Pendahuluan.docx

  • Uploaded by: Ellie Hartinie
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pendahuluan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,978
  • Pages: 19
1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekosistem adalah suatu wilayah daratan atau perairan yang terbentuk secara alami atau terbentuk secara buatan, yang di dalamnya terdapat beberapa individu berbeda saling membentuk populasi dan terjadi interaksi antara individu yang satu dengan yang lain atau dengan lingkungannya. Ada pun beberapa pendapat yang dikemukakan beberapa ahli tentang pengertian ekosistem, yaitu: a) Canpbell (2006: 754), ekosistem merupakan interaksi organisme hidup dengan lingkungan abiotiknya yang terjadi dalam suatu komunitas; b) Soemarwoto (1983), ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya; c) Odum (1993), ekosistem adalah suatu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik) yang di antara keduanya saling memengaruhi; d) Woodbury (1954), ekosistem adalah tatanan kesatuan secara kompleks yang di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai, siklus materi, dan aliran energy; e) A.G. Tansley (1935), ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat struktur dan fungsi (Agus Mawardi H, 2009). Dari

beberapa pengertian menurut beberapa ahli tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa ekosistem secara umum berarti suatu sistem ekologi yang di dalamnya terdapat habitat dan organisme hidup berupa tumbuhan dan binatang yang saling berinteraksi membentuk hubungan timbal balik antara makhluk hidup tersebut dengan lingkungannya atau dengan makhluk hidup lainnya (Agus Mawardi H, 2009). Mempelajari ekosistem mempunyai banyak sekali manfaat, diantaranya dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang ekosistem, mengetahui bagaimana suatu individu dapat tumbuh dan berkembang dengan kondisi alam yang berbedabeda, setelah mengetahui ekosistem kita dapat ikut serta dalam menjaga, merawat, mengelola, dan melestarikan alam, menumbuhkan rasa ingin tahu

2

terhadap lingkungan sekitarnya, dan Memberikan pengetahuan tentang bagaimana proses yang terjadi dalam ruang lingkup ekosistem (Sutoyo, 2010). 1.2. Tujuan Praktikum Tujuan pelaksanaan Praktikum Biologi Pertanian dengan materi Mengenal Populasi, Komunitas, dan Ekosistem yaitu: 1. Mengamati bagaimana suatu populasi dan komunitas dapat tumbuh, dan memeriksa hubungan antara masing-masing spesies agar dapat mengetahui ukuran mana yang paling penting untuk mengetahui struktur komunitas. 2. Mengamati dan mengidentifikasi faktor biotik dan abiotik dalam ekosistem dan interaksi dari masing-masing faktor tersebut.

3

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Populasi dan Faktor Yang Memengaruhi Populasi adalah sekumpulan individu sejenis yang membentuk kelompok dan tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Contohnya populasi kijang atau populasi domba. Ada pun faktor yang mempengaruhi populasi yaitu: a) Angka kelahiran (natalitas) yaitu kemampuan inheren populasi untuk bertambah. Di dalam angka kelahiran dapat bervariasi sesuai dengan keadaan lingkungan angka kelahiran umumnya dinyatakan dalam bentuk angka atau laju yang dihitung berdasarkan jumlah individu baru per satuan populasi; b) Angka Kematian (mortalitas) menyatakan jumlah individu-individu dalam populasi yang mati per satuan waktu. Dalam kondisi yang ideal maka angka kematian berada pada titik minimum. Mortalitas pasti terjadi pada makhluk hidup meskipun kondisi lingkungan sangat ideal, kematian terjadi karena umur tua; c) Ukuran populasi tumbuhan dan hewan di suatu tempat tertentu (kerapatan populasi) biasanya tergantung dari migrasi. Migrasi terbagi menjadi dua, yaitu imigrasi dan emigrasi. Karena pengaruh pakan atau lingkungan fisik populasi maka ukuran populasi suatu spesies akan tidak sama dengan ukuran spesies lain. Misalnya gajah yang bertubuh besar yang rendah potensi biologiknya, akan dengan cepat merusak lingkungan hidupnya hingga persediaan pakannya juga cepat habis, dan akan segera diikuti dengan angka kematian tinggi, tetapi angka kelahirannya rendah dan akhirnya angka kematian pun akan turun kembali diikuti meningkatnya angka kelahiran. 2.2. Pengertian Komunitas dan Contohnya Komunitas adalah kumpulan dari beberapa macam populasi yang berbeda yang hidup dalam suatu wilayah atau daerah tertentu yang saling berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.. Contohnya: a) Komunitas kolam di dalamnya terdapat populasi ikan, populasi katak, populasi anggang-anggang, populasi teratai, populasi apu-apu yang berada di dalam satu kolam; b) Komunitas padang rumput di dalamnya terdapat populasi rusa, populasi singa, populasi zebra, populasi macan, dan populasi rumput yang berada di dalam satu wilayah padang rumput; c) Komunitas padang pasir di dalamnya terdapat populasi unta, populasi

4

kaktus, populasi oasis, populasi ular gurun, populasi kadal gurun dan populasi kurma yang berada dalam satu wilayah padang pasir. 2.3. Jenis dan Penyusun Ekosistem Ekosistem terdiri atas tiga wilayah yaitu sebagai berikut: a) Ekosistem darat atau juga dikenal dengan ekosistem terrestrial, merupakan wilayah atau lingkungan fisiknya berupa daratan. Di daerah ekosistem darat sendiri terdapat 7 ekosistem yaitu: a) Ekosistem gurun merupakan daerah kering di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-cirinya adalah curah hujan rendah (25 cm/tahun), suhu siang hari tinggi (dapat mencapai 45℃), tumbuhan yang terdapat di gurun berukuran kecil dan daunnya seperti duri. Populasi yang ada di daerah gurun yaitu kaktus, rodentia, ular, kadal, katak dan kalajengking; b) Ekosistem padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropic ke subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 2530 cm per tahun dan turunnya hujan tidak teratur. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herba) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kanguru, serangga, tikus, dan ular; c) Ekosistem savana merupakan padang rumput yang diselingi dengan pohon yang tumbuh jarang. Hewannya yang terdapat di ekosistem savanna sama dengan hewan pada ekosistem padang rumput; d) Ekosistem hutan basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciricirinya yaitu curah hujan 200-225 cm per tahu. Spesies pohon relatif banyak dan jenisnya berbeda-beda. Pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung. Hewannya seperti kera, burung, badak, babi hutan, harimau dan burung hantu; e) Ekosistem hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya curah hujan merata sepanjang tahun, terdapat di daerah yang mengalami empat musim, jenis pohon sedikit dan tidak terlalu rapat. Hewannya seperti rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon; f) Ekosistem tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara dalam lingkup kutub utara dan terdapat di puncakpuncak gu ung tinggi. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Hewannya seperti muskox, rusa kutub, beruang kutub, nyamuk, dan lalat hitam; g) Ekosistem

5

taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunugan daerah tropic. Ciricirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Tumbuhan yang ada di ekosistem taiga seperti conifer, pinus, dan sejenisnya. Hewannya seperti moose, beruang hitam, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur; b) Ekosistem air tawar mempunyai ciri-ciri variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggag, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hamper semua filum hewan terdapat dalam ekosistem air tawar. Ekosistem air tawar terbagi lagi menjadi dua yaitu ekosistem danau dan ekosistem sungai; c) Ekosistem air laut dibedakan menjadi ekosistem lautan, ekosistem pantai, ekosistem estuari, dan ekosistem terumbu karang. Komponen penyusun ekosistem terdiri atas dua komponen, yaitu: a) Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tak hidup dan secara langsung terkait pada keberadaan organisme yaitu tanah, air, udara, topografi, dan iklim; b. Komponen biotik adalah segala sesuatu yang terdiri dari organisme hidup. Berdasarkan cara memperoleh makanan yaitu organisme autotrof adalah organisme yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Organisme autotrof terbagi lagi menjadi dua yaiu fotoautotrof yang menggunakan energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Kemoautotrof adalah organisme yang menggunakan energi dari reaksi kimia untuk membuat sendiri makanan dari bahan organik. Organisme heterotrof adalah organisme yang memperoleh bahan organik dari organisme lain, contohnya hewan, jamur dan bakteri non autotrof. Berdasarkan kedudukan fungsional dalam ekosistem yaitu produsen adalah semua organisme aututrop. Konsumen adalah semua organisme heterotrof contohnya karnivora, herbivora dan omnivora. Pengurai atau perombak adalah organisme yang mampu menguraikan organisme mati menjadi mineral atau bahan anorganik kembali contohnya bakteri dan jamur. Detritivora adalah organisme yang memakan bahan organik dan diubah menjadi partikel organik yang lebih kecil strukturnya contohnya cacing tanah dan kumbang kotoran.

6

2.4. Pengertian Rantai, Jaring-Jaring, dan Piramida Makanan Rantai makanan adalah proses perpindahan materi dan energy melalui serangkaian organisme dalam peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu yang berlangsung satu arah. Contoh dari rantai makanan adalah sebagai berikut rumput→belalang→kodok→ular→burung elang.

Gambar 1. Jaring-jaring Makanan Sumber: https://anastasiakiswari.wordpress.com/rantai-makanan/ Jaring-jaring makanan adalah bila beberapa rantai makanan saling berhubungan terbentuk jaringan yang kompleks. Jadi jaring-jaring makanan merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Pada gambar dibawah ini kita dapat melihat bahwa terdapat jaring-jaring makanan yang terbentuk dari beberapa rantai makanan seperti: Pepohonan/rumput→kelinci→singa Pepohonan/rumput→ayam→serigala→singa Pepohonan/rumput→jangkrik→ayam→serigala→singa Rumput →tikus→elang

Gambar 2. Rantai Makanan Sumber: http://www.bangmuvet.com/2016/11/rantai-makanan-dan-jaring-jaringmakanan.html

7

Piramida makanan adalah gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik. Piramida makanan berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati oleh produsen, selanjutnya konsumen primer, konsumen sekunder, dan konsumen tersier, sampai konsumen puncak.

Gambar 3. Piramida Makanan Sumber: http://www.kakapintar.com/pengertian-piramida-makanan-danmacamnya/

8

III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Waktu dan tempat kegiatan Praktikum Biologi Pertanian dengan materi Mengenal Populasi, Komunitas, dan Ekosistem dilaksanakan pada hari Sabtu, 06 Oktober 2018 pukul 05.30-08.00 WIB, bertempat di Hutan Kampus Universitas Palangka Raya. 3.2. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan Praktikum Biologi Pertanian dengan materi Mengenal Populasi Komunitas dan Ekosistem adalah suatu wilayah komunitas atau ekosistem daratan dan perairan yang ada di sekitar wilayah anda. Alat yang digunakan dalam pelaksaan praktikum adalah pH meter, current meter, thermometer, hygrometer, lux meter, DO meter dan alat pendukung lainnya. 3.3. Cara Kerja Cara kerja pada Praktikum Biologi Pertanian dengan materi Mengenal Populasi, Komunitas, dan Ekosistem yaitu: 1. Memilih lokasi pengamatan yang memungkinkan terdapat banyak spesies makhluk hidup tumbuh dan berkembang sehingga memudahkan untuk mendapatkan data yang diinginkan. 2. Mengumpulkan data sebanyak mungkin baik data berupa lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik. 3. Memilah sesuai dengan trofiknya. Kelompokkan data berdasarkan trofiknya dalam ekosistem. Misalnya, kita mengelompokkan semua data berupa tumbuhan ke dalam produsen

dan hewan-hewan ke dalam konsumen I,

konsumen II atau pun konsumen III sesuai dengan kedudukannya dalam ekosistem. 4. Membuat rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan berdasarkan data yang diperoleh. 5. Menggambarkan secara utuh dari ekosistem tersebut.

9

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil pengamatan populasi yang menyusun komunitas buatan. Termasuk No. Jenis Individu Populasi Jumlah kingdom Karimunting 1. 20 Plantae (Melastomataceae affine) 2 Akasia (Acacia denticulo) 3 Plantae 3 Tali putri (Cuscuta) 5 Plantae 4 Pakis (Cycas) 3 Plantae 5. Putri malu (Mimoca pudisa) 2 Plantae 6. Belalang (Caelifera) 6 Animalia 7. Laba-laba (Araneae) 4 Animalia 8 Semut (Formicidae) 10 Animalia Burung elang (Ictinaetus 9. 4 Animalia malaiensis) Walangsangit 10. 8 Animalia (Leptocorisa acuta)

ekosistem darat Keterangan (sebagai) Produsen Produsen Produsen Produsen Produsen Konsumen I Konsumen II Konsumen I Konsumen III Konsumen I

11.

Ulat(Spodoptera)

3

Animalia

Konsumen I

12.

Ular (Serpents)

5

Animalia

Konsumen II

Tabel 2. Hasil pengamatan komponen abiotik yang menyusun komunitas ekosistem darat buatan. Keterangan No. Komponen abiotik Kondisi (Kadar, jenis, dll) 1. Ph Tanah Asam 5,9/6,5 2. Intensitas Cahaya Mendung 28.800 3. pH air Asam 5,4 4. Kelembapan Lembab +60 5. Suhu Panas 34o Tabel 3. Hasil pengamatan komponen biotik yang menyusun suatu ekosistem darat buatan. No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan (Konsumen) Pengurai . (produsen) Tingkat I Tingkat II Tingkat III (dekomposer) 1. Karimunting Belalang Laba laba Burung mikoorganis (Melastomatace pemakan me ae affine) serangga 2. Akasia (Acacia Walang Ular Burung elang Mikroorganis denticulo) sangit me 3. Tali putri Semut Laba laba Burung Mikroorganis (Cuscuta) pemakan me

10

4.

Ulat Pakis (Cycas)

5.

Putri malu (Mimoca pudisa)

Ulat

Burung pemakan serangga Burung pemakan serangga

serangga Burung elang

Ular

Mikroorganis me Mikroorganis me

Tabel 4. Hasil pengamatan populasi yang menyusun komunitas ekosistem air buatan. Termasuk Keterangan No. Jenis Individu Populasi Jumlah kingdom (sebagai) 1. Apu-apuv(Pistia) 4 Plantae Produsen 2 Talas (Colocasia 3 Plantae Produsen esculenta) 3 Teratai air (Nymphaea) 1 Plantae Produsen 4 Kodok (Anura) 3 Animalia Konsumen II 5. Lele (Clarias) 4 Animalia Konsumen II 6. Kangkung (Ipomoea 6 Plantae Produsen aquatica) Tabel 5. Hasil pengamatan komponen abiotik yang menyusun suatu ekosistem air buatan. Keterangan No. Komponen abiotik Kondisi (Kadar, jenis, dll) 1. Ph Tanah Asam 5,9/6,5 2. Intensitas Cahaya Cerah 409 3. pH air 4. Kelembapan Lembab +60 5. Suhu Panas 340 Tabel 6. Hasil Pengamatan Komponen biotik yang menyusun suatu ekosistem air buatan. Jenis Hewan (Konsumen) Pengurai Jenis Tumbuhan No. Tingkat I Tingkat II Tingkat III (decompos (produsen) er) 1. Apu-apu (Pistia) Semut Kodok Ular Mikroorga nisme 2. Talas (Colocasia Keong Lele Ular Mikroorga esculenta) nisme 3. Kangkung(Ipomoe Capung Kodok Ular Mikroorga a aquatica) nisme

11

Tabel 7. Hasil pengamatan populasi yang menyusun komunitas, ekosistem darat alami. Termasuk Keterangan No Jenis Individu Populasi Jumlah Kingdom (sebagai) Ilalang (Imperata 1 12 Plantae Produsen cylindrica) Karamunting 2 (Melastomataceae 15 Plantae Produsen affine) 3 Belalang (Caelifera) 10 Animalia Konsumen I 4 Lebah (Anthophila) 5 Animalia Konsumen I 5 Semut (Formicidae) 20 Animalia Konsumen I 6 Ular (Serpents) 3 Alimalia Konsumen II 7 Tikus (Muridae) 7 Animalia Konsumen I Tabel 8. Hasil pengamatan komponen abiotik yang menyusun suatu ekosistem darat alami. No. 1. 2. 3. 4. 5.

Komponen Abiotik Ph Tanah Intensitas Cahaya pH air Kelembapan Suhu

Kondisi Asam Mendung Asam Lembab Panas

Keterangan (Kadar, jenis, dll) 6,5 28.800 5,4 +60 34o

Tabel 9. Hasil Pengamatan komponen biotik yang menyusun suatu ekosistem darat alami. Jenis Hewan (Konsumen) Pengurai Jenis Tumbuhan No. (decompose (produsen) Tingkat I Tingkat II Tingkat III r) 1. Ilalang Belalang Ular Burung Mikroorgan (imperata elang isme cylindrica) 2. Karamunting Lebah Burung Burung Mikroorgan (melastomatacea pemakan elang isme e affine) serangga Semut Burung Burung Mikroorgan 3. Sapahering pemakan elang isme serangga Tikus Ular Burung mikroorgani Rumput 4. elang sme

12

Tabel 10. Hasil pengamatan populasi yang menyusun komunitas ekosistem air buatan. No. 1. 2 3 4 5. 6. 7. 8 9. 10. 11.

Jenis Individu Populasi Eceng gondok (Eichornia crassipes) Anggang anggang (Pterocarpus indicus) Apu apu (pistia) Katak (Rinicus communis) Keong (Pila ampullacea) Ikan sepat (Trichodopus) Lumut (Bryophyta) Lele (Clarias) Belut (Monopterus albus) Talas (Colocasia esculenta) Nyamuk (Culiside)

Jumlah

Termasuk kingdom

Keterangan (sebagai)

20

Plantae

Produsen

20

Animalia

Konsumen I

30

Plantae

Produsen

10

Animalia

Konsumen II

16 10 30 15 10

Animalia Animalia Plantae Animalia Animalia

Konsumen I Konsumen Produsen Konsumen II Konsumen I

20

Plantae

Produsen

30

Animalia

Konsumen I

Tabel 11. Hasil pengamatan komponen abiotik yang menyusun suatu perairan alami Keterangan No. Komponen abiotik Kondisi (Kadar, jenis, dll) 1. Ph Tanah Asam 6,5 2. Intensitas Cahaya Mendung 28.800 3. pH air Asam 5,4 4. Kelembapan Lembab +60 5. Suhu Panas 34o Tabel 12. Hasil pengamatan komponen biotik yang menyusun alami No Jenis Tumbuhan Jenis Hewan (Konsumen) . (produsen) Tingkat I Tingkat II Tingkat III 1. Talas (Colocasia Belut Katak Ular esculenta) 2. Talas(colocasia Keong Lele Ular esculenta) 3. Eceng gondok Nyamuk Katak Burung (Eichornia elang crassipes) 4. Anggang anggang Katak Ular Burung (Pterocarpus elang indicus) 5. Apu apu Anggang Katak Ular

suatu perairan Pengurai (dekomposer) Mikroorganis me Mikroorganis me Mikroorganis me Mikroorganis me Mikroorganis

13

(Pistia)

-anggang

me

2.1. Pembahasan Dari hasil praktikum dengan materi mengenal populasi, komunitas, dan ekosistem yang telah kami lakukan kami memperoleh data, yaitu pada komunitas ekosistem darat buatan terdapat populasi karamunting (Melastomataceae affine) sebanyak 20 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen yaitu menghasilkan makanannya sendiri melalui fotosintesis. Populasi pohon akasia (Acacia denticulo) sebanyak 3 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi tali putri (Cuscuta) sebanyak 5 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi pakis (Cycas) sebanyak 3 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi putri malu (Mimoca pudisa) sebanyak 2 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi belalang (Caelifera) sebanyak 6 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen I. Populasi laba-laba (Araneae) sebanyak 4 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen II. Populasi semut (Formicidae) sebanyak 10 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen I. Populasi burung elang (Ictinaetus malaiensis) sebanyak 4 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen III. Populasi walangsangit (Leptocorisa acuta) sebanyak 8 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen I. Populasi ulat (Spodoptera) sebanyak 3 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen I. Populasi ular (Serpents) sebanyak 5 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen II. Komponen abiotik yang menyusun ekosistem darat buatan adalah pH tanah dengan kondisi bersifat asam (5,9/6,5), intensitas cahaya dengan kondisi mendung (28.800 lux), pH air dengan kondisi bersifat asam (5,4), kelembapan dengan kondisi lembab +60 Rh, dan suhu dengan kondisi panas 34℃. Komponen biotik yang menyusun ekosistem darat buatan sehingga membentuk susunan rantai makanan yaitu populasi Karamunting sebagai produsen, belalang sebagai konsumen tingkat I, laba-laba sebagai konsumen tingkat II, Burung pemakan serangga sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi pohon akasia sebagai

14

produsen, walangsangit sebagai konsumen tingkat I, ular sebagai konsumen tingkat II, burung elang sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi tali putri sebagai produsen, semut sebagai konsumen tingkat I, laba-laba sebagai konsumen tingkat II, burung pemakan serangga sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi pakis sebagai produsen, ulat sebagai konsumen tingkat I, burung pemakan serangga sebagai konsumen tingkat II, burung elang sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi putri malu sebagai produsen, ulat sebagai konsumen tingkat I, burung pemakan serangga sebagai konsumen tingkat II, Ular sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Pada komunitas ekosistem air buatan terdapat populasi apu-apu (Pistia) sebanyak 4 termasuk dalam kingdom plantae dan bereperan sebagai produsen. Populasi talas (Colocasia esculenta) sebanyak 3 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi teratai air (Nymphaea) sebanyak 1 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi kodok (Anura) sebanyak 3 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen II. Populasi ikan lele (Clarias) sebanyak 4 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat II. Populasi kangkung (Ipomoea aquatica) sebanyak 6 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Komponen abiotik yang menyusun ekosistem air buatan seperti pH tanah yang bersifat asam dengan pH 5,9/6,5 dengan intensitas cahaya pada saat itu cerah, kelembapannya saat itu +60 Rh dengan suhu panas mencapai 34℃. Komponen biotik yang menyusun ekosistem air buatan sehingga membentuk rantai makanan antara lain apu-apu yang berperan sebagai produsen, semut sebagai konsumen tingkat I, kodok sebagai konsumen tingkat II, ular sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Talas yang berperan sebagai produsen, keong berperan sebagai konsumen tingkat I, ikan lele berperan sebagai konsumen tingkat II, ular berperan sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Kangkung yang berperan sebagai produsen, capung berperan sebagai konsumen tingkat I, kodok berperan sebagai konsumen

15

tingkat II, ular berperan sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Pada komunitas ekosistem darat alami terdapat beberapa komponen biotik dan abiotik yang mempengaruhi, diantaranya populasi ilalang (Imperata cylindrical) berjumlah 12 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi karamunting (Melastomataceae affine) sebanyak 15 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi belalang (Caelifera) sebanyak 10 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat I. populasi lebah (Anthopila) sebanyak 5 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat I. Populasi semut (Formicidae) sebanyak 20 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat I. Populasi ular (Sarpents) sebanyak 3 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat II. Populasi tikus (Muridae) sebanyak 7 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat I. Komponen abiotik yang menyusun ekosistem darat alami yaitu pH air dengan kondisi asam (6,5), intensitas cahaya dengan kondisi mendung (28.800 lux), pH air dengan kondisi asam (5,4) kelembapan saat itu berada pada kondisi lembab (+60 Rh), dan suhu mencapai 34℃ sehingga hari pada saat terasa panas komponen biotik yang menyusun ekosistem darat alami yaitu populasi ilalang sebagai produsen, belalang sebagai konsumen tingkat I, ular sebagai konsumen tingkat II, burung elang sebagai konsumen tingkst III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi karamunting sebagai produsen, lebah sebagai konsumen tingkat I, burung pemakan serangga sebagai konsumen tingkat II, burung elang sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi sapahering sebagai produsen, semut sebagai konsumen tingkat I, burung pemakan serangga sebagai konsumen tingkat II, burung elang sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi rumput sebagai produsen, tikus sebagai konsumen tingkat I, ular sebagai konsumen tingkat II, burung elang sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai.

16

Pada komunitas ekosistem air buatan terdapat beberapa komponen abiotik dan biotik sebagai penyusunnya, seperti populasi eceng gondok (Eichornia crassipes) sebanyak 20 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi anggang-anggang (Pterocarpus indicus) sebanyak 20 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat I.. Populasi apu-apu (Pistia) sebanyak 30 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi katak (Rinicus communis) sebanyak 10 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat II. Populasi keong (Pila ampullacea) sebanyak 16 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat I. Populasi ikan sepat (Trichodopus) sebanyak 10 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat II. Populasi lumut (Bryophyta) sebanyak 30 termasuk dalam kingdom plantae berperan sebagai produsen. Populasi ikan lele (Clarias) sebanyak 15 termasuk dalam kingdom animalia berperan sebagai konsumen II. Populasi belut (Monopterus albus) sebanyak 10 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tigkat I. Populasi talas (Colocasia esculenta) sebanyak 20 termasuk dalam kingdom plantae dan berperan sebagai produsen. Populasi nyamuk (Culiside) sebanyak 30 termasuk dalam kingdom animalia dan berperan sebagai konsumen tingkat I. Ada pun komponen abiotik yang menyusun ekosistem yaitu pH tanah di sekitar perairan bersifat asam dengan pH 6,5. Intensita cahaya pada saat itu mendung (28.800 lux). pH air perairan tersebut brsifat asam dengan pH 5,4. Kelembapan di daerahnya lembab +60 Rh. Dan suhu pada saat itu dalam kondisi panas dengan suhu 34℃. Sedangkan komponen biotik yang menyusun ekosistem tersebut dan membentuk rantai makanan adalah populasi talas yang berperan sebagai produsen, populasi belut yang berperan sebagai konsumen tingkat I, populasi katak yang berperan sebagai konsumen tingkat II, populasi ular yang berperan sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi talas yang berperan sebagai produsen, keong sebagai konsumen tingkat I, populasi ikan lele sebagai konsumen tingkat II, populasi ular sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi eceng gondok berperan sebagai produsen, nyamuk berperan

17

sebagai konsumen tingkat I, populasi katak berperan sebagai konsumen tingkat II, burung elang sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme berperan sebagai pengurai. Populasi anggang-anggang berperan sebagai produsen, populasi katak berperan sebagai konsumen tingkat I, populasi ular berperan sebagai konsumen tingkat II, burung elang sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Populasi apu-apu berperan sebagai produsen, populasi angganganggang berperan sebagai konsumen tingkat I, populasi katak berperan sebagai konsumen tingkat II, populasi ular berperan sebagai konsumen tingkat III, dan mikroorganisme sebagai pengurai. Itulah beberapa komponen biotik dan abiotik yang menyusun komunitas ekosistem darat buatan, ekosistem darat alami, ekosistem perairan buatan, dan ekosistem perairan alami.

18

IV.

PENUTUP

4.1. Kesimpulan Dari praktikum yang telah dilakukan suatu pupulasi dan komunitas dapat tumbuh karena adanya peristiwa makan dan dimakan. Sehingga terbentuk hubungan timbal balik antara individu satu dengan individu lainnya atau karena faktor abiotiknya yang pada akhirnya membentuk urutan ekosistem berdasarkan tingkat trofiknya. Dalam praktikum yang dilakukan terdapat komponen abiotik dan juga komponen biotik. Komponen abiotik atau faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain pH tanah, suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya. Serta komponen biotik adalah semua individu atau organisme hidup yang terdapat dalam suatu wilayah yang sama. Sehingga dari kedua komponen abiotik dan komponen biotik membentuk ekosistem dan saling berinteraksi dengan masing-masing faktor tersebut. 4.2. Saran untuk praktikan selanjutnya yang akan melaksanakan kegiatan praktikum hendaknya dilakukan dengan serius dan tertib, dan juga menjaga, merawat, dan mengolah lingkungan ekosistem di sekitar kita dengan baik.

19

DAFTAR PUSTAKA Anshori, Moch. Martono, Djoko. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta https://bsd.pendidikan.id (PDF) (diakses pada hari Minggu, 07 Oktober 2018) Mawardi H, Agus. Firmansyah, Rikky. Riandi, M. Umar. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta https://bsd.pendidikan.id (PDF) (diakses pada hari Minggu, 07 Oktober 2018) Nuryani, Subardi, Purmono Shidiq. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta https://bsd.pendidikan.id (PDF) (diakses pada hari Minggu, 07 Oktober 2018) Sutoyo. 2010. Keanekaragaman Hayati Indonesia. Buana Sains Vol 10 (Hal. 101106) https://jurnal.unitri.ac.id (diakses hari Minggu, 07 Oktober 2018) Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta https://bsd.pendidikan.id (PDF) (diakses pada hari Minggu, 07 Oktober 2018) Utina, Ramli. Baderan, Dewi Wahyuni K. 2009. Ekologi dan Lingkungan Hidup. ISBN: Gorontalo

More Documents from "Ellie Hartinie"

Pendahuluan.docx
November 2019 22
Laporan Praktikum Asli.docx
November 2019 34
Ecg_lead
May 2020 24
Uan.docx
October 2019 22
3
May 2020 18