Pemicu 1 Blok Sms Vivian.pptx

  • Uploaded by: Vivian Saputra
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemicu 1 Blok Sms Vivian.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,129
  • Pages: 103
PEMICU 1 BLOK SMS VIVIAN SAPUTRA 405140126

LO • • • • • • • • • • •

MM. otot & alat gerak secara anatomi MM. otot & tulang secara histologi MM. fisiologi alat gerak & kontraksi otot MM. faktor resiko nyeri lutut MM. etiologi nyeri lutut MM. patofisiologi nyeri lutut MM. tanda & gejala nyeri lutut MM. pemeriksaan penunjang MM. D/ & DD MM. prognosis & komplikasi MM. tatalaksana farmako & non farmako

1. MM. ANATOMI

Page 019

Anterior Muscles

Anterior muscles

Nerves

Muscles of the Posterior Compartment • Triceps brachii – Long head – Lateral head – Medial head

• Anconeus

Posterior Muscles

Posterior Nerve

Anconeus

Blood Supply

Blood Supply

Veins

Intrinsics of foot Frolich, Human Anatomy, Lower LImb

2. MM. HISTOLOGI

Tulang • Adalah bentuk khusus jaringan ikat & terdiri dari sel, serat dan matriks ekstraselular. • Pengendapan mineral dalam matriks menyebabkan tulang mengalami kalsifikasi  tulang jadi keras & dapat menahan beban lebih besar dibanding tulang rawan.

Fungsi Tulang – Sebagai kerangka tubuh yang kaku – Memberi tempat perlekatan bagi otot dan organ. – Melindungi organ vital – Berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah) – Tempat penyimpanan kalsium, fosfat, mineral lain – Sistem pengungkit melipatgandakan kekuatan yg timbul akibat kontraksi otot rangka, menghasilkan gerak tubuh.

STRUKTUR TULANG • Tulang: tulang rawan & tulang rangka • Struktur tulang dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu: – Matriks tulang – Sel tulang : • Osteprogenitor • Osteoblas • Osteosit • osteoklas • Permukaan tulang dilapisi lapisan osteogenik, yaitu: endosternum (dalam) dan periosternum(luar) • Pertukaran zat terjadi dilakukan oleh osteosit dan pembuluh darah kapiler di kanalikuli

STRUKTUR TULANG Bagian Tulang

Keterangan

Osteoprogenitor

Lokasi: perios, endosteum, vaskuler

Osteoblas

Sintesis komp.organik matrix tulang (kolagen tipe 1, proteoglikan, glikoprotein)

Osteosit

Tiap kanalikuli terdapat tonjolan dari osteosit, tonjolan osteosit ini akan saling berhubungan 1 dengan yg lain dengan gap junction Osteosit berperan dalam mempertahankan matrix tulang Bila osteosit mati akan disertai resorpsi matrix tsb

Osteoklas

Sel motil besar dengan inti 5-50 sel Osteoklas menhasilkan kolagenase dan enzim yang lain, digunakan untuk melarutkan kolagen dan melarutkan kristal garam kalsium, aktivitasnya dikendalikan hormon Batas zona gelombang menandakan aktivitas osteoklas

Matrix tulang

Bahan organik: kolagen tipe1, proteoglikan, glikoprotein Bahan anorganik: kalsium, fosfor, bikarbonat, sitrat, Mg, K, Na

Jaringan Otot • 3 jenis jaringan otot dalam tubuh : – Otot rangka – Otot polos – Otot jantung • Semua jaringan otot terdiri atas sel memanjang = serat • Sitoplasma sel otot = sarkoplasma  mengandung banyak miofibril yang mengandung 2 jenis filamen protein kontraktil (aktin & miosin)

Otot Rangka • Serat otot rangka adalah sel multinukleus silindris panjang, dgn inti-inti tersebar di perifer • Setiap serat otot terdiri dari subunit-subunit yang disebut miofibril. • Otot rangka dibungkus oleh epimisium, perimisium dan endomisium. – Otot dikelilingi oleh jar. Ikat padat tidak teratur (epimisium). – Fasikulus otot dikelilingi oleh jaringan ikat perimisium. – Setiap serat otot dikelilingi oleh jaringan ikat endomisium.

• Hampir semua otot rangka terdapat reseptor regang sensitif = gelendong neuromuskular (junctio neuromuscularis fusi) • Gelendong neuromuskular terdiri atas kapsul jaringan ikat, tempat ditemukannya serat otot modifikasi (serat intrafusal) dan banyak ujung saraf, dikelilingi oleh ruang berisi cairan. • Gelendong neuromuskular memantau perubahan (peregangan) panjang otot & mengaktifkan refleks kompleks untuk mengatur aktivitas otot.

Gambaran Mikroskop Elektron Otot Rangka • • • • • • •

• •

Pita terang = Stria I  dibentuk oleh filamen tipis aktin. Stria I dipotong oleh linea Z. Di antara linea Z ada unit kontraktil terkecil otot (sarkomer) Pita gelap = Stria A & ada di bagian tengah sarkomer. Stria A dibentuk oleh filamen aktin & miosin yg tumpang tindih Stria M di bagian tengah stria A memperlihatkan ikatan filamen-filamen miosin. Stria H di setiap sisi stria M hanya mengandung filamen miosin Setiap sarkomer dikelilingi o/ retikulum sarkoplasma & mitokondria. Ketika otot kontraksi  stria I & H memendek , sementara stria A tidak berubah.

• Invaginasi sarkolema ke dalam masing-masing serat otot membentuk tubulus T. • Sisterna terminalis retikulum sarkoplasma & tubulus T membentuk triad  letaknya di taut A-I • Rangsangan untuk kontraksi otot dibawa oleh tubulus T ke setiap serat otot. • Setelah stimulasi, retikulum sarkoplasma membebaskan ion kalsium ke dalam sarkomer • Kalsium mengaktifkan pengikatan aktin & miosin  menyebabkan kontraksi otot. • Pada akhir kontraksi, kalsium secara aktif diangkut ke & disimpan di dalam retikulum sarkoplasma.

Otot Jantung • Terletak di jantung & pembuluh besar yg melekat pada jantung. • Cross-striation aktin & miosin membentuk stria I, stria A, linea Z yg serupa dengan otot rangka. • Mengandung 1-2 nukleus di sentral ; serat bercabang. • Ditandai oleh kompleks taut padat yaitu diskus interkalaris yg mengandung nexus. • Tubulus T terletak di linea Z; lebih besar daripada otot rangka. • Rangka sarkoplasma kurang berkembang. • Nexus menyatukan semua serat u/ kontraksi ritmik. • Memperlihatkan otoritmisitas & menghasilkan rangsangan spontan

Otot Polos • Ditemukan di organ berongga & pembuluh darah. • Mengandung filamen aktin & miosin tanpa pola crossstriation. • Serat berbentuk fusiformis & mengandung 1 nukleus. • Di usus, otot tersusun dalam lapisan konsentrik. • Filamen aktin & miosin tidak teratur dan tidak ada serat melintang. • Aktin & miosin membentuk anyaman kisi-kisi & menyisip ke dalam vinculum sarcoplasmicum di sarkoplasma.

• Aktin & miosin berkontraksi & memperpendek otot dgn mekanisme pergeseran yg mirip otot rangka • Memperlihatkan aktivitas spontan & mempertahankan tonus di organ berongga. • Nexus menggabungkan otot & memungkinkan komunikasi ionik di antara semua serat. • Otot involunter diatur o/ sistem saraf otonom, hormon, & peregangan.

3. MM. FISIOLOGI ALAT GERAK & KONTRAKSI OTOT

Sarkomer

• Miosin mempunyai ujung kepala yang memiliki dua tempat pengikatan, yakni - tempat pengikatan aktin - tempat ATPase miosin

• Filamen tipis terdiri dari 3 protein: - aktin - tropomiosin: protein berbentuk seperti benang yang terletak di sepanjang sisi alur spiral aktin yang berikatan dengan jembatan silang  menghambat kontraksi otot - troponin: suatu kompleks yang terdiri dari 3 jenis unit polipeptida  satu mengikat tropomiosin  satu mengikat aktin  satu mengikat ion kalsium

Terjadinya kontraksi otot

Kontraksi :

Fisiologi Kerja Otot

• Asetilkolin yg dikeluarkan dr ujung terminal neuron motorik mengawali potensial aksi di sel otot merambat ke seluruh permukaan membran • Aktivitas listrik/potensial aksi permukaan dibawa ke bagian sentral serat otot oleh tubulus transversus (tubulus T)kantung2 lateral retikulum sarkoplasma dekat tubulus pelepasan Ca++ • Aktin : Ca++ berikatan dg troponin mengubah bentuknya kompleks troponin-tropomiosin tergeser ke samping membuka tempat pengikatan jembatan silang aktin • Miosin dpt energi dr penguraian ATP jd ADP +Pi +energi oleh ATPase miosin jembatan silang miosin • Pengikatan aktin dan miosin di jembatan silang jembatan silang menekuk suatu gerakan mengayun kuat menarik filamen tipis ke arah dalam. • Pergeseran ke arah dalam dr semua filamen tipis yg mengelilingi filamen tebal memperpendek sarkomer (KONTRAKSI OTOT)

Relaksasi • Selama gerakan mengayun kuat dilepaskan ADP dan Pi dibebaskan dr jembatan silang • ATP baru melekat di jembatan silang terlepasnya jembatan silang, kembali ke bentuk semula penguraian ATP baru oleh ATPase miosin memberikan energi bagi jembatan silang • Jika : – Ca++ msh ada kompleks troponin-tropomiosin tergeser ke samping jembatan silang menjalani siklusnya kembali utk kontraksi – Potensial aksi lokal tdk ada Ca++ scr aktif kembali ke kantung lateral retikulum sarkoplasma kompleks troponin-tropomiosin geser kembali ke posisi semula yg menutup jembatan silang aktin aktin dan miosin tdk berikatan di jembatan silang filamen tipis ke posisi istirahat RELAKSASI

4. MM. FAKTOR RESIKO NYERI LUTUT

LESI MENISCUS • Meniscus : suatu bantalan sendi yang terdapat di antara Os. Femur dan Os. Tibia. • FUNGSI MENISCUS : – Memperlebar dan memperdalam permukaan kontak antara femur dan tibia  stess / tekanan pada kartilago artikuler berkurang. – Mendistribusikan beban yang diterima oleh sendi lutut. – Menjaga stabilitas sendi dan fungsi lubrikasi menghasilkan cairan sendi.

Faktor Resiko Lesi Meniscus • Anyone performing activities involving aggressive twisting and pivoting of the knee is at risk of a torn meniscus. • The risk is particularly high for athletes — especially those who participate in contact sports, such as football, or activities that involve pivoting, such as tennis or basketball. • The risk of a torn meniscus also increases as you get older, due to years of wear and tear on your knees.

Faktor Risiko Cedera Olahraga 1. Faktor dari dalam diri atlet: – – – – – –

Umur (Pertambahan usia berpengaruh terhadap kondisi fisik atlet serta lamanya penyembuhan cedera.) Temperamental Atlet (Emosi) Kurangnya pemanasan Tahap latihan Tingkat kebugaran fisik Keadaan gizi kurang

2. Faktor dari luar diri atlet : – –

Fasilitas Olahraga Jenis olahraga

Faktor resiko TENDINITIS – gerakan berulang, – trauma, – penggunaan antibiotik tertentu (seperti levofloksasin dan ciprofloxacin), – Tendinitis dapat juga terjadi pada orang dengan penyakit seperti rheumatoid arthritis, obesitas, dan diabetes

– Gender Cedera Achilles tendon lebih banyak terjadi pada lakilaki pada rasio 6:1, mungkin karena keterlibatan olahraga-spesifik. – Umur Luka ini biasanya diamati pada atlet berusia 30-50 tahun.

5. MM. ETIOLOGI NYERI LUTUT

Penyebab Cedera Olahraga Sepak Bola a) • • •

Faktor luar: Body contact sport (benturan dengan lawan) Alat olahraga Kondisi lapangan

b) Faktor dalam: • Faktor kelainan bentuk anatomi. (Panjang tungkai yang tidak sama, arcus kaki rata, kaki cinjit, sehingga pada waktu lari akan mengganggu gerakan.) • Latihan gerakan / pukulan/ tendangan yang keliru, mis: tendangan meleset dan tendangan yang luput dari bola • Adanya kelemahan otot. (kelemahan otot yang terjadi akibat latihan/ permainan sepak bola dengan tenaga berlebih sehingga terdapat kelemahan otot paha, betis, dan kurang kuatnya melakukan tendangan bola. ) • Tingkat kebugaran rendah

Tendinitis • Tendinitis adalah peradangan, iritasi, dan pembengkakan tendon, yang merupakan struktur berserabut yang menghubungkan otot ke tulang. • Tendinitis paling sering di bahu (rotator cuff tendinitis), siku (tennis elbow atau golfer's elbow), pergelangan tangan dan jempol (penyakit de Quervain's), lutut (lutut jumper's), pergelangan kaki (Achilles tendinitis).

Etiologi Tendinitis • gerakan yang berulang dan berlebihan biasanya pada aktivitas atletik dan pekerjaan ( penggunaan otot yang berlebihan ) • Cedera • Penuaan • Mikro trauma repetitif • penggunaan yang berlebihan • stres mekanik lokal • Luka • Infeksi • Penyakit sistemik

RUPTUR TENDO ACHILLES Adalah robek, pecah atau terputusnya tendon.

Etiologi ruptur tendo achilles • Dorsoflexi yang tiba2 secara pasif pada keadaan kontraksi maksimal otot betis. • Berolahraga (berlari, melompat, bermain bulu tangkis) • Faktor risiko ; atlet

Etiologi Tenosivitis Suppurativ • Tenosynovitis most commonly results from the introduction of bacteria into a sheath through a small penetrating wound such as that made by the point of needle or thorn. • Repeated use of hand tools can precede the condition, as well as arthritis or injury. • Tenosynovitis sometimes runs in families and is generally seen more often in females than in males. The causes for children are even less well known and have a recurrence rate of less than 1-5% after treatment

Trauma Sendi • Trauma langsung mengakibatkan sendi mengalami kontusi, dan bila trauma tersebut lebih berat lagi dapat menimbulkan subluksasi atau dislokasi bahkan fraktur intraartikular. • Pada trauma tidak langsung (indirect injury) maka jaringan lunak seperti ligamentum akan teregang atau ruptur parsial yang disebut dengan nama sprain , berdasarkan pergeseran sendi seta pemeriksaan klinis dan mikroskopik dibagi menjadi : – Sprain grade I hanya mengeluh kesakitan tanpa instabilitas sendi. – Sprain grade II terjadi ruptur sebagian serabutnya saja sehingga terjadi instabilitas sendi minimal. – Sprain grade III karena energi trauma cukup besar dapat terjadi ruptur komplit atau avulsi sehingga terjadi instabilitas sendi.

Dislokasi Sendi Lutut • Dislokasi sendi lutut sangat jarang karena ligamen di sekitar sendi sangat kuat dan bila terjadi dislokasi membutuhkan energi besar maka ligamentum dan jaringan lunak sekitar sendi akan terputus, demikian juga kerusakan sendi itu sendiri.

6. MM. PATOFISIOLOGI NYERI LUTUT

Patfis achilles tendonitis • Pemakaian high heels >5cm  kaki terus-menerus jinjit kontraksi gastrocnemius terus-menerus  nyeri otot  stress mekanis pada miofasial dalam waktu yang lama  menstimulasi nosiceptor otot semakin kuat refleks kontraksi otot, dan mikrosirkulasi tidak kuat jaringan kekurangan nutrisi dan 02  iskemik jaringan lokal & menumpuknya zat-zat sisa metabolisme. • merangsang ujung-ujung saraf tepi nosiceptif tipe C melepaskan neuro peptide (P Subtance)  membebaskan prostaglandin  • pembebasan bradikinin, K+, serotonin  radang

7. MM. TANDA & GEJALA NYERI LUTUT

Tanda dan Gejala Radang Tendon  Pembengkakan ( tumor)  Tenderness  Nyeri (dolor ) yang semakin besar ketika menggunakan tungkai yang terkena  gangguan pergerakan ( fungsio laesa )  hangat (kalor)  kemerahan ( rubor )  krepitus

Tanda dan gejala ruptur tendo achilles • Nyeri hebat seperti dicambuk meski masih dapat menggerakan tumitnya. • Terdapat celah pada tendo achilles • Ditemukan ruptur parsial yang mungkin terletak di perbatasan aponeurosis M.gastrocnemius dan tendo achilles / di tendo itu sendiri

Tanda & Gejala Tenosivitis Suppurativ • Tenosynovitis is the inflammation of the fluid-filled sheath (called the synovium) that surrounds a tendon. • Symptoms of tenosynovitis : - pain - swelling - difficulty moving the particular joint where the inflammation occurs. • When the condition causes the finger to "stick" in a flexed position, this is called "stenosing" tenosynovitis, commonly known as "trigger finger". This condition often presents with comorbid tendinitis.

Physical examination reveals Kanavel signs of flexor tendon sheath infection, which are as follows: – Finger held in slight flexion – Fusiform swelling – Tenderness along the flexor tendon sheath – Pain with passive extension of the digit Clinical features of gonococcal tenosynovitis include the following: – Erythema, tenderness to palpation, and painful range of motion (ROM) of the involved tendon(s) – Fever - A common sign – Dermatitis - Also a common sign; it occurs in approximately two thirds of disseminated gonococcal infections; it is characterized by hemorrhagic macules or papules on the distal extremities or trunk

8. MM. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lesi Meniscus • Plain radiography – Anteroposterior weight-bearing view, posteroanterior 45° flexed view, lateral view, and Merchant patellar view • Arthrography – Once the standard imaging study for meniscal tears but now largely supplanted by magnetic resonance imaging (MRI) • MRI – Criterion standard for imaging meniscus pathology and all intra-articular disorders

Pemeriksaan ruptur tendo achilles • Tes thompson: Pada keadaan normal jika betis dipijat akan terjadi flexiplantar tetapi pada keaddan ruptur hal ini tidak terjadi (tes thompson positif) • Pemeriksaan : pd bagian belakang betis, dapat terjadi akibat dorsifleksi kaki yg mendadak dan kuat melawan suatu tahanan. Perasaan nyeri terletak pada sisi lateral betis, pada batas antara bagian atas dan sepertiga tengah tungkai. • Ruptur pada tendon achilles dgn mudah dapat dapat didiagnosis dengan meraba dan menemukan cacat pada tendon dan menemukan tidak adanya plantar fleksi aktif. Sebuah bursa besar, yg memisahkan tendo achilles dari bagian belakang sendi pergelangan kaki dapat mengalami peradangan. Tendonitis Achilles atau bursitis seperti ini disertai dg perasaan nyeri, perbatasan pergerakan sendi pergelangan kaki dan pengembengkakan lokal sepanjang kedua sisi tendo.

9. MM. D/ & DD

Differential Diagnosis • • • • • •

DVT Selulitis Hematoma OA RA SLE

Diagnosis Tenosivitis Suppurativ • A physical examination shows swelling over the involved tendon. The health care provider may touch or stretch the tendon or have the patient move the muscle to which it is attached to see whether the patient experiences pain

Diagnosis Trauma Sendi • untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan: – eksplorasi riwayat (history) yaitu kejadian yang meliputi keluhan dan mekanisme trauma. – Pada pemeriksaan fisik akan teriihat sendi edema (kecuali sendi panggul yang ditutupi oleh otot-otot tebal), deformitas seperti angulasi, rotasi, pemendekan, atau pemanjangan. Palpasi terasa nyeri tekan pada daerah yang mengalami sprain atau ligamen yang mengalami ruptur komplit. – Pemeriksaan X-ray akan membuka tabir subluksasi atau dislokasi. Proyeksi konventional AP dan lateral cukup memadai. – membaca radiograph yang periu diperhatikan adalah: derajat pergeseran, rongga sendi (space), permukaan sendi, fraktur yang menyertainya (lokasi), apakah ada trap dipermukaan sendi itu.

10. MM. PROGNOSIS & KOMPLIKASI

Komplikasi Radang Tendon • Ruptur tendon • Degenerasi tendon • Kelemahan otot

11. MM. TATALAKSANA FARMAKO & NON FARMAKO

Terapi • Istirahat, es, dan kompres harus menjadi tindakan pertama saat terjadi cedera  untuk mengurangi peradangan • Kruk dapat juga digunakan untuk mengurangi tekanan pada lutut yang sakit, dilanjutkan dengan fisioterapi setelah rasa sakit berkurang agar otot lebih kuat dan memungkinkan berbagai jenis gerakan.

• Fisioterapi berperan dalam : – Menurunkan nyeri – Meningkatkan luas gerak sendi – Meningkatkan kekuatan otot depan (quadriceps) dan otot belakang (hamstring) – Meningkatkan kekuatan otot ekstermitas bawah – Meningkatkan propioceptor dan keseimbangan serta memaksimalkan aktivitas ADL – Menghindari cedera yang sama terjadi.

Penatalaksanaan Fisioterapi • IRR Tujuan : u/ melancarkan sirkulasi darah dan sebagai preeliminer exercises Teknik : pasien dalam posisi tidur terlentang, fisioterapi memberikan pemanasan IRR pada bagian lutut.

• TENS Tujuan: u/ mengurangi nyeri Teknik: pasien dalam posisi terlentang lalu ke4 pet diletakkan di lutut pasien bagian lateral, medial, superior dan inferior. •

Static Kontraksi Teknik : pasien tidur terlentang kemudian tangan fisioterapi yang kanan diletakkan dibawah lutut pasien dan bersamaan dengan itu kaki didorso fleksikan kemudian pasien diminta menekan tangan fisioterapi.

• SLR exercises Tujuan: u/ meningkatkan kekuatan otot dan mencegah kontraktu otot dan atropi caranya : pasien tidur terlentang kemudian pasien disuruh untuk mengangkat tungkainya dalam berbagai posisi, 30°,50°, 70°, kemudian memberikan tahanan sampai hitungan ke 8. • Leg exstension dan foot movement Tujuan : u/ menjaga stabilitas sendi dan mengurangi peradangan, juga melancarkan sirkulasi darah Caranya : pasien bisa dalam posisi duduk atau baring, kemudian tungkai diluruskan sambil menggerakkan ankle dilakukan selama < menit

• Quadricep exercises dengan NWB Tujuan : u/ melatih kekuatan Quadricep dan mencegah atropi. Caranya : pasien duduk di bed kemudian kakinya terjuntai ke bawah, pasien disuruh menggerakkan ke arah depan dan belakang.

Tatalaksana Ruptur Tendo Achilles • Imobilisasi sampai nyeri hilang dan tidak boleh olahraga selama empat minggu • Terapi konservatif ruptur total terdiri dari fiksasi dengan bidai, di sikap fleksi dipergelangan kaki selama 3 minggu, lalu latihan untuk mengadakan fleksi dorsal secara berangsur-angsur. • Pembedahan : penjahitan tendo dg benang yg tak dapat diserap tubuh.

Tatalaksana Tendinitis • NSAID (7-10 hr) • Injeksi Kortikosteroid (betamethason, triamcinolon, metilprednisolon)  jarang: kristal di sendi dan selubung tendo  cold compress & pain relievers • Injeksi anestetik lokal • Aplikasi es atau air panas, • Imobilisasi • Custom orthotic device • Iontophoresis • Extracorporeal Shock-wave therapy (ESWT) – several chronic tendinopathies ( rotator cuff, extensor, Achilles, and patellar tendinopathy) • Physical therapy: Exercise after the inflammation is controlled

Tatalaksana Tenosivitis Suppurativ • Treatments for tenosynovitis depend on the severity of the inflammation and location. • Mild tenosynovitis causing small scale swelling can be treated with non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) such as Naproxen, ibuprofen or diclofenac taken to reduce inflammation and as an analgesic. • Physical or occupational therapy may also be beneficial in reducing symptoms. • More acute cases are treated with cortisone (steroid) injections, then a course of paracetamol and ibuprofen for pain. Outpatient surgery can be used to enlarge the synovium. The sprained tendon or limb is splinted for a week or so.

Related Documents

Sms 1
December 2019 12
Laporan Pemicu 1 Biomol.docx
November 2019 26
Pemicu Sk 1.docx
April 2020 6
Pemicu 2_imun
June 2020 12

More Documents from ""

Dermatitis Referat.docx
December 2019 51
Siklus.docx
April 2020 6
November 2019 57
November 2019 53