Pembuktian Anak Kandung Yang Hilang.docx

  • Uploaded by: Evelyn Krisantara
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pembuktian Anak Kandung Yang Hilang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,744
  • Pages: 10
Pembuktian anak kandung yang hilang Shendy 102018053 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] Abstrak Hukum pewarisan Mendel merupakan hukum yang dijabarkan oleh Gregor Johan Mendel dan dipelajari dalam materi pewarisan sifat. Secara garis besar, hukum pemisahan Mendel menjelaskan terkait keberadaan sepasang faktor yang mengendalikan setiap karakter akan memisah pada waktu pembentukan gamet. Golongan darah merupakan sebuah ilmu pengklasifikasian darah di dalam tubuh manusia. Golongan darah orang tua akan menentukan golongan darah anak. Namun perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama persis dengan ayah atau ibu. Replikasi adalah peristiwa penggandaan DNA yang terjadi pada semua sel hidup. DNA perlu digandakan untuk mempersiapkan terjadinya pembelahan sel, karena tiap sel baru yang terbentuk akan memiliki copian DNA yang sama. Asam nukleat merupakan senyawasenyawa polimer yang menyimpan semua informasi tentang genetika yang terdapat dalam DNA. tehnik PCR ini disebut dengan DNA fingerprint yang merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap individu. Tujuan dari penulisan jurnal ini untuk pembuktian anak yang hilang. Kata kunci: hukum mendel, golongan darah, replikasi DNA, DNA fingerprint

Abstract Mendel's law of inheritance is a law described by Gregor Johan Mendel and studied in material inheritance. Broadly speaking, the law of Mendel's separation explains the existence of a pair of factors that control each character will separate at the time of gamete formation. Blood type is a science of classifying blood in the human body. The blood type of the parents will determine the child's blood type. But keep in mind that a child's blood type is not always exactly the same as father or mother. Replication is a DNA doubling event that occurs in all living cells. DNA needs to be duplicated to prepare for cell division, because each new cell formed will have the same

copy of DNA. Nucleic acids are polymer compounds that store all information about genetics contained in DNA. This PCR technique is called DNA fingerprint, which is a picture of the DNA pattern of each individual. The purpose of writing this journal is to prove the missing child. Keywords: mendel law, blood type, DNA replication, DNA fingerprint

Pendahuluan Hukum pemisahan dan hukum pilihan bebas merupakan hukum yang dirumuskan oleh G. J. Mendel pada tahun 1865 (Corebima, 2013). Secara garis besar, hukum pemisahan Mendel menjelaskan terkait keberadaan sepasang faktor yang mengendalikan setiap karakter akan memisah pada waktu pembentukan gamet. Pada hukum pilihan bebas, Mendel menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menentukan karakter-karakter yang berbeda diwariskan secara bebas satu sama lain. Golongan darah merupakan sebuah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan adanya zat antigen warisan yang terdapat pada permukaan membran sel darah merah di dalam tubuh manusia. Golongan darah orang tua akan menentukan golongan darah anak. Namun perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama persis dengan ayah atau ibu. Replikasi adalah peristiwa penggandaan DNA yang terjadi pada semua sel hidup. DNA perlu digandakan untuk mempersiapkan terjadinya pembelahan sel, karena tiap sel baru yang terbentuk akan memiliki copian DNA yang sama. Replikasi membutuhkan bantuan dari beberapa enzim untuk membuka rantai DNA, membentuk DNA baru, dan menggabungkan DNA yang terbentuk. Hasil aplikasi dari tehnik PCR ini disebut dengan DNA fingerprintyang merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap individu. Karena setiap individu mempunyai DNA fingerprint yang berbeda maka dalam kasus forensik, informasi ini bisa digunakan sebagai bukti kuat kejahatan di pengadilan. Pembahasan Hukum mendel Hukum pemisahan dan hukum pilihan bebas merupakan hukum yang dirumuskan oleh G. J. Mendel pada tahun 1865 (Corebima, 2013). Secara garis besar, hukum pemisahan Mendel menjelaskan terkait keberadaan sepasang faktor yang mengendalikan setiap karakter akan

memisah pada waktu pembentukan gamet. Pada hukum pilihan bebas, Mendel menjelaskan bahwa faktor-faktor yang menentukan karakter-karakter yang berbeda diwariskan secara bebas satu sama lain. Ilmuwan dan biarawan ini menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan melalui percobaan yang dikendalikan dengan cermat dalam pembiakan silang. Penelitian Mendel menghasilkan hukum Mendel I dan II. Mendel melakukan persilangan monohibrid atau persilangan satu sifat beda, dengan tujuan mengetahui pola pewarisan sifat dari tetua kepada generasi

berikutnya.

Persilangan

ini

untuk

membuktikan

hukum

Mendel

I

yang

menyatakanbahwa pasangan alel pada proses pembentukkan sel gamet dapat memisah secara bebas. Hukum Mendel I disebut juga dengan hukum segregasi. Mendel melanjutkan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F2 sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip beserta perbandingannya.(5) Hukum

segregasi

bebas

menyatakan

bahwa

pada pembentukan gamet (sel

kelamin),

kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya. Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: 1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu tampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar di sebelah), dan alel dominan (tampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R). 2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan (misalnya ww dalam gambar di sebelah) dan satu dari tetua betina(misalnya RR). 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda (Sb dan sB), alel dominan (S atau B) akan selalu terekspresikan (tampak secara visual dari luar). Alel resesif (s atau b)

yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya. Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan. Contoh: tinggi badan dengan warna kulit rambut maupun mata, tidak saling memengaruhi.

Golongan darah Golongan darah merupakan sebuah ilmu pengklasifikasian darah dari suatu kelompok berdasarkan adanya zat antigen warisan yang terdapat pada permukaan membran sel darah merah di dalam tubuh manusia. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah pada manusia akan selalu di wariskan ke keturunannya. Menariknya, golongan darah tersebut tidak akan berubah selama dia hidup.(1) Golongan darah seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen pada sel darah merah dan plasma darah. Antigen berfungsi seperti tanda pengenalan sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh bisa membedakan sel tubuh sendiri dari sel yang berasal dari luar tubuh. Jika sel dengan antigen yang berlawanan masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan memulai perlawanan terhadap sel yang dianggap asing tersebut dengan memproduksi antibodi. Golongan darah Anda dan pasangan akan menentukan golongan darah anak. Namun perlu diingat bahwa golongan darah anak tidak selalu sama persis dengan ayah atau ibu. Ada beberapa perpaduan golongan darah yang menghasilkan jenis berbeda. Berikut ini golongan darah yang kemungkinan dimiliki oleh anak Anda. 

Golongan darah O dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O.



Golongan darah O dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.



Golongan darah O dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.



Golongan darah A dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau A.



Golongan darah A dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O, A, B, atau AB.



Golongan darah B dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah O atau B.



Golongan darah AB dan O. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A atau B.



Golongan darah AB dan A. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.



Golongan darah AB dan B. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.



Golongan darah AB dan AB. Jika Anda dan pasangan memiliki golongan darah tersebut, maka anak Anda akan memiliki golongan darah A, B, atau AB.(2)

Golongan darah ayah A

A

Golongan darah ibu

B

AB

A atau O

A, B, AB, atau O

A, B, atau AB

B

AB

O

A, B, atau AB

A atau O

B atau O

A, B, atau AB

B atau O

A, B, atau AB

A, B, atau AB

A atau B

A, B, AB, atau O

O

A atau O

B atau O

A atau B

O

Replikasi DNA Replikasi adalah peristiwa penggandaan DNA yang terjadi pada semua sel hidup. DNA perlu digandakan untuk mempersiapkan terjadinya pembelahan sel, karena tiap sel baru yang terbentuk akan memiliki copian DNA yang sama. Replikasi membutuhkan bantuan dari beberapa enzim untuk membuka rantai DNA, membentuk DNA baru, dan menggabungkan DNA yang terbentuk. Replikasi diawali dengan terbentuknya titik awal replikasi atau yang disebut dengan ori (origin of replication). Ori adalah rangkaian nukleotida khusus pada rantai DNA yang akan menjadi titik awal terjadinya replikasi. Sel prokariotik memiliki DNA yang pendek, oleh karena itu replikasi DNA prokariotik hanya akan diawali dengan satu ori saja. Namun replikasi DNA eukariotik akan diawali ratusan bahkan beberapa ribu ori karena DNA yang sangat panjang. Suatu protein akan mengawali replikasi dengan mengenali bagian ori dan menyebabkan rantai DNA terbuka membentuk “gelembung” replikasi. Proses replikasi akan berjalan dari gelembung ini menuju kedua arah. Gelembung replikasi pada eukariotik akan saling memanjang dan akhirnya bertemu dengan gelelmbung di sebelahnya hingga DNA selesai digandakan. Di ujung gelembung replikasi akan terbentuk struktur mirip huruf Y yang disebut dengan garpu replikasi.

Proses replikasi DNA secara ringkas adalah sebagai berikut 

Protein tertentu akan mengenal ori dan mengawali terbentuknya gelembung replikasi.



Enzim helikase akan akan memutuskan ikatan hidrogen pada nukleotida sehingga menyebabkan rantai ganda DNA berpisah.



DNA yang telah terpisah akan diikat oleh protein pengikat rantai tunggal untuk mencegah rantai tunggal tersebut menyatu kembali.



Dua rantai tunggal yang terbentuk memiliki formasi yang terbalik. Satu rantai memiliki formasi awal 3’ - 5’, sedangkan rantai pasangannya memiliki formasi 5’ - 3’.



Replikasi selalu berjalan dari ujung 3’ menuju ujung 5’. Oleh karena itu replikasi akan berjalan pada arah yang berlawanan pada dua rantai tunggal DNA yang ada.



Rantai tunggal yang terbentuk awalnya akan tegang sehingga membutuhkan kerja enzim topoisomerase untuk merilekskannya.



Rantai tunggal DNA masing-masing menjadi template atau cetakan untuk rantai baru yang akan terbentuk. Molekul nukleotida sebagai bahan baku DNA akan ditambahkan dan ditempelkan pada DNA tunggal yang menjadi cetakan tersebut sehingga terbentuk kembali rantai ganda.



Enzim primase akan mensintesis primer yang menjadi awal terjadinya rantai baru. Primer merupakan rantai pendek RNA yang akan menjadi awalan untuk terbentuknya rantai DNA baru.



Enzim DNA polimerase yang bertugas memperpanjang rantai DNA tidak dapat membentuk DNA baru. DNA polimerase hanya mampu menembahkan nukleotida ke rantai yang telah ada, dan diawali dengan menempelkan nukleotida pada primer yang dibentuk primase.



DNA polimerase akan menambahkan satu-persatu nukleotida pada rantai tunggal yang ada. Pada bakteri dapat terjadi penambahan sekitar 500 nukleotida per detik, sedangkan pada manusia terjadi penambahan sekitar 50 nukleotida per detik.



Rantai 3’-5’ disebut sebagai leading strand, artinya replikasi dapat terjadi hanya dengan satu primer saja. Sedangkan rantai 5’-3’ disebut sebagai lagging strand karena replikasi berjalan berkebalikan dengan arah pembukaan rantai ganda DNA. Oleh karena itu lagging strand membutuhkan banyak primer dan membentuk rantai-rantai pendek DNA yang disebut fragmen okazaki.



Enzim ligase akan menyambungkan rantai-rantai pendek DNA yang terjadi pada lagging strand.

Hasil akhir replikasi adalah dua DNA yang memiliki sifat yang sama, dan masing-masing tersusun atas rantai induk dan rantai baru yang terbentuk. Replikasi terjadi sebelum sel hakhluk siap melakukan pembelahan sel. Setelah terbentu copian DNA yang memiliki sifat sama, sel akan memulai pembelahan sel dan menyerahkan masing-masing copian DNA tersebut pada sel baru yang terbentuk.(3)

DNA fingerprint Asam deoksiribonukleat (DNA) adalah salah satu jenis asam nukleat. Asam nukleat merupakan senyawa-senyawa polimer yang menyimpan semua informasi tentang genetika. Penemuan tehnik Polymerase Chain Reaction (PCR) menyebabkan perubahan yang cukup revolusioner di berbagai bidang. Hasil aplikasi dari tehnik PCR ini disebut dengan DNA fingerprintyang merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap individu. Karena setiap individu mempunyai DNA fingerprint yang berbeda maka dalam kasus forensik, informasi ini bisa digunakan sebagai bukti kuat kejahatan di pengadilan. DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA inti sel. DNA yang paling akurat untuk tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah sedangkan DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu, yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Dalam kasus-kasus kriminal, penggunaan kedua tes DNA diatas, bergantung pada barang bukti apa yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Seperti jika ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa adalah DNA inti sel yang terdapat dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam mulut, epitel dalam bibir ada yang tertinggal di puntung rokok. Epitel ini masih menggandung unsur DNA yang dapat dilacak. Untuk kasus pemerkosaan diperiksa spermanya tetapi yang lebih utama adalah kepala spermatozoanya yang terdapat DNA inti sel didalamnya. Sedangkan jika di TKP ditemukan satu helai rambut maka sampel ini dapat diperiksa asal ada akarnya. Namun untuk DNA mitokondria tidak harus ada akar, cukup potongan rambut karena diketahui bahwa pada ujung rambut terdapat DNA mitokondria sedangkan akar rambut terdapat DNA inti sel. Bagian-bagian tubuh lainnya yang dapat diperiksa selain epitel bibir, sperma dan rambut adalah darah, daging, tulang dan kuku.

Metode analisis DNA fingerprint

Sistematika analisis DNA fingerprint sama dengan metode analisis ilmiah yang biasa dilakukan di laboratorium kimia. Sistematika ini dimulai dari proses pengambilan sampel sampai ke analisis dengan PCR. Pada pengambilan sampel dibutuhkan kehati-hatian dan kesterilan peralatan yang digunakan. Setelah didapat sampel dari bagian tubuh tertentu, maka dilakukan isolasi untuk mendapatkan sampel DNA. Bahan kimia yang digunakan untuk isolasi adalah Phenolchloroform dan Chilex. Phenolchloroform biasa digunakan untuk isolasi darah yang berbentuk cairan sedangkan Chilex digunakan untuk mengisolasi barang bukti berupa rambut. Lama waktu proses tergantung dari kemudahan suatu sampel di isolasi, bisa saja hanya beberapa hari atau bahkan bisa berbulan-bulan. Tahapan selanjutnya adalah sampel DNA dimasukkan kedalam mesin PCR. Langkah dasar penyusunan DNA fingerprintdengan PCR yaitu dengan amplifikasi (pembesaran) sebuah set potongan DNA yang urutannya belum diketahui. Prosedur ini dimulai dengan mencampur sebuah primer amplifikasi dengan sampel genomik DNA. Satu nanogram DNA sudah cukup untuk membuat plate reaksi. Jumlah sebesar itu dapat diperoleh dari isolasi satu tetes darah kering, dari sel-sel yang melekat pada pangkal rambut atau dari sampel jaringan apa saja yang ditemukan di TKP. Kemudian primer amplifikasi tersebut digunakan untuk penjiplakan pada sampel DNA yang mempunyai urutan basa yang cocok. Hasil akhirnya berupa kopi urutan DNA lengkap hasil amplifikasi dari DNA Sampel. Selanjutnya kopi urutan DNA akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang dimaksud DNA fingerprint. Adanya kesalahan bahwa kemiripan pola pita bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. Finishing dari metode ini adalah mencocokkan tipe-tipe DNA fingerprint dengan pemilik sampel jaringan.(4)

Pembahasan skenario Skenario Seorang Ibu mengalami kehilangan bayi perempuan yang baru dilahirkannya di suatu rumah sakit. Keluarga segera melaporkan kejadian tersebut pada polisi agar dapat menemukan kembali bayi mereka yang hilang. Pihak kepolisian segera mengambil data yang diperlukan untuk menemukan bayi tersebut. Karena seringnya kejadian penculikan bayi, maka keluarga ingin

mengetahui bagaimana memastikan bahwa salah satu bayi yang diculik adalah bayi mereka. Tambahin golongan darahnya

Rumusan masalah Pembuktian anak kandung

Hipotesis Pembuktian anak kandung dapat dilakukan dengan melakukan hukum mendel, golongan darah, replikasi DNA dan DNA fingerprint.

Analisis skenario Dalam kasus pembuktian anak kandung maka dilakukan dengan menggunkan hukum mendel, golongan darah, replikasi DNA dan DNA fingerprint. Hukum mendel digunakan untuk melihat sifat dan karakteristik anak tersebut. Golongan darah digunakan untuk melihat apakah ada hubungan golongan darahnya atau berbeda jauh. Replikasi DNA digunakan untuk menggandakan sel untuk dilakukan teknik PCR ini disebut dengan DNA fingerprint yang merupakan gambaran pola potongan DNA dari setiap individu.

Kesimpulan Kesimpulan yang didapatkan adalah dengan menggunakan cara seperti hukum mendel, golongan darah, replikasi DNA dan teknik PCR (DNA fingerprint). Maka pembuktian anak kandung tersebut berhasil dan dapat menentukan apakah anak kandung atau bukan anak kandung.

Daftar pustaka 1. https://mengakujenius.com/jenis-jenis-golongan-darah/ 2. https://www.alodokter.com/memahami-karakteristik-golongan-darah-a-b-ab-dan-o 3. https://www.edubio.info/2016/08/proses-replikasi-dna.html 4. http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/seputar-p2biotek/315-dna-fingerprint-metodeanalisis-kejahatan-pada-forensik 5. https://www.academia.edu/5433084/GENETIKA_DAN_HUKUM_MENDEL

Related Documents


More Documents from "utami melyana sari"