Pembuluh Darah Perifer.pptx

  • Uploaded by: mila
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembuluh Darah Perifer.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,107
  • Pages: 29
Penyakit pembuluh darah perifer Kelompok 10 : 1. Nazla Asrin Dwi Pertiwi 2. Priska Winardiah

Pengertian Penyakit Vaskular Peripheral merupakan penyakit pembuluh darah perifer mempengaruhi sirkulasi darah ke bagian tubuh yang ekstrimitas. Penyakit vaskular termasuk segala kondisi yang mempengaruhi sistim peredaran darah. Ini mencakup dari penyakit-penyakit arteri - arteri, vena - vena dan pembuluh-pembuluh limfa sampai ke kekacauan-kekacauan darah yang mempengaruhi sirkulasi. (Suzanne C Smeltzer, 2001). PVD terkadang juga dikenal dengan nama lain, yaitu Penyakit Arteri Perifer (Peripheral Arterial Disease/PAD). PVP juga dikenal sebagai asterioklerosis obliteran, klaudikasio, klaudikasio intermiten, dan kekurangan arteri pada kaki.

PVD dibedakan menjadi dua jenis: Fungsional dan Organik. Pada PVD Fungsional, tidak ada perubahan pada struktur pembuluh darah. Gejala yang timbul tidak bertahan lama, misalnya kejang. Pada PVD Organik, struktur pembuluh darah mengalami perubahan akibat infeksi, penyumbatan, atau kerusakan jaringan.

Anatomi Fisiologi Pembuluh darah utama dimulai dari aorta yang keluar dari ventrikel sinistra melalui belakang kanan arteri pulmonalis, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis kemudian turun sepanjang kolumna vertebralis menembus diafragma, selanjutnya ke rongga panggul dan berakhir pada anggota gerak bawah. Fungsi tepatnya adalah bertanggung jawab atas pengiriman oksigen dan nutrisi ke semua sel didalam tubuh, serta penghapusan karbondioksida dan produk-produk limbah, pemeliharaan optimum pH, mobilitas dari unsur protein dan sel-sel dari sistem kekebalan tubuh.

a. Arteri Jantung memompa darah baru yang telah teroksigenasi melalui arteri, arteriol, dan bantalan kapiler menuju seluruh organ dan jaringan. Arteri tersusun atas otot polos yang tebal dan serat elastis. Serat yang kontraktil dan elastis membantu menahan tekanan yang dihasilkan saat jantung mendorong darah menuju sirkulasi sistemik. Arteri utama/mayor dari sirkulasi sistemik meliputi aorta, karotis, subklavia dan iliaka. Aorta melengkung membentuk seperti busur di belakang jantung dan turun ke bawah hingga pertengahan tubuh. Arteri lain merupakan cabang dari aorta dan mengalirkan darah menuju kepala, leher dan organ-oragan utama di dalam abdomen. Arteri karotis bergerak naik di dalam leher dan mengalirkan darah ke organ di dalam kepala dan leher, termasuk otak. Arteri subklavia mengalirkan darah menuju lengan, dinding dada, bahu, punggung, dan sistem saraf pusat. Arteri iliaka mengalirkan darah menuju pelvis dan kaki.

1. Ateri di Kaki Setelah melewati daerah pelvis, arteri iliaka selanjutnya menjadi arteri femoralis, yang bergerak turun di sebelah anterior paha. Arteri femoralis mengalirkan darah ke kulit dan otot paha dalam. Pada bagian bawah paha, arteri femoralis menyilang di posterior dan menjadi arteri poplitea. Di bawah lutut, arteri poplitea terbagi menjadi arteri tibialis anterior dan tibialis posterior. Arteri tibialis bergerak turun di sebelah depan dari kaki bagian bawah menuju bagian dorsal/punggung telapak kaki dan menjadi arteri dorsalis pedis. Arteri tibialis posterior bergerak turun menyusuri betis dari kaki bagian bawah dan bercabang menjadi arteri plantaris di dalam telapak kaki bagian bawah.

2. Ateri di Lengan

Setelah meluas melalui rongga dada/toraks, arteri subklavia menjadi arteri aksilaris. Arteri aksilaris kemudian menyebrangi aksila dan menjadi arteri brakhialis, yang terletak di dalam lekukan/sulkus bisep-trisep pada lengan atas. Arteri brakhialis mengalirkan sebagian besar darah menuju lengan. Pada fosa kubiti (yaitu lipatan siku), arteri brakhialis bercabang menjadi arteri radialis dan arteri, yang meluas ke lengan bawah dan, selanjutnya bercabang menjadi arkus palmaris yang mengalirkan darah ke telapak tangan.

b. Vena • Setelah dihantarkan melalui sistem vaskular arteri dan menuju jaringan tubuh dan organ, darah “dikosongkan” menuju jaringan vena yang tersusun menyebar yang dan pada akhirnya mengembalikan darah ke atrium kanan jantung. Sistem vena berjalan berdampingan dengan sistem arteri dan memiliki nama yang sama; walaupun terdapat perbedaan mayor antara sistem arteri dan sistem vena di leher dan ekstremitas.

1. Vena di Kaki

Darah yang meninggalkan kapiler-kapiler di setiap jari kaki bergabung membentuk jaringan vena plantaris. Jaringan plantar mengalirkan darah menuju vena dalam kaki (yaitu vena tibialis anterior, tibialis posterior, poplitea, dan femoralis). Vena safena magna dan safena parva superfisial mengalirkan darah di telapak kaki dari arkus vena dorsalis menuju vena poplitea dan femoralis.

2. Vena di Lengan

Arkus vena palmaris meluas dari tangan menuju lengan bawah, dimana venavena ini menjadi vena radialis dan vena ulnaris. Saat vena ulnaris dan radialis mencapai fosa kubiti (yaitu lipatan siku), vena-vena ini bergabung untuk membentuk vena brakhialis. Saat vena brakhialis meluas melalui lengan atas, vena ini bergabung dengan vena superfisialis lenan untuk membentuk vena aksilaris, yang berjalan melalui aksila dan menjadi vena subklavia di dalam rongga toraks. Vena subklavia membawa arau dari lengan dan area toraks/dada menuju vena kava superior.

Etiologi Aterosklerosis merupakan penyebab paling banyak pada PVD. Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri. Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu: • Tekanan darah tinggi • Kadar kolesterol tinggi • Perokok • Diabetes (kencing manis) • Kegemukan (obesitas) • Malas berolah raga • Usia lanjut

Patofisiologi Kerusakan pada pembuluh darah menjadikan jantung kurang efisien dan harus bekerja walaupun dengan keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Secara khusus, sumbatan yang menyebabkan masalah dibentuk oleh suatu pertumbuhan lekatan yang dikenal sebagai plak aterosklerotik. Aterosklerosis biasanya didahului oleh adanya disfungsi endotel. Endotelium sehat, normalnya berfungsi untuk mempertahankan homeostasis pembuluh darah dengan menghambat kontraksi sel otot polos, proliferasi tunika intima, trombosis, dan adhesi monosit. Endotel memiliki peranan penting dalam meregulasi proses inflamasi dalam pembuluh darah yang normal, yakni menyediakan permukaan antitrombotik yang menghambat agregasi platelet dan memfasilitasi aliran darah. Penurunan aliran darah melalui pembuluh darah perifer merupakan tanda pada semua penyakit vaskuler perifer. Efek fisiologis berbahayanya aliran darah tergantung pada besarnya kebutuhan jaringan yang melebihi suplai oksigen dan nutrisi yang tersedia. Bila kebutuhan jaringan tinggi, maka bila terjadi sedikit penurunan aliran darah dapat mengganggu pemeliharaan integritas jaringan sehingga jaringan menjadi iskemi (kekurangan suplai darah), malnutrisi dan kematian apabila kekurangan aliran darah tersebut tidak diperbaiki.

Lanjutan... Perubahan pembuluh darah dan pembuluh limfa, pembuluh darah yang utuh, paten dan responsive diperlukan untuk menyalurkan oksigen yang cukup ke jaringan dan mengangkat sampah metabolisme. Arteri dapat mengalami obstruksi akibat plak aterosklerosis, thrombus atau embolus. Arteri dapat rusak atau mengalami obstruksi akibat trauma kimia atau mekanis, infeksi atau proses radang, gangguan vasospastik dan malformasi congenital. Oklusi arteri yang mendadak menyebabkan iskemia berat pada jaringan, sering irreversible dan berakir dengan kematian jaringan. Bila oklusi arteri berlangsung secara bertahap, resiko kematian jaringan mendadak lebih rendah karena sirkulasi kolateral mempunyai kesempatan untuk berkembang. Aliran darah vena menurun akibat trobus yang menyumbat vena, katup vena yang inkompeten, atau oleh menurunya efktifitas kerja pemompaan otot disekitarnya. Penurunan aliran darah vena mengakibatkan peningkatan tekanan vena, diikuti peningkatan tekanan hidrostatik perifer, filtrasi bersih cairan keluar dari kapiler ke rongga intertisial, dan selanjutnya terjadi edema. Jaringan edema tidak mampu menerima nutrisi yang memadai dari darah dan sebagai konsekuensinya jaringan tersebut lebih peka terhadap kematian dan infeksi. Sumbatan pembuluh limfe juga dapat mengakibatkan edema. Pembuluh limfe dapat mengalami penyumbatan oleh tumor atau kerusakan akibat trauma mekanis atau proses radang.

Pathway

Tanda dan Gejala 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Nyeri Perubahan kulit Denyut nadi lemah Edema Kelemahan Ganggren Kesemutan Disfungsi ereksi

Pemeriksaan Penunjang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

ECG (Electrocardiogram) Laborarotium Darah Photoplethysmography (PPG) Echocardiografi Angiografi Koroner Pemeriksaan Photo Thorax Angkle Blood Flow Pemeriksaan dengan Indeks Sistolik Ankle Prosedure Index

Penatalaksanaan Medis 1. Penatalaksanaan PAOD (Peripheral Arterial Occlusive Disease) Tujuan penatalaksanaan PAOD adalah memperbaiki kualitas hidup dan menghindarkan mortiditas dan mortalitas kardiak dan serebral yang ditimbulkan oleh kelainan tersebut.

Lanjutan... • Farmakoterapi PAOD mencakup pemberian beberapa jenis obat : 1. Terapi Antiplatelet 2. Terapi Hemoreologik 3. Terapi dengan Agen Metabolik 4. Terapi dengan Vasodilator 5. Terapi dengan Inhibitor Fosfodiesterase 6. Terapi dengan Prostagladin 7. Terapi dengan Antiserotinin 8. Terapi dengan Fitofarmaka 9. Chelation Therapy

2. Penatalaksanaan Tromboembolik Vena Antikoagulan merupakan preparat terpilih utarna untuk pencegahan dan pengobatan DVT (Deep – Vein Trombosis) dan PE (Pulmonary Embolism), dengan prinsip eliminasi trombus. Selain itu dapat juga dilakukan evakuasi melalui pembedahan.

Lanjutan... • Preparat yang digunakan umumnya adalah heparin dan warfarin untuk trombusnya dan masih lagi dikombinasikan dengan preparat yang mempengaruhi dindrng vena berupa pelebaran dan pengaruh terhadap fungsi dan struktur kupiler untuk perbaikan permeabilitas.

Komplikasi • Penyakit jantung koroner • Kerusakan organ (ginjal, otak, hati, usus) • Serangan jantung • Stroke • Terlalu sedikit darah di tungkai kaki • Serangan iskemik sesaat (transient ischemic attack, TIA) • Tromboemboli

Konsep Dasar Keperawatan 1. Pengkajian Aktifitas dan Istirahat Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di dapatkan Tachycardia dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas). Sirkulasi • Mempunyai riwayat IMA, Penyakit jantung koroner, CHF, Tekanan darah tinggi, diabetesmelitus. • Tekanan darah mungkin normal atau meningkat, nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. • Suara jantung, suara jantung tambahan S3 atau S4 mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan jantung/ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. • Murmur jika ada merupakan akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi. • Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy cardia atau bradicardia). • Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal. • Edema: Jugular vena distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal jantung. • Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.

Lanjutan... Eleminasi • Bising usus mungkin meningkat atau juga normal. Nutrisi • Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak, muntah dan perubahan berat badan. • Neurosensori • Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation. Kenyamanan • Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau dengan nitrogliserin. • Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah. • Karakteristik nyeri dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan postur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung, ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.

Lanjutan... Respirasi • Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged. Interaksi social • Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol. Pengetahuan • Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes, stroke, hipertensi, perokok.

1. Diagnosa a) Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sirkulasi. b) Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen. c) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi. d) Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan yang kompleks. e) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka operasi. f) Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan atau saraf-saraf akibat luka operasi.

3. Intervensi 1. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan sirkulasi. a) Tujuan : meningkatkan suplai darah arteri ke ekstremitas. b) Kriteria hasil : Ekstremitas hangat pada perabaan, Warna ekstremitas membaik c) Intervensi : • Menurunkan ekstremitas dibawah jantung. Rasional : ekstremitas bawah yang tergantung memperlancar suplai darah arteri. • Mendorong latihan jalan seddang atau latihan ekstremitas bertahap. Rasional : latihan otot memperbaiiki aliran darah dan pertumbuhan sirkulasi kolateral. • Mendorong latihan postural aktif (latihan Bueger Allen). Rasional : dengan latihan postural, pengisian akibat gravitasi terganggu sehingga pembuluh darah menjadi kosong. • Melarang merokok. Rasional : nikotin menyebabkan vasospasme yang menghambat sirkulasi perifer. • Memeberikan penyuluhan cara menghindari emosi, penatalaksaan stress. Rasional : stress emosional menyebabkan vasokontriksi perifer dalam menstimulasi system saraf sismpatis.

Lanjutan... 2. Nyeri berhubungan dengan gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen. a) Tujuan : menghilangkan nyeri. b) Kriteria hasil : Nyeri hilang atau berkurang c) Intervensi : • Memperbaiki sirkulasi. Rasional : perbaikan sirkulasi perifer meningkatkan oksigen yang disuplai ke otak dan megurangi akumulasi metabolit yang menyebabkan spasme otot. • Memberikan nalgetik sesuai dengan resep dengan pendekatan keperawatan yang sesuai. Rasional : analgetik mengurangi nyeri dan memungkinkan pasien berpartisispasi dalam aktifitas dan latihan memperbaiki sirkulasi.

Lanjutan... 3. a) b) c) • • • • •

Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi Tujuan : pencapaian atau mempertahankan integritas jaringan. Kriteria hasil : Menghindari trauma dan iritasi kulit, Mengenakan sepatu pelindung, Setia kepada aturan hygiene, Makan diet seimbang yang mengandung cukup protein, vitamin B dan vitamin C Intervensi : Menginstruksikan cara menghindari trauma terhadap ekstremitas. Rasional : jaringan dengan nutrisi buruk peka terhadap trauma dan infeksi bakteri, penyembuhan luka melambat dan berhenti sehubungan dengan perfusi jaringan yang buruk. Memdorong pemakaian sepatu dan bantalan pelindung pada daerah yang tertekan. Rasional : sepatu dan bantalan pelindung mencegah cedera dan lepuh. Mendorong hygiene ketat mandi dengan sabun netral, mengoleskn pelembab, memotong kuku dengan hati-hati. Rasional : sabun netral dan pelembab mencegah kekeringan dan pecah-pecah kulit. Diperingatkan untuk menghindari gosokn atau garukan kuat. Rasional : menggaruk dan menggosok dapat menyebabkan abrasi kulit dan invasi bakteri. Promosi nutrisi yang baik asupan vitamin B dan C yang adekuat dan protein, mengontrol obesitas. Rasional : nutrisi yang bagus akan berguna pada proses penyembuhan dan mencegah kerusakan jaringan.

TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from "Laraa"