Pendahuluan Pencernaan Unggas.docx

  • Uploaded by: Enikaa
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pendahuluan Pencernaan Unggas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,402
  • Pages: 21
1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ayam termasuk ke dalam kelas aves (burung) karena merupakan hewan dengan sayap dan memiliki paruh. Walaupun termasuk dalam kelas aves, ayam termasuk hewan yang tidak bisa terbang sehingga membedakan ayam dengan jenis burung lainnya. Dalam perkembangannya, ayam telah banyak disilangkan dan akhirnya terciptalah jenis ayam baru yang juga biasa disebut dengan ayam modern. Ayam modern yang ada di sebagian besar peternakan di dunia ini berasal dari nenek moyang Gallus gallus yang memiliki jengger berwarna merah dan bertipe single. Pemanfaatan ayam pada bidang peternakan menjadi salah satu hewan ternak yang banyak diternakkan oleh manusia untuk diambil keuntungannya. Produksi ayam dapat berupa telur dan daging ayam. Dalam menternakkan ayam, para peternak harus bisa memahami kondisi ayam yang diternakkan agar bisa mendapat hasil ternak atau produksi yang maksimal. Untuk bisa mendapat hasil yang maksimal, maka para peternak harus bisa memahami bagaimana sistem pencernaan dan sistem reproduksi dari ayam. Sistem pencernaan dan sistem reproduksi tentu saja saling berkaitan satu dengan yang lain. Apabila sistem pencernaan terganggu, maka metabolisme energi di dalam tubuh ayam akan terganggu juga dan akan mempengaruhi kondisi produksi ayam baik itu ayam petelur ataupun ayam pedaging. Sebagai mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, harus bisa memahami bagaimana alur dan proses yang terjadi pada sistem pencernaan

2

dan sistem reproduksi dari kelas unggas ini. Oleh karena itu, praktikum tentang sistem pencernaan dan sistem reproduksi unggas ini harus dilaksanakan dan mahasiswa diharapkan dapat memahami proses sistem pencernaan dan sistem reproduksi. 1.2 Identifikasi Masalah 1. Apa saja yang termasuk organ pencernaan pada ayam. 2. Apa saja yang termasuk organ reproduksi pada ayam betina. 3. Apa saja yang termasuk organ reproduksi pada ayam jantan. 1.3 Maksud dan Tujuan 1. Mengetahui fungsi sistem pencernaan dalam proses pencernaan pada ayam. 2. Mengetahui fungsi system organ reproduksi pada ayam betina. 3. Mengetahui fungsi sistem organ reproduksi pada ayam jantan. 1.4 Manfaat Praktikum Praktikum ini bermanfaat karena dapat memberi informasi mengenai sistem pencernaan pada ayam, mendapatkan informasi mengenai sistem reproduksi pada ayam jantan dan betina, dan proses pembentukan telur. 1.5 Waktu dan Tempat Kegiatan praktikum Produksi Ternak Unggas mengenai sistem pencernaan dan sistem reproduksi unggas dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 14 Maret 2017, pukul 12.30 sampai 14.30 WIB, bertempat di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Lantai. 2 Peternakan, Universitas Padjadjaran, Sumedang.

Gedung 4, Fakultas

3

II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Saluran Pencernaan Unggas Mulut ayam berbentuk paruh yang berfungsi sebagai alat untuk mengambil makanan dengan cara mematuk dan berfungsi juga untuk menghasilkan saliva yang mengandung amilase dan maltase saliva, tetapi pemecahan bahan pakan di mulut ini kecil sekali karena mulut hanya digunakan untuk lewat sesaat (Tri,2004) Oesophagus merupakan saluran lunak dan elastis yang mudah mengalami pemekaran apabila ada bolus yang masuk. Organ memanjang dari pharynx hingga proventrikulus melewati tembolok (crop). Organ ini menghasilkan mukosa yang berfungsi membantu melicinkan pakan menuju tembolok. Tembolok adalah bagian dari esophagus yang membesar dan berfungsi sebagai penyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan dalam jumlah yang banyak. Bolus berada di tembolok selama 2 jam. Kapasitas tembolok mampu menampung pakan sebanyak 250 g. Pada tembolok terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di hipotalamus sehingga banyak sedikitnya bahan pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon pada saraf untuk makan atau menghentikan makan. (Iman,2011). Proventrikulus disebut juga perut kelenjar atau succenturiate ventricle atau glandular stomach yang mensekresikan pepsinogen dan HCL untuk mencerna protein dan lemak.(Soeharsono,2010) Empedal (gizzard) disebut juga perut muskular (ventrikulus) yang merupakan perpanjangan dari proventrikulus. Fungsi utama empedal adalah

4

memecah/ melumatkan pakan dan mencampurnya dengan air menjadi lebih halus dengan bantuan benda yang dinamakan grit. (Tri,2004). Usus halus merupakan organ utama tmpat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk pencernaan. Berbagai enzim yang masuk ke dalam saluran pencernaan ini berfungsi mempercepat dan mangefisiensikan pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak untuk mempermudah proses absorpsi. (Soeharsono, 2010). Duodenum bermula dari ujung distal ventrikulus dan berbentuk U yang disebut duodenal loop. Fungsi duodenum untuk menyerap makanan dibantu oleh enzim yang dihasilkan oleh pankreas. (Tri, 2004). Jejunum merupakan bagian dari small intestinum yang paling panjang. Selaput lendir dari small intestinum memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari. Fungsinya selain sebagai penggerak aliran pakan dalam usus juga untuk menaikkan permukaan penyerapan sari makanan. (Tri, 2004). Ileum adalah usus halus yang paling akhir dan berfungsi sebagai absorpsi zat makanan secara sempurna. Penyerapan tersebut dibantu dengan vili usus yang terdapat di permukaan usus dan setiap vili mengandung pembuluh limfa yang disebut lacteal dan pembuluh kapiler. (Tri,2004). Diantara usus halus dan usus besar, terdapat dua kantong yang disebut sebagai ceca (usus buntu), Dalam keadaan normal, panjang setiap ceca sekitar 6 inci atau 15 cm. Pada unggas dewasa yang sehat, ceca berisi pakan lembut yang keluar-masuk. Akan tetapi, tidak ada bukti mengenai peran serta dalam pencernaan. Hanya sedikit air terserap, sedikit karbohidrat dan protein dicerna berkat bantuan beberapa bakteri (Iman, 2011).

5

Usus besar merupakan Rectum, bagian dari large intestinum yang paling belakang dan berakhir di kloaka. berfungsi sebagai reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas. (Tri,2004). Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa digesti (coprodeum), urin, dan muara saluran reproduksi (Urodeum) serta lubang keluar yang berhubungan dengan udara luar (Vent) (Tri,2004). 2.2. Alat Reproduksi Unggas Betina Anatomi alat reproduksi ayam betina terdiri atas dua bagian utama yakni ovarium dan oviduk. ovarium berfungsi sebagai tempat pembentukan kuning telur (Suprijatna et al., 2008). Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual, gametogenesis, dan perkembangan serta pemasakan kuning telur. Oviduk adalah tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Ovarium adalah tempat sintesis hormon steroid seksual gametogenesis dan perkembangan serta pemasakan kuning telur. Fungsi utama Infundibulum adalah menangkap ovum yang masak. Magnum merupakan temapat untuk mensintesis dan mensekresi putih telur. Isthmus adalah tempat untuk mensekresikan membran atau selaput telur. uterus temapat terbentuknya cangkang. vagina adalah tempat penyimpanan sementara telur. Kloaka merupakan bagian ujung luar dari oviduck tempat dikeluarkannya telur (Yuwanta, 2004). Infundibulum berperan dalam penangkapan kuning telur. Fungsi utama magnum adalah mensekresikan albumen. Isthmus berfungsi sebagai tempat untuk mensekresikan membran cangkang. Uterus adalah mensekresikan cangkang. vagina dalah tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila

6

telah

tercapai

bentuk

yang sempurna.

fungsi

utama

magnum

adalah

mensekresikan albumen. Fungsi uterus adalah mensekresikan cangkang. Vagina dalah tempat dimana telur untuk sementara ditahan dan dikeluarkan bila telah tercapai bentuk yang sempurna. Kloaka merupakan tempat untuk mengeluarkan telur (Hardjosworo, 2006). 2.3. Alat Reproduksi Unggas Jantan Sistem reproduksi jantan terdiri dari dua testis yang terletak pada dorsal area rongga tubuh, dekat bagian akhir anterior ginjal. Testis tidak pernah turun kedalam skrotum eksternal seperti pada mamalia. Bentuknya elipsoid dan berwarna kuning terang, sering pula berwarna kemerahan karena banyaknya cabang-cabang dan pembuluh darah pada permukaanya (Suprijatna et al., 2005). Organ reproduksi jantan adalah testis, ductus deferens, dan organ kopulasi yang bersifat rudimenter yang terletak dalam kloaka. Testis menghasilkan sperma untuk membuahi telur yang berasal dari hewan betina dan hormon jantan androgen, yang bertanggung jawab terhadap munculnya karakteristik kelamin sekunder unggas jantan, seperti jengger yang berwarna merah cerah, bulu, dan respon berkokok. Organ reproduksi jantan, yang primer ialah berbentuk bulat kacang (Yaman, 2010). Alat reproduksi jantan dibagi dalam tiga bagian utama, yaitu sepasang testis, sepasang saluran deferens, dan kloaka ( Yuwanta, 2004). Vas deferens adalah saluran kecil yang menyalurkan sperma ke kloaka (Yuwanta, 2008). Vasdeferns yaitu sebuah saluran yang berfungsi mengalirkan sperma ke luar dari tubuh (Suprijatna et al. ,2008). Vas deferens tidak bermuara kedalam organ kopulasi seperti pada spesies lainnya, tetapi kedalam papilla kecil (tonjolan seperti jari-jari tangan). Tonjolan-tonjolan ini terletak pada dinding dorsal kloaka dan berperan sebagai organ yang berfungsi untuk mengangkut

7

semen (Fadilah dan Polana, 2005). Kloaka merupakan suatu tabung yang berhubungan dengan saluran pencernaan, saluran kencing dan reproduksi yang membuka keluar menuju ke dalam anus (Yaman, 2010).

8

III ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat 1.

Baki atau nampan, untuk menyimpan preparat organ pencernaan dan organ reproduksi ayam.

2.

Pisau, untuk menyembelih ayam.

3.

Pisau Bedah, untuk membedah ayam agar mudah diambil organ pencernaan dan organ reproduksi ayam.

4.

Gunting, alat bantu dalam membedah ayam

5.

Pinset, untuk mengambil organ pada ayam.

3.2 Bahan : 1.

Ayam Ras Petelur

2.

Ayam Janta

3.3 Prosedur Kerja a.

Pengamatan Alat Pencernaan 1) Objek Dipotong oleh praktikum (ayam ras petelur) sesuai dengan prosedur pemotongan hingga mati. 2) Ayam yang telah mati ditempatkan diatas baki. 3) Ayam dibedah dengan cara menyayat bagian perut dimulai dari bagian perut dekat kloaka, ke dada, ke leher hingga ke paruh sampai terlihat organ di dalamnya. 4) Dikeluarkan dan dipisahkan saluran pencernaan dari tubuh ayam dengan hati-hati (jangan sampai rusak bagian saluran reproduksi dan

9

ovarium) dimulai dari bagian oesophagus sampai kloakan beserta alat asesorinya. 5) Setelah diperhatikan dan diamati dengan seksama bagian saluran pencernaan yang telah terpisah, kemudian digambar dan diukur tiap bagiannya. 6) Diskusikan dengan asisten bila perlu. b. Pengamatan Alat Reproduksi Betina 1) Masih dengan Objek yang sama, saluran reproduksi ayam dipisahkan dari tubuh ayam. 2) Diurutkan hingga memanjang mulai dari infundibulum sampai kloaka. 3) Setelah diperhatian dan diamati dengan seksama bagian saluran reproduksi ayam betina yang telah terpisah, kemudian digambar dan diukur tiap bagiannya. 4) Diskusikan dengan asisten bila perlu c. Pengamatan Alat Repoduksi Jantan 1) Objek Dipotong oleh praktikan (ayam jantan) sesuai dengan prosedur pemotongan hingga mati. 2) Ayam yang telah mati ditempatkan diatas baki. 3) Ayam dibedah dengan cara disayat bagian perut dari mulai anus hingga ke dada, ke leher hingga ke paruh sampai keliahatan organ dalamnya. 4) Saluran pencernaan ayam jantan dikeluarkan. 5) Saluran reproduksi ayam jantan dibiarkan menempel.

10

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 Alat Pencernaan unggas Tabel 1. Hasil Pengamatan Alat Pencernaan Unggas Alat Pencernaan

Keterangan 1. Paruh (Mulut) 2. Lidah 3. Oesophagus 4. Crop 5. Proventrikulus 6. Ventrikulus 7. Usus Halus 8. Caecum 9. Usus Besar 10. Kloaka 11. Hati 12. Empedu 13. Selaput Mesentrium

11

4.1.2 Alat Reproduksi Jantan Tabel 2. Hasil Pengamatan Alat Reproduksi Jantan Alat Reproduksi Jantan

Keterangan 1. Testes 2. Vas Diferens 3. Kloaka

4.1.3 Alat Reproduksi Betina Tabel 3. Hasil Pengamatan Alat Reproduksi Betina Alat Reproduksi Betina

Keterangan 1. Ovum 2. Infundibulum 3. Magnum 4. Isthmus 5. Uterus 6. Vagina 7. Kloaka 8. Stigma 9. Rudimenter Oviduct Kanan

12

4.1.4 Panjang Bagian-Bagian Saluran Reproduksi Tabel 4. Hasil Pengamatan Panjang Bagian Saluran Reproduksi Bagian Saluran Reproduksi

Ayam Fase Produksi Cm

%

Infundibulum

10

14,28

Magnum

31

44,28

Isthmus

6

8,57

Uterus

9

12,85

Vagina

8

11,42

Kloaka

6

8,57

Total

70

99,97

4.1.5 Panjang Bagian-Bagian Saluran Pencernaan Tabel 5. Hasil Pengamatan Panjang Bagian-Bagian Saluran Pencernaan Bagian Saluran Pencernaan

Ayam Dara

Ayam Fase Produksi

Cm

%

Cm

%

Oesophagus bagian atas

13

5,79

11

5,67

Oesophagus bagian bawah

8

3,56

12

6,18

Proventrikulus

5

2,22

6

3,09

Ventrikulus

6,5

2,89

6

3,09

Duodenum

32

14,25

20

10,30

Jejenum + ileum

132

58,79

113

58,24

Caeca

17

7,57

15

7,73

13

Colon + cloaca Total

11

4,89

11

5,67

224,51

99,96

194

99,97

4.2 Pembahasan 4.2.1 Saluran Pencernaan Unggas Berdasarkan

praktikum

yang

telah

dilaksanakan,

pada

saluran

pencernaan unggas pertama-tama terdapat pangkal mulut atau paruh yang berfungsi untuk mengambil dan mengoyak makanan kemudian pakan masuk ke dalam esophagus dimana esophagus memiliki saluran dengan gerakan yang peristaltik, dan pakan setelah ditelan masuk ke dalam crop, hal ini sesuai dengan pernyataan Suprijatna (2008) bahwa Esophagus atau kerongkongan berupa pipa tempat pakan melalui saluran ini dari bagian belakang mulut (pharynx) ke proventriculus. Pada crop atau tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan sementara atau cadangan makanan, pada ayam yang telah dibedah tembolok terlihat sangat jelas dan terdapat perbedaan antara unggas darat dan air dimana unggas air tidak memiliki tembolok Seperti pernyataan Yuwanta (2004) Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus.Tembolok adalah modifikasi dari esofagus. Fungsi utama dari organ ini adalah untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan dalam jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama dua jam. Kapasitas tembolok mampu menampung pakan 250 g. Bahan pakan kemudian dicerna di proventriculus atau lambung sejati karena di proventrikulus

14

mensekresikan asam lambung (HCl) dan enzim lipase, menurut Suprijatna (2008) Proventriculus adalah suatu pelebaran dari kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard. Kadang-kadang disebut galndula stomach atau true stomach. Disini, gastric juice diproduksi. Pepsin, suatu enzim untuk membantu pencernaan protein dan hydrochloric acid disekresi oleh glandular cell. Oleh karena pakan berlalu cepat melalui proventriculus maka tidak ada pencernaan material pakan disini . Setelah itu, pakan masuk ke dalam ventriculus yang disebut juga dengan muscular stomach atau gizzard, di dalam gizzard ini terdapat grit untuk menghancurkan pakan, partikel pakan digiling menjadi partikel yang lebih kecil lagi sehingga mampu memasuki usus halus. Bahan pakan yang telah hancur dan menjadi partikel kecil kemudian memasuki usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum dan ileum. Pada duodenum terdapat organ aseksori yaitu pancreas yang berfungsi untuk mensekresi enzim-enzim amilase, lipase dan tripsin yang dimana enzim-enzim ini merombak kembali bahan pakan menjadi molekul sederhana sehingga mudah untuk dicerna, dan doudoenum adalah tempat untuk menyerap nutrisi bahan pakan menurut North (1998) Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel dari small intestine yang dapat mencerna protein dan karbohidrat, kandungan bahan pakan yang terserap paling besar terjadi di jejenum diikuti oleh ileum. Ayam mempunyai ceca yang dicurigai sebagai tempat penyerapan kandungan nutrisi zat pakan dengan bantuan microbial yang hidup di dalamnya. Kemudian pakan akan memasuki usus besar atau colon, dimana terjadi penyerapan air. Bahan pakan yang telah diserap, dikeluarkan melalui kloaka yang terdiri dari tiga saluran, yaitu saluran urine, saluran reproduksi dan saluran

15

defekasi, sesuai dengan pernyataan North (1998) yang menyatakan bahwa Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi dan Nesheim (1997) menyatakan bahwa pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum sebagai lubang keluar

dan

bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent. 4.2.2 Alat Reproduksi Ayam Jantan Berbeda dengan reproduksi unggas betina yang memiliki beberapa saluran, pada sistem reproduksi unggas jantan memiliki saluran yang lebih sederhana, yaitu terdiri dari dua testis, ductus deferens dan kloaka. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yunanta (2014) bahwa alat reproduksi ayam jantan terbagi dalam tiga bagian utama yaitu sepasang testis, sepasang saluran deferens dan kloaka. Sedangkan menurut Sarengat (1982), alat reproduksi unggas jantan terdiri atas alat kelamin pokok dan alat kelamin pelengkap. Alat kelamin pokok adalah organ yang langsung membentuk spermatozoa yaitu testis. Alat kelamin pelengkap terdiri atas saluran testis yang menuju kloaka yaitu epididymis, vas defferens dan papillae. Testis Testes memiliki peran penting dalam pembentukan sperma pada unggas jantan. Testes berbentuk kacang dan terletak di ventral dari lobus anterior ginjal. Menurut Yunanta (2014), temperatur testis selalu 41-43°C meskipun dekat dengan rongga udara karena spermatogenesis (pembuatan sperma) akan terjadi pada temperatur tersebut. Lebih lanjut, testis terdiri dari sejumlah besar saluran kecil yang bergulung-gulung dan lapisan-lapisannya menghasilkan sperma (Suprijatna

16

dkk., 2008). Berat testis tergantung dari umur, strain, musim dan pakan. Sebuah testis memilki berat mencapai 15-20 gram pada ayam jantan besar. Ayam jantan tipe petelur sebesar 8-12 gram. Menurut Mansjoer (1985) dalam bidang peternakan unggas, sifat-sifat kuantitatif yang penting adalah yang ada hubungannya dengan produksi, misalnya bobot badan, bobot testis, produksi telur dan umur bertelur pertama. Ductus deferens Dari testes, sperma dialirkan ke ductus deferens yang berbentuk panjang, bergelombang dan sangat tipis. Menurut Yunanta (2014), sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan di dalam saluran deferens sebelum diejakulasikan. Sperma mengalami pemasakan dan penyimpanan pada 65% bagian distal saluran deferens. Kloaka Setelah melewati ductus deferens, sperma akan bermuara pada saluran terakhir yaitu Organ Copulatory Rudimenter. Kloaka atau Organ Copulatory Rudimenter ini memiliki tiga saluran utama, yaitu coprodeum untuk saluran pencernaan, proctodeum untuk saluran reproduksi dan ureudeum untuk saluran urine. 4.2.3 Alat Reproduksi Ayam Betina Berdasarkan hasil hasil praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahawa organ reproduksi unggas betina terdiri dari ovary dan oviduct, oviduct terbagi lagi menjadi infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina. Hal ini senada dengan pernyataan Edjeng Suprijatna (2005) organ reproduksi ayam betina terdiri atas satu ovary dan satu oviduct, Oviduct terbagi dalam lima bagian,

17

dimulai dari ujung dekatdengan ovarium, yaitu 1) funne atau infundibulum; 2) magnum; 3) isthmus; 4) uterus; dan 5) vagina. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat praktikum di dapatkan bahwa alat reproduksi pada betina yang berkembang dengan baik adalah sebelah kiri, sedangkan yang sebelah kanan tidak berkembang dengan baik (ridimenter), ini sesuai denga pernyataan Yuwanta (2004) ) Pada unggas umumnya dan ayam pada khususnya hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan pada bagian kanan mengalami rudimenter. Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa fungsi dari infundibulum adalalah menangkap sel telur (ova) yang telah matang pada saat ovulasi dan telur berada pada bagian ini selama 15 menit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yuwanto (2004) Infundibulum fungsinya untuk menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitelina. Kuning telur berada di bagian ini berkisar 15-30 menit. Pada saat praktikum juga di ketahui bahawa sekresi albumen terjadi pada oviduct bagian magnum, dan pengerabangan terjadi pada oviduct bagian uterus, ini sesuai dengan pernyataan Edjeng Suprijatna (2005) Pada bagian magnum telur berada selama 3 jam dan disinilah terjadinya sekresi albumen (putih telur) termasuk calazae, yang berfungsi menjaga yolk tetap di tengah. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat praktikum diketahui bahwa pada isthmus terjadi pembentukan outer shell membrace dan inner shell membrance, hal ini sesuai dengan pernyataan Yuwanto (2004) Isthmus memiliki panjang 10 cm, telur berad apada bagian ini selama 1,5 jam untuk mensekresikan merman atau selaput telur.

18

Berdasarkan hasil praktikum di ketahui bahwa Uterus (shell gland) merupakan saluran reproduksi betina yanag memerlukan waktu terlama dalam proses pembentukan telur selama 18-20 jam dengan panjang saluran antara 10-12 cm. Pada bagian ini terjadi pengerabangan (klasifikasi). Hal ini senada denga pernyataan Yuwanto (2004) Uterus atau disebut juga glandula kerabang telur memilki panjang 10 cm, pada bagian ini terjadi dua fenomena, yaitu dehidrasi putih telur (plumping) kemudian terbentuk kerabang (cangkang) telur, warna kerabang telur yang terdiri atas sel phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telu, lama mineralisasi antara 20 – 21 jam. Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa vagina memiliki panjang sekitar 12 cm, pada bagian ini telur berada hanya beberapa menit saja. Di vagina telur mengalami pemutaran yaitu dari ujung runcing diputar ke ujung tumpul . Hasil dari praktikum ini sesuai dengan peryatan Yuwanto (2004) Pada bagian vagina hampir tidak ada sekresi di dalam pembentukan telur, telur melewati vagina dengan cepat, yaitu sekitar tiga menit, kemudian dikeluarkan (oviposition) dan 30 menit setelah peneluran akan kembali terjadi ovulasi.

19

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 1. Sistem pencernaan pada ayam terdiri dari paruh yang berfungsi untuk merobek dan mengambil makanan, oesophagus sebagai saluran yang menghubungkan mulut dan crop, crop yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan sementara, proventrikulus sebagai lambung sebenarnya, ventrikulus berfungsi sebagai alat pencernaan mekanik, usus halus berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan, caecum yang belum diketahui fungsinya namun diduga menghasilkan vit K dan B12, usus besar yang berfungsi untuk absorpsi air, dan kloaka sebahgai saluran akhir pencernaan. 2. Sstem organ reproduksi pada ayam betina terdiri dari ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan ovum dan oviduct yang terdiri dari infundibulum untuk menangkap ovum yang ovulasi, magnum untuk sekresi albumen, isthmus untuk pembentukan inner dan outer shell membrane, uterus untuk kalsifikasi, serta vagina untuk ovoposisi telur. 3. Sistem organ reproduksi pada ayam jantan terdiri dari testes untuk menghasilkan sperma dan vas diferens sebagai saluran untuk keluarnya sperma 5.2 Saran Saran menurut kelompok kami agar pada saat praktikum, asisten laboratorium memberikan pemaparan yang lebih jelas dan detail, serta pemberian

20

materi harus seimbang pada tiap kelompok, selain itu waktu yang diberikan untuk menuliskan laporan sementara yang lebih jelas dan banyak.

21

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, S., S. 1985. Pengkajian sifat-sifat produksi ayam Kampung beserta persilangannya dengan Rhode Island Red. Disertasi. Bogor. Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Nesheim et al., 1997. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Diterjemahkan Oleh : B. Srigandono dan Koen Praseno. Yogyakarta. UGM Press. North, 1998. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama. Jakart.a R, Iman. S., Titik, dkk. 2011. Panduan Lengkap Ayam. Jakarta. Penebar Swadaya. Jakarta. Sarengat, W. 1982. Pengantar Ilmu Ternak Unggas. Semarang. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro. Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Bandung. Widya Padjadjaran Suprijatna. E, U. Atmomarsono, R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta. Penebar Swadaya, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta. Penerbit Kanisius Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

Related Documents

Fisiologi Pencernaan
April 2020 31
1 Pencernaan
June 2020 18
Pendahuluan
June 2020 17
Pendahuluan
November 2019 33
Pendahuluan
May 2020 20

More Documents from "chu jia ying"