Pengantar Riset

  • Uploaded by: Prasetya Adie
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pengantar Riset as PDF for free.

More details

  • Words: 1,729
  • Pages: 32
PENGANTAR RISET

PROSES Pengembangan ILMU PENGETAHUAN & H Hadi Suryatno,MKES KEBENARAN Oleh :

Apa Ilmu Itu ? Cara untuk mengungkapkan sesuatu

Kenyataan Empiris

Argumentasi filosofis

Teori

Karakteristik Pengetahuan Ilmu 1.

2.

3. 4.

5. 6.

Pengetahuan ilmu dapat di kritik Metode-metode pengetahuan itu layak Disusun secara sistematis Dapat dikonfrontasikan dengan alternatif lain Objektif Empiris

Ilmu itu Relatif 1.

2.

3.

Tidak ada ilmu dengan suatu kriteria absolut Kebenaran ilmu bersifat relatif Setiap bidang pengetahuan dinilai dengan standarnya sendiri

KARL P POPPER TENTANG KEBENARAN Ilmu = pencarian akan kebenaran Teori Teori Sekarang

Lama Pendekatan kebenaran Bisa Benar Padat kebenaran

Verisimilitu de Bisa Salah

or

Padat Kesalaha n

Cek pada kesesuaian dengan fakta

VERISIMILITUDE TEORI KARL P POPPER VERISIMILITUDE = Padat kebenaran – (dikurangi) Padat kesalahan = ilmu (mendekati kebenaran) Jika suatu ilmu berkembang maju, verisimilitude teori-teorinya akan meningkat terus menerus

Untuk Apa Ilmu Itu? Ilmu berusaha melukiskan dan menerangkan realitas

Kebenaran ilmu a.

a.

Kebenaran ilmu adalah kesesuaian pernyataan atau keterangan dengan fakta-fakta (kebenaran korespondensi) Kebenaran ilmu adalah hubugan antara rentetan kejadian keterhubungan rentetan kejadian yang sudah menjadi tipikal, pola atau model (kebenaran koherensi)

1.

KONSEP KEBENARAN Juliene Ford (1975) : kebenaran mempunyai 4 makna 1. Kebenaran diartikan atau dimaknai sebagai “kebenran empiris” oleh para ilmuan 2. Kebenaran sebagi sebuah “claim”, claim dalam bentuk hipotesa atau prediksi (megkonfirmasi atau menolak sesuatu) 3. Kebenaran di di maknai sebagai “jika sesuatu itu konsisten dengan “nature” alam 4. Kebenaran di maknai sebagai “apa yang tersaji/tampak”, apa yang dapat

2. PARADIGMA KEBENARAN AD.1 : Kebenaran merupakan kebenaran logika (Ilmuan) AD.2 : sebuah klaim merupakan kebenaran hipotesis, prediksi AD.3 : kebenaran merupakan konsistensi yang bersifat matematis dan logis, atau sebagai kepercayaan dasar yang dipandang sebagai benar AD.4 : kebenaran merupakan konformitas antara tindakan dengan moral, dengan standar-standar profesional

3. DUA BENTUK KEBENARAN 1. KORESPONDENSI (KESESUAIAN) Kebenaran yang dapat di tes/diuji melalui beberapa norma-norma seperti kesesuaian (korespondensi – per – sesuaian) dengan “nature” ( alam atau sifat dasar), secara deduktif logis; dengan standar perilaku profesional. Kebenaran korespondensi merujuk kepada logika deduktif (pengambilan kesimpulan, potongan atau irisan)

2.

Koherensi (Hubungan, Pertalian, Berkumpul Bersama ) kebenaran yang bersifat metafisik (methapysical Truth). Kebenaran yang diterima berhadapan dengan nilai-nilai. Kebenaran tidak hanya sebagai hasil konformitas dengan alasan alam (Nature), tetapi sebagai representasi acuan dasar, tanda (benchmark) yang berhadapan dengan segala sesuatu yang dapat di tes/ diuji.

Kebenaran koherensi merupakan :”the basic of belief” dimana sesuatu yang benar sudah dianggap benar, sudah ada dan diterima (must be taken for granted) Kebenaran koherensi (Metaphysical belief) terkadang terdapat, muncul (constituted) didalam “a system of idea” yang memberi kita penilaian (judgment) tentang realitas (nature of reality).

4. PARADIGMA Paradigma merupakan sebuah cara pandang (word view), sebuah perspektif umum, suatu cara “breaking down” dari suatu kompleksitas dunia nyata (rill) Paradigma melekat pada diri manusia. Paradigma bersifat normatif, mengatakan apa yang harus di buat. Paradigma merupakan konsiderasi, pertimbangan yang bersifat epistimologi (yang menyatakan asal sesuatu) dan eksistensi sesuatu (yang ada)

MANUSIA MENCARI KEBENARAN







Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Letak perbedaan yang mendasar antara keduanya ialah berkisar pada kata “sistematik” dan “terkendali”. Lima hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. 







Ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur2 teori, & diuji konsistensi internalnya (dilakukan tes/pengujian secara empiris). Teori dan hipotesis selalu diuji secara empiris/faktual. Halnya dengan orang yang bukan ilmuwan dengan cara “selektif”. Adanya pengertian kendali (kontrol) dalam penelitian ilmiah, tidak dapat mempunyai pengertian yang bermacam-macam. Menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis. Pola penghubungnya

MANUSIA MENCARI KEBENARAN







Manusia mencari kebenaran dengan menggunakan akal sehat (common sense) dan dengan ilmu pengetahuan. Letak perbedaan yang mendasar antara keduanya ialah berkisar pada kata “sistematik” dan “terkendali”. Lima hal pokok yang membedakan antara ilmu dan akal sehat. 







Ilmu pengetahuan dikembangkan melalui struktur2 teori, & diuji konsistensi internalnya (dilakukan tes/pengujian secara empiris). Teori dan hipotesis selalu diuji secara empiris/faktual. Halnya dengan orang yang bukan ilmuwan dengan cara “selektif”. Adanya pengertian kendali (kontrol) dalam penelitian ilmiah, tidak dapat mempunyai pengertian yang bermacam-macam. Menekankan adanya hubungan antara fenomena secara sadar dan sistematis. Pola penghubungnya



PROSES SEKULARISASI ALAM (Pand Prinsip .... mulanya manusia menganggap alam Agama) suatu yg sakral, sehingga antara subyek

dan obyek tidak ada batasan;  hukum didefinisikan sebagai kaitan-2 yang tetap dan harus ada diantara gejala-2 sejak dulu diinterpretasikan ke dalam hukumhukum normative ;  pengertian tersebut dikaitkan dengan Tuhan atau para dewa sebagai pencipta hukum yang harus ditaati; terjadi pergeseran konsep hukum (alam), pengertian hukum sesuai dengan hukum alam, tatanan di alam dapat disimpulkan melalui penelitian empiris;  Tuhan sebagai pencipta hukum alam secara berangsur-angsur memperoleh sifat abstrak dan impersonal;

  



Berbagai Cara Mencari Kebenaran

Secara kebetulan, (penemuan terjadi scr kebetulan saja) Trial And Error, (bersifat untunguntungan) Melalui Otoritas, (kebenaran bisa didapat melalui otoritas seseorang yang memegang kekuasaan) Berpikir Kritis/Berdasarkan Pengalaman, (berpikir secara deduktif dan induktif).

Secara deduktif artinya berpikir dari yang umum ke khusus; sedang induktif dari yang khusus ke yang umum. Metode deduktif sudah dipakai selama ratusan tahun semenjak jamannya Aristoteles. 

Melalui Penyelidikan Ilmiah, (kebenaran



DASAR-DASAR PENGETAHUAN

Penalaran

Kegiatan berpikir menurut pola/logika tertentu dgn tujuan untuk menghasilkan pengetahuan  Aliran yang menggunakan penalaran sebagai sumber kebenaran disebut rasionalisme & yg menganggap fakta dapat tertangkap melalui pengalaman sebagai kebenaran disebut aliran empirisme. 



Logika (Cara Penarikan Kesimpulan) 

Pengkajian untuk berpikir secara sahih

SUMBER PENGETAHUAN Sumber pengetahuan dalam dunia ini berawal dari sikap manusia yang meragukan setiap gejala yg ada di alam semesta ini. Manusia tidak mau menerima saja hal-hal yang ada termasuk nasib dirinya sendiri.  Rene Descartes pernah berkata : “DE OMNIBUS DUBITANDUM” yang berarti, bahwa “segala sesuatu harus diragukan”.  Persoalan mengenai kriteria utk menetapkan kebenaran itu sulit 

KRITERIA KEBENARAN 



Salah satu kriteria kebenaran adalah adanya konsistensi dengan pernyataan terdahulu yang dianggap benar Beberapa kriteria kebenaran 





Teori Koherensi (Konsisten), suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai kenyataan), suatu pernyataan dianggap benar apabila materi pengetahuan yang dikandung berkorespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut (Bertrand Russel) Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan), kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis (Charles S Pierce), suatu teori tidak akan abadi, dalam

DEFINISI Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan gaib) atau fakta. Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan yang benar disusun dengan sistem dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya Ilmu Pengetahuan : bukan satu, melainkan banyak (plural) bersifat terbuka (dapat dikritik) berkaitan dalam memecahkan masalah

MEMBANGUN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN “TERTENTU” Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau kenyataan yang benar dari ilmu tersebut. Contohnya : Membangun Filsafat Ilmu Teknik perlu menelusuri dari aspek : Ontologi  eksistensi (keberadaan) dan essensi (keberartian) ilmu-ilmu keperawatan. Epistemologi  metode yang digunakan untuk membuktikan kebenaran ilmu-ilmu keperwatan. Aksiologi  manfaat dari ilmu-ilmu keperwatan.

ASPEK ONTOLOGI Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan secara : a. Metodis; Menggunakan cara ilmiah b. Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan c. Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan d. Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis) e. Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional – atau secara keseluruhan (holistik) f. Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinya g. Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.

ASPEK EPISTEMOLOGI Epistemologi juga disebut teori pengetahuan atau kajian tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau kepercayaan. Untuk menemukan kebenaran dilakukan sebagai berikut [AR Lacey] : 1. Menemukan kebenaran dari masalah 2. Pengamatan dan teori untuk menemukan kebenaran 3. Pengamatan dan eksperimen untuk menemukan kebenaran 4. Falsification atau operasionalism (experimental opetarion, operation research) 5. Konfirmasi kemungkinan untuk menemukan kebenaran 6. Metode hipotetico – deduktif 7. Induksi dan presupposisi/teori untuk menemukan kebenaran fakta

Lanjutan . . . Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb. : Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan alat utama untuk mencari kebenaran Empirism; alat untuk mencari kebenaran dengan mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang peranan utama Logical Positivism; Menggunakan logika untuk menumbuhkan kesimpulan yang positif benar Pragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran yang disepakati adalah kegunaannya untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis.

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis, tersusun sebagai teori-teori yang saling mengeritik, mendukung dan bertumpu untuk mendekati kebenaran

Teori Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu disiplin ilmu, dan dianggap benar Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu : pernyataan (statement) yang menjelaskan hubungan kausal antara dua variabel atau lebih Teori memerlukan tingkat keumuman yang tinggi, yaitu bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori ilmiah

Tiga syarat utama teori ilmiah : 1. Harus konsisten dengan teori sebelumnya 2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris 3. Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok dengan pengujian empiris dan fakta

Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam komunikasi ilmu pengetahuan : Axioma pernyataan yang diterima tanpa pembuktian karena telah terlihat kebenarannya Postulat suatu pernyataan yang diterima “benar” semata-mata untuk keperluan berkomunikasi Presumsi suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif dianggap sebagai benar walaupun kemungkinannya tinggi bahwa pernyataan itu benar Asumsi suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya maupun kemungkinan benar tidak tinggi

Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan : dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan. 1. Dinamis : dengan aktivitas/perkembangan pengetahuan sistematik dan rasional yang benar sesuai fakta dengan prediksi dan hasil ada aplikasi ilmu dan teknologi, dinamika perkembangan karena ilmu pengetahuan bersimbiose dengan teknologi 2. Metode Ilmiah : dengan berbagai ukuran riset yang disesuaikan. 3. Ciri Ilmu :

perlu memperhatikan dua aspek, yaitu : sifat ilmu dan klasifikasi ilmu

Lanjutan . . .

Sifat ilmu

Sistematik Konsisten (antara teori satu dengan yang lain tak bertentangan) Eksplisit (disepakati dapat secara universal, bukan hanya dikalangan kecil) Ilmiah, benar (pembuktian dengan metode ilmiah

Salah satu Klasifikasi Ilmu : Ilmu Pengetahuan

Ilmu Alam (Natural Wissenschaft) Ilmu Alam / Eksakta Ilmu Moral

Ilmu Sosial Ilmu Humaniora

ASPEK AKSIOLOGI Tujuan dasarnya : menemukan kebenaran atas fakta “yang ada” atau sedapat mungkin ada kepastian kebenaran ilmiah Contohnya : Pada lmu Kesehatan dikatakan bahwa Merokok mempengaruhi terjadinya Ca, Paru . Setelah dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi berbagai variasi pengujian ternyata terbukti bahwa teori tersebut benar.

TERIMA KASIH

Related Documents

Pengantar Riset
December 2019 57
Pengantar Riset Operasi
November 2019 34
Riset
May 2020 50
Rencana Riset
December 2019 38
Pengantar
December 2019 56

More Documents from "Drs.Dudy Bagus Prasetyo, AP, MS"

Kk.docx
June 2020 25
Lampiran 1.docx
May 2020 27
Daftar Pustaka.docx
June 2020 26
Pus.docx
May 2020 30
Soal Kdp.docx
May 2020 18