KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik. Shawalat serta salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau, serta orang-orang mukmin yang tetap istiqamah di jalan-Nya. Makalah ini dirancang agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Pendelegasian Keperawatan”, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidaklah sempurna. Kami mengharapkan adanya sumbangan pikiran serta masukan yang sifatnya membangun dari pembaca, sehingga dalam penyusunan makalah yang akan datang menjadi lebih baik. Terima Kasih
Ponorogo, 26 Januari 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam proses manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer (tingkat bawah, menengah dan atas) bukan hanya hasil usaha mereka sendiri, tetapi juga hasil usaha pegawai. Bagi manajer, pendelegasian bukan merupakan pilihan tetapi suatu keharusan. Ada banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini, pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas. Ada banyak alasan yang tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala manajer harus mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat menangani masalah yang lebih kompleks atau yang membutuhkan keahlian dengan tingkat yang lebih tinggi. Manajer dapat mendelegasikan tugas jika seseorang telah dipersiapkan dengan lebih baik atau memiliki keahlian yang tinggi atau lebih cakap tentang cara menyelesaikan masalah. Pendelegasian juga dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran atau “pemberian” kesempatan kepada pegawai. Pegawai yang tidak didelegasikan tanggung jawab yang sesuai dapat menjadi bosan, tidak produktif, dan tidak efektif. (Marquis, Bessie L, dkk. 2010 .) B. Rumusan Masalah C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pendelegasian Pemimpin dapat mengontrol pekerja dan waktu yang digunakan pekerjanya dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Pada kenyataannya sering ditemukan terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seseorang dengan waktu yang hanya sedikit. Pada situasi tersebut pendelegasian dan pembagian pekerjaan diperlukan. Pendelegasian adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain atau dapat diartikan sebagai pelimpahan tugas kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi, menurut marquis dan Huston,1998 dalam nursalam, 2014. Pendelegasian/pelimpahan asuhan keperawatan kepada pasien oleh perawat tidak mudah dilakukan karena menyangkut pemberian suatu perintah kepada orang lain untuk menyelesaikan tugas yang diemban. Para perawat meyakini bahwa mereka dapat memberikan pendelegasian dengan baik kepada staf dalam asuhan keperawatan, tetapi sering tidak dilaksanakan dengan baik. Hal ini menyebabkan kurangnya rasa percaya kepada orang yang menerima pendelegasian (delegasi). B. Ketidakefektifan Dalam Pendelegasian Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini dikarenakan tiga hal : a. Pendelegasian yang terlalu sedikit (under –delegasi) : Staf diberi wewenang yang sangat sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas, sehingga tugas tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik. b. Pendelegasian yang berlebihan (over-delegasi) : Penggunaan waktu yang sia-sia, yang disebabkan keterbatasan menajer untuk memonitori dan menghabiskan waktu dalam tugas organisasi. Staf akan merasa terbebani dan
dapat terjadi penyalahgunaan
wewenang yang diberikan. c. Pendelegasian yang tidak tepat (improper delegasi) : Kesalahan yang ditemukan adalah, pendelegasian menjadi tidak efektif jika diberikan kepada orang yang tidak tepat, dan alasan delegasi hanya karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan ini
tidak efektif karena kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan unsur Subyektif. C. Konsep Pendelegasian Pendelegasian yang baik bergantung pada keseimbangan antara tiga komponen utama, yaitu tanggung jawab, kemampuan, dan wewenang. Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu rasa tanggung jawab terhadap penerimaan suatu tugas. Kemampuan (accountability) adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas yang didelegasikan. Wewenang (authority) adalah pemberian hak dan kekuasaan kepada delegasi untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpahkan. 1. Konsep dasar Pendelegasian Lima konsep yang mendasari efektivitas dalam pendelegasian. Lima konsep tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. a. Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab. Tetapi suatu cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna. Manajer keperawatan sering mendelegasikan tanggung jawabnya kepada staf dalam melaksanakan asuhan terhadap pasien. Misalnya, dalam penerapan model asuhan keperawatan profesional primer, seorang perawat primer (PP) melimpahkan tanggung jawabnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada perawat pendamping/associate (PA). Perawat primer memberikan tanggung jawab yang penuh dalam merawat pasien yang didelegasikan. b. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang. Perawat primer menyusun tujuan tindakan keperawatan. Tanggung jawab untuk melaksanakan tujuan/rencana didelegasikan kepada staf yang sesuai atau menguasai kasus yang dilimpahkan. Kemudian PP memberikan wewenang kepada PA untuk mengambil semua keputusan menyangkut keadaan pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut harus meliputi: 1) pengkajian kebutuhan pasien; 2) identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang lain; 3) mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat dilaksanakan dengan aman dan kompeten;
4) proses menentukan kompetensi dalam membantu seseorang; 5) ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP; 6) proses evaluasi yang terus-menerus dalam membantu seseorang; 7) proses komunikasi tentang keadaan pasien antara PP dan PA. c. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya, mengembangkan
wewenang
yang
dilimpahkan,
dan
mengembangkan
kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan pelimpahan ditentukan oleh: 1) intervensi keperawatan yang diperlukan; 2) siapa yang siap dan sesuai dalam melaksanakan tugas tersebut; 3) bantuan apa yang diperlukan; 4) hasil apa yang diharapkan. d. Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada semua anggota. Dukungan yang penting adalah menciptakan suasana yang asertif. Setelah PA melaksanakan tugas yang dilimpahkan, maka PP harus menunjukkan rasa percaya kepada PA untuk melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri. Jika masalah timbul, maka PP harus selalu menanyakan “Apa yang bisa kita lakukan?” Empowering meliputi pemberian wewenang seseorang untuk melaksanakan tugas secara kritis otonomi, menciptakan kemudahan dalam melaksanakan tugas, serta membangun rasa kebersamaan dan hubungan yang serasi. e. delegasi harus terlibat aktif. Ia harus dapat menganalisis otonomi yang dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif. Keterbukaan akan mempermudah komunikasi antara PP dan PA. 2. Pedoman Pelimpahan Wewenang yang Efektif Proses pendelegasian harus didahului dengan informasi yang jelas. Pendelegasian yang jelas harus mengandung informasi mengenai tujuan spesifik, target waktu, dan pelaksanaan tindakan keperawatan. a. Tujuan spesifik.
Tujuan yang spesifik dan jelas baik secara fisik maupun psikis harus jelas sebagai parameter kepada siapa pendelegasian itu diberikan. b. Target waktu. Seorang PP atau Ners harus memberikan target waktu dalam memberikan pendelegasian kepada PA. Pada perencanaan keperawatan kepada pasien, PP harus menuliskan target waktu yang jelas sebagai indikator keberhasilan asuhan keperawatan. c. Pelaksanaan tindakan keperawatan. PP harus mengidentifikasi dan memberikan petunjuk intervensi keperawatan yang sesuai terhadap kebutuhan pasien. Tahap pengkajian dan pengambilan keputusan harus didiskusikan sebelum tindakan dilaksanakan. D. Prinsip Delegasi Dibawah ini adalah prinsip – prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif : a. Prinsip scalar Proses skalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang menghasilkan pertambahan tingkat-tingkat pada struktur organisasi. Proses skalar dicapai melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. b. Prinsip kesatuan perintah Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja. c. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas
E. Kegiatan Delegasi Wewenang
1) Manager perawat / bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan 2) Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan 3) Perawat yang menerima delegasi baik ekspilisit maupun implisit menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab 4) Manajer perawat menerima pertanggung jawaban atas hasil yang telah dicapai Kegiatan yang tidak boleh Didelegasikan 1. Aktivitas yang memerlukan pengkajian dan keputusan selama pelaksanaan. 2. Pengkajian fisik, psikologis, social yang merlukan keputusan, rujukan, dan intervensi atau tindak lanjut. 3. Penyusunan dan evaluasi rencana keperawatan F. Penerapan Pendelegasian Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1) Pendelegasian terencana Merupakan pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya dapat berupa : a) Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu b) Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift c) Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan 2) Pendelegasian insidentil Terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan G. Cara Pendelegasian 1) Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Tahap berikutnya yang harus dikerjakan secara otomatis adalah menyiapkan laporan yang kontinu, menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan jadwal berurutan, memesan alat-alat, presentasi pada komisi yang bertanggung jawab, dan melaksanakan asuhan keperawatan dan tugas teknis lainnya. Hal yang terpenting dalam pendelegasian tugas adalah menentukan suatu tugas pendelegasian dan wewenag secara bertahap, hal ini akan menghindari terjadinya suatu penyalah gunaan wewenang. 2) Seleksi orang yang tepat Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya. Tepat tidaknya menajer memilih staf bergantung dari kemampuan menajer mengenal kinerja staf, kelebihan, kelemahan, dan perilakunya. 3) Berikan arahan dan motivasi kepada staf Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas. Lebih baik pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan ajarkan pula bagaimana melaksanakan tugas tersebut. 4) Lakukan supervise yang tepat Manejer harus bias menentukan apa yang perlu disupervisi, kapan dilakukan, dan bantuan apa yang dapat diberikan. Supervise merupakan hal yang penting dan pelaksanaannya bergantung bagaimana staf melihatnya. Ada dua macam supervise yaitu overcontrol (control yang berlebihan) dan undercontrol (control yang kurang). H. Penyebab Gagalnya Delegasi Sebab kegagalan manejer dalam pendelegasian dan mengapa staf menjadi resistan (Rowland dan Rowland, 1997) Mengapa Manajer Gagal
Mengapa Staf Resistan
Mereka
pekerja
keras
atau
perfeksionis.
Upaya pertama telah gagal
a. Takut delegasi akan gagal
Aktivitasnya mungkin tidak disetujui manajer
lebih baik dari pada dikerjakan
Mereka berpikir tidak mempunyai cukup
sendiri
waktu
Mereka
tidak
senang
terhadap
atau
mengharapkan
tidak
adanya
penghargaan.
Mereka tidak berfikir bahwa stafnya siap
Mereka tidak senang terhadap yang didelegasikan,
pendelegasiannya
tugas
Mereka tidak mempunyai otonomi untuk melaksanakan. Mereka kurang percaya diri/pesimis
tersebut.
bahwa supervisor akan mendukungnya
Mereka memiliki pengalaman yang
Mereka
tidak
dimanipulasi
menyenagkan
terhadap
pendelegasian
mempunyai
pekerjaan
tidak
Mereka tidak aman karena :
c. Takut akan terjadi penumpukan
berfikir
kemampuan untuk mengerjakan
b. Takut delegasi akan dikerjakan
Mereka
berpikir atau
bahwa
akan
dikerjai
oleh
atasannya.
Mereka tidak mengetahui bagaimana delegasi dapat dilaksanakan.
I. Pendelegasian Dalam pendelegasian agar dapat berhasil perawat manajer harus memeperhatikan sebagai berikut : 1. Komunikasi yang jelas dan lengkap 2. Ketersediaan sumber dan sarana 3. Perlunya suatu monitoring atau control 4. Adanya pelaporan mengenai perkembangan tugas yang dilimpahkan 5. Disiplin dalam pemberian wewenang 6. Bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf 7. Menghindari kesalahan penyampaian dalam pendelegasian
J. Jenis pendelegasian Ada 2 jenis pendelegasian, yaitu : 1. Pendelegasian Suruhan (Gofer Delegation) Pendelegasian
suruhan
berarti
:
"kejar
ini,
kejar
itu,
kerjakan
ini,
kerjakan itu, dan beritahu saya ketika sudah selesai." Pendelegasian suruhan berprinsip pada metode, yaitu semua didikte secara rinci dan spesifik step by step cara melakukannya. Pendelegasian dengan cara ini banyak digunakan oleh manager karena mereka berpikir metode yang dilakukan pasti tidak akan keluar dari jalur, minim kesalahan dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Tapi kelemahannya adalah bahwa mereka tidak melatih creative thinking anak buah mereka dan bila terjadi kesalahan si anak buah akan merasa tidak bertanggung jawab kepada hasil yang didapat. 2. Pendelegasian pengurusan (Stewardship Delegation) Pendelegasian pengurusan berfokus pada hasil dan bukan pada metode, memberikan secara rinci hasil yang diinginkan, bukan memberikan secara rinci apa yang harus dilakukan. Pendelegasian ini memberi pilihan metode kepada anak buah dan membuat mereka bertanggung jawab atas hasil. Pendelegasian metode pengurusan memberi kepercayaan penuh kepada anak buah dan kepercayaan ini adalah bentuk tertinggi dari motivasi manusia. Kepercayaan menghasilkan yang terbaik dari diri manusia. Tetapi dibutuhkan waktu dan kesabaran, dan tanpa mengesampingkan kebutuhan untuk melatih dan mengembangkan orang sehingga kecakapan mereka dapat meningkat ke tingkat kepercayaan itu. Bila pendelegasian pengurusan dilakukan dengan benar, kedua pihak akan mendapatkan keuntungan dan akhirnya jauh lebih banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam waktu yang jauh lebih singkat. Prinsip yang terlibat dalam pendelegasian pengurusan selalu benar dan dapat berlaku pada orang atau situasi jenis apapun.