Penanganan Luka Bakar

  • Uploaded by: Sheila Rahmani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Penanganan Luka Bakar as PDF for free.

More details

  • Words: 1,627
  • Pages: 37
PENANGANAN LUKA BAKAR

4/1/2019

1

FASE PERAWATAN LB

3 Fase treatment luka bakar: 1. Fase resusitasi/emergent 2. Fase akut 3. Fase Rehabilitasi

2

Fase Perawatan LB

4/1/2019

(Brunner & Suddarth, 2005)

3

FASE EMERGENT (RESUSITASI)

4/1/2019

4

FASE EMERGENT (RESUSITASI)  Dimulai saat terjadi injury dan berakhit saat permeabilitas kapiler membaik  Biasanya terjadi pada 48-72 jam setelah injury  Tujuan utama pemulihan fase ini:  mencegah shock hipovolemik  memelihara fungsi dari organ vital.

 Meliputi:  perawatan prehospital  penanganan di bagian emergensi  periode resusitasi 4/1/2019

5

PERAWATAN PREHOSPITAL Jauhkan penderita dari sumber LB: • Padamkan pakaian yang terbakar • Hilangkan zat kimia penyebab LB dg menyiramkan air sebanyakbanyaknya. • Matikan listrik/sumber listrik dengan menggunakan objek kering dan nonconductif.

Kaji ABC (airway, breathing, circulation): • Perhatikan airway • Pastikan breathing adekwat • Kaji sirkulasi Kaji trauma yang lain Pertahankan panas tubuh Perhatikan kebutuhan untuk pemberian cairan intravena Transportasi (segera kirim klien ka rumah sakit) 4/1/2019

6

PENANGANAN DIBAGIAN EMERGENSI (1)  Penanganan Luka Bakar Ringan  Hanya perlu rawat jalan  Pulangkan dg pertimbangan:  mampu menjalankan/mengikuti intruksi  mampu melakukan perawatan mandiri  lingkungan rumah mendukung

 Perawatan emergensi pada LB minor:  menagemen nyeri  profilaksis tetanus  perawatan luka tahap awal  pendidikan kesehatan 4/1/2019

7

PENANGANAN DIBAGIAN EMERGENSI (2)  Managemen nyeri  Profilaksis tetanus: diberikan tetanus toxoid  Perawatan luka awal  Untuk LB ringan :  bersihkan luka (cleansing) yaitu debridemen jaringan yang mati  buang agent yg merusak (zat kimia, tar, dll)  berikan krim/salep ab  balut secara steril  health education:  wound care  Komplikasi dan manifestasinya  mencari pertolongan  latihan ROM  follow up 4/1/2019

8

PENANGANAN DIBAGIAN EMERGENSI (3)  Penanganan Luka Bakar Berat

 Reevaluasi ABC  Reevaluasi trauma lain yang mungkin terjadi  Resusitasi cairan  Pemasangan kateter urine  Pemasangan nasogastric tube (NGT)  Pemeriksaan vital signs dan laboratorium  Management nyeri  Propilaksis tetanus  Pengumpulan data  Perawatan luka 4/1/2019

9

REEVALUASI ABC

Nilai kembali keadaan jalan nafas, kondisi pernafasan, dan sirkulasi untuk lebih memastikan ada tidaknya kegawatan dan untuk memastikan penanganan secara dini Mengkaji ada tidaknya trauma lain yang menyertai cedera (seperti fraktur, bleeding, dll) 4/1/2019

10

RESUSITASI CAIRAN Ps dewasa dg LB >15 % perlu resusitasi cairan intravena Untuk LB ringan, pasang iv line perifer dibagian proximal dari luka Untuk LB luas/tempat utk iv perifer terbatas, lakukan kanulasi pd vena central (subclavian, jugular internal/eksternal, femoral) Tentukan dahulu luas (%) LB, dan BB pasien, pilih fromula resusitasi yg akan dipakai, lalu lakukan resusitasi/berikan cairan 4/1/2019

11

1st 24 hours

2nd 24 hours

4/1/2019

12

Volume

Type

4/1/2019

13

1st 24 hours

2st 24 hours

4/1/2019

14

PEMASANGAN KATETER URINE Tujuan untuk mengukur produksi urine setiap jam Output urine merupakan indikator yang reliable untuk menentukan keadekuatan resusitasi cairan .

4/1/2019

15

PEMASANGAN NGT  Dilakukan pd LB 20 % -25 %/>  Tujuan: mencegah emesis dan mengurangi resiko terjadinya aspirasi  Dapat terjadi disfungsi GI akibat ileus pd tahap dini/awal luka bakar.  Batasi cairan via oral

4/1/2019

16

PEMERIKSAAN VS & LAB.  Vital signs, penting sbg data tambahan untuk menentukan adekuat tidaknya resuscitasi  Pem lab. dasar: gula darah, BUN , creatinin, elektrolit serum, hematokrit, AGD, COHb  Diagnostik lain:  Tes fungsi paru  x-ray  EKG

4/1/2019

17

MANAGEMENT NYERI & PROFILAKSIS TETANUS Mgmnt nyeri:  Narcotik intravena (morphine)  Tidak dianjurkan via subcutan/im (krn absorbsi belum cukup baik selama periode ini, bila hipovolemia dan perpindhan cairan masih terjadi)  Via oral juga tdk dianjurkan (jika disfungsi gastrointestial masih terjadi)

Propilaksis tetanus  Sama antara LB ringan, sedang , maupun berat

4/1/2019

18

PENGUMPULAN DATA Meliputi:  waktu injuri  LoC saar kejadian  Kejadian di ruang tertutup/terbuka  Adakah truma lain  Bagaimana mekanisme injuri  Jika krn zat kimia:    

4/1/2019

 Jika LB krn elektrik:  Sumbernya?  Tipe arus dan voltagenya?

• Kesehatan masa lalu (heart disease, pulmoner, endokrin dan penyakit ginjal) • Riwayat alergi klien

Zat kimia apa? Konsentrasinya? Lamanya terpapar? Tindakan yg tlh dilakukan?

19

PERAWATAN LUKA  LB yang mengenai sekeliling ekstremitas, tinggikan ekstremitas diatas jantung , utk turunkan edema dependen  Observasi sering thd perfusi ekstremitas bagian distal  Siapkan utk escharotomy (jika ada indikasi)  Jika perfusi tetap belum adekuat dan terjadi syndrome compartement, siapkan utk fasciotomy  Monitoring perbaikan ventilasi.  Perawatan luka dibagian emergensi tdd:  Menutup luka dengan sprei kering, bersih dan baju hangat untuk memelihara panas tubuh.  LB di area kepala, wajah, elevasikan kepala  LB pada semua ekstremitas, elevasikan dg diganjal bantal  LB ringan kompres dingin dan steril utk atasi nyeri 4/1/2019

20

FASE AKUT

4/1/2019

21

FASE AKUT  Dimulai ketika pasien secara hemodinamik telah stabil, permeabilitas kapiler membaik dan diuresis telah mulai  Umumnya pada 48-72 jam setelah injuri.  Fokus management:  mengatasi infeksi  perawatan luka  penutupan luka  dukungan metabolik/nutrisi  managemen nyeri  terapi fisik. 4/1/2019

22

MENGATASI INFEKSI  Sumber infeksi, autocontaminasi dari:  Oropharynx  Fecal flora  Kulit yg tidak terbakar dan  Kontaminasi silang dari staf  Kontaminasi silang dari pengunjung  Kontaminasi silang dari udara

 Lakukan upaya mengatasi infeksi dan tehnik isolasi (sarung tangan, tutup kepala, masker, penutup kaki, dll)  Cegah kontak dg pengunjung/org lain yg sedang infeksi 4/1/2019

23

PERAWATAN LUKA  Tujuan: meningkatkan penyembuhan luka  Meliputi:  membersihkan luka  debridemen  pembalutan luka

4/1/2019

24

PERAWATAN LUKA  Hidroterapi    

merendam (immersion) dengan shower (spray) selama 30 menit/< jika terlalu lama: berdampak pada:  meningkatkan pengeluaran sodium via luka (karena air adalah hipotonik)  meningkatkan pengeluaran panas  menambah nyeri dan stress

 Selama hidroterapi, luka dibersihkan perlahan  Dapat juga digunakan: larutan sodium hipochloride dan chlorohexidine.  Hidroterapi dilakukan jika hemodinamik stabil 4/1/2019

25

DEBRIDEMEN    

Mengangkat eschar Meningkatkan penyembuhan luka Mencegah proliferasi bakteri Meliputi:  Debridemen mekanik  Debridemen enzymatic  Tindakan pembedahan.

4/1/2019

26

PERAWATAN LUKA  Metode: terbuka dan tertutup  Metode terbuka:  Digunakan cream antimikroba secara merata  dibiarkan terbuka, tanpa dibalut  Kelebihan metode ini:  mudah diobservasi  memudahkan mobilitas dan ROM sendi  perawatan luka menjadi lebih sederhana/mudah

 Kelemahan metode ini:  Risiko hipotermia  Risiko infeksi  Efeknya psikologis

4/1/2019

27

PERAWATAN LUKA  Metode tertutup  Membutuhkan bermacam-macam balutan  Diberi cream merata, lalu ditutup  Cara membalut:  Hati-hati  Dimulai dari distal ke proximal

 Keuntungan metode ini:  mengurangi evavorasi cairan & pengeluaran panas  balutan membantu debridemen

 Kerugiannya:  membatasi mobilitas  menurunkan efektifitas exercise ROM  pemeriksaan luka menjadi terbatas 4/1/2019

28

MEMAKSIMALKAN FUNGSI  Memaksimalkan fungsi fisik yang optimal pd klien luka bakar merupakan tantangan bagi tim perawatan luka bakar.  Perawat perlu bekerjasama dg ocupational therapy dan physical therapy untuk mengidentifikasi kebutuhan rehabilitasi klien luka bakar.  Program bersifat individual, meliputi:  Splinting,  Positioning,  Exercise,  Ambulation,  Performance of ADL, dan  Pressure therapy, harus diimplenetasikan pd fase akut sampai pemulihan fungsi dan kosmetik yang maksimal. 4/1/2019

29

POSITIONING Lokasi LB

Posisi Terapeutik

Tehnik Posisi

Leher Anterior Keliling Posterior/tdk simetris

Ekstensi Netral ke ekstensi Netral

Tanpa bantal Bantal kecil/gulungan sprei kecil dibawah cervical untuk meningkatkan ekstensi leher.

Bahu/axila Siku Lengan pergelangan tangan

Abduksi lengan 90-110 derajat Lakukan splinting (dibelat/dibidai) Ekstensi lengan Ekstensi pergelangan tangan

Hand splint

MCP pleksi 90 derajat

Hand splint

Sendi proximal dan distal interpalangeal (PIP/DIP) Ibu jari

Ekstensi PIP/DIP

Hand splint

Abduksi ibu jari

Hand splint dengan abduksi ibu jari

Ruang antar jari-jari

Abduksi jari-jari

Paha

Ekstensi paha

Supine dengan kepala datar dengan tempat tidur dan kaki ekstensi Posisi prone

Lutut

Ekstensi lutu

Supine dengan lutut ekstensi

4/1/2019 Pergelangan kaki

Netral

metacrpal sendi interpalangeal (MCP)

30

METABOLIC SUPPORT  NPO until bowel sound return (1-2 days)  Namun demikian, dapt diberikan sedikir (5 -10cc/jam) via tube feeding utk membantu memelihara fungsi GIT  Turunkan stres metabolik dg menghilangkan nyeri, takut, kecemasan, dan memelihara lingkungan yg hangat  Managemen nutrisi:

(25 kcal x berat badan (kg) + (40 kcal x % luka bakar) = kcal/hari)

 Bila bowel sound normal—berikan cairan via oral an diet lanjutan sesuai toleransi  Solid food—2-3 hari postburn  Protein: 3gr/kgBB: 20% kebutuhan kalori dari lemak  Zinc, iron, vitamin C supplement 4/1/2019

(NPO= nothing peroral)

31

ENERGY CALCULATION FORMULAS USED FOR THE ADULT WITH A BURN INJURY ( W E B E R , J . M . , & T O M P K I N S . , D . M . ( 1 9 9 3 ) D A L A M B L A C K . , J . M . , & H AW K . , J.H. (2009))

Macam Formula

Formula untuk Estimasi Kebutuhan Kaloti Harian

Currerri

(25 kcal/kg berat badan) + (40 kcal x luas luka bakar)

Modifikasi Harris-Benedict

RMR x faktor aktivitas x faktor cedera)

US Army Institute of Surgical Research

(Usia – BMR sesuai gender) x (0.89142 + 0.01335 x luas luka bakar) x (m2 x 24 x faktor aktivitas)

4/1/2019

(BMR: basal metabolic rate; RMR: resting metabolic rate)

32

FASE REHABILITASI

4/1/2019

33

FASE REHABILITASI  Fase terakhir dari perawatan luka bakar.  Penekanan program rehabilitasi: peningkatan kemandirian melalui pencapaian perbaikan fungsi yang maksimal.  Berupa:  Menyembuhkan luka  Mencegah/meminimalkan deformitas  Mencegah/meminimalkan hipertropi scar  Meningkatkan kekuatan dan fungsi  Memberikan support emosional, pendidikan  Perhatian khusus aspek psikososial

4/1/2019

34

FASE REHABILITASI 4 tahap respon psikososial akibat trauma LB yang ditandai oleh (Lee):  Impact  Retreat or withdrawal (kemunduran atau menarik diri);  Acknowledgement (menerima)  Reconstructive (membangun kembali).

4/1/2019

35

KOMPLIKASI LB     

Acut renal failure Acut gastrointestinal ileus or ulceration Infection Sepsis Kontraktur

4/1/2019

36

4/1/2019

37

Related Documents

Penanganan Luka Bakar
December 2019 42
Luka Bakar
November 2019 48
Sap Luka Bakar
August 2019 60
Askep Luka Bakar
June 2020 31

More Documents from "Tri Widyarma Ramadhani"