PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PANCASILA “ KETERKAITAN PKN DENGAN PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI”
PENYUSUN : FERDIANSYAH NURSADI PUTRA
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA 2018/2019 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA E
Setiap warganegara hakekatnya dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya. Untuk itu diperlukan bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) yang berlandaskan pada nilai-nilai agama, moral dan budaya bangsa. Fungsinya adalah sebagai panduan dan pegangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam konteks Pendidikan Kewarganegaraan nilai budaya bangsa menjadi pijakan utama, karena tujuan pembelajaran ialah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, juga sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan budaya bangsa. Pancasila adalah ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata Sanskerta, “panca” yang berarti lima dan “sila” yang berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya hak-hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang diharapkan. Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan Pancasila memiliki hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) terdapat nilai yang difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan dan menentukan kelakuan seseorang karena nilai itu dijadikan standar perilaku. Nilai yang dimaksudkan disini adalah nilai-nilai yang terdapat didalam Pancasila. Pendidikan kewarganegaraan (PKN) dan Pancasila merupakan program pendidikan yang memiliki misi untuk mengembangkan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya dan keyakinan bangsa yang memungkinkan dapat diwujudkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) sebagaimana digariskan dalam kurikulum diknas merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) dan Pancasila juga dimaksudkan membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Tujuan pembelajaran PKN merupakan bentuk pendidikan sikap dan perilaku. Sikap pada dasarnya merupakan kecenderungan berbuat sedangkan perilaku adalah perbuatan nyata yang dicermati seperti berbicara dan tersimpul seperti berpikir. Karena kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, hendaknya sadar bahwa secara historis nilai-nilai Pancasila yang dimasukkan dalam pelajaran PKN digali dari kebudayaankebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia sendiri, bukan digali atau diambil dari negara lain. Nilai ini sudah ada sejak bangsa Indonesia lahir. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika PKN mendapatkan predikat sebagai pendidikan jiwa bangsa. Nilai Pancasila yang digali dari bumi Indonesia sendiri merupakan pandangan hidup atau panutan hidup bangsa Indonesia. Kemudian ditingkatkan kembali menjadi dasar yang secara yuridis formal ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 yaitu sehari setelah Indonesia merdeka. Secara spesifik, nilai Pancasila telah tercermin dalam norma kesusilaan, kesopanan, kebiasaan, serta norma hukum.
Dengan demikian, nilai Pancasila dalam PKN secara individu hendaknya dimaknai sebagai cermin perilaku hidup sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap dan bertindak. Contohnya : gotong-royong yang terdapat dalam sila ketiga Pancasila. Jika gotong-royong, dimaknai sebagai nilai maka akan lebih bermakna jika nilai gotong-royong tersebut telah menjadi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak seseorang secara individu maupun sebagia anggota kelompok. Oleh karena itu, nilai gotong- royong seperti yang dicontohkan tadi adalah perilaku yang menunjukkan adanya rasa saling membantu sesama dalam melakukan sesuatu yang kita bisa kerjakan secara bersamasama. Hal ini sebagai perwujudan solidaritas yang memilki kebersamaan dalam kegiatan gotongroyong.
Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) itu harus menjadi satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh individu dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Maka, PKN itu merupakan pendidikan nilai bagi bangsa Indonesia. Hal ini untuk mencapai tujuan pengembangan dan kelestarian nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. PKN merupakan pendidikan yang didalamnya terdapat nilai-nilai luhur yaitu nilai pancasila untuk membentuk karakter para peserta didik sebagai warga negara yang baik dan memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia serta hak dan kewajiban warga negara khususnya hubungan dengan warga negara dan pendidikan bela Negara.