Pendahuluan

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pendahuluan as PDF for free.

More details

  • Words: 3,699
  • Pages: 11
PENDAHULUAN Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panenan yang optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut. Konversi yang efisien dalam memberi makan ikan sangat penting bagi pembudidaya ikan sebab pakan merupakan komponen yang cukup besar dari total biaya produksi. Bagi pembudidaya ikan, pengetahuan tentang gizi bahan baku dan pakan merupakan sesuatu yang sangat kritis sebab pakan menghabiskan biaya 40-50% dari biaya produksi. Di dalam budidaya ikan, formula pakan ikan harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, seperti: protein (asam amino esensial), lemak (asam lemak esensial), energi (karbohidrat), vitamin dan mineral. Mutu pakan akan tergantung pada tingkatan dari bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Akan tetapi, perihal gizi pada pakan bermutu sukar untuk digambarkan dikarenakan banyaknya interaksi yang terjadi antara berbagai bahan gizi selama dan setelah penyerapan di dalam pencernaan ikan Pakan bermutu umumnya tersusun dari bahan baku pakan (feedstuffs) yang bermutu yang dapat berasal dari berbagai sumber dan sering kali digunakan karena sudah tidak lagi dikonsumsi oleh manusia. Pemilihan bahan baku tersebut tergantung pada: kandungan bahan gizinya; kecernaannya (digestibility) dan daya serap (bioavailability) ikan; tidak mengandung anti nutrisi dan zat racun; tersedia dalam jumlah banyak dan harga relatif murah. Umumnya bahan baku berasal dari material tumbuhan dan hewan. Ada juga beberapa yang berasal dari produk samping atau limbah industri pertanian atau peternakan. Bahan-bahan tersebut bisa berasal dari lokasi pembudidaya atau didatangkan dari luar. SUMBER PROTEIN Kebutuhan protein untuk ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ukuran ikan, temperatur air, rata-rata pemberian pakan (feeding rate), ketersediaan dan kandungan gizi pakan, keseluruhan kandungan energi yang dapat dicerna oleh ikan dan mutu protein tersebut. Mutu protein tergantung pada kuantitas dan kualitas asam amino esensial yang terkandung di dalamnya serta daya serapnya (bioavailability). Protein yang dicerna oleh ikan digunakan sebagai sumber energi untuk pembaruan/mengganti jaringan yang rusak dan pertumbuhan ikan. Oleh karena pemakaian protein pakan akan sangat berguna jika semua protein tersebut digunakan untuk pertumbuhan atau perbaikan jaringan dan dapat dikatabolisme sebagai energi. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber protein adalah : 1. Tepung darah 2. Tepung kopra 3. Tepung Kedelai bebas lemak 4. Tepung ikan 5. Tepung daging dan tulang 6. Tepung kepala udang 7. Tepung udang

8. Tepung cumi-cumi 9. Ikan rucah 10. Ragi SUMBER LEMAK Lemak merupakan senyawa organik yang penting untuk penyusunan membran sel pada tanaman, hewan dan mikroba. Lemak merupakan senyawa tidak larut air tetapi dapat larut pada pelarut nonpolar (bukan air), seperti eter dan alkohol. Fungsi lemak secara umum adalah: 1. Sumber energi metabolisme, adenosine triphosphate (ATP). Lemak memiliki energi kira-kira dua kali lebih tinggi dari energi protein dan karbohidrat. 2. Sumber asam lemak esensial (EFA) yang berperan penting untuk pertumbuhan dan pertahanan. 3. Komponen penting pada membran sel dan subsel. 4. Sumber steroids yang berperan penting terhadap fungsi biologi seperti pemeliharaan sistem membran, transport lipid, dan prekursor hormon steroid. Minyak ikan dan minyak sawit merupakan sumber lemak yang biasa terdapat pada pakan ikan. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber lemak adalah : 1. Minyak jagung 2. Gajih/gemuk sapi 3. Minyak ikan 4. Minyak kelapa 5. Minyak biji kapas 6. Minyak kedelai 7. Minyak ikan tuna 8. Minyak sawit 9. Minyak cumi-cumi SUMBER KARBOHIDRAT Karbohidrat merupakan senyawa organik terbesar yang biasa terdapat pada tanaman, seperti : gula sederhana, amilum (tapioka), selulosa, gum dan zat-zat lain yang berhubungan Karbohidrat merupakan sumber energi yang murah dan dapat menggantikan sumber energi protein yang lebih mahal. Pengunaan karbohidrat untuk menggantikan protein dan lemak sebagai sumber energi dapat dimaksimalkan untuk mengurangi biaya pakan, karena sumber energi karbohidrat lebih ekonomis, dan mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh ikan. Sumber karbohidrat seperti tapioka, terigu, alginat, agar, karagenan dan gum dapat juga digunakan sebagai perekat pakan untuk menjaga stabilitas kandungan air pada pakan ikan dan udang. Beberapa bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber karbohidrat adalah : 1. Tepung terigu 2. Tepung tapioca 3. Tepung jagung 4. Tepung beras 5. Sagu 6. Agar-agar

MIKRONUTRIEN Banyak komponen lain ditambahkan di dalam formulasi pakan disamping sumber bahan gizi yang utama (protein, lipid, karbohidrat). Di dalam formulasi pakan lengkap, mikronutrien ditambahkan dalam jumlah kecil dalam bentuk campuran vitamin dan mineral karena alasan ekonomi, zat-zat lain juga ditambahkan ke dalam formulasi pakan yang bertujuan untuk menjaga mutu pakan dari kerusakan oleh jamur selama penyimpanan dan menjaga stabilitas air pada pakan. Zat-zat tersebut antara lain: perekat sintetik, antioksidan dan inhibitor jamur. Beberapa zat-zat juga ditambahkan ke dalam pakan untuk membuat ikan agar lebih atraktif seperti figmen dan atraktan. KUALITAS BAHAN BAKU Untuk memproduksi pakan yang berkualitas diperlukan bahan baku pakan yang juga berkualitas. Bahan-bahan baku tersebut perlu dilindungi selama proses ataupun selama penyimpanan. Beberapa bahan baku juga mengandung zat anti nutrisi yang dapat menghambat pemanfaatan gizi (seperti protein) oleh ikan atau udang. Sebagai contoh: jenis kacang-kacangan yang mengandung zat penghambat tripsin dan kimortripsin (asam amino) sehingga enzim yang ada didalam ikan tidak dapat menyerap protein. Oleh karena itu, beberapa bahan baku perlu dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam formulasi pakan. sebagian zat anti nutrisi ada yang mudah dihilangkan cukup dengan pemanasan, tetapi ada juga yang sulit dihilangkan dengan pemanasan. Dalam menyiapkan pakan, sasaran utama bukan hanya mencampur bahan-bahan baku tetapi melindungi bahan-bahan baku tersebut selama proses. Seringkali, sebelum bahanbahan tersebut digunakan, bahan tersebut harus diproses untuk menghilangkan zat-zat yang dapat menghambat pemanfaatan bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Proses tersebut bertujuan agar gizi pakan lebih efektif dimanfaatkan oleh ikan. Penyimpanan pakan juga harus diperhatikan seperti proses penyiapan dan pengolahan, karena mempengaruhi umur simpan dari pakan tersebut. Zat anti nutrisi pada beberapa bahan baku dan cara menghilangkan atau menghambatnya : 1. Inhibitor tripsin : Berikatan dengan tripsin sehingga tripsin tidak aktif 2. Kedelai dan kacang-kacangan : Pemanasan pada suhu 175-1950C, atau pemasakan selama 10 min 3. Lektin : Merusak sel darah merah 4. Kedelai dan kacang-kacangan : Didihkan dalam air atau autoclave selama 30 min. 5. Goitrogen : Menghambat pemasukan iodin oleh kelenjar tiroid 6. Kedelai dan kacang-kacangan : Kukus atau autoclave selama 30 min 7. Anti vitamin D : Berikatan dgn Vit. D, dan menjadikan tidak berfungsi 8. Anti vitamin E : Berkontribusi terhadap defisiensi Vit. E 9. Thiaminase : Berpengaruh terhadap kerusakan thiamin (Vit.B1) 10. Ikan rusak, kijing dan kedelai : Autoclave, pemanasan dan pemasakan zat yang tahan terhadap pemanasan 11. Estrogen (isoflavon) : Mengganggu terhadap kinerja reproduksi 12. Tanaman glikosida : Ekstraksi pelarut 13. Gossipol : Berikatan dengan fosfor dan beberapa protein

14. Tepung biji kapas : Penambahan garam besi dan fitase 15. Tannin : Berikatan protein menghambat pencernaan tripsin digestion 16. Sianogen : Melepaskan racun asam hidrosianik 17. Daun singkong : Perendaman dalam air selama 12 jam 18. Mimosin : Menggangu sintesis enzim dalam hati; merusak sell hepatopankreas pada udang 19. Daun Ipil-ipil : Perendaman dalam air selama 24 jam 20. Peroksida : Berikatan dengan proteins dan vitamin 21. Phytates : Berikatan dengan protein dan mineral dan menurunkan daya serapnya 22. Tepung jagung, kulit sereal, dan kacang-kacangan : Dikuliti (dibuang kulitnya). Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat ditentukan oleh penyediaan pakan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas, karena pakan merupakan unsur utama dalam pertumbuhan ikan. Namun penyediaan pakan seringkali menjadi kendala disebabkan harganya yang tinggi karena biaya pembuatannya yang cukup tinggi (hampir 70% dari biaya produksi). Untuk itu Balai Budidaya Air Tawar Jambi melalui Proyek Pengembangan Rekayasa Teknologi Balai Budidaya Air Tawar Jambi mengadakan penelitian untuk mencari alternatif pakan lain yang dapat dibuat sendiri dari bahan-bahan lokal serta memanfaatkan hasil samping. Bahan baku merupakan faktor utama yang harus tersedia dalam produksi pakan buatan dan pakan alternatif. Bahan baku secara umum dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu bahan baku yang berasal dari tumbuhan dan hasil ikutannya (nabati) serta yang berasal dari hewan dan hasil ikutannya (hewani). Bahan – bahan baku yang dipakai dalam pembuatan pakan ikan berfungsi sebagai sumber protein, energi, mineral dan vitamin. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pakan adalah kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas dan harga. Pakan Alternatif Pakan alternatif adalah istilah yang diberikan untuk pakan ikan yang bahannya berasal dari bahan-bahan limbah baik yang berasal dari industri olahan makanan atau ternak yang masih termanfaatkan. Beberapa pakan alternatif yang berasal dari limbah pengolahan makanan seperti onggok, molasses, ampas tahu, ampas kecap, CPO, dll sudah banyak digunakan sebagai pakan ternak. Penggunaannya sebagai bahan pakan dapat dicampurkan dengan bahan tambahan pakan lainnya atau bisa juga diberikan secara langsung pada ikan/ternak.

1. Minyak Inti Sawit dan Ampas Minyak Sawit Minyak inti sawit merupakan minyak murni hasil ekstraksi biji sawit. Sedangkan sisa dari pembersihan/pemurnian tersebut diperoleh ampas minyak sawit yang berbentuk padat. Sejauh ini sudah banyak yang memanfaatkan limbah ini sebagai pakan ternak (sapi). Penggunaan minyak sawit (CPO) pada pakan dapat langsung dicampur pada pakan siap, sedangkan ampas minyak sawit dapat dicampurkan dengan bahan-bahan tambahan pakan lainnya. Nilai gizi dari minyak inti sawit ini cukup baik yaitu kandungan protein 15,3%, lemak 57,2%; air 23,4% dan abu 11,3%, sedangkan ampas minyak sawit sebagai bahan baku pakan ikan terlebih dahulu harus diproses menjadi tepung dengan nilai gizi yang terkandung didalamnya protein 16,09%; lemak 5,39% dan abu 8,59%.

2. Ampas Kecap Ampas kecap merupakan limbah dari proses pembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai yang memiliki kandungan protein cukup tinggi. Untuk menjadi bahan baku pakan,ampas kecap harus diolah menjadi

tepung dengan lebih dahulu dikeringkan dalamoven/dijemur. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 10,32%;lemak 6,93%;air 52,98% dan abu 6,72%. 3. Onggok Onggok yang berasal dari ubi singkong merupakan limbah padat dari pengolahan tepung tapioka. Sebagai ampas pati singkong yang mengandung banyak karbohidrat, onggok dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, nilai gizi yang terkandung pada onggok adalah protein 3,6%; lemak 2,3%;air 20,31% dan abu 4,4%. 4. Ampas Tahu Ampas Tahu merupakan limbah dari proses pembuatan tahu. Untuk menjadi bahan baku pakan, ampas tahu bisa langsung diberikan pada ikan dengan tambahan sedikit ikan asin, atau dapat juga diolah lebih dulu menjadi tepung dengan mengeringkannya dalam oven/dijemur lalu digiling. Nilai gizi yang terkandung adalah protein 8,66%; lemak 3,79%; air 51,63% dan abu 1,21%. 5. Ampas Tempe Limbah pengolahan tempe yang berasal dari bahan baku kacang kedelai, baik berupa kupasan kulit ari kacang kedelai juga limbah cair berupa air rebusan dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan ikan. Nilai gizi limbah pengolahan tempe lebih tinggi dibanding ampas tahu,sebagaimana pada tabel : Nutrisi Bahan

Protein

Lemak

Air

Abu

6. Molases Molases merupakan sisa hasil produksi pada industri pengolahan gula yang berbentuk cair. Molases sudah banyak dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pakan ternak, karena kandungan gizinya cukup baik 7. Orgami Orgami merupakan hasil buangan pengolahan penyedap rasa. Setelah melalui proses penyaringan raw sugar (tetes tebu) dan molases sebagai bahan baku, dihasilkan gypsum. Selanjutnya melalui tahap koagulasi dihasilkan orgami sebagai limbah cair dan dielet humus sebagai limbah padatnya. Nilai gizi orgami adalah protein 5,28%; lemak 3,41%; air 68,29% dan abu 4,77%. Kandungan Nutrisi beberapa bahan baku pakan ikan : Nutrisi Bahan

Protein

Lemak

Sementara kandungan Nutrisi dari berbagai Minyak Olahan Nutrisi Bahan

Protein

Lemak

Air

Abu

Air

Abu

:

Selain bahan baku yang berasal dari tumbuhan, pembuatan pakan ikan juga dapat menggunakan bahan baku hewani. Bahan baku hewani ini mempunyai keunggulan yaitu memiliki kandungan protein yang tinggi. Meski demikian biasanya harga bahan baku hewani ini relatif lebih mahal dibanding bahan baku pakan ikan nabati.

Beberapa bahan baku hewani yang sering digunakan untuk membuat pakan ikan adalah : 1. Tepung Ikan Berasal dari ikan sisa atau buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri makanan ikan, sehingga kandungan nutrisinya beragam, tapi pada umumnya berkisar antara 60 – 70%. Tepung ikan merupakan pemasok lysin dan metionin yang baik, di mana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku nabati. Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat tinggi, dan karena berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan menjadi mahal. Kandungan nutrisi tepung ikan : • • • •

Protein kasar 60 – 70 % Serat kasar 1,0 % Kalsium 5,0 % Fosfor 3,0 %

2. Tepung Darah Merupakan limbah dari rumah potong hewan, yang banyak digunakan oleh pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian ada pembatas “religius” dan “dampak kesehatan”. Baik buruknya tepung darah yang digunakan sebagai bahan baku dari segi kesehatan, tergantung pada bagaimana bahan itu diperoleh dari rumah potong hewan. Bila berasal dari penampungan yang bercampur kotoran, tentu bahan ini tidak layak digunakan, tapi bila berasal dari penampungan yang bersih, maka tepung ini memenuhi syarat sebagai bahan baku pakan. Kandungan nutrisi tepung darah : • • •

Protein kasar 80 % Lemak kasar 1,6 % Serat kasar 1,6 %

Kelemahan dari tepung darah adalah miskin isoleucin dan rendah kalsium dan fosfor, juga bila dipakai lebih dari 5% akan menimbulkan efek “bau darah” pada ikan. 3. Sisa Potongan Rumah Jagal/Tepung Tulang Berasal dari tulang-tulang dengan sedikit daging yang melekat, kemudian dikeringkan dan digiling, di pasaran biasa disebut tepung tulang. Bahan ini dapat digunakan antara 2,5 – 10% dalam formula pakan dan lebih bersifat sebagai pendamping tepung ikan. Bila digunakan berlebihan, tentu tidak menguntungkan, karena kalsium akan terlalu banyak sehingga menurunkan selera makan.

4. Protein Sel Tunggal Sebagai sumber protein, memang protein sel tunggal dapat dijadikan alternatif dari cara yang sudah ada. Kandungan proteinnya beragam sekali, mulai dari 30 – 80%, tergantung dari bahan protein sel tunggalnya yaitu bakteri, jamur, ragi dan alga. 5. Tepung Bulu Terolah Tepung bulu diperoleh dengan merebus bulu unggas dalam wadah tertutup dengan tekanan 3,2 atmosfer selama 45 menit dan dikembalikan lagi pada tekanan normal, setelah itu dikeringkan pada temperatur 60oC dan digiling hingga halus. Tepung bulu mempunyai energi metabolis 2354 kal/kg dan asam amino tersedia sebesar 65% dan penggunaannya maksimal 10%. 6. Limbah Unit Penetasan Ayam Dalam penetasan telur ayam ras, ada telur-telur yang tidak bertunas atau bertunas tapi mati, yang biasanya menjadi limbah. Limbah unit penetasan ini akan berguna sekali untuk makanan unggas dan ikan. Dalam membuat pakan buatan untuk ikan, harus dipertimbangkan beberapa faktor bahan baku untuk pakan, yaitu ketersediaan, harga yang wajar dan kandungan gizi yang cukup. Pakan ikan buatan yang diberikan dapat dikategorikan menjadi : 1. Pakan alami, merupakan kelompok pakan yang berasal dari hewan yang berukuran renik sampai ukuran beberapa centimeter yang di kultur atau dikumpulkan dari alam; contohnya adalah Artemia, Daphnis dan Cacing Sutra. Pakan alami ini dapat juga berasal dari tumbuhan, misalnya fitoplankton dan daun talas 2. Pakan lembek, merupakan cincangan ikan-ikan rucah dan cumi-cumi yang langsung diberikan kepada ikan. Daya tahan pakan lembek ini 2 – 3 hari dalam lemari pendingin. 3. Pakan kering lengkap, merupakan pakan berbentuk pelet, “flake” dan “crumble” dengan kadar air rendah sehingga daya tahannya bisa 3 – 4 bulan dan kandungan gizinya cukup lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih mendalam. Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat diberikan kepada unggas, bahan baku nabati inilah, yang menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan. Dari sekian banyak bahan baku nabati, 70 – 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 – 25% limbah industri makanan, dan sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yang berasal dari biji-bijian, bahan pakan nabati ini sebagian besar merupakan sumber energi yang baik, tetapi karena asalnya dari tumbuhan, kadar serat kasarnya tinggi. Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau lahannya tidaklah mengecewakan. 1. Jagung kuning

Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu jagung putih dan jagung merah. Diantara ketiga warna itu, jagung merah dan jagung putih jarang terlihat di Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah dan ikan yang populer digunakan di Indonesia dan di beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai bahan baku penghasil energi, tetapi bukan sebagai bahan sumber protein, karena kadar protein yang rendah (8,9%), bahkan defisien terhadap asam amino penting, terutama lysin dan triptofan. Kandungan nutrisi jagung : • • • • • • • • • • • •

Bahan kering : 75 – 90 % Serat kasar : 2,0 % Protein kasar : 8,9 % Lemak kasar : 3,5 % Energi gross : 3918 Kkal/kg Niacin : 26,3 mg/kg TDN : 82 % Calcium : 0,02 % Fosfor : 3000 IU/kg Asam Pantotenat : 3,9 mg/kg Riboflavin : 1,3 mg/kg Tiamin : 3,6 mg/kg

Sebagai sumber energi yang rendah serat kasarnya, sumber Xantophyll, dan asam lemak yang baik, jagung kuning tidak diragukan lagi. Asam linoleat jagung kuning sebesar 1,6%, tertinggi diantara kelompok biji-bijian. 2. Dedak halus Dedak merupakan limbah proses pengolahan gabah, dan tidak dikonsumsi manusia, sehingga tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang tidak terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian penutup beras itu. Hal ini mempengaruhi tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak. Kandungan nutrisi dedak : • • • • • • • • •

Bahan kering : 91,0 % Protein kasar : 13,5 % Lemak kasar : 0,6 % Serat kasar : 13.0 % Energi metabolis : 1890,0 kal/kg Calcium : 0,1 % Total Fosfor : 1,7 % Asam Pantotenat : 22,0 mg/kg Riboflavin : 3,0 mg/kg



Tiamin : 22,8 mg/kg

Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih besar dari pada jagung kuning, merupakan pembatas, sehingga dedak tidak dapat digunakan berlebihan. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian pula dengan vitamin dan mineralnya 3. Bungkil Kacang Kedelai Selain sebagai bahan pembuat tempe dan tahu, kacang kedele mentah mengandung “penghambat trypsin” yang harus dihilangkan oleh pemanasan atau metoda lain, sedangkan bungkil kacang kedelai, merupakan limbah dari proses pembuatan minyak kedelai. Kandungan nutrisi bungkil kacang kedelai : • • •

Protein kasar : 42 – 50 % Energi metabolis : 2825 - 2890 Kkal/kg Serat kasar : 6 %

Yang menjadi faktor pembatas pada penggunaan kedelai ini adalah asam amino metionin. 4. Bungkil Kacang Tanah Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang atau olahan lainnya. Kualitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah menjadi minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, juga menentukan kualitas bungkil ini, selain dari kualitas tanah, pengolahan tanah dan varietas kacang itu sendiri. Kandungan nutrisi bungkil kacang tanah : • • • • •

Bahan kering : 91,5 % Protein kasar : 47,0 % Lemak kasar : 1,2 % Serat kasar : 13,1 % Energi metabolis : 2200 Kal/kg

Kadar metionin, triptofan, treonin dan lysin bungkil kacang tanah juga mudah tercemar oleh jamur beracun Aspergillus flavus. 5. Minyak Nabati Penggunaan minyak diperlukan pada pembuatan pakan ikan yang membutuhkan pasokan energi tinggi, yang hanya dapat diperoleh dari minyak. Minyak nabati yang digunakan hendaknya minyak nabati yang baik, tidak mudah tengik dan tidak mudah rusak.

Penggunaan minyak nabati yang biasanya berasal dari kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2 – 6 %. 6. Hijauan Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai dilirik kembali, karena ternyata sampai batasan tertentu hijauan dengan protein tinggi dapat mensubstitusi tepung ikan. Hijauan yang dimaksud antara lain azola, turi dan daun talas, yang bila akan digunakan harus diolah terlebih dahulu, yakni pengeringan (oven atau panas matahari) tapi tidak boleh merusak warna, lalu penggilingan dan pengayakan. Pakan merupakan salah satu factor yang dapat menunjang dalam perkembangan budidaya ikan secara intensif, baik ikan air tawar, ikan air payau, maupun ikan air laut. Sedangkan pakan itu dibutuhkan oleh ikan sejak mulai hidup dari ukuran larva, dewasa, sampai ukuran induk (Siap panen). Demikian Ungkap Kepala Bidang Produksi Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Ir. Aldash Palilu Rabu (26/08) Kepada wartawan di Jayapura.. Dikatakan, Fungsi utama pakan adalah untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan, pakan yang dimakan oleh ikan pertama-tama digunakan untuk kelangsungan hidup apabila ada kelebihannya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Jadi bila menghendaki pertumbuhan ikan yang baik, maka harus diberikan sejumlah pakan yang melebihi kebutuhan untuk pemeliharaan tubuhnya. Tandasnya. Oleh Karena itu keberadaan pakan sangatlah penting di tengah-tengah petani ikan khusunya di Provinsi Papua dalam rangka peningkatan produksi, “Jadi pakan sangatlah penting dalam rangka pertumbuhan ikan dan peningkatan produksi / pendapatan petani ikan” jelas Aldash. Diakuinya, Provinsi Papua sangatlah kekurangan pakan ikan dikarenakan belum tersedianya mesin/pabrik pakan di tengah-tengah para petani ikan di Papua. Sehingga ini merupakan salah satu faktor penghambat peningkatan produksi/penghasilan para petani ikan di Papua khususnya Petani di daerah Danau Sentani, dan daerah pegunungan. Tambah Aldash. Dikarenakan harga pakan yang didatangkan dari luar Papua sangatlah mahal untuk di jangkau oleh petani ikan di Papua. Oleh sebab itu, Provinsi Papua sangat membutuhkan Mesin pembuat pakan ikan itu, takheran melalui dana OTSUS Dinas Kelautan dan Perikanan dianggarkan namun tidak pernah di setujui di karenakan mesin pembuat pakan tersebut sangatlah mahal hargganya berkisar 5 M untuk skala produksi Pabrik. Akan tetapi masyarakat petani ikan tak perlu berkecil hati, melalui APBN Tahun 2009 telah di anggarkan Departemen Kelautan dan Perikanan melalui Satker 03 Dinas kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, meskipun mesin pembuat pakan tersebut berskala kecil akan tetapi dapat memenuhi gizi dan pertumbuhan ikan melalui bahan makan olahan tradisional. Sehingga melalui mesin pembuat pakan tersebut bahan dasarnya juga dapat diperoleh melalui sisa konsumsi makan rumah tangga seperti, sagu, Dedak, By cat.

LATAR BELAKANG Cacing tanah merupakan hewan yang berpotensi menjadi bahan makanan.sumber protein tinggi. Budidaya cacing tanah relatif mudah, efisien dan murah, dimana untuk

membudidayakan cacing ini hanya dibutuhkan suatu media berupa kompos (dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk menguraikan sampah organik). Sisa dan media ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman, karena penguraian sampah organik oleh cacing tanah banyak menghasilkan unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. Bekaitan dengan potensi cacing tanah sebagai bahan makanan sumber protein tinggi, pemanfaatannya sangat beragam seperti: • • • •

a. Untuk bahan campuran kosmetika. b. Sebagai makanan suplemen kesehatan. c. Bahan obat-obatan terutamayang menyangkut dengan anti biotik. d. Sebagai pakan ternak.

Komposisi nutrisi Lumbricus rubelius adalah sebagai berikut: • • • •

Protein Kasar : 60 - 72% Lemak : 7 - 10% Abu : 8 - 10% Energi :900 - 4100 kalori/gram.

Dengan memperhatikan komposisi nutrisinya, maka di dunia perikanan,cacing tanah ini berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan ransum makanan ikan. Seperti diketahui bahwa untuk pertumbuhan ikan, sangat ditentukan oleh kandungan protein dalam makanannya. Mengingat kandungan protein cacing yang cukup tinggi (lebih tinggi dari ikan dan daging) serta komposisi asam amino esensial yang lengkap sehingga, dapat diperkirakan bila cacing tanah ini dapat dimakan oleh ikan akan diapat memacu pertumbuhan dan menghasilkan ikanyang sehat serta tahan terhadap serangan penyakit.

Related Documents

Pendahuluan
June 2020 17
Pendahuluan
November 2019 33
Pendahuluan
May 2020 20
Pendahuluan
May 2020 22
Pendahuluan
November 2019 41
Pendahuluan
June 2020 24