Pemeriksaan Fisik Head To Toe: Dewi Setya Paramitha

  • Uploaded by: SyarifahSalma
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemeriksaan Fisik Head To Toe: Dewi Setya Paramitha as PDF for free.

More details

  • Words: 1,277
  • Pages: 38
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE Dewi Setya Paramitha

Orientasi • Beri salam (Assalamualaikum, identifikasi pasien minimal 2 identitas : meminta pasien menyebutkan Nama / TTL / RMK) • Kontrak waktu prosedur • Jelaskan tujuan prosedur • Memberi klien kesempatan untuk bertanya • Meminta persetujuan klien / keluarga • Mendekatkan alat kepasien

TAHAP KERJA • Baca Bismillah • Membawa alat kedekat pasien • Mencuci tangan dengan 6 langkah • Memakai sarung tangan bersih Menilai Tingkat Kesadaran: • Kaji tingkat kesadaran subjektif • Kaji tingkat kesadaran berdasarkan nilai GCS

Menilai Penampilan Umum: • Identifikasi status penampilan kesehatan: sakit ringan, sakit sedang, atau berat • Identifikasi warna kulit • Ukur TB (dalam cm) dan bentuk tubuh (tinggi atau pendek) • Ukur BB (dalam kg) dan bentuk badan (kurus, gemuk, atau sedang) • Identifikasi ekspresi wajah: adakah tanda stress, senang, dll • Identifikasi gaya berjalan dan keseimbangan • Identifikasi cara bicara • Identifikasi cara berpakaian dan berhias • Identifikasi kebersihan secara umum • Identifikasi adanya bau badan dan mulut

Mengukur Tanda-tanda Vital • Lihat prosedur pengukuran tanda-tanda vital

Pemeriksaan Kulit • Inspeksi: warna, lokasi lesi (jika ada), bentuk (linear, berkumpul, dermatomal), tipe (papula, pustula, bula atau tumor) • Palpasi: kelembaban, suhu, tekstur, turgor kulit (kecepatan kulit untuk kembali ke keadaan semula), mobilitas (kemudahan lipatan kulit untuk dapat di gerakan, biasanya menurun pada pasien dengan edema).

Pemeriksaan Kuku • Inspeksi: warna, bentuk, adanya lesi • Palpasi: bentuk

Pemeriksaan Kepala dan Rambut • Inspeksi: bentuk, simetris, adanya benjolan, lesi, rambut (warna, distribusi, tekstur, adanya ketombe dan kutu, kuantitas) • Palpasi: benjolan nodul, deformitas (fraktur), rambut (tekstur)

Pemeriksaan Mata • Inspeksi: simetris, alis mata, kelopak mata (lingkaran hitam di mata, oedem), warna konjungtiva dan sklera • Pupil (ukuran, bentuk, simetrisitas, reflek pupil, reaksi dekat) • Pemeriksaan ketajaman penglihatan. Minta pasien untuk membaca koran atau ajalah. Jika pasien biasa memakai alat bantu seperti kacamata/lensa, maka biarkan pasien memakai alat bantu tersebut • Pemeriksaan lapang pandang. Minta pasien berdiri atau duduk 60 cm berhadapan dengan perawat sejajar dengan mata pasien. Minta pasien menutup salah satu mata, sejajar dengan salah saru mata perawat yang juga di tutup. Perawat menggerakan tangan ke arah superior, inferior, temporal dan nasal. Pasien mengikuti arah gerakan

OPTALMOSKOP

TONOMETRI

Pemeriksaan Mulut • Inspeksi: warna mukosa, warna bibir, gigi (kelengkapan, karies, karang gigi, infeksi), gusi (warna, lesi, perdarahan, tonus), tonsil (warna, pembengkakan) • Palpasi: bibir dan lidah (nodul dan massa)

Pemeriksaan Hidung dan Sinus • Inspeksi: bentuk, mukosa, sekret, defiasi, tulang, polip, pembengkakan • Palpasi: sinus (maksilaris, frontalis, etmoidalis, spenoid)

SINUS

Pemeriksaan Telinga • Inspeksi: daun telinga (simetris, warna, ukuran, adanya inflamasi, lesi, begkak), liang telinga (serumen, sekret) • Pemeriksaan kekuatan pendengaran. Minta pasien untuk menurup mata, jarak antara pasiendengan perawat 15-60 cm, perawat melafalkan suku kata dengan suara keras, lembut dan berbisik. Minta pasien untuk mengulangi ucapan perawat. Jika di duga terdapat penurunan kekuatan pendengaran, lakukan tes weber dan tes rinne

OTOSKOP

• Tes weber: pegang garpu tala dan hentakan di tulang telapak tangan lalu letakkan garpu tala di tengah atas kepala pasien atau di dahi. Minta pasien mendengarkan dan merasakan getaran suara dan catat di area telinga mana terdengar (bisa 1 sisi/2 sisi telinga) • Tes Rinne: pegang garpu tala dan hentakan di tulang telapak tangan lalu letakkan garpu tala di prosesus mastoideus sampai pasien tidak lagi mendengar suaranya. Lalu pindahkan dengan cepat garpu tala penala tersebut dekat dengan liang telinga. Pastikan apakah pasien dapat mendengarnya

Pemeriksaan Leher: • Inspeksi: pembengkakan, pembesaran vena, lesi • Palpasi: posisi trakhea, pebesaran KGB

PEMERIKSAAN KELENJAR GETAH BENING

Tekanan Vena Jugularis Tekanan vena juguler diperiksa sebagai berikut: 1. Mulailah dengan klien dalam posisi supine, dengan kepala dinaikkan setinggi 300-450 pada tempat tidur atau meja pemeriksaan. 2. Kepala klien harus sedikit dipalingkan menjauhi sisi leher yang akan diperiksa. 3. Carilah vena jugularis eksterna. 4. Carilah denyutan vena jugularis interna. (Bedakan denyutan ini dengan denyutan dari arteri karotis interna di sebelahnya.) 5. Tentukan titik tertinggi dimana denyutan vena jugularis interna masih terlihat. 6. Dengan menggunakan penggaris sentimeter, ukurlah jarak vertikal antara titik ini dengan sudut sternal (Gambar. 2-10). 7. Catatlah jarak dalam sentimeter dan tentukan sudut kemiringan klien berbaring (mis., "Denyut vena jugularis 5 cm di atas sudut sternal, dengan kepala dinaikkan 30 derajat"). 8. Pengukuran yang lebih dari 3 sampai 4 cm di atas sudut sternal dianggap suatu peningkatan.

Pemeriksaan tiroid

Pemerikasaan Payudara: • Inspeksi: simetris, lesi, puting, areola, sekret • Palpasi: masa, pembesaran KGB

Pemeriksaan Thorax • Inspeksi: warna kulit dada (apakah sama dengan warna kulit lainnya), bentuk dada, pernafasan (jenis, irama, kedalaman), kesemetrisan dada saat istirahat dan saat menarik nafas, ekspansi dada, ada tidaknya pernafasan cuping hidung, konfigurasi atau benjolan, ada tidaknya hematom dan luka • Palpasi: temperatur, pengembangan paru, vocal premitus, adanya nyeri tekan, adanya massa • Perkusi: seluruh lapang paru • Auskultasi: suara nafas normal dan abnormal

Pemeriksaan Jantung: • Inspeksi: ada tidaknya pulsasi dan ictus cordis • Palpasi: teraba tidaknya ictus cordis • Perkusi: manentukan batas jantung • Auskultasi: irama jantung, suara jantung

PERKUSI JANTUNG Batas-batas jantung normal adalah : • • • •

Batas atas Batas bawah Batas Kiri Batas Kanan

: ………………….. ( normal = ICS II garis parasternal kanan : …...............................( N = ICS V) : …………………... ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra) : ………….....…….. ( N = ICS IV Mid Sternalis Dextra)

Pemeriksaan Abdomen: • Inspeksi: simetris, bentuk/kontur,adanya pelebaran pembuluh darah, bentuk umbilikus • Auskultasi: bising usus selama 1 menit (menggunakan stetoscope diafragma) dan bunyi pembuluh darah aorta, arteri renalis kanak-kiri, arteri aliaka kanan-kiri (gunakan stetoscope bell) amati adanya bunyi friction rub

ARTERI PADA ABDOMEN

• Palpasi: semua kuadran (kaji adanya hepatomegali dan splenomegali, nyeri tekan) • Palpasi hepar: letakan tangan kiri di bawah thorax posterior kanan pada ICS 11-12 (area pinggang). Letakan tangan kanan pada abdomen kuadran kanan atas atau di bawah batas hepar kemudian tekan ke dalam dan ke atas sepanjang batas lengkung tulang rusuk. Normalnya hepar tidak teraba • Catatan: bila pada palpasi kita dapat meraba pembesaran hepar, maka deskripsikan: berapa lebar jari tangan di bawah lengkung iga kanan, bagaimana keadaan tepi hati, bagai mana konsestensinya, adanya nyeri tekan

• Palpasi Limpa: • Pembesaran limpa di ukur dengan menggunakan garis schufner, di mulai dari regio iliakan kanan (titik schufner 8), melewati umbilikus menuju ke lengkung iga kiri, (titik schuffiner 1) • Instruksikan pasien untuk inspirasi dalam melalui mulut (agar diafragma akan turun dan limpa bergerak ke arah ujung-ujung jari pemeriksa) • Setelah di bawah limpa teraba, maka dilakukan deskripsi: berapa jauh dair lengkung iga kiri pada garis schufner (S1 s.d S8) dan bagaimana konsistensinya? • Catatan: limpa normal tidak teraba

Palpasi Abdomen

Palpasi Limpa (Lien)

Palpasi Hepar

• Perkusi: seluruh kuadran (adanya nyeri ketok)

• Perkusi hepar (untuk mengukur batas bawah dan atas hati) • Dari arah iliaka sejajar dengan midklavikula (suara yang pertama kali di dengar adalah timpani) dan dari arah dada ICS 4-5 sejajar midklavikula (suara yang pertama kali terdengar dullness (suara hepar normal adalah dullness, ukuran normal (6-12 cm) • Dari atas umbilikus sejajar sternum dan dari arah dada di bawah sternum. Beri tanda titik ketika di dengar dullness. Ukuran normal 4-9 cm • Perkusi limpa: sepanjang bagian bawah kiri dada anterior dampai di temukan suara dullness. Normal akan di dengar suara dulness antara ICS 610

Pemeriksaan Genetalia: • Inspeksi: • Pria: kebersihan, testis, nodul, lesi cairan yang keluar, peradangan • Wanita: kebersihan klitoris, labia minor dan mayor, nodul, lesi, cairan yang keluar • Palpasi: massa

Pemeriksaan Anus: • Inspeksi: kulit, pembesaran pembuluh darah, polip, sekret • Palpasi: massa spingter ani Pemeriksaan Ekstremitas • Inspeksi: pergerakan sendi, lesi, massa, tonus otot, warna kulit • Palpasi: temperatur, oedem • Merapikan alat • Cuci tangan

Pemeriksaan Ekstremitas • Inspeksi: pergerakan sendi, lesi, massa, tonus otot, warna kulit • Palpasi: temperatur, oedem

TERMINASI

Related Documents


More Documents from "DiNa AlfiaNi"

Dops Perawatan Luka.docx
December 2019 40
Dhf 2.xlsx
November 2019 33
Restrain Spo.docx
December 2019 38
Satuan Acara Penyuluhan
August 2019 61