Pendidikan Matematika Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan model pembelajaran biasa, terhadap hasil belajar matematika siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian yang digunakan adalah desain kelompok kontrol pretes-postes (pretest-posttestcontrol group design). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung pada tahun ajaran 2004/2005 yang tersebar dalam delapan kelas. Dengan kemampuan siswa merata di setiap kelas (tidak ada kelas unggulan). Sampel diambil dua kelas secara acak yaitu kelas pertama sebagai kelas eksperimen, dan kelas kedua sebagai kelas kontrol. Dari hasil penelitian diperoleh: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe NHT dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional dan ternyata hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa. (2) Secara umum aktivitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT dari setiap kali pertemuan semakin meningkat kearah yang lebih baik. (3) Pada umumnya siswa menunjukan respon positif terhadap model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT ओओओओ ओओओओ। ओओओओओओओओ, ओओ Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000 : 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Spencer Kagen dalam Ibrahim (2000 : 28) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dengan mengecek pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan lansung kepada seluruh kelas, guru menggunakan empat langkah sebagai berikut : (a) Penomoran, (b) Pengajuan pertanyaan, (c) Berpikir bersama, (d) Pemberian jawaban. Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan menjadi enam langkah sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan penelitian ini. Keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut : Langkah 1. Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. Sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, guru memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan tiga aturan dasar dalam pembelajaran kooperatif yaitu : 1. Tetap berada dalam kelas 2. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan pertanyaan kepada guru 3. Memberikan umpan balik terhadap ide-ide serta menghindari saling mengkritik sesama siswa dalam kelompok Langkah 3. Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari spesifik sampai yang bersifat umum. Langkah 4. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Langkah 5. Memberi kesimpulan Guru memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Langkah 6. Memberikan penghargaan Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan berupa kata-kata pujian pada siswa dan memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang hasil belajarnya lebih baik.
perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional metode numbered heads together (NHT) dan pendekatan pembelajaran konvensional model ceramah dan tanya jawab (studi pada siswa kelas X SMK PGRI 6 Malang) Ratnasari Oktavia
Abstrak
Oktavia, Ratnasari. 2009. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Koorperatif Metode Numbered Heads Together
(NHT) Dan Pendekatan Pembelajaran Konvensional Metode Ceramah dan Tanya jawab (Studi Pada Siswa Kelas X SMK PGRI 6 Malang dengan Mata Pelajaran Kewirausahaan). Skripsi Jurusan Manajemen Program Studi Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing (I) Drs. M. Hari, M.Si, (II) Drs. Agus Hermawan, M.Si, M.Bus. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT), Pembelajaran Konvensional Model Ceramah, Hasil Belajar.
Suatu inovasi pembelajaran telah muncul dengan cara mempengaruhi pengorganisasian kelas. Salah satu inovasi pembelajaran tersebut adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode Numbered Heads Together (NHT). Pembelajaran kooperatif metode Numbered Head Together (NHT) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan pada kelas heterogen. Penerapan pendekatan pembelajararan Numbered Heads Together (NHT) diharapkan lebih dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran secara konvensional. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimanakah hasil belajar siswa setelah penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif metode Numbered Heads Together (NHT), (2) untuk mengetahui bagaimanakah hasil belajar siswa setelah penerapan pendekatan pembelajaran konvensional metode ceramah dan tanya jawab, dan (3) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah menjalani pendekatan pembelajaran kooperatif metode Numbered Heads Together (NHT) dan pendekatan pembelajaran konvensional metode ceramah dan tanya jawab. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dengan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian jenis quasi experimental design. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang diukur dengan alat ukurnya adalah pre test dan post test. Populasi penelitian ini adalah kelas X SMK PGRI 6 Malang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel bertujuan atau purposive sampling. Penelitian ini menggunakan tes awal untuk mengetahui bahwa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberi perlakuan mempunyai kemampuan awal yang sama atau tidak jauh berbeda. Kemudian diberi perlakuan yaitu metode Numbered Heads Together (NHT) untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol. Kemudian diberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar setelah diberi perlakuan. Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah data gain score. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji t. Sebelum dilakukan uji t, data gain score diuji dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Karena varian data tidak identik, maka tidak dapat dilakukan uji t melainkan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa
nilai signifikansi 0,000 hitung (-6,441) > Z tabel (1,96) yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti hasil belajar kewirausahaan siswa yang mendapat pelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif metode NHT berbeda atau lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mendapatkan pelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional metode ceramah. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu bagi peneliti selanjutnya perlu lebih meningkatkan keaktifan siswa dalam kelas untuk mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran kooperatif model Numbered Heads Together (NHT) dengan cara memberikan pujian, kritik maupun reward karena pada penelitian ini siswa masih terkesan dipaksa untuk mengemukakan pendapat. Sedangkan bagi sekolah khususnya guru pada mata pelajaran Kewirausahaan perlu menerapkan metode pembelajaran NHT selain metode ceramah agar tidak terjadi
IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VIII MTs N GONDOWULUNG BANTUL Skripsi/Undergraduate Theses from digilib-uinsuka / 2009-05-05 14:07:21 By : IBNU MUNAWAR 04430994, Fakultas Sain dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yog Created : 2009-05-05, with 1 files Keyword : Pembelajaran Matematika, NHT, Partisipasi Belajar, Hasil Belajar ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui implementasi cooperative learning tipe Numbered Head Together (NHT) pada pembelajaran matematika di kelas VIII MTs N Gondowulung Bantul, mengetahui tingkat partisipasi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs N Gondowulung dalam implementasi cooperative learning tipe NHT pada pembelajaran matematika, dan mengetahui bagaimana implementasi cooperative learning tipe NHT dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di kelas VIII MTs N Gondowulung Bantul. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara kolaboratif dan partisipatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas VIII-B MTs N Gondowulung Bantul dan 1 guru sebagai kolaborator. Objek penelitian ini adalah keseluruhan proses implementasi cooperative learning tipe NHT. Desain penelitian menggunakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian dilakukan dalam 3 siklus, siklus I terdiri 5 kali pertemuan, siklus II terdiri 5 kali pertemuan, siklus III terdiri 3 kali pertemuan. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi, hasil tes belajar, hasil angket partisipasi belajar, hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui tahap: pengumpulan data, reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan cooperative learning tipe NHT, tingkat partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika di kelas mengalami peningkatan. Partisipasi belajar siswa mengalami peningkatan di setiap siklus, yaitu siswa lebih memperhatikan penjelasan guru maupun siswa, siswa sering mengajukan pertanyaan jika mengalami kesulitan, mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik, ikut aktif dalam diskusi kelompok, sering mengemukakan pendapat, mengerjakan tes secara mandiri, serta mencatat
materi pelajaran tanpa harus diperintah guru. Secara kuantitif, peningkatan partisipasi siswa terlihat dari peningkatan rata-rata persentase angket partisipasi belajar, pada siklus I yaitu sebesar 59,68 % dengan kategori sedang, siklus II sebesar 73,20 % dengan kategori tinggi, dan siklus III sebesar 78,28 % dengan kategori tinggi. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor tes hasil belajar siswa pada tes penempatan sebesar 50,25 dengan kategori kurang, siklus I sebesar 61,40 dengan kategori cukup, siklus II sebesar 65,90 dengan kategori baik, dan siklus III sebesar 71,03 dengan kategori baik. Eksperimentasi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT) pada materi pokok rumus-rumus trigonometri ditinjau dari aktivitas belajar peserta didik SMA Negeri Kota Surakarta Hindarso ABSTRAK Hindarso, Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Materi Pokok Rumus-rumus Trigonometri Ditinjau dari Aktivitas Belajar Peserta Didik SMA Negeri Kota Surakarta. Tesis, Surakarta, Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) apakah peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) lebih baik prestasi belajarnya dari pada peserta didik yang diberi pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi pokok rumus-rumus trigonometri. (2) apakah peserta didik yang aktivitas belajarnya tinggi lebih baik prestasi belajarnya dari pada peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang atau rendah, dan peserta didik yang aktivitas belajarnya sedang lebih baik prestasi belajarnya dari pada peserta didik yang aktivitas belajarnya rendah pada materi pokok rumus-rumus trigonometri. (3) apakah perbedaan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan rumus – rumus trigonometri dipengaruhi oleh tingkat aktivitas belajar peserta didik . Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 2 x 3. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMA Negeri Kota Surakarta Semester 1 tahun pelajaran 2008/2009. Sampel penelitian ini adalah kelompok eksperimen (TGT) terdiri dari SMAN 3 Surakarta sebanyak 40 peserta didik, SMAN 2 Surakarta sebanyak 40 peserta didik dan SMAN 8 Surakarta sebanyak
33 peserta didik, jumlah peserta didik kelompok eksperimen adalah 113. Sedangkan kelompok kontrol (NHT) terdiri dari SMAN 3 Surakarta sebanyak 40 peserta didik, SMAN 2 Surakarta sebanyak 40 peserta didik dan SMAN 8 Surakarta sebanyak 34 peserta didik, jumlah peserta didik kelompok kontrol adalah 114. Jadi banyaknya sampel seluruhnya adalah 227 peserta didik diperoleh dengan cara stratified cluster random sampling cara undian. Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi, angket dan tes. Metode dokumentasi dari nilai ulangan matematika materi pokok statistika digunakan untuk uji keseimbangan, metode angket digunakan untuk mengukur aktivitas belajar matematika dan metode tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar matematika. Analisis data dengan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, dilanjutkan dengan uji komparasi ganda metode Scheffe. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) secara umum, penggunaan model