Pendidikan seni tari dengan pembelajaran di SD
Pembelajaan seni tari di SD seni tari adalah keseimbangan unsur gerak, irama dan rasa (wiraga, wirama, wirasa) untuk ungkapan, gagasan, dan pesan dengan penunjang iringan dan ruang atau latar. Secara umum tari adalah gerakan berirama sebagai ungkapan jiwa manusia, tetapi dalam perkembangannya sejak masa lampau sampai sekarang merangkum segi-segi kehidupan manusia yang sangat kompleks. Ada beberapa definisi tari menurut para ahli (Tari). Tari adalah gerak-gerik yang indak dapat menggetarkan perasaan manusia (Susane, K. Langer, 1975) tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan dalam bentuk gerak ritmis dan indah (Soedarsono, 1978). Tari adalah gerak seluruh tubuh disertai bunyian (gamelan diatur menurut irama lagunya (gendang), ekspresi muka dan geraknya diserasikan dengan isi dan makna tarinya (Soeryodiningrat). Beberapa definisi tari di atas dalam Kaji Dini Pendidikan Seni menyimpulkan bahwa seni tari adalah perwujudan suatu macam tekanan emosi yang dituangkan dalam bentuk gerak seluruh anggota tubuh yang teratur dan berima sesuai dengan musik pengiringnya (Sulistyo, 2005: 50). Selain itu, didapati pula unsurunsur tari yaitu tubuh, gerak, irama, ekspresi dan ruang. Pendidikan tari merupakan suatu model pembelajaran tari yang menekankan kepada kebebasan berekspresi gerak kreatif pribadi siswa dalam aktivitas belajar menari di sekolah umum, khususnya di sekolah dasar (SD). Pembelajaran seni tari di SD bersifat edukatif dalam membantu perkembangan jiwa siswa SD. Dengan demikian, konsep pembelajaran seni tari adalah sebagai sarana atau media pendidikan. Hal ini merupakan konsep pendidikan yang paling sesuai dengan siswa SD dan selaras dengan pendapat bahwa kebudayaan itu bersifat non material dan bersifat abstrak ada dalam jiwa dan kepribadian manusia.
Menurut Laban (1976: 12) pembelajaran tari di sekolah umum (non kejuruan) harus lebih menekankan pada pembelajaran tari kreatif yang mampu menyumbangkan kepada perkembangan kepribadian siswa. Pembelajaran tari kreatif tidak berorientasi pada hasil akhir atau menghasilkan sebuah pertunjukan yang bernilai seni tinggi, sebagaimana yangdiciptakan oleh seorang koreografer. Laban menyatakan seperti berikut ini: ”In school, where are education is fostered, it is not artistic perfection or the creation and performance of sensational dance which is aimed aat, but the beneficial effect of the creative activity of dancing upon the personality of pupil.” Pernyataan Laban tersebut cukup beralasan, karena setiap anak memiliki dorongan alamiah untuk menampilkan gerakan-gerakan seperti ’tarian’ dan secara tidak disadari hal itu merupakan cara yang baik untuk memperkenalkan tari sejak dini pada diri anak, serta memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berekspresi secara spontan melalui gerakannya (free
dance). Tugas sekolah (guru) dalam menyelenggarakan tari kreatif mencakup dua hal, yaitu pertama membimbing siswa untuk menumbuhkan spontanitas gerak, dan kedua membimbing siswa belajar memahami prinsip-prinsip untuk melakukan dan menguasai geraknya.