MASYARAKAT DAN PENDIDIKAN Ditujukan untuk memenuhi tugas” Mata Kuliah Dosen Jurusan
: Sosiologi Pendidikan : Drs. H. M. Yusuf Abdullah, MA : Tarbiyah - PAI (IV-C)
Di susun Oleh Kelompok 10 ( Sepuluh)
- Indah Fitria - Nur Alfi Lail - Sri Kurniati
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH MAHMUDIYAH TANJUNG PURA LANGKAT 2018
i
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua. Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Drs. H. M. Yusuf Abdullah, MA mata kuliah Sosiolohi Pendidikan
yang telah memberikan tugas
Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Peran Dan Tanggung Jawab Besar Kepala Sekolah ” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui. Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis. Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.
Tanjung Pura, Oktober 2018
Tim Penyusun Kelompok 10 (Sepuluh)
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii BAB I ............................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1 C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................... 1 BAB II ........................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2 A. Pengertian Pendidikan dan Masyarakat ............................................................. 2 B. Fungsi dan Peranan Pendidikan dalam Masyarakat ........................................... 4 1.
Pengembangan Pendidikan Melalui Pendidikan Secara Sistemik ................ 4
2.
Peranan dan Fungsi Pendidikan Dalam Masyarakat..................................... 5
BAB III ....................................................................................................................... 11 PENUTUP ................................................................................................................... 11 A. Kesimpulan ...................................................................................................... 11 B. Saran ................................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia secara manusiawi yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman. Di samping itu pengertian pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni: usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari generasi ke generasi selanjutnya secara dinamis sesuai situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat, melalui pendidikan dan interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi. Dibawah ini penulis akan memaparkan mengenai apa itu masyarakat, pendidikan dan lingkungan sosial, pendidikan dan kebudayaan, pendidikan dan perubahan sosial dan pendidikan sebagai daya pengubah dan pembaharuan masyarakat. Seperti yang akan penulis paparkan di bawah ini
B. Rumusan Masalah a. Apa pengertian pendidikan dan masyarakat? b. Apa fungsi pendidikan dalam masyarakat? c. Apa perana n pendidikan dalam masyarakat?
C. Tujuan Pembahasan a. Untuk menegatahui pengertian pendidikan dan masyarakat. b. Untuk menegatahui fungsi pendidikan dalam masyarakat. c. Untuk menegatahui perana n pendidikan dalam masyarakat.
1
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendidikan dan Masyarakat 1. Pendidikan Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya sebagai individu dan masyarakat. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Yang tentu dalam menjalankan kelanjutan pendidikan tersebut harus ada alat sebagai pegangan yang salah satunya adalah adanya kurikulum. Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia secara manusiawi yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman.1 Istilah pendidikan digunakan untuk menterjemakan kata education dalam bahasa Inggris. Sedangkan dalam konteks Islam pendidikan lebih banyak dikenal dengan term al-tarbiyah, al-ta’lîm, al-ta’dîb, dan al-riyādah. Setiap term tersebut mempunyai makna yang berbeda, karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya, namun dalam beberapa hal, term-term tersebut mempunyai kesamaan makna. Dalam leksiologi al-Qur’an tidak ditemukan kata al-tarbiyah, tetapi ada istilah yang senada dengan istilah al-tarbiyah yaitu: al-rabb, rabayāni, murabbi, ribbiyun, dan rabbani. Semua fonem tersebut mempunyai konteks makna yang berbeda-beda Sementara itu, secara terminologi al-tarbiyah diartikan oleh Muhammad Athiyah al-Abrasyi sebagai upaya mempersiapkan individu untuk kehidupan yang lebih sempurna, kebahagiaan hidup, cinta tanah air, kekuatan raga, kesempurnaan etika, sistematik dalam berpikir tajam, berperasaan, giat dalam berkreasi, toleransi pada yang lain, berkompetensi dalam mengungkapkan bahasa tulis dan bahasa 1
Ary H Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 54.
2
lisan dan terampil berkreativitas. Sedangkan Al-Ashfahani mendefiniskan altarbiyah dengan proses menumbuhkan sesuatu secara bertahap yang dilakukan setapak demi setapak sampai pada batas kesempurnaan. Pendidikan sering juga diidentikan dengan term al-ta’lim. Muhammad Athiyah Al-Abrasyi memberikan pengertian al-ta’lim lebih khusus dibandingkan dengan al-tarbiyah, karena al-ta’lim hanya merupakan upaya menyiapkan individu dengan mengacu pada aspek-aspek tertentu saja, sedangkan al-tarbiyah mencakup keseluruhan aspek-aspek pendidikan. Sedangkan Muhammad Rasyid Rida memberikan definisi al-ta’lim dengan proses trasmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu. Dalam kesempatan lain, pendidikan diidentikan pula dengan term alta’dib. Menurut al-Nuquib term al-ta’dib merupakan term yang cocok untuk dipergunakan sebagai istilah dalam pendidikan Islam. Hal ini karena konsep inilah yang sebenarnya diajarkan oleh Nabi SAW. pada umatnya pada waktu terdahulu. 2 Adapun pengertian al-ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan Kekuasaan dan Keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya. Sedangkan term al-Riyādah hanya khusus dipakai oleh Imam al-Ghazali, dengan istilahnya “Riyādatu al-şibyān” artinya pelatihan terhadap individu pada fase anak-anak. Menurut Imam al-Ghazali, mendidik anak, lebih menekankan aspek afektif dan psikomotoriknya dibandingkan dengan aspek kognitifnya. Karena jika anak kecil sudah terbiasa untuk berbuat sesuatu yang postif, masa remajanya atau dewasanya lebih mudah untuk berkepribadian saleh, dan secara otomatis, pengetahuan yang bersifat kognitif lebih mudah diperolehnya. Namun sebaliknya, jika dari kecil terbiasa berbuat naïf, di hari tuanya, anak tersebut sulit membiasakan aktivitas baik walaupun tingkat keilmuannya sudah memadai. 2
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) hal. 60
3
Berdasarkan hal tersebut al-Ghazali memakai istilah al-Riyādah sebagai istilah alternatif dalam pendidikan Islam. Terlepas dari perbedaan istilah pendidikan yang diidentikan dengan term bahasa Arab yang tepat sebagaimana yang telah dikemukan di atas, para ahli berbeda pula dalam mendefinisikan pendidikan. Azyumardi Azra menganggap pendidikan sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 2. Masyarakat Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orangorang disekitar dan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Beberapa pengertian yang diberikan oleh beberapa pakar sosiologi mengenai masyarakat antara lain:3 1. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan selalu berubah. (Mac Iver dan Page) 2. Masyarakat adalah kesatuan hidup mahluk-mahluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat-istiadat tertentu. (Koentjaraningrat) 3. Masyarakat adalah tempat orang-orang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. (Selo Soemardjan dan Soelaiman) 4. Jadi dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu kesatuan hidup manusia dalam suatu kelompok yang memiliki suatu sistem adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma yang dapat menghasilkan suatu kebudayaan.
B. Fungsi dan Peranan Pendidikan dalam Masyarakat 1.
Pengembangan Pendidikan Melalui Pendidikan Secara Sistemik Pendekatan sistemik terbadap pengembangan melalui pendidikan adalah
pendekatan dimana masyarakat tradisional sebagai input dan pendidikan sebagai suatu lembaga pendidikan masyarakat sebagai pelaksana proses pengembangan dan masyarakat yang dicita-citakan sebagai outputnya yang dicita-citakan. Menurut Ki Hajar Dewantoro ada tiga lingkungan pendidikan yaitu 3
Ibid, hal. 10.
4
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Dari ketetapan MPR No. 1!/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara kita mengetahui bahwa pendidikan itu merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua, pemerintah dan masyarakat. Dari dua penjelasan tersebut di atas maka bentuk pendidikan dibagi menjadi tiga bentuk yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal (Undang-Undang nomor 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pelaksanaan bentuk pendidikan adalah lembaga pemerintah, lembaga keluarga, lembaga keagamaan dan lembaga pendidikan lain. Lembaga keluarga menyelenggarakan pendidikan informal, lembaga pemerintah, lembaga keagamaan, lembaga pendidikan yang lain menyelenggarakan pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Bentuk-bentuk pendidikan nonformal cukup banyak jenisnya, seperti berbagai macam kursus kcterampilan yang mempersiapkan tenaga terampil. Seperti kursus menjahit, kursus komputer, kursus montir, kursus bahasa-bahasa asing dan sebagainya. Bentuk pendidikan formal yang beçjalan ini terdiri dari empat jenjang yaitu SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi. Menurut Undang Undang Nomor : 2/1989, tentang jenjang pendidikan dibagi menjadi tiga jenjang yaitu Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi. Pendidikan Dasar terdiri dari Sekolah Dasar dan Sekolab Menengah Tingkat Pertama. Proses pendidikan dari tiga bentuk pendidikan itu dipengaruhi oleh sistem politik dan ekonomi. Dengan adanya bermacam-macam jenis politik dan bermacammacam kondisi ekonomi maka arah proses pendidikan akan bermacam-macam untuk masing-masing bentuk pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga, pemerintah, lembaga keagamaan dan lembaga-lembaga non-agama.4 2.
Peranan dan Fungsi Pendidikan Dalam Masyarakat Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan
sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan sceara besar-besaran untuk
4
Ibid, hal. 13.
5
kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan seperti rasa hormat kepada orang tua, kepada pemimpin kewajiban untuk mematuhi hukum-hukum dan norma-norma yang berlaku, jiwa patriotisme dan sebagainya. Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan. Pendek kata pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan wawasan anak terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan secara tepat dan benar, sehingga membawa kemajuan pada individu masyarakat dan negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat adalah:5 a.
Fungsi Sosialisasi Di dalam masyarakat pra industri, generasi baru belajar mengikuti pola perilaku generasi sebelumnya tidak melalui lembaga-lembaga sekolah seperti sekarang ini. Pada masyarakat pra industri tersebut anak belajar dengan jalan mengikuti atau melibatkan diri dalam aktivitas orang-orang yang telah lebih dewasa. Anak-anak mengamati apa yang mereka lakukan, kemudian menirunya dan anak-anak belajar dengan berbuat atau melakukan sesuatu sebagaimana dilakukan oleh orang-orang yang telah dewasa. Dengan semakin majunya masyarakat, pola budaya menjadi lebih kompleks dan memiliki diferensiasi antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lain, antara yang dianut oleh individu yang satu dengan individu yang lain. Dengan perkataan lain masyarakat tersebut telah mengalami perubahan-perubahan
sosial.
Ketentuan-ketentuan
untuk
berubah
ini
sebagaimana telah disinggung di halaman-halaman situs web ini sebelumnya, mengakibatkan terjadinya setiap transmisi budaya dan satu generasi ke generasi berikutnya selalu menjumpai permasalahan-permasalahan. Di dalam suatu masyarakat sekolah telah melembaga demikian kuat, maka sekolah menjadi sangat diperlukan bagi upaya menciptakan/melahirkan nilai-nilai budaya baru 5
http://wikan2004.multiply.com/journal/item/2/Ringkasan_Materi_Perubahan_Sosial_Budaya
6
(cultural reproduction). Dengan berdasarkan pada proses reproduksi budaya tersebut, upaya mendidik anak-anak untuk mencintai dan menghormati tatanan lembaga sosial dan tradisi yang sudah mapan adalah menjadi tugas dari sekolah. Termasuk di dalam lembaga-lembaga sosial tersebut diantaranya adalah keluarga, lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga ekonomi. Di dalam permulaan masa-masa pendidikannya, merupakan masa yang sangat penting bagi pembentukan dan pengembangan pengadopsian nilai-nilai ini. Masa-rnasa pembentukan dan pembangunan upaya pengadopsian ini dilakukan sebelum anak-anak mampu memiliki kemampuan kritik dan evaluasi secara rasional b. Fungsi kontrol sosial Sekolah sebagai lembaga yang berfungsi untuk mempertahankan dan mengembangkan tatanan-tatanan sosial serta kontrol sosial mempergunakan program-program asimilasi dan nilai-nilai subgrup beraneka ragam, ke dalam nilai-nilai yang dominan yang memiliki dan menjadi pola anutan bagi sebagiai masyarakat.6 Sekolah berfungsi untuk mempersatukan nilai-nilai dan pandangan hidup etnik yang beraneka ragam menjadi satu pandangan yang dapat diterima seluruh etnik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sekolah berfungsi sebagai alat pemersatu dan segala aliran dan pandangan hidup yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah di Indonesia, sekolah harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara Indonesia kepada anak-anak di sekolah. c.
Fungsi pelestarian budaya masyarakat. Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-budaya etnik yang beraneka ragam juga harus melestanikan nilai-nilai budaya daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi kepentingan 6
Wilbur B. Brookover, Sociological Education, (New York: American Book Company, 1995), h. 37-78
7
sekolah dan sebagainya. Fungsi sekolah berkaitan dengan konservasi nilai-nilai budaya daerah ini ada dua fungsi sekolah yaitu pertama sekolah digunakan sebagai salah satu lembaga masyarakat untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional masyarakat dari suatu masyarakat pada suatu daerah tertentu umpama sekolah di Jawa Tengah, digunakan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya Jawa Tengah, sekolah di Jawa Barat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya Sunda, sekolah di Sumatera Barat untuk mempertahankan nilai-nilai budaya Minangkabau dan sebagainya dan kedua sekolah mempunyai tugas untuk mempertahankan nilainilai budaya bangsa dengan mempersatukan nilai-nilai yang ada yang beragam demi kepentingan nasional. d. Fungsi seleksi, latihan dan pengembangan tenaga kerja. Proses seleksi terjadi di segala bidang baik mau masuk sekolah maupun mau masuk pada jabatan tertentu. Untuk masuk sekolah tertentu harus mengikuti ujian tertentu, untuk masuk suatu jabatan tertentu harus mengikuti testing kecakapan tertentu. Sebagai contoh untuk dapat masuk pada suatu sekolah menengah tertentu harus menyerahkan nllai EBTA Murni (NEM). 7 Sekolah
sebagai
lembaga
yang
berfungsi
untuk
latihan
dan
pengembangan tenaga kerja mempunyai dua hal. Pertama sekolah digunakan untuk menyiapkan tenaga kera profesional dalam bidang spesialisasi tertentu. Untuk memenuhi ini berbagai bidang studi dibuka untuk menyiapkan tenaga ahli dan terampil dan berkemampuan yang tinggi dalam bidangnya. Kedua dapat digunakan untuk memotivasi para pekerja agar memiliki tanggung jawab terhadap kanier dan pekerjaan yang dipangkunya. Sekolah mengajarkan bagaimanan menjadi seorang yang akan memangku jabatan tertentu, patuh terhadap pimpinan, rasa tanggung jawab akan tugas, disiplin mengerjakan tugas sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Sekolah juga mendidik agar seseorang dapat menghargai harkat dan martabat manusia, memperlakukan manusia sebagai manusia, dengan memperhatikan segala bakat 7
Abu Ahmadi, et. al, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 227
8
yang dimilikinya demi keberhasilan dalam tugasnya. Sekolah mempunyai fungsi pengajaran, latihan dan pendidikan. Fungsi pengajaran untuk menyiapkan tenaga yang cakap dalam bidang keahlian yang ditekuninya. Fungsi latihan untuk mendapatkan tenaga yang terampil sesuai dengan bidangnya, sedang fungsi pendidikan untuk menyiapkan seorang pribadi yang baik untuk menjadi seorang pekerja sesuai dengan bidangnya. Jadi fungsi pendidikan ini merupakan pengembangan pribadi sosial. e.
Fungsi Sekolah dalam Masyarakat DI muka telah dibicarakan tentang adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut juga sekolah. Oleh karena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang juga menyelenggarakan pendidikan. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu:8 1. Sebagai partner masyarakat Sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang di dalam lingkungan masyarakat. Pengalarnan pada berbagai kelompok masyarakat, jenis bacaan, tontonan serta aktivitasaktivitas lainnya dalam masyarakat dapat mempengaruhi fungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah. Sekolah juga berkepentingan terhadap perubahan
lingkungan
seseorang
di
dalam
masyarakat.
Perubahan
lingkungan itu antara lain dapat dilakukan melalui fungsi layanan bimbingan, penyediaan forum komunikasi antara sekolah dengan lembaga sosial lain dalam masyarakat. Sebaliknya partisipasi sadar seseorang untuk selalu belajar dari lingkungan masyarakat, sedikit banyak juga dipengaruhi oleh tugas-tugas belajar serta pengarahan belajar yang dilaksanakan di sekolah. Fungsi sekolah sebagai partner masyarakat akan dipengaruhi pula oleh sedikit banyaknya serta fungsional tidaknya pendayagunaan sumbersumber belajar di masyarakat. Kekayaan sumber belajar dalam masyarakat 8
Muhammad Dimyati, 1988 p, 163
9
seperti adanya orang-orang sumber, perpustakaan, museum, surat kabar, majalah dan sebagainya dapat digunakan oleh sekolah dalam menunaikan fungsi pendidikan. 2. Sebagai penghasil tenaga kerja. Sebagai produser kebutuhan pendidikan masyarakat sekolah dan masyarakat memiliki ikatan hubungan rasional di antara keduanya. Pertama, adanya kesesuaian antara fungsi pendidikan yang dimainkan oleh sekolah dengan apa yang dibutuhkan masyarakat. Kedua, ketepatan sasaran atau target pendidikan yang ditangani oleh lembaga persekolahan akan ditentukan pula o!eh kejelasan perumusan kontrak antara sekolah selaku pelayan dengan masyarakat selaku pemesan. Ketiga, keberhasilan penunaian fungsi sekolah sebagai layanan pesanan masyarakat sebagian akan dipengaruhi oleh ikatan objektif di antara keduanya. 9
9
Ahyadi, Pendidikan dan Masyarakat, ahyadi09.blogspot.com, di akses pada 05 Desember
2013.
10
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pemaparan di atas dapat penulis simpulkan bahwa masyarakat adalahsuatukesatuanhidupmanusiadalamsuatukelompok yang memiliki suatu sistem adat-istiadat, kebiasaan, norma-norma yang dapat menghasilkan suatu kebudayaan. Pendidikan berkenaan dengan perkembangan dan perubahan kelakuan anak didik. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan sosial yang dapat mempengaruhi kepribadian peserta didik itu sendiri. Selain itu hal yang juga dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik adalah kebudayaan. Dari kebudayaan dapat timbul berbagai pengaruh terutama dalam segi sosial. Kecepatan perubahan sosial dalam berbagai masyarakat berbeda-beda. Perubahan dalam masyarakat yang terpencil berjalan lambat, akan tetapi bila dengan terbukanya komunikasi dan transportasi daerah itu berkenalan dengan dunia modern, maka masyarakat ini akan berkembang dengan lebih cepat.
B. Saran Semoga dengan makalah ini kita sebagai calon pendidik nantinya dapat mengambil inti sari dari pembahasan diatas, agar kita dapat memaknai hal-hal yang dapat mempengaruhi pendidikan. Agar nantinya kita dapat mengantisipasi hal-hal yang nantinya bisa terjadi.
11
DAFTAR PUSTAKA Brookover, Wilbur B. Sociological Education. New York: American Book Company. 1995. Gunawan, Ari. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Nasution, S. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 1995 Sahabudin, Tinjauan Umum tentang Sosiologi Pendidikan, http://wikan2004.multiply.com/journal/item/2/Ringkasan_Materi_Perubahan_Sosial Budaya
12