata
PENGERTIAN
(IQ110-120)
KARYAWAN
dengan
pendidikan
yang
memadai untuk pekerjaan dan terampil
KOMPETENSI
Kompetensi memiliki hubungan sebab
dalam mengerjakan tugas, maka akan lebih
akibat
mudah
yang
dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan
diharapkan. Oleh karena itu, karyawan perlu
tugas / pekerjaan yang dimilikinya. Menurut
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai
Sedarmayanti
dengan keahliannya.
bahwa
2. Faktor motivasi Motivasi terbentuk dari
mendasar yang dimiliki seseorang yang
sikap seorang karyawan dalam menghadapi
berpengaruh langsung terhadap, atau dapat
situasi kerja. Artinya, karyawan harus
memprediksikan kinerja yang sangat baik.
dalam
mencapai
kinerja
dengan
tingkat
performa
(2008:126)
kompetensi
adalah
yang
mengatakan karakteristik
memiliki sikap mental yang siap, mampu
Kompetensi adalah suatu kemampuan
secara fisik, memahami tujuan utama dan
untuk melaksanakan atau melakukan suatu
target kerja yang akan dicapai, mampu
pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan
memanfaatkan, dan menciptakan situasi
dana pengetahuan serta didukung oleh sikap
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
menggerakkan diri karyawan yang terarah
Kompetensi
untuk berusaha mencapai prestasi kerja dan
karakteristik orang dan mengindikasikan
dalam
cara berperilaku atau berpikir,menyamakan
mencapai
tujuan
perusahaan.
Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan
merupakan
landasan
dasar
situasi,dan mendukung untuk periode waktu
5 dibutuhkan mungkin hanya 10% dari
cukup lama. (Wibowo 2007:325).
apa yang sudah mereka miliki. f. Penilaian kinerja yang lebih obyektif
MANFAAT KOMPETENSI
dan
Manfaat dari Kompetensi Mengacu pada
berbasis standar didefinisikan dengan
pendapat Rylatt dan Lohan yang dikutip
jelas
oleh Mocheriono (2012: 54), kompetensi memberikan
beberapa
manfaat
bagi
karyawan dan organisasi sebagai berikut: 1) Karyawan relevansi
pembelajaran
dari
kompetensi
keterampilan
dan
pemasaran sebagai karyawan 2) Organisasi
sebagai
proses
kompetensi
incumbent
dibutuhkan.
agar dapat mentransfer keterampilan, kualifikasi
dan
potensi
pengembangan karir
memperoleh program peningkatan kompetensi
melalui
pengembangan
karyawan
yang
b. Meningkatkan efektivitas perekrutan dengan menyesuaikan kompetensi
dengan pelamar pekerjaan c. Pendidikan dan pelatihan difokuskan pada kesenjangan keterampilan dan
yang
persyaratan keterampilan perusahaan yang lebih khusus.
c. Target penempatan sebagai sarana pengembangan karir.
d. Akses ke pendidikan dan pelatihan lebih
d. Kompetensi dan manfaat saat ini menambah dan
kerja
program
disusun oleh perusahaan.
pembelajaran
tenaga
yang dibutuhkan dalam pekerjaan
b. Ada peluang bagi karyawan untuk
akan
g. Meningkatkan
balik
a. Pemetaan akurat dan objektif dari
a. Kejelasan
nilai,
umpan
nilai
pada
pengembangan
karyawan itu sendiri.
efektif
biaya
berdasarkan
kebutuhan industri dan identifikasi penyedia berbasis
kompetensi internal
pelatihan
dan
eksternal
keputusan
dalam
diketahui
e. Pilihan karier yang lebih jelas akan
e. Pengambil
berubah. Untuk mengubah posisi
organisasi akan lebih percaya diri
baru,
dapat
karena karyawan sudah memiliki
kompetensinya
keterampilan yang akan diperoleh
karyawan
membandingkan
dengan persyaratan kompetensi dari posisi baru. Kompetensi baru yang
dalam pendidikan dan pelatihan
f. Penilaian
pada
sebelumnya
dan
pembelajaran penilaian
hasil
6 Menurut Thoha (2008: 91) karakteristik kompetensi
karyawan
adalah
pendidikan dan pelatihan akan lebih
pengetahuan,
kemampuan
dapat diandalkan dan konsisten.
inisiatif dan inovatif, seperti: dan
dan
sikap,
sikap
dalam
g. Memfasilitasi
perubahan
melalui
identifikasi
kompetensi
yang
pemecahan
masalah
dibutuhkan
untuk
mengelola
berorientasi
pada
perubahan.
1) Keterampilan
produktivitas,
Kompetensi adalah dimensi perilaku di
untuk
2) Keterampilan
dan
balik kinerja yang kompeten. Sering disebut
mengendalikan
kompetensi perilaku karena itu dimaksudkan
membangun
untuk
objektivitas persepsi
orang
berperilaku ketika mereka melakukan peran mereka
dengan
baik.
didefinisikan sebagai
efisiensi dan dampak
lingkungan
KARAKTERISTIK KOMPETENSI
bagaimana
yang
kualitas
kesesuaian
menjelaskan
memiliki
Perilaku
ketika
kompetensi
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Sandy W 2016: 33)
seperti alasan kritis, kemampuan
dalam
emosi
diri,
persahabatan,
dan
3) Keterampilan dalam berkomunikasi, membangun persahabatan. 4) Sikap
ingin
belajar
secara
berkelanjutan. 5) Keterampilan
1) Memahami apa yang perlu dilakukan
sikap
dan
sikap
dalam
mengembangkan diri Anda 6) Keterampilan dan sikap maju untuk
strategis, dan pengetahuan bisnis
menemukan cara-cara baru untuk
2) Buatlah pekerjaan yang dilakukan
mengoptimalkan layanan berkualitas.
melalui
dorongan
pencapaian,
7) Keterampilan
dan
sikap
untuk
pendekatan proaktif percaya diri;
memperkuat
kontrol; fleksibilitas, minat dalam
karyawan
keefektifan, persuasi dan pengaruh.
kualitas produk / layanan kepada
3) Bawalah
orang-orang
dengan
hubungan untuk
antar
meningkatkan
pelanggan. –
motivasi, keterampilan interpersonal;
FAKTOR
minat pada hasil, persuasi dan
MEMPENGARUHI KOMPETENSI
pengaruh.
Menurut Michael Zwell 2000: 56-58 (dalam
FAKTOR
YANG
Wibowo 2007: 102) ada beberapa faktor
yang
dapat
mempengaruhi
kompetensi
seseorang, yaitu
seorang
ahli
tidak
7 dengan
cukup
pengalaman.
1) Keyakinan dan Nilai-Nilai Kepercayaan
4) Karakteristik
Kepribadian
Dalam
orang tentang diri sendiri dan orang lain
kepribadian ada banyak faktor yang
akan sangat mempengaruhi perilaku,
sulit
Ketika orang-orang percaya bahwa
bukanlah
mereka tidak kreatif dan inovatif,
berubah. Kepribadian seseorang dapat
mereka
berubah seiring waktu, Orang-orang
tidak
akan
mencoba
diubah
Namun,
sesuatu
yang tidak
merespon
dalam melakukan sesuatu. Jadi, setiap
kekuatan dan lingkungan sekitarnya.
orang harus berpikir positif tentang
Kepribadian
dapat
dirinya dan orang lain dan menunjukkan
keterampilan
manajer
karakteristik orang yang berpikir ke
dalam sejumlah kompetensi termasuk
depan.
dalam resolusi konflik, menunjukkan
mempengaruhi dan
pekerja
kerja sama tim interpersonal, pengaruh
kompetensi
dan membangun hubungan. Meskipun
Mengembangkan keterampilan khusus
mungkin berubah, kepribadian tidak
yang terkait dengan kompetensi dapat
cenderung berubah dengan mudah.
berdampak baik budaya organisasi dan
Tidaklah
kompetensi individu.
orang untuk meningkatkan kompetensi
besar
3) Pengalaman,
peran
dengan
di
sebagian
memainkan
berinteraksi
bisa
memikirkan cara-cara baru atau berbeda
2) Keterampilan
dan
kepribadian
Keahlian dari
banyak
kompetensi membutuhkan pengalaman pengorganisasian orang, berkomunikasi dalam
kelompok,
bijaksana
mengharapkan
mereka dengan mengubah kepribadian mereka. 5) Motivasi adalah faktor yang memberi
memecahkan
dorongan,
penghargaan
masalah, dll. Orang yang pekerjaannya
pekerjaan
bawahan.
membutuhkan kurang strategis berpikir
pengakuan individu dan perhatian dari
tidak
pengembangan
bos dapat memiliki pengaruh positif
kompetensi daripada mereka yang telah
pada motivasi bawahan. Kompetensi
menggunakan
menyebabkan
memiliki
pengalaman
berpikir
satu
memberikan
orientasi
kerja
kemampuan
untuk
strategis bertahun-tahun. Pengalaman
terhadap
merupakan
elemen
mempengaruhi orang lain, inisiatif yang
kompetensi,
tetapi
penting untuk
dari
menjadi
meningkat,
hasil,
terhadap
dll.
Pada
gilirannya,
peningkatan
kompetensi
akan
meningkatkan kinerja bawahan dan kontribusinya
terhadap
organisasi
8 yang termasuk dalam organisasi dan tingkat kompetensi mereka b. Sistem
penghargaan
menjadi meningkat dalam kompetensi
mengkomunikasikan kepada pekerja
yang dapat berubah.
bagaimana
6) Emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi.
Ketakutan
membuat
nilai
organisasi
kompetensi c. Praktik
pengambilan
keputusan
kesalahan, merasa malu, merasa tidak
mempengaruhi
layak, semua cenderung membatasi
memberdayakan orang lain, inisiatif,
motivasi dan inisiatif. keterampilan
dan memotivasi orang lain.
komunikasi dan menyelesaikan konflik
organisasi
yang
kompetensi
meningkatkan banyak masuk
menyenangkan
akan
penguasaan
dalam
kompetensi. akal
Namun,
mengharapkan
Perasaan
e. Kebiasaan
dan
prosedur
pekerja
seberapa besar kompetensi yang
otoritas
dapat
diharapkan. f. Komitmen terhadap pelatihan dan pengembangan mengkomunikasikan
Keahlian
Intelektual
kepada pekerja tentang pentingnya
bergantung pada pemikiran kognitif
kompetensi
seperti
berkelanjutan
pemikiran
pemikiran
dengan semua
menginformasikan pekerja tentang
mempengaruhi 7) Kompetensi
terkait
tidak
mengatasi hambatan emosional tanpa bantuan
dalam
d. Filosofi, visi-misi, dan nilai-nilai
dengan manajer Mengatasi pengalaman tidak
kompetensi
analitis.
konseptual Tidak
dan
mungkin
g. Proses
pada
pembangunan
organisasi
yang
untuk meningkatkan melalui intervensi
mengembangkan pemimpin secara
apa pun yang dimanifestasikan oleh
langsung mempengaruhi kompetensi
organisasi
kepemimpinan.
8) Budaya Organisasi
mempengaruhi
kompetensi sumber daya manusia dalam
INDIKATOR KOMPETENSI
kegiatan berikut, seperti:
Menurut Hutapea dan Thoha (2008: 28), ada
a. Perekrutan karyawan dan praktik seleksi
mempertimbangkan
siapa
3 indikator kompetensi 1) Pengetahuan Informasi yang dimiliki oleh karyawan untuk melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan pekerjaan tertentu. Pengetahuan Karyawan
juga
keberhasilan mereka.
dapat
atau
pengetahuan
yang
yang
tugas
memiliki
cukup
dapat
meningkatkan efisiensi perusahaan
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan dengan kinerja maksimal. Perilaku
melaksanakan
,
dan
FAKTOR
–
FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI BEBAN KERJA
mempengaruhi beban kerja adalah: 1) Faktor Eksternal Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari luar tubuh
karyawan
tugas
an jenis pekerjaan”
Menurut Tarwaka (2004: 95), faktor yang
2) Skill (Kemampuan), Merupakan upaya
3) Sikap
pen i ikan pega ai
menentukan
kegagalan
Karyawan
9 jam kerja, waktu kerja, latar belakang
yang
tanggung
jawabnya sesuai dengan perusahaan.
pekerja. Aspek beban kerja eksternal sering disebut sebagai stressor. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah:
peraturan. Jika karyawan mendukung pencapaian organisasi, maka secara otomatis semua tugas yang ditugaskan kepadanya
akan
dilakukan
sebaik-
baiknya.
a. Tugas-tugas (tasks) Tugas ada yang bersifat fisik seperti, tata ruang kerja, stasiun kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja dan alat bantu kerja. Tugas juga ada
PENGERTIAN BEBAN KERJA Menurut Permendagri No.12 tahun 2008
yang
bersifat
mental
seperti,
kompleksitas pekerjaan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan. b. Organisasi kerja
Beban Kerja adalah “Besaran pekerjaan ang harus ipiku o eh
Organisasi
kerja
yang
mempengaruhi beban kerja misalnya, lamanya waktu kerja, waktu istirahat,
jabatan atau unit organisasi merupakan hasil
kerja bergilir, sistem pengupahan,
kali antara volume kerja dan norma waktu,
kerja malam, tugas dan wewenang.
dimana penghitungan analisa beban kerjanya
c. Lingkungan kerja Lingkungan
dengan mempertimbangkan faktor – faktor
kerja
yang
dapat
mempengaruhi beban kerja adalah
yang termasuk dalam beban tambahan
10 1) Pengukuran subjektif, yaitu pengukuran
akibat lingkungan kerja. Misalnya saja
yang didasarkan kepada penilaian dan
lingkungan kerja fisik (penerangan,
pelaporan oleh pekerja terhadap beban
kebisingan,
kerja
getaran
mekanis),
yang
dirasakan
dalam
lingkungan kerja kimiawi (debu, gas
menyelesaikan suatu tugas. Pengukuran
pencemar udara), lingkungan kerja
jenis ini pada umumnya menggunakan
biologis (bakteri, virus dan parasit)
skala penilaian (rating scale)
dan
lingkungan
kerja
psikologis
(penempatan tenaga kerja).
2) Pengukuran kinerja, yaitu pengukuran yang diperoleh melalui pengamatan terhadap
–
aspek
aspek
2) Faktor Internal
perilaku/aktivitas yang ditampilkan ole
Faktor internal beban kerja adalah faktor
pekerja,
salah
satu
jenis
dalam
yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri
pengukuran kinerja adalah pengukuran
sebagai akibat adanya reaksi dari beban
yang
kerja
Pengukuran
eksternal.
Reaksi tersebut
dikenal
di
ukur
berdasarkan
waktu.
kinerja
dengan
dengan strain. Secara ringkas faktor internal
menggunakan waktu merupakan metode
meliputi:
unik mengetahui waktu penyelesaian
a. Faktor somatis, yaitu jenis kelamin,
suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh
umur,
ukuran
tubuh,
kondisi
kesehatan, status gizi.
yang
memiliki
kualifikasi
tertentu.
b. Faktor psikis, yaitu motivasi, persepsi, kepercayaan,
pekerja
keinginan,
kepuasaan, dan lain sebagainya.
3) Pengukuran fisiologis, yaitu pengukuran yang mengukr
tingkat
eban
kerja
dengan mengetahui beberapa aspek dari respon
fisiologis
pekerja
sewaktu
menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan PENGUKURAN BEBAN KERJA Menurut O’Donne
& Eggmeiner
tertentu. Pengukuran yang dilakukan a am
biasanya pada refleks pupil, pergerakan
Monika (2012:9) pengukuran beban kerja
mata, aktivitas otot dan respon – respon
dapat dilakukan dalam berbagai prosedur,
tubuh lainnya.
namun telah menggolongkan secara garis besar ada tiga kategori pengukuran beban kerja. Tiga kategori tersebut adalah :
INDIKATOR BEBAN KERJA Hart dan Staveland (1988) menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi beban kerja yang di bagi menjadi dua kategori, yaitu : a. Tuntutan Individu 1) Mental 2) Physical 3) Temporal b. Pengaruh Tugas 1) Effort 2) Frustation 3) Performance KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik ini digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini menguji tentang pengaruh dari variable, sehingga alat uji hipotesis menggunakan regresi.Uji ini terdiri atas Normalitas, Multikolinearitas dan Heterokedastisitas. Uji Normalitas
11 Kualitas data diuji dengan menggunakan uji normalitas. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorof Smirnov. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi data. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi dengan normal, dan jika kurang dari 0,05 maka data terdistribusi dengan tidak normal. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi adanya atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan me akukan “uji kore asi Rank Spearman antara variabel independen dengan residual regresi” Gujarati an Porter 2010:2 0 Kriteria pengambilan keputusan yaitu: Nilai signifikansi kore asi > 0 0 α maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas Ni ai signi ikansi kore asi < 0 0 α maka dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas. Uji F Menurut Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:167) Uji F merupakan uji simultan (keseluruhan, bersama-sama). Uji F
bertujuan untuk menguji apakah antar variabel X mempengaruhi variabel Y secara bersama-sama. Hasil Uji F dapat disimpulkan dengan ketentuan Apabila F hitung > F able atau signifikasi < a, maka Ho ditolak dan berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel independen. Uji T Menurut Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:168) Uji T digunakan untuk menguji apakah suatu variabel bebas benar memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam pengujian ini ingin diketahui apakah jika secara terpisah suatu variabel X masih memberikan kontribusi secara signifikan terhadap variabel terikat Y. Hasil Uji T dapat disimpulkan dengan ketentuan apabila t hitung > t able atau signifikasi < a, maka Ho ditolak dan berarti variabel independen mempengaruhi variabel independen. 2
Koefisien Determinasi (R ) Menurut Ghozali (2013:97) koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 hingga 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi maka semakin besar kemampuannya untuk menjelaskan variabel dependen dan berarti model regresi yang digunakan dalam penelitian adalah baik.
ANALISIS DESKRIPTIF VARIABEL Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran diskriptif mengenai jawaban responden pada penelitian ini, serta dilakukan dengan teknik analisis indeks,
12 untuk menggambarkan persepsi responden atas item–item pertanyaan yang diajukan. Teknik skoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah minimum 1 dan maksimum 10, maka per-hitungan jawaban responden dilakukan dengan rumus sebagai berikut: Rumus Perhitungan Indeks Jawaban Responden Nilai Indeks = ((%F1×1)+(%F2×2)+(%F3×3)+(%F4×4) +(%F5×5)+(%F6×6)+(%F7×7)+(%F8×8) +(%F9×9)+(%F10×10))/10 Sumber: Ferdinand (2014:231) Keterangan: F1 = Frekuensi responden yang menjawab 1 F2 = Frekuensi responden yang menjawab 2 Dan seterusnya F10 untuk yang menjawab 10 dari skor yang digunakan dalam daftar pertanyaan. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang yang berjumlah 80 responden. Angka jawaban responden tidak dimulai dari 0, tetapi mulai angka 1 hingga 10, maka angka indeks yang dihasilkan akan dimulai dari angka 10 hingga 100 dengan rentang sebesar 90, tanpa angka 0 Dengan menggunakan kriteria tiga kotak (Three-box Method) , maka rentang sebesar 90 dibagi tiga akan menghasilkan rentang sebesar 30 yang akan digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks, yaitu: a. Nilai indeks 10 – 40 = Interpretasi rendah b. Nilai indeks 40,01 – 70 = Interpretasi sedang
c. Nilai indeks 70,01 – 100 = Interpretasi tinggi
INDEKS VARIABEL KARYAWAN
13 pada indikator keberhasilan pelaksanaan pekerjaan (Y1.5) sebesar 60,50 dan nilai indeks terendah terdapat pada indikator pengetahuan tentang pekerjaan (Y1.2) sebesar 49,00.
KOMPETENSI UJI ASUMSI KLASIK UJI NORMALITAS
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil indeks dari variabel kompetensi karyawan sebesar 56,54 yang masuk dalam kategori sedang. Nilai indeks tertinggi pada variabel kompetensi karyawan terdapat pada indikator sikap atau attitude sebesar 60,70. Sedangkan nilai indeks terendah juga terdapat pada indikator sikap atau attitude pa a poin pern ataan X1 3 3 “Saya selalu merawat peralatan kerja yang diberikan perusahaan kepada saya” se esar 1 0. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang memiliki kompetensi dalam kategori sedang yang dapat menunjang kinerja karyawan. INDEKS VARIABEL BEBAN KERJA Hasil dari penghitungan nilai indeks menunjukkan bahwa variabel beban kerja memiliki nilai sebesar 51,54 yang berarti termasuk dalam kategori sedang. Nilai indeks terendah terdapat pada indikator Effort, Frustation, Performance sebesar 46,70 dan nilai indeks tertinggi terdapat pada indikator Mental, Physical, Temporal sebesar 56,70.
INDEKS VARIABEL KARYAWAN
KINERJA
Dari hasil perhitungan indeks pada variabel kinerja karyawan, nilai tertinggi terdapat
Pada tabel diatas hasil dari uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov smirnov nilai signifikansi dapat dilihat pada baris Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar . 0,971; 0,615; dan 0,571 pada metode Kolmogorov smirnov apabila nilai signifikan > lebih besar dari 0,05 maka data pada penelitian ini dapat dinyatakan normal, sehingga dapat digunakan pada penelitian lebih lanjut. UJI MULTIKOLINEARITAS Coeffi ci entsa
Model 1
X1 X2
Correlations Zero-order Part ial .841 .664 .796 .547
Part .402 .296
Collinearity Statistics Tolerance VI F .522 1.918 .522 1.918
a. Dependent Variable: y
Berdasarkan tabel coefficients di atas dapat diketahui bahwa variabel kompetensi karyawan dengan nilai variance inflation factor (VIF) sebesar 1,918 , dan variabel beban kerja dengan nilai variance inflation factor (VIF) sebesar 1,918 , Jika nilai Tolerance lebih dari 0.1 dan nilai VIF lebih besar dari 10 maka suatu variabel dikatakan mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya, yang berarti mempunyai masalah
multikolinieritas. Nilai Tolerance kedua variabel diatas 0.1 dan nilai VIF kedua variabel di atas lebih kecil dari 10, maka dapat diartikan bahwa antar variabel independen tidak terjadi masalah multikolinieritas. UJI HETEROSKEDASTISITAS Scatterplot
Dependent Variable: y 3
Regression Studentized Residual
2 1 0 -1 -2 -3 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Pada gambar grafik scatterplot diatas, dapat dilihat bahwa jawaban responden terhadap kuesiner yang diberikan beragam dan tersebar, yang menandakan bahwa jawaban responde heterogen. Maka dapat disimpulkan pada data penelitian ini tidak ada heteroskedastisitas. UJI T Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) X1 X2
Unstandardized Coef f icients B St d. Error 1.320 3.997 .412 .053 .462 .080
St andardized Coef f icients Beta .557 .411
t .330 7.785 5.741
Sig. .742 .000 .000
a. Dependent Variable: y
a. Pengaruh Kompetensi Karyawan (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Hipotesis penelitian: H01: Kompetensi karyawan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
14 karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. (H01:β1=0) Ha1 : Kompetensi karyawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang (Ha1:β1>0) Pada tabel coefficients di atas dapat dilihat bahwa thitung kompetensi karyawan sebesar 7.785 dengan signifikansi 0.000, nilai ttabel yang digunakan adalah 1.99125 Karena nilai thitung > ttabel (7.785 > 1.99125) dan nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka H01 ditolak dan Ha1 diterima. Berdasarkan nilai thitung dan ttabel tersebut maka dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi karyawan terhadap kinerja karyawan. Dengan kata lain, dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi karyawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. b. Pengaruh Beban Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Hipotesis penelitian: H02 : Beban kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang (Ho₂:=0) Ha2 : Beban Kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang (Ho₂ ≠0 Pada tabel coefficients di atas dapat dilihat bahwa thitung beban kerja sebesar 5.741 dengan signifikansi 0.000, ttabel yang digunakan adalah 1.99125. Karena nilai thitung > ttabel (5.741 > 1.99125) dan nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka H01 ditolak dan Ha1 diterima. Berdasarkan nilai thitung dan ttabel tersebut maka dapat
dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara beban kerja terhadap kinerja karyawan. Dapat diartikan bahwa beban kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. UJI F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 13394.664 3461.724 16856.387
df 2 77 79
Mean Square 6697.332 44.957
F 148.970
Sig. .000a
a. Predictors: (Const ant), X2, X1 b. Dependent Variable: y
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai fhitung sebesar 148.970 dengan tingkat signifikansi 0.000, karena nilai fhitung lebih besar dari pada ftabel (148.970 > 3.97) dan tingkat signifikansi kurang dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa beban kerja, kompensasi, dan pengawasan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. UJI KOEFISIEN DETERMINASI Model Summaryb Model 1
R .891a
R Square .795
Adjusted R Square .789
St d. Error of the Estimate 6.70503
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: y
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai adjusted R square (R2) adalah sebesar 0.789, atau 78.9%. Hal ini berarti kontribusi kompetensi dan beban kerja terhadap kinerja karyawan adalah sebesar 78.9% dan sisanya 21.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengaruh kompetensi karyawan terhadap kinerja karyawan PT. Sucofindo (Persero) cabang Semarang
15 Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini variabel kompetensi karyawan mempunyai pengaruh positif terhadap variabel kinerja karyawan. Koefisien regresi yang diperoleh yaitu sebesar 0.412, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan kompetensi karyawan mengalami kenaikan 1 satuan, maka kinerja karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 0.412. Dengan uji signifikansi parsial (uji t), dapat diketahui bahwa thitung variabel beban kerja sebesar 7.785 yang lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 1.9925 dengan nilai signifikansi 0.000, dimana e ih keci ari α (0,05) maka variabel kompetensi karyawan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa variabel beban kerja mempengaruhi kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. b. Pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan PT. Sucofindo (Persero) cabang Semarang Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini variabel beban kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap variabel kinerja karyawan. Koefisien regresi yang diperoleh yaitu sebesar 0.462, artinya jika variabel independen lainnya tetap dan kompensasi mengalami kenaikan 1 satuan, maka kinerja karyawan akan
c.
mengalami kenaikan yang bersifat positif sebesar 0.462. Dengan uji signifikansi parsial (uji t), dapat diketahui bahwa thitung variabel beban kerja sebesar 5.741 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 1.9925 dengan nilai signifikansi 0.000, dimana lebih keci ari α (0,05) maka variabel beban kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa variabel beban kerja mempengaruhi kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. Hasil koefisien determinasi atau adjusted R square sebesar 0.789. Artinya variabel independen yaitu kompetensi (X1), dan beban kerja (X2) mempengaruhi variabel dependen yaitu kinerja karyawan (Y) sebesar 78.9%, sedangkan sisanya 21.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN a. Pengaruh kompetensi karyawan terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang Berdasarkan penelitian ini variabel kompetensi karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, yang artinya setiap kenaikan kompetensi karyawan mengakibatkan kenaikan pada kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Spencer ( Dalam Muhariono, 2009:3) yang menyatakan bahwa kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja seseorang, yang berarti bahwa jika memiliki kompetensi tinggi maka
16 akan memiliki kinerja yang tinggi pula sebagai hasilnya. Dalam hasil kuesioner pada indikator kompetensi karyawan rata – rata jawaban tertinggi pada variabel kompetensi karyawan terletak pada indikator ketrampilan atau skill yang dimiliki karyawan. Hal ini menandakan bahwa pembagian tugas atau jobdesk masing – masing karyawan sudah sesuai dengan ketrampilan atau skill yang dimiliki oleh masing – masing karyawan, sehingga kompetensi dapat menunjang secara positif kinerja karyawan pada PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. b. Pengaruh beban kerja terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang Berdasarkan hasil penelitian ini beban kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan yang artinya bahwa setiap beban kerja mengalami kenaikan maka kinerja karyawan mengalami kenaikan pula. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat menurut Setyawan dan Kuswati (2006) apabila beban kerja terus menerus bertambah tanpa adanya pembagian beban kerja yang sesuai, maka kinerja karyawan akan menurun. Robbins (2003) menyatakan bahwa positif negatifnya beban kerja adalah masalah persepsi. Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka. Persepsi terhadap beban kerja berkaitan dengan faktor atribut peran dan pekerjaan. Hal ini dikarenakan persepsi terhadap beban kerja merupakan hal
yang erat hubungannya dengan suatu pekerjaan, dimana seorang individu memberikan penilaian mengenai sejumlah tuntutan tugas atau kegiatan yang membutuhkan aktivitas mental dan fisik yang harus ia selesaikan apakah memiliki dampak positif atau negatif. Dalam jawaban kuesioner dalam masing – masing indikator beban kerja, rata – rata jawaban tertinggi terdapat pada indikator mental, physical, temporal (52,2) hal ini menunjukkan bahwa, walaupun hasil dari penelitian ini beban kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, PT Sucofindo tetap harus memperhatikan beberapa faktor yang sesuai dengan indikator mental, physical, temporal yang dialami oleh karyawan. Menurut Setyawan dan Kuswati (2006) apabila beban kerja terus menerus bertambah tanpa adanya pembagian beban kerja yang sesuai, maka kinerja karyawan akan menurun. Beban kerja akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja karyawan jika beban kerja yang diberikan memperhatikan tiga unsur dalam teori Hart dan Staveland (1988). Selain itu perlu diperhatikan tentang apa dan bagaimana pekerjaan yang diperoleh karyawan agar level kinerja tetap naik dengan bertambahnya beban kerja yang diterima oleh karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. Hasil dari penelitian ini didukung dengan pernyataan Shah et al, 2011 dalam INTERDISCIPLINARY JOURNAL OF CONTEMPORARY RESEARCH IN BUSINESS, yang berjudul Workload and Performance of Employees yang menyatakan “Workload is an
17 opportunity for the employees to learn and prosper more quickly. As employees do their jobs they gain more work experience, which enrich their exposure. It is also viewed that employees who have enough work to do remains more active and energetic while work-less employees leftover inactive and lazy. Workload pressure can be positive leading to increased productivity.” Beban kerja merupakan peluang bagi karyawan untuk belajar dan berkembang lebih cepat. Sebagai karyawan melakukan pekerjaan mereka, mereka mendapatkan lebih banyak pengalaman kerja, yang memperkaya eksposur mereka. Juga dilihat bahwa karyawan yang memiliki cukup pekerjaan yang harus dilakukan tetap lebih aktif dan energik sementara pekerja yang kurang kerja sisa tidak aktif dan malas. Tekanan beban kerja dapat berpengaruh positif terhadap meningkatnya produktivitas karyawan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang pengaruh kompetensi karyawan dan beban kerja terhadap kinerja karyawan pada PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Variabel independen yaitu kompetensi karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, Dalam penelitian ini dapat dilihat nilai thitung kompetensi karyawan (X1) sebesar 7.785 sedangkan ttabel 1.99125, Karena nilai thitung > ttabel (7.785 > 1.99125) dan nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka H01 ditolak dan Ha1 diterima. Berdasarkan nilai thitung dan
ttabel tersebut maka dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi karyawan terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. b. Variabel independen yaitu beban kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa nilai thitung beban kerja sebesar 5.741 dengan signifikansi 0.000, ttabel yang digunakan adalah 1.99125. Karena nilai thitung > ttabel (5.741 > 1.99125) dan nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka H01 ditolak dan Ha1 diterima. Berdasarkan nilai thitung dan ttabel tersebut maka dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara beban kerja terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang. c. Berdasarkan hasil uji f nilai dapat dilihat
bahwa
nilai
fhitung
sebesar
148.970 dengan tingkat signifikansi 0.000, karena nilai fhitung lebih besar dari pada ftabel (148.970 > 3.97) dan tingkat signifikansi kurang dari 0.05, maka dapat dinyatakan bahwa beban kerja, kompensasi, dan pengawasan secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT
Sucofindo
(Persero)
cabang
Semarang. d. Dari hasil penelitian menggunakan metode koefisien determinasi dapat diketahui bahwa nilai adjusted R square (R2) adalah sebesar 0.789, atau 78.9%. Hal ini berarti kontribusi kompetensi dan beban kerja terhadap kinerja
18 karyawan PT Sucofindo (Persero) cabang Semarang adalah sebesar 78.9% dan sisanya 21.1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. SARAN a. Perusahaan diharapkan agar bisa tetap mempertahankan atau meningkatkan tingkat kompetensi karyawan yang dimiliki oleh perusahaan, karena pada penelitian ini ditemukan bahwa kompetensi karyawan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Spencer (Dalam Muhariono, 2009:3) yang menyatakan bahwa kompetensi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja seseorang, yang berarti bahwa jika memiliki kompetensi tinggi maka akan memiliki kinerja yang tinggi pula sebagai hasilnya. Aktifitas atau kegiatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar meningkatkan kompetensi karyawan yang dimiliki dapat dengan melakukan management training atau dengan memberikan karyawan pendidikan formal atau pelatihan yang berhubungan dengan tugas atau peran yang dimiliki karyawan tersebut di dalam perusahaan, atau dapat pula dilaksanakan uji kompetensi bagi tiap karyawan pada periode berkala tertentu. b. Perusahaan diharapkan untuk tetap mempertahankan tingkat beban kerja yang
diberikan
dikarenakan ditemukan
pada bahwa
pada
karyawan,
penelitian beban
ini kerja
berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan, sehingga beban kerja yang
penelitian
diberikan oleh perusahaan sudah sesuai
beban kerja yang diberikan haruslah
dengan
dimiliki
seimbang dan sesuai dengan tingkat
karyawan untuk melaksanakan beban
kemampuan baik fisik maupun psikis
kerja yang diberikan oleh perusahaan.
yang
Namun, perlu diperhatikan lagi jika
Sucofindo (Persero) cabang Semarang
perusahaan akan menambahkan beban
agar tingkat kinerja yang dimiliki oleh
kerja yang diberikan kepada karyawan
karyawan semakin meningkat.
kemampuan
yang
maka akan beresiko dapat menurunkan
yang
dimiliki
dilakukan,
19 tingkat
oleh
karyawan
PT
DAFTAR PUSTAKA
kinerja karyawan, hal ini sependapat dengan Setyawan dan Kuswati (2006) menyatakan bahwa apabila beban kerja terus menerus bertambah tanpa adanya pembagian beban kerja yang sesuai, maka kinerja karyawan akan menurun. Tetapi,
apabila
didapatkan
beban
oleh
kerja
karyawan
yang sangat
rendah maka akan beresiko menurunnya
Ali
et al. 2013. Working Conditions An Emp o ees’ Productivity In Manufacturing Companies In Sub-Saharan African Context: Case Of Somalia. Educational research international. Almer, E. D., Kaplan, S. E. 2002. The Effect of Flexible Work Arrangements on Stressors, Burnout, and Behavioral Job Outcomes in Public Accounting. Behavioral Research in Accounting. Vol. 14. pp. 1-34.
kinerja karyawan, hal ini sama dengan pendapat
Manuaba,
(2000;4)
yang
menyatakan bahwa beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan menimbulkan
kebosanan
dan
rasa
monoton. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga membahayakan
secara
potensial
dan
menurunkan
kinerja karyawan. Maka dari beberapa pernyataan di atas dan dari hasil
Ashtari, Z, Y. Farhady, M. R. Khodaee. 2009. Relationship between Job Burnout and Work Performance in a Sample of Iranian Mental Health Staff. African Journal of Psychiatry. B, Siswanto Sastrohadiwiryo, 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2. PT Bumi Aksara. Jakarta Baron, A dan Jerald Greenberg. 1993. Behaviour in Organization, Understanding and Managing the Human side of Work. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Carlson, Christopher. (2003). “In ormation Overload, Retrieval Strategies and Internet User Empo erment” Chernis, C, 1980. Staff Burnout. Beverly Hills:Sage. Cushway, Barry. 2002. Human Resourse Management. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Dessler, Gary. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Macanan Jaya. Fajriani Arie 2013 “Pengaruh Be an Pekerjaan terhadap Kinerja Karyawan Efek Me iasi Burnout” Batam: Po iteknik Negeri Batam. Hersey, Paul, Blanchard, Kenneth H.1993. Management for organizational behavior, sixth edition. Singapore : Prentice hall. Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha, 2008, Kompetensi komunikasi plus : Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR dan Organisasi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Ilyas, Yaslis. 2000. Perencanaan Sumber Daya Manusia PT (Teori, Metode dan Formula). Jakarta. Pusat Kajian Ekonomi Informasi FKM-UI Depok. Kopelman, R.E. 1988. Managing productivity in organization a practicepeople oriented prespective. New York: McGraw Hill Book Company Kreitner, R., Kinicki, A. 1992. Organizational Behavior (2nd ed.) Boston: Richard, D. Irwin, Inc.
20 Maharani, Puspa Ayu, Akde Triyoga. 2012. Kejenuhan Kerja (Burnout) dengan Kinerja Perawat dalam pemberian Asuhan Keperawatan. Jurnal STIKES. Vol. 5. Mangkuprawira, Sjafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Manuaba, A. 2000. Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dalam: Wigny Osvebroto, S & Wiratno, SE, Eds, Procendings Seminar Nasional Ergonomi. PT. Guna Widya, Surabaya : 1-4. Manuaba. 2000. Hubungan Beban Kerja Dan Kapasitas Kerja. Jakarta: Rinek Cipta. Mudayana, Ahmad Ahid. 2010. Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Nur Hidayah Bantul. Jurnal KES MAS. Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. ALFABETA. PERMENDAGRI. 2008. Permendagri No. 12 Rachmawati, W.S. 2004. Anatomi Buku Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Robbins, S. P. 2002. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Edisi Kedelapan. Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo. Rosyid, H.F. 1996. Burnout: Penghambat Produktivitas Yang Perlu Dicermati. Bulletin Psikologi. IV (1): 19-25.
21 Samsudin, Sadili. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Pustaka Setia Sihotang, Imelda Novelina. 2004. Burnout pada Karyawan ditinjau dari Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Psikologis dan Jenis Kelamin. Jurnal Psyche. Vol 1 No. 1. Sitepu, Agripa Toar. 2013. Beban Kerja dan Motivasi Pengaruhnya terhadap Kineraj Karyawan Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta Sunarto. (2004). Perilaku Yogyakarta: AMUS.
Organisasi.
Utami, I., supriyadi. 2013. Flexible Working Arrangement and Stress Management training in Mitigating Au itor’s Burnout: an experimental study. Accounting & Taxation. Vol. 5 No. 1. pp. 97-113. Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. PT. Raja Grafindo Parsada: Jakarta. Wirawan. (2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta. Penerbit: Salemba Empat. Yusuf, Husmiati. 2011. Pengaruh Kondisi Organisasi terhadap Kejenuhan Kerja Pekerja Sosial yang Bekerja di Panti Sosial Penyandang Cacat di Indonesia. Jurnal Informasi