PAPER RPS 11 “MOBILITAS PENDUDUK”
OLEH KELOMPOK 3
NAMA ANGGOTA KELOMPOK : -
A.A. ISTRI RATNA DEWI
(1707511068)
-
WAYAN PEBRI ANDIKA PUTRI
(1707511069)
-
NI PUTU EKA PRATIWI DHARMA PUTRI
(1707511070)
-
VINI ARIFAN NISAK
(1707511071)
MATA KULIAH
: PENGANTAR KEPENDUDUKAN (EKI 301 A)
DOSEN
: Dr. Drs. A.A. Istri Ngurah Marhaeni, SE, M.S.
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas paper ini yang berjudul Mobilitas Penduduk. Adapun di dalam pembuatan paper ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan paper ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan paper ini. Namun tidak lepas dari itu,kami menyadari bahwa di dalam pembuatan paper ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan paper di masa yang akan datang. Semoga dengan disusunnya paper ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya paper ini dapat berguna bagi kami sendiri dan bagi orang yang membacanya. Kami mohon maaf jika di dalam penyusun paper ini terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak sengaja kami perbuat. Demikian yang dapat kami sampaikan semoga paper ini dapat memberikan manfaat.
Jimbaran, April 2019
Penyusun
2
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..…..1 KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4 1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 4 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5 1.3. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 5 1.4. Manfaat Penulisan ............................................................................................ 5 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6 2.1. Definisi Dan Konsep Mobilitas Penduduk....................................................... 6 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk ............................. 14 2.3. Dampak Mobilitas Penduduk ......................................................................... 14 2.4. Ukuran-Ukuran Mobilitas Penduduk ............................................................. 17 BAB III PENUTUP .............................................................................................. 21 3.1.Kesimpulan ..................................................................................................... 21 3.2.Saran ................................................................................................................ 21 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia
sebagai
Negara
dengan
jumlah
penduduk
t e r b e s a r k e - 5 s e s u d a h RRC, India, USSR, dan USA, sangat merasakan dampaknya. Banyaknya jumlah penduduk berdampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah semakin banyaknya sumber daya manusia yang dapat mengabdikan diri untuk memajukan Negara, tetapi dampak negatifnya adalah dapat memunculkan masalah-masalah kependudukan akibat kurangn ya sarana untuk mengimbangi jumlah penduduk dan penyebarannya yang tidak merata. Mobilitas penduduk telah berlangsung sejak terciptan ya manusia pertama kali. Manusia melakukan perburuan maupun meramu tumbuhtumbuhan yang berguna u n t u k k e l a n g s u n g a n h i d u p n ya . S e b e l u m m u l a i m e n a t a p m e r e k a m e l a k u k a n aktivitas di bidang pertanian yang mulai dengan pola berpindah-pindah kemudian m e l a k u k a n
pertanian
m e n e t a p . P a d a d a s a r n ya m a n u s i a m e l a k u k a n m o b i l i t a s dengan suatu tujuan yaitu untuk meningkatkan kualitas hidupn ya mulai dengan pemenuhan kebutuhan pangan sekunder lainnya. Dengan kata lain dapat d i n ya t a k a n b a h w a s e s e o r a n g a k a n m e l a k u k a n m o b i l i t a s d e n g a n tujuan
untuk m e m p e r o l e h
pekerjaan
akan
pendapatan.
D e n g a n d e m i k i a n d a e r a h t u j u a n mobilitas penduduk merupakan derah dimana terdapat peluang yang lebih besar u n t u k m e m p e r o l e h pekerjaan yang lebih baik, atau peningkatan pen dapatan. Sehingga merupakan
kesempatan
salah
kerja
yang
tersedia
disuatu
daerah
satu faktor pendorong adanya mobilitas penduduk.
S e l a n j u t n ya , j i k a k e b u t u h a n d a s a r n y a t e l a h d a p a t t e r p e n u h i m a k a m o b i l i t a s dilakukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan sekunder, termasuk wisata bahkan m u n g k i n Mobilitas
penduduk
sampai
merupakan
bagian
tingkat integral
foya -foya. dari
proses
pembangunan secara keseluruhan. Mobilitas telah menjadi penyebab dan
4
penerima dampak dari perubahan dalam struktur ekonomi dan s o s i a l s u a t u d a e r a h . O l e h s e b a b i t u , t i d a k t e r l a l u t e p a t u n t u k h a n ya m e n i l a i semata-mata penduduk
aspek
positif
maupun
negatif
dari
mobilitas
t e r h a d a p pembangunan yang ada, tanpa memperhitungkan
pengaruh kebaikannya. Tidak akan terjadi proses pembangunan tanpa adanya mobolitas penduduk. Tetapi juga tidak akan terjadi pengarahan penyebaran penduduk yang berarti tanpa adanya kegiatan pembangunan itu sendiri. 1.2.Rumusan Masalah 1.2.1. Definisi Dan Konsep Mobilitas Penduduk 1.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk 1.2.3. Dampak Mobilitas Penduduk 1.2.4. Ukuran-Ukuran Mobilitas Penduduk 1.3.Tujuan Penulisan 1.3.1. Untuk Mengetahui Definisi Dan Konsep Mobilitas Penduduk 1.3.2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk 1.3.3. Untuk Mengetahui Dampak Mobilitas Penduduk 1.3.4. Untuk Mengetahui Ukuran-Ukuran Mobilitas Penduduk 1.4.Manfaat Penulisan 1.4.1. Tersedianya Sumber Pengetahuan Bagi Mahasiswa 1.4.2. Dapat Menambah Wawasan Bagi Mahasiswa 1.4.3. Dapat Menambah Prestasi Mahasiswa
5
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi Dan Konsep Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk mempunyai pengertian pergerakan penduduk dari satu daerah ke daerah lain. Baik untuk sementara maupun untuk jangka waktu yang lama atau menetap seperti mobilitas ulang-alik (komunitas) dan migrasi. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu daerah ke daerah lain. Beberapa jenis mobilitas penduduk yaitu : 1. Mobilitas Non Permanen (Tidak Tetap) Mobilitas non permanen (tidak tetap) yaitu gerak penduduk dari suatu wilayah menuju ke wilayah lain dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Mobilitas non permanen disebut juga dengan sirkuler. Data mobilitas penduduk sirkuler sukar didapat karena para pelaku mobilitas sirkuler tidak memberitahu kepergian mereka kepada kantor desa di daerah asal, begitu juga dengan kedatangan mereka di daerah tujuan. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mobilitas penduduk sirkuler lebih banyak terjadi daripada mobilitas permanen. Hal ini disebabkan, antara lain faktor sentrifugal dan sentripetal; perbaikan sarana transportasi serta kesempatan kerja di sektor informal lebih besar dibanding sekitar formal. 1. Faktor Sentrifugal dan Sentripetal Kekuatan sentrifugal adalah kekuatan yang terdapat di suatu wilayah yang mendorong penduduk untuk meinggalkan daerahnya. Sementara itu, kekuatan sentripetal adalah kekuatan yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal di daerahnya. Kedua kekuasaan ini tarik-menarik. Kurangnya kesempatan kerja di bidang pertanian, nonpertanian, dan terbatasnya fasilitas pendidikan yang ada mendorong orang untuk pergi ke daerah yang tersedia fasilitas yang lebih lengkap. Hal-hal yang mengikat penduduk untuk tetap tinggal didesa, antara lain sebagai berikut. -
Jalinan persaudaraan dan kekeluargaan di antara warga desa yang sangat erat.
-
Adanya sistem gotong-royong yang kuat di pedesaan.
6
-
Penduduk sangat erat dengan tanah pertaniannya.
-
Warga desa terikat pada desa tempat mereka tinggal.
2. Perbaikan Sarana Transportasi Dorongan untuk melaksanakan mobilitas sirkuler dipengaruhi oleh adanya perbaikan sarana transportasi yang menghubungi antardesa dan kota. Sebelumnya, penduduk desar yang bekerja di kota terpaksa mondok di kota, tetapi setelah jalanjalan diperbaiki dan banyaknya kendaraan umum, mereka mejadi penglaju (malaju; pagi berangkat ke kota sore pulang ke desa). 3. Kesempatan kerja di sektor imformal lebih besar dibanding sektor formal. Proses urbaniasai di indonesia tidak diikuti oleh perlunya lapangan pekerjaan dengan urpa rendah tidak menentu. Kecil pendapatan migran dari desa yang bekerja di kota dan tingginya biaya hidup di kota, tidaklah mungkin bagi merka untuk betempat bersama keluarganya di kota. Hal ini yang menyebabkan menjadi pengalaju.
2. Mobilitas Permanen (Migrasi) Mobilitas permanen (migrasi) yaitu perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di dalam negeri maupun dari suatu negera ke negara lain untuk menetap, baik s e c a r a perorangan, keluarga maupun berkelompok. Sebabsebab terjadinya migrasi yaitu : a. Alasan ekonomi, yaitu k a r e n a k e s u k a r a n h i d u p d i s u a t u d a e r a h m e n d o r o n g keinginan untuk mencari kehidupan yang lebih baik ke daerah lain. b. Alasan politis, yaitu adanya pergolakan politik dalam suatu Negara sehingga kaum politisi pindah ke negara lain untuk mencari perlindungan dan keamanan dirinya. c. Alasan agama, k a r e n a k u r a n g t e r j a m i n a t a u t e r k e k a n g d a l a m k e h i d u p a n beragama penduduk pindah ke daerah lain yang sesuai dengan kehidupan agamanya. d. Alasan lain, misalnya bencana alam, kekeringan yang panjang, peperangan,kelaparan, dan wabah penyakit.
7
Jenis-Jenis Migrasi a. Migrasi Antarnegara (Internasional), yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain. Yang termasuk migrasi antarnegara adalah sebagai berikut : 1. Imigrasi, yaitu masuknya penduduk negara lain ke satu negara. Misalnya masuknya orang Malaysia ke Indonesia. Orang Malaysia tersebut disebut sebagai imigran. Perpindahannya tersebut disebut imigrasi. Imigrasi dapat bersifat permanen, artinya tinggal menetap untuk selamanya. Sebaliknya dapat pula bersifat sementara, misalnya TKI ke Arab Saudi berdasarkan kontrak dua tahun. 2. Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Misalnya, orang-orang Indonesia yang pindah ke New Caledonia dan Suriname. Mereka disebut emigran. Perpindahannya disebut emigrasi. 3. Remigrasi, yaitu kembalinya para emigran ke negara asalnya. Misalnya, orang-orang Ambon yang tadinya pindah ke Belanda sebagai emigrant, kemudian kembali lagi ke Indonesia. b. Migrasi Dalam Negeri (Nasional), yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain di wilayah negara itu. Misalnya, perpindahan penduduk antarprovinsi. Yang termasuk migrasi dalam negeri yaitu : 1. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu pulau atau provinsi yang berpenduduk padat ke suatu pulau atau provinsi lain yang berpenduduk jarang di negara sendiri. Macam-macam transmigrasi adalah sebagai berikut : a. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang semua biayanya ditanggung pemerintah, baik biaya perjalanan maupun biaya hidup selama satu tahun di daerah transmigrasi. b. Transmigrasi
swakarsa,
yaitu
transmigrasi
yang
pembiayaannya sebagian ditanggung sendiri dan sebagian
8
ditanggung pemerintah. Pemerintah member tanah dua hektar dan membiayai perjalanannya. c. Transmigrasi spontan, yaitu transmigrasi yang seluruh biaya ditanggung oleh transmigran itu sendiri. d. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa beserta pejabat pemerintah desa. e. Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi yang diselenggarakan oleh Departemen Transmigrasi beserta instansi pemerintah atau organisasi lain. f. Transmigrasi
bekas
diselenggarakan
pejuang,
oleh
bekas
yaitu
transmigrasi
pejuang
dan
yang yang
ditransmigrasikan adalah mantan ABRI yang sudah pensiun. 2. Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota atau kota-kota besar. Permasalahan yang berkaitan dengan urbanisasi adalah a. Keadaan di desa, banyak penduduk tidak memiliki tanah, pendapatan penduduk rendah, dan sulit mencari pekerjaan di luar bidang pertanian. b. Keadaan di kota, banyak daya tarik di kota. Misalnya hiburan, rekreasi, gedung-gedung, fasilitas pendidikan lengkap, luasnya kesempatan kerja. c. Akibat urbanisasi, kekurangan tenaga kerja di desa. Akibatnya sulit mencari tenaga yang berpendidikan di desa dan sulit mencari tenaga penggerak pembangunan di desa. d. Akibat urbanisasi di kota, timbul pengangguran karena tidak semua yang urbanisasi dapat pekerjaan, timbul tuna wisma, timbul daerah kumuh, meningkatnya kriminalitas. e. Usaha
pemerintah
mengurangi
urbanisasi,
pemerintah
membatasi penduduk desa pindah ke kota, melaksanakan pembangunan sampai ke daerah-daerah, mengembangkan kota-kota
kecil,
serta
menyediakan
fasilitas
yang
9
dibutuhkan penduduk desa, misalnya fasilitas pendidikan, kesehatan, hiburan, rekreasi, dan penerangan. 3. Mobilitas Vertikal Mobilitas vertikal adalah semua gerakan penduduk dalam usaha perubahan status sosial. Contohnya, seorang buruh tani yang berganti pekerjaan menjadi pedagang termasuk gejala perubahan status sosial. Begitu pula, seorang dokter gigi beralih pekerjaan menjadi seorang aktor film juga termasuk mobilitas vertikal. 4. Mobilitas Horizontal Mobilitas horizontal adalah semua gerakan penduduk yang melintas batas wilayah tertentu dalam periode waktu tertentu. Batas wilayah yang umumnya adalah batas adminitrasi, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan. Mobilitas horizontal dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas permanen dan mobilitas nonpermanen.
Bentuk-Bentuk Mobilitas Penduduk 1. Mobilitas tradisional Dimana penduduk melakukan mobilitas atas dasar untuk memenuhi kebutuhan primer terutama pangan. Aktivitas mobilitas tradisional merupakan arus desa ke kota yang termasuk dalam pengertian urbanisasi. 2. Mobilitas pra-modern Yang merupakan transisi dari mobilitas tradisional menuju mobilitas modern. Dalam hal ini penduduk mulai melakukan mobilitas dengan tujuan yang lebih luas bukan hanya sekedar untuk cukup pangan. Aktivitas dari desa ke kota sangat meningkat disertai dengan mobilitas antar kota dan juga mobilitas dari kota ke luar kota 3. Mobilitas Modern Dimana mobilitas penduduk telah melampaui batas-batas negara dengan berbagai macam-macam tujuan baik kegiatan perdagangan maupun berwiraswasta 4. Mobilitas Canggih Atau Super Modern
10
Dimana mobilitas dilakukan telah melampaui pengertian berwiraswasta secara wajar yang dapat dimasukkan dalam kategori berfoya-foya dengan konsumsi yang berlebihan.
Pendekatan Dalam Melakukan Mobilitas Penduduk Sudibia (2007) menguraikan beberapa pendekatan yang digunakan dalam studi mobilitas penduduk dapat dilihat dari pendekatan sistem, pendekatan psikologi, pendekatan sosial dan pendekatan ekonomi. 1. Pendekatan Mobilitas Penduduk Melalui Pendekatan Sistem Pendekatan ini dikemukan oleh Mabogunje (1970), yaitu teori tentang proses migrasi dari desa ke kota atau yang dikenal dengan general system theory. Dalam penelitiannya tersebut yang dilaksanakan di daerah Afrika, Mabogunje menemukan tiga macam desa, yakni (1) desa yang subsistem dan terisolasi; (2) desa yang mempunyai kontak dengan desa lain, tetapi masih tertutup; dan (3) desa yang terbuka, dan telah terjadi integrasi budaya antara desa dengan kota. Sebagai contoh, desa menghasilkan dan menyediakan kebutuhan akan bahan pangan dan kebutuhan pokok lainnya yang sangat dibutuhkan oleh penduduk kota. Begitu pula penduduk desa yang melakukan mobilitas ke kota dapat membeli berbagai kebutuhan hidupnya yang tidak bisa di dapatkan di desa. Antara desa dengan kota terjalin sebuah sistem, dan disertai dengan adanya saling ketergantungan satu dengan yang lainnya antara penduduk desa dengan penduduk kota. Dengan berada dalam satu sistem mobilitas yang saling berkaitan dan terikat mengakibatkan mobilitas penduduk dari desa ke kota menjadi lancar. Terwujudnya proses mobilitas penduduk yang lancar juga didukung dengan tersedianya sarana dan prasarana transportasi antara desa dengan kota, sehingga lebih mempermudah proses mobilitas penduduk yang terjadi.
2. Pendekatan psikologi yang dikembangkan oleh De Jong (1981) Pendekatan ini berupa aspek internal individu dalam pengambilan keputusan apakah melakukan mobilitas atau tidak. Model yang dikembangkan didasarkan pada manfaat yang diharapkan dapat diperoleh terdiri atas (1)
11
kekayaan materi; (2) status;(3) rasa nyaman; (4) stimulasi; (5) otonomi; (6) afiliasi; dan (7) mobilitas, yang dibobot secara rasional oleh pelaku mobilitas. Untuk melakukan mobilitas atau tidak, sesorang akan memilih alternatif yang diharapkan
dapat
Susilowati,2001)
memberikan mengungkapkan
manfaat bahwa
terbesar. beberapa
Tcha ahli
(1996,
dalam
(Mincer,1978;
Borjas,1990) menggunakan variabel non ekonomi untuk menjelaskan perilaku keputusan melakukan migrasi. Mincer melihat keterikaitan suami istri dalam peluang bermigrasi, sementara Borjas menggunanakan variable kesejahteraan anak-anak dalam menerangkan keputusan bermigrasi. Sehingga pendekatan psikologis dipakai sebagai aspek terpenting dalam memutuskan pilihan bermobilitas.
3. Pendekatan Sosial Pembahasan mobilitas penduduk tidak dapat dilepaskan dari pendekatan sosial sebab tidak dapat disangkal bahwa antara pelaku mobilitas dengan penduduk di tempat tujuan akan terjadi interaksi sosial. Menurut Sukanto (2000), interaksi sosial merupakan hubungan –hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antar personal, antar kelompok manusia, atau antar personal dengan kelompok manusia. Adanya interaksi sosial memungkinkan terjadinya berbagai aktivitas sosial. Proses interaksi sosial dapat bergerak kedua arah, yaitu pada perwujudan kehidupan bersama yang penuh pertentangan. Atau dengan perkataan lain, proses interaksi sosial dapat berada pada dua proses dasar, yaitu (1) proses asosiatif dan (2) proses disosiatif. Proses asosiatif adalah suatu proses dimana adanya inyang diwarnai oleh adanya persamaan –persamaan kebutuhan, kegemaran atau perasaan sehingga cenderung bergerak pada perwujudan keakraban, kerja sama, asimilasi, dan integrasi. Proses disosiatif, adalah interaksi yang diwarnai oleh perbedaan-perbedaan kepentingan perasaan atau aspirasi yang cenderung menimbulkan kompetesi dan konflik. Suprapto (1997) memberikan contoh nyata dalam program transmigrasi. Disebutkan bahwa agar program transmigrasi tidak mengarah kepada proses disosiatif, melainkan lebih menekankan pada proses asosiatif seperti kerja sama,
12
asimilasi dan integrasi, maka program transmigrasi harus mulai menata kegiatan yang mempertimbangkan dan mengantisipasi proses interaksi antar kelompok pendatang dan penduduk asli. Dengan demikian dapat dilaksanakan perencanaan yang mencari kecocokan antar kelompok dan penyiapanladangdan tanah tempat tinggal para transmigran.
4. Pendekatan ekonomi Pendekatan
ini
umumnya
merupakan
pendekatan
yang
sering
dipergunakan oleh para ahli dalam mengambarkan dinamika mobilitas penduduk. Beberapa studi dan penelitian juga menyatakan bahwa faktor ekonomi adalah faktor utama penduduk melakukan mobilitas. Revenstein (1885) dalam salah satu hukum migrasinya mengatakan bahwa motif ekonomi merupakan pendorong utama seseorang melakukan migrasi. Lee (1966), Todaro (1979), dan Titus (1982) berpendapat bahwa motif seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi. Motif tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah (Mantra,2003). Mantra (1992) menjelaskan bahwa kondisi yang paling dirasakan menjadi pertimbangan rasional dimana individu melakukan mobilitas ke kota adalah adanya harapan untuk memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatanyang lebih tinggi daripada yang diperoleh didesa. Robert dan Smith (1977, dalam Hossain, 2001,) mengemukakan bahwa tidak meratanya pekerjaan dan penghasilan pertanian di pedesaan menjadi motivasi migrasi desa-kota. Bintarto (1983, dalam Murjana Yasa, 1993) mengemukakan bahwa rendahnya penghasilan perkapita, kurangnya pemilikan tanah, terjadinya pengangguran baik nyata maupun di desa merupakan sebagian faktor pendorong penduduk desa untuk melakukan migrasi. Pada sisi yang lain, tersedianya kesempatan kerja di kota dengan upah yang menarik merupakan salah satu faktor daya tarik penduduk desa atau kota lain untuk datang ke kota tersebut. Pendekatan ekonomi dari suatu mobilitas penduduk dapat dilihat dari beberapa contoh model pendekatan mobilitas penduduk yang dikembangkan oleh beberapa ahli, antara lain (a) model dua sektor dari Lewis, (b) model migrasi desa –kota dari Todaro dan (c) model ekonomi migrasi baru dari Stark dan Bloom (1985, dalam Massey et.al, 1993).
13
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Penduduk Pada dasarnya, faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan mobi litas penduduk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor-faktor pendorong dan faktor-faktor penarik. Faktor-faktor pendorong dapat berupa hal-hal seperti berikut ini. 1. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan, seperti menurunnya daya dukung lingkungan dan menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh, seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian. 2. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya, tanah untuk pertanian di pedesaan yang makin menyempit). 3. Adanya tekanan-tekanan politik,agama,dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal. 4. Alasan pendidikan, pekerjaan, dan perkawinan. 5. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang, atau adanya wabah penyakit. Faktor-faktor penarik antara lain sebagai berikut. 1. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan kerja untuk memperbaiki kehidupan. 2. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. 3. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, seperti iklim, perumahan,sekolah, dan fasilitas-fasilitas publik lainnya. 4. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, atau pusat kebudayaan yang merupakan daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.
2.3. Dampak Mobilitas Penduduk Budijanto
(1992:56-57)
menyebutkan
bahwa
mobilitas penduduk
dapat
berdampak pada :
14
1. Daerah Asal (Desa) Dampak Negatif Mobilitas
penduduk
dapat
berdampak
pada
daerah
asal
yakni
berkurangnya penduduk yang berkaitan dengan berkurangnya tenaga kerja, kurangnya perkembangan desa, pengolahan lahan yang tidak teratur dan berkurangnya modal desa. Dari pendapat di atas maka dapat diketahui dampak yang ditimbulkan dari mobilitas penduduk bagi daerah asal yakni berkurangnya perkembangan di daerah asal, yang disebabkan oleh penduduk yang berpindah ke daerah perkotaan karena menuntut ilmu atau mencari pekerjaan sehingga ketika pulang ke desa kebanyakan dari mereka tidak mengembangkan ilmunya, bahkan kebanyakan dari mereka memilih untuk menjadi warga kota dan ikut berpartisipasi mengembangkan kota sehingga di daerah asal kekurangan SDM yang mengakibatkan pembangunan desa terbengkalai. Selain itu tanah pertanian ataupun perkebunan yang di tinggalkan penduduk yang berpindah ke kota akan terbengkalai, karena kebanyak dari mereka lebih memilih untuk berdagang di daerah perkotaan karena dengan pekerjaan tersebut mereka mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. Hal tersebut akan berpengaruh pada produksi desa yang terhambat bahkan tidak berjalan. Dengan tidak terurusnya lahan di pedesaan tersebut, modal desa akan berkurang dan dapat mengganggu pembangunan desa. Dampak yang ditimbulkan terhadap daerah asal juga meliputi stabilitas keamanan yang menurun, akibat banyaknya penduduk muda yang melakukan migrasi.
Dampak Positif a)Berkurangnya jumlah penduduk. Bagi wilayah yang cukup padat, adanya migrasi memberikan dampak berkurangnya kepadatan penduduk. Dampak ini memberikan akibat berkurangnya tekanan
penduduk di wilayah padat.
b.Berkurangnya jumlah pengangguran. Migrasi biasanya dilakukan oleh penduduk antara lain dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan dengan mencari pekerjaan. Pengangguran yang tadinya menumpuk di daerah asal migrasi, akan menjadi
15
berkurang. Akibatnya, kesejahteraan penduduk wilayah tersebut pun bisa terangkat.
2. Daerah Yang Didatangi (Kota) Dampak Negatif Menurut Budijanto (1992 : 57) mobilitas penduduk dapat berdampak pada keadaan sosial yang mengakibatkan ketegangan sosial, maraknya pengangguran, demoralisasi atau maraknya kriminalitas dan pertambahan penduduk. Mobilitas penduduk dapat berpengaruh terhadap kehidupan sosial masyarakat. Karena adanya perbedaan sifat dan watak dari masyarakat desa dengan kota yang menyebabkan adanya pertikaian yang dapat berakibat pada perkelahian. Pertambahan penduduk kota akibat adanya mmobilitas penduduk juga berakibat adanya pemukiman kumuh. Karena tujuan mereka untuk mencari pekerjaan dan dapat mencukupi kehidupan mereka dan dapat membantu keluarga di desa. Maka dari itu mereka lebih memilih untuk tinggal sederhana dan berkumpul dengan penduduk yang berasal dari daerah yang sama yang memiliki tujuan yang sama. Pemukiman kumuh ini menjadikan daerah kota menjadi tidak indah indah dan dapat merusak citra kota. Pertambahan penduduk tersebut dapat mempengaruhi tersedianya lapangan pekerjaan. Hadirnya para migrant ke kota yang selalu bertambah setiap harinya dengan tujuan yang sama yaitu untuk mencari pekerjaan dapat menimbulkan persaingan antara penduduk pendatang dengan penduduk asli. Dengan demikian pertambahan penduduk yang makin signifikan ini tidak seimbang dengan tersedianya lapangan pekerjaan. Maraknya kriminalitas dan bertambahnya angka pengangguran menjadi akibat dari tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Mengingat banyaknya tenaga kerja yang memiliki latar belakang pendidik rendah dan kurang terlatih, hal ini menyebabkan pengangguran di kota. Mereka mengalami kesulitan pindah pekerjaan atau engan pulang ke desa karena mereka gengsi dan lebih memilih untuk tinggal. Maraknya
pengangguran
tersebut
berdampak
pada
tindakan kriminalitas yang terjadi di kota. Dan Baknya masyarakat desa yang ada di kota yang tidak memilki pekerjaan akan mengakibatkan
16
mereka tidak memiliki penghasilan bahkan tidak memilki uang untuk kembali ke kampung halaman.
Hal tersebut mengundang adanya tindakan
kriminalitas yang mungkin saja di lakukan oleh masyarakat desa yang ada di kota demi mempertahankan hidup di kota. Kriminalitas tersebut dapat berupa pencurian, penculikan, penipuan dan lain-lain.
Dampak Positif a. Jumlah tenaga kerja meningkat. b. Terjadi percampuran budaya antara penduduk pribumi dan pendatang yang pada akhirnya dapat membentuk budaya baru.
2.4. Ukuran-Ukuran Mobilitas Penduduk 1. Angka Mobilitas Angka mobilitas adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah perpindahan dalam suatu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun) dengan jumlah penduduk yang berisiko pindah
m=
𝑀 𝑃
𝑥𝑘
di mana : m
= angka mobilitas
M
= jumlah perpindahan
P
= penduduk yang berisiko
K
= konstanta (1.000)
2. Angka Migrasi Masuk (mi) Angka yang menunjukkan banyaknya migrant yang masuk per 1.000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun. 𝐼
mi= 𝑥𝑘 𝑃
di mana : mi
= angka migrasi masuk
17
I
= jumlah migran masuk
P
= penduduk pertengahan tahun
k
= konstanta (1.000)
3. Angka Migrasi Keluar (mo) Angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1.000 orang penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun 𝑂
mo= 𝑥 𝑘 𝑃
di mana : mo
= angka migrasi keluar
O
= jumlah migran keluar
P
= penduduk pertengahan tahun
K
= konstanta (1.000)
4. Angka Migrasi Neto (mn) Angka yang menunjukkan selisih banyaknya migran masuk dan keluar, ked an dari suatu daerah per 1.000 penduduk dalam satu tahun.
mn=
𝐼−𝑂 𝑃
𝑥𝑘
di mana : mn
= angka migrasi neto
I
= jumlah migran keluar
O
= jumlah migrant masuk
P
= penduduk pertengahan tahun
K
= konstanta (1.000)
5. Angka Migrasi Bruto (mg) Angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan, yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan
mg=
𝐼−𝑂 𝑃1 +𝑃₂
𝑥𝑘
18
di mana : mg
= angka migrasi bruto
P₁
= penduduk pertengahan tahun di tempat tujuan
P₂
= penduduk pertengahan tahun di tempat asal
k
= konstanta (1.000)
6. Angka Migrasi Parsial
m0ji=
𝑀𝑗𝑖 𝑃ᵢ
𝑥 1.000
mIji=
𝑀𝑗𝑖 𝑃ᵢ
𝑥 1.000
Pada bagian berikut ini, disajikan perhitungan angka migrasi masuk, migrasi keluar, migrasi neto, dan migrasi bruto untuk provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Hasil SP 1990 menunjukkan bahwa jumlah migrasi antara dua tempat, misalnya DKI Jakarta dan Jawa Barat, migran risen keluar dari DKI Jakarta ke Jawa Barat tahun 1990, sebanyak 695.456 jiwa. Jumlah migrant risen masuk dari Jawa Barat ke DKI Jakarta sebanyak 213.258 jiwa. Jumlah penduduk DKI Jakarta pada tahun 1990 adalah 7.398.502 jiwa. Jumlah penduduk Jawa Barat tahun 1990 adalah 31.111.110 jiwa. Dengan demikian, angka migrasi risen masuk di DKI Jakarta dari Jawa Barat pada tahun 1990 adalah sebagai berikut 213.258
mᵢ= 7.398.502 𝑥 1.000 = 28,8 𝑃𝑒𝑟 1.000 Artinya, dari setiap 1.000 penduduk DKI Jakarta terdapat 28 dan 29 orang yang masuk dari Jawa Barat. Angka migrasi risen ke luar dari DKI Jakarta ke Jawa Barat pada tahun 1990 adalah 695.456
m0= 7.398.502 𝑥 1.000 = 93,9 𝑃𝑒𝑟 1.000 Artinya, dari setiap 1.000 penduduk DKI Jakarta terdapat 93 dan 94 orang yang meninggalkan DKI Jakarta menuju Jawa Barat Angka migrasi neto di Jakarta terhadap Jawa Barat tahun 1990 adalah sebagai berikut
19
mn=
213.258−695.456 7.398.502
𝑥 1.000 = 65,18 𝑃𝑒𝑟 1.000
Artinya, dari setiap 1.000 penduduk DKI Jakarta ada lebih banyak antara 65 dan 66 orang yang meninggalkan DKI Jakarta menuju Jawa Barat daripada yang masuk ke DKI Jakarta dari Jawa Barat Angka migrasi bruto di DKI Jakarta terhadap Jawa Barat adalah sebagai berikut 213.258+695.456
mg= 7.398.502+31.111.110 𝑥 1.000 = 23,6 𝑃𝑒𝑟 1.000
20
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang kami dapatkan dari paper ini adalah mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain atau dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk terdiri dari mobilitas permanen, mobilitas non permanen, mobilitas vertikal, dan mobilitas horizontal. Mobilitas penduduk dapat memberikan beberapa dampak terhadap daerah asal dan daerah yang dituju. Dampak tersebut dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif. Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat melakukan mobilitas penduduk salah satu nya adalah keinginan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih dibandingkan di daerah asal (desa). Terdapat berbagai macam ukuran dalam mobilitas penduduk yaitu angka mobilitas, angka migrasi masuk, angka migrasi keluar, angka migrasi neto, angka migrasi bruto, dan angka migrasi parsial.
3.2. Saran Akhirnya paper yang berjudul “Mobilitas Penduduk” dapat kami selesaikan. Kami menyadari masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan adanya kritik ataupun saran dari berbagai pihak, yaitu : 1. Dari pihak dosen, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang disampaikan demi penyempurnaan paper kedepannya 2. Dari teman-teman mahasiswa, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi paper yang lebih baik kedepannya. Kami juga berharap paper ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai sarana belajar
21
DAFTAR PUSTAKA
Tim Penulis Lembaga Demografi UI. 2013. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Salemba empat. Mantra, Ida Bagoes. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Sintaunud.2017.UploadWisuda.(https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/13914610 30-3-BAB%20II.pdf). Diakses 02 April 2019. Academia.
2015.
Mobilitas
Penduduk.(https://www.academia.edu/30009424/MOBILITAS_PENDUDUK). Diakses 02 Pebruari 2019. Kumpulan
Materi.
2012.
Mobilitas
Penduduk.
(https://kulpulan-
materi.blogspot.com/2012/03/mobilitas-penduduk.html). Diakses 02 April 2019. Ruangsekolahku. 2017. Dampak Mobilitas Penduduk Bagi Daerah Tujuan MaupunDaerahYangDitinggalkan.(https://ruangsekolahku.blogspot.com/2017/03/ dampak-mobilitas-penduduk-bagi-daerah-tujuan-maupun-daerah-yngditinggalkan.html). Diakses 02 April 2019.
22