PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 19 September 2006
PEMBUATAN PROTOTIP PERISAI RADIASI TERMAL SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRON 100 keV/20 mA Bambang Lusmiyanto, Tony Raharjo, Basuki PTAPB-BATAN ABSTRAK PEMBUATAN PROTOTIP PERISAI RADIASI TERMAL SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20mA. Telah dilakukan pembuatan perisai radiasi termal salah satu komponen sumber elektron untuk mesin berkas elektron. Perisai radiasi termal ditempatkan antara katode dan dinding tabung akselerator yang berfungsi untuk meminimalkan laju perpindahan panas radiasi dari katode ke dinding tabung akselerator. Laju perpindahan panas radiasi ini dapat menaikkan suhu dinding tabung akselerator dan menyebabkan keretakan pada sambungan antara dinding isolator dengan elektrode tabung akselerator, dengan demikian laju perpindahan panas dapat ditahan adanya perisai radiasi termal. Bahan yang digunakan stainless steel pejal diameter 80 mm, panjang 50 mm. Perisai radiasi termal ini berbentuk tabung diameter dalam 60 mm, diameter luar 62 mm, panjang 42,5 mm, salah satu ujungnya dibuat flen dengan diameter 78 mm, tebal 2 mm dan lingkaran jarak garis tengah lubang baut 70 mm dibuat empat lubang untuk baut pengikat terhadap flen sumber elektron. ABSTRACT THE FABRICATION PROTOTAIP OF THERMAL RADIATION SHIELDING OF ELECTRON SOURCE FOR ELECTRON BEAM MACHINE 300 KEV/20mA. The fabricationt prototaip of thermal radiation shielding, one of main components of electron source for electron beam mashine has been done. The thermal radiation shielding is placed between cathode and accelerating tube wall wich plays arole for minimizzing the range of radiation thermal exchange from cathode to accelerating tube wall. The range of radiation thermal exchange can increase the temperature of accelerating tube wall and cause a crack on the joint connecting isolating wall and accelerating tube electrode. This problem can be solved by placing the thermal radiation shielding. The material used for fabricating the divice is a piece of massive bar made of stainless steel with 80 mm outer diameter and 50 mm of length. This device is in a tube shape with inner diameter 60 mm, 62 mm outer diameter, and 42,5 mm of length. A flange is mounted on the one side of the end with 78 mm diameter, 2mm in this, rounding spce 70 mm. Four holes are made for placing the tightening screw with the flange of electron source.
PENDAHULUAN
J
enis teknologi baru yang berkembang dalam dua dekade yang lalu sebagai sumber radiasi pada proses iradiasi suatu produk industri yaitu mesin pemercepat elektron atau sering disebut mesin berkas elektron. Sumber elektron merupakan komponen utama dari mesin berkas elektron yang berfungsi untuk menghasilkan berkas elektron yang selanjutnya berkas elektron dari sumber elektron dipercepat di dalam tabung akselerator. Setelah dipercepat di tabung akselerator selanjutnya 6
difokuskan oleh lensa pemfokus dan dikeluarkan melalui jendela (window) menuju target yang diirradiasi. Elektron dihasilkan secara emisi termionik oleh filamen yang dipanaskan dengan dialiri arus listrik. Rapat arus emisi termionik sangat dipengaruhi oleh suhu filamen, jenis bahan filamen, serta tingkat kevakuman di dalam sumber elektron. Selanjutnya emisi elektron dari filamen tersebut dibentuk menjadi berkas elektron dengan menggunakan katode dan anode[1]. Sumber elektron ini terdiri dari beberapa komponen diantaranya adalah : tabung akselerator,
ISSN 1410 - 8178
Bambang Lusmiyanto,dkk
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 19 September 2006
perisai radiasi termal, flen (flange), elektrode pemfokus, elektrode filamen, katode. Dalam makalah ini dibahas masalah pembuatan perisai radiasi termal yang berfungsi untuk meminimalkan laju perpindahan panas radiasi dari katode ke dinding tabung akselerator. Laju perpindahan panas radiasi ini dapat menaikkan suhu dinding tabung akselerator dan menyebabkan keretakan pada sambungan antara dinding isolator dengan elektrode tabung akselerator, dengan demikian laju perpindahan panas dapat ditahan adanya perisai radiasi termal. Pembuatan didasarkan atas hasil rancangan Ir. Suprapto dan kawan-kawan. Radiasi Termal Radiasi termal (thermal radiation) atau sinaran termal ialah radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh suatu benda karena suhunya. Apapun jenis radiasi termal selalu merambat dengan kecepatan cahaya, 3 x 1010 cm/s. kecepatan ini sama dengan hasil perkalian panjang gelombang dengan frekuensi radiasi.[3] c = λν (1) Dimana : c = kecepatan cahaya, cm/s. λ = panjang gelombang, cm; angstrom (1« = 10-8 cm); µm (1µm=10-6m). ν = frekuensi Sifat radiasi adalah bila energi radiasi mengenai permukaan suatu bahan, maka sebagian dipantulkan (refleksi), sebagian diserap (absorpsi) dan sebagian lagi diteruskan (transmisi). Fraksi yang dipantulkan dinamakan reflektivitas ρ , fraksi yang diserap absorptivitas α dan fraksi yang diteruskan transmisivitas τ, kebanyakan benda padat tidak meneruskan radiasi termal maka dalam terapan transmisivitas dianggap 0, maka ρ + α = 1[3] Katode didalam sumber elektron agar berfungsi untuk mengemisikan elektron maka dipanaskan dengan dialiri arus listrik. Akibat tingginya suhu katode maka terjadi radiasi termal di sekitar katode hingga sampai pada rumah sumber elektron yaitu tabung akselerator. Besarnya radiasi termal dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut[1]
q
1− 2
=
(
A.σ .F1− 2 T12 − T22 1 1 + −1
ε1
)
(2)
ε2
Dengan : q1-2 adalah laju perpindahan panas radiasi dari katode ke tabung akselerator (W), σ konstanta Stefan Boltzmann (σ = 5,67 . 10-8 W/m2 K ), F1-2 faktor bentuk (geometri) katode dan tabung akselerator, T1 suhu katoda (K), T2 suhu dinding tabung akselerator, ε1 konstanta emisi katoda dan ε2 konstanta emisi dinding tabung akselerator. Laju perpindahan panas radiasi tersebut Bambang Lusmiyanto, dkk
dapat menaikkan suhu dinding tabung akselerator dan dapat menyebabkan keretakan pada sambungan antara dinding isolator dengan elektrode tabung akselerator. [ 1] Perisai Radiasi Salah satu cara untuk mengurangi perpindahan kalor radiasi antara dua permukaan tertentu yaitu menggunakan perisai radiasi (radiation shield) dengan bahan yang mempunyai refleksi tinggi. Perisai ini tidak menyampaikan dan tidak mengambil kalor dari sistem keseluruhan, ia hanya menambahkan suatu tahanan dalam lintas aliran kalor, sehingga memperlambat perpindahan kalor menyeluruh. Untuk meminimalkan laju perpindahan panas radiasi dapat dilakukan dengan memasang perisai radiasi termal diantara katode dan dinding tabung akselerator. Besarnya laju perpindahan panas radiasi akibat adanya perisai radiasi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut [1]
q1− 2
(
2
2
)
A.σ .F1− 2 . T 1 − T 2 = 1 1 1 − ε 3−1 1 − ε 3− 2 + + +
ε1
ε2
ε 3−1
(3)
ε 3− 2
dengan ε3-1 adalah konstanta emisi perisai radiasi termal terhadap katode dan ε3-2 konstanta emisi perisai radiasi termal terhadap dinding tabung akselerator. TATA KERJA Pembuatan perisai radiasi termal agar dapat berfungsi sebagai penahan panas yang dihasilkan dari elektrode filamen ke dinding tabung akselerator maka ada hal pokok yang harus dilakukan dalam pengerjaan, yaitu : Melakukan perencanaan pengerjaan meliputi : • mempelajari gambar kerja, menginventarisasi bahan • merencanakan penggunaan mesin dan peralatan yang sesuai dengan jenis pekerjaan. • menentukan langkah pengerjaan Melakukan persiapan pengujian meliputi : • menyiapkan pompa hampa dan meter tekanan kehampaan • pembersihan komponen yang telah selesai dibuat • merangkai perisai radiasi termal terhadap flen sumber elektron • pembersihan tabung instalasi sistem hampa • menginstal dengan sistem hampa. Melakukan pengujian meliputi : • menghampakan tabung sumber elektron sampai • mengamati tekanan kehampaan hingga 10-5 mbar • memberi sumber daya pada elektrode filamen
ISSN 1410 – 8178
7
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 19 September 2006
• mengamati secara visual dinding tabung sumber elektron dengan menggunakan perisai radiasi dan tidak menggunakan perisai radiasi. Bentuk dan dimensi perisai radiasi thermal tersebut adalah berbentuk tabung diameter dalamnya adalah 60 mm, diameter luar 62 mm, tinggi 42,50 mm, salah satu ujung pada tabung tersebut dibuat flange tebal 2 mm, diameter flange 78 mm, lingkaran jarak lubang baut pengikat 70 mm, jumlah lubang baut pengikat 4 buah, diameter bautnya M4. Flange perisai radiasi thermal tersebut berfungsi sebagai dudukan baut pengikat terhadap flange sumber elektron, detail perisai radiasi thermal ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Perisai radiasi termal Bahan dan alat 1. Bahan yang digunakan adalah stainless steel pejal. 2. Mesin yang digunakan adalah • mesin potong • mesin bubut • mesin frais • mesin bor 3. Peralatan pendukung adalah • jangka sorong • dial indikator • kepala piringan pembagi • senter bor • mata bor serta peralatan bantu lain yang diperlukan. Proses Pembuatan 1. Pemotongan bahan pejal stainless steel diameter 80 mm, panjang 55 mm dengan menggunakan mesin gergaji. Kemudian dilakukan pengerjaan pada mesin bubut.
8
2. Proses pembubutan : pembubutan dengan menggunakan klow/cak bercakar tiga, pegang benda kerja pada cak mesin bubut dengan kedudukan yang betul, kencangkan klow/cak untuk penyetelan. Putar cak dengan tangan secara perlahan-lahan, ketok benda kerja dengan palu yang lunak (palu karet), dekatkan ujung pisau bubut terhadap permukaan benda kerja sampai memperoleh jarak yang sama. Jika sudah yakin bahwa jarak ujung pisau bubut dengan permukaan yang akan disayat sudah sama, maka kencangkan klow/cak, yakinkan pengencangan benda kerja tidak terlepas jika dikenai tekanan penyayatan pisau bubut. a. Pembubutan membidang (melintang), pembubutan ini untuk memperoleh permukaan bidang datar yang rata, gerak penyayatan seperti ini akan menghasilkan pengurangan panjang benda kerja, sehingga diperoleh panjang benda kerja yang sesuai dengan ukuran yang di inginkan. b. Apabila kedua permukaan sudah rata, maka dibuat lubang penahan. Dengan menggunakan mata bor senter yang dipasang pada kepala lepas. c. Pembubutan memanjang, pembubutan ini untuk memperoleh besar diameter benda kerja, gerak penyayatannya akan menghasilkan pengurangan besar diameter, sehingga tercapai diameter yang dikehendaki. d. Pembubutan bagian dalam dengan langkahlangkah sebagai berikut : • Bor terlebih dahulu pada titik pusat, dengan menggunakan mata bor 5; 10; 15; 20; 23; 25; 27; 30mm. • Langkah penyayatan bagian dalam dengan menggunakan pisau bubut dalam, besarnya mata pisau bubut disesuaikan dengan diameter mata bor yang paling besar yaitu 30 mm. Agar sudut bebas pisau bubut tidak menyentuh permukaan/dinding lubang yang baru dikerjakan. e. Pengerjaan benda kerja bagian dalam dari pengeboran sampai pembubutan harus sangat diperhatikan masalah kecepatan mesin, kecepatan penyayatan, tebal pemakanan serta pendingin pisau bubut dan benda kerja dengan menggunakan cairan pendingin dari air dicampur olie bor. 3. Proses pembuatan lubang baut pengikat pada flen, pembuatan lubang baut pengikat pada flen menggunakan mesin frais, dengan menggunakan peralatan bantu piringan pembagi. Untuk menyetel tegak lurusnya bahan (permukaan flen) terhadap pisau frais dengan menggunakan skala
ISSN 1410 - 8178
Bambang Lusmiyanto,dkk
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 19 September 2006
dial indikator, penyetelannya adalah sebagai berikut : • Cekam tabung perisai radiasi termal pada kepala tetap piringan pembagi, permukaan flen tegak lurus terhadap pisau iris atau mata senter bor yang dipasang pada spindel (poros utama pemegang pisau frais). terhadap meja mesin frais. • Alat iris, pisau frais atau senter bor yang dipasang pada poros spindel (poros utama), diatur posisinya tepat pada garis lingkaran jarak lubang baut yaitu 70mm, untuk memperoleh jarak lubang yang sama/presisi. • Memberi tanda atau mengebor flen dengan menggunakan senter bor dengan kedalaman mata senter bor, kemudian menggunakan mata bor sesuai dengan diiameter baut pengikat ( 4mm).
Spesifikasi peralatan pompa hampa 1. Pompa rotari, buatan Edward, kemampuan pemompaan akhir =10-3 mbar. 2. Pompa difusi, buatan Edward, Diffstak 100/300 C, kemampuan pemompaan akhir = 5×10-10 mbar. 3. Meter Pirani (5 - 10-3 mbar) dan meter pening (10-2 – 10-10 mbar). Diagram pengujian
PENGUJIAN Setelah selesai pembuatan, dilakukan pengujian untuk mengetahui fungsi perisai radiasi termal terhadap dinding tabung sumber elektron. Langkah pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Pembersihan komponen sesuai dengan prosedur, khususnya pada permukaan yang dihampakan agar tidak memberikan beban pemompaan. 2. Merangkai komponen sumber elektron terhadap flen sumber elektron, komponen tersebut adalah perisai radiasi termal, elektrode pemfokus, elektrode catu daya, filamen, sumber daya. 3. Flen yang telah dipasang komponen tersebut di atas, kemudian di pasang pada tabung sumber elektron untuk di instal dengan instalasi sistem hampa. 4. Menghidupkan pompa rotari dan difusi sesuai dengan prosedur pengoperasian 5. Mengamati dan mencatat tekanan kehampaan setiap waktu tertentu, pada meter Pirani untuk pompa rotari dan meter Pening untuk pompa difusi. 6. Memberi arus listrik (tegangan) pada elektrode filamen jika tingkat kehampaan tabung akselerator sudah mencapai 10-5 mbar. 7. Mengamati tabung sumber elektron selama elek-trode filamen dialiri arus listrik, pengamatan dari jarak jauh, karena operasi sumber elektron dengan tegangan tinggi (15.000 KV), pengamatan terhadap tabung sumber elektron dilakukan dengan menggunakan perisai radiasi termal dan tanpa perisai radiasi termal. Sehingga dapat dibedakan permukaan dinding tabung sumber elektron.
Bambang Lusmiyanto, dkk
Gambar 2. Diagram pengujian Keterangan : 1. Pompa sudu putar (rotari) 4. Tabung akselerator 2. Pompa difusi 5. Sumber elektron 3. Instalasi hampa 6. Sumber daya Data pengujian Pengujian dilakukan 5 (lima) kali pengujian, waktu setiap pengujian rata-rata 7 jam, data pengamatan diambil satu kali. Tabel data pengujian ke 3 Menit T (jam) ke 07.45 15 08.10 40 .35 65 09.00 90 .25 115 .50 140 10.15 165 .40 190 11.05 215 11.30 240 .55 265 12.20 290 .45 315 13.10 340 .35 365 14.00 390 .25 415 14.50 440 15.15 465 .40 490
ISSN 1410 – 8178
P (mbar) 1 x 10-1 8 x 10-1,5 7 x 10-2 6 x 10-2 5,5 x10-2 5 x 10-2,5 4,5 x 10-3 4 x 10-2,5 4 x 10-2,5 4 x 10-3 3,5 x 10-3 4 x10-3,5
3,5 x10-3,5
4 x 10-4 3,5 x 10-4 3 x 10-4,5 3 x 10-4,5 3 x 10-5 3 x 10-5 3 x 10-5
9
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 19 September 2006
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Pembuatan perisai radiasi termal sumber elektron untuk Mesin Berkas Elektron 300 KeV/20 mA, telah dapat diselesaikan dengan menggunakan bahan yang tepat yaitu pemilihan bahan yang baik sifat maupun kekuatan tahanan panasnya sangat diperlukan, karena untuk menjamin kehandalan dan pencapaian unjuk kerja yang optimum. 2. Proses pengerjaan terutama pada permukaan yang dihampakan, diperlukan ketrampilan dan ketelitian yang cukup tinggi, harus dihindari adanya alur/goresan sekecil apapun, karena akan memberikan sumbangan beban pemompaan yang besar. Perlu diperhatikan kehalusan terutama bagian yang terkena pancaran panas dari filamen, permukaan dibuat sehalus-halusnya supaya berfungsi sebagai reflektor agar dapat memantulkan radiasi termal, sehingga radiasi termal yang diserap dan diteruskan ke permukaan lainnya sangat kecil dengan demikian perisai radiasi yang dibuat benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya. a. Untuk memperoleh hasil pengerjaan yang sesuai dengan standar kehampaan dan sebagai penahan/perisai radiasi termal, maka dalam pengoperasian mesin dapat ditentukan sebagai berikut : b. Pembubutan memanjang untuk menentukan besar diameter luar dan dalam Penentuan diameter bagian dalam • Jarak tempuh pisau bubut sama dengan panjang bahan 50 mm, diameter dalam setelah dilakukan pengeboran 30mm untuk dijadikan 60mm, kecepatan mesin 85 put/mnt., kecepatan penyayatan 0,02 mm/put. • Tebal bahan yang harus dibuang adalah a=
60mm − 30mm = 15mm 2
• Tebal penyayatan rata-rata tiap langkah 0,2 mm • Jumlah langkah penyayatan ( i ) =
60 − 30mm = 0,2mm
150 kali penyayatan • Waktu yang diperlukan tiap penyayatan : t =
50mm = 29 mnt 0,02mm / put.85 put / mnt
• Waktu untuk menyelesaikan pembubutan diameter dalam adalah : tt = 150 x 29 mnt = 4350 menit.
10
Penentuan diameter bagian luar Untuk pembubutan diameter luar dengan membuatkan alat bantu dari kayu diameter 60mm, panjang 100mm dan plat baja tebal 5mm, diameter 62mm. Kayu dimasukkan pada tabung secara tekan, detail ditunjukkan pada Gambar 2. Kecepatan putaran mesin 125 put/mnt, kecepatan penyayatan 0,02mm/put, tebal penyatan 0,5 mm, untuk finishing tebal penyatannya 0,2 mm. Sehingga tebal penyayatan rata-rata adalah 0,35 mm. • tebal bahan yang harus dibuang adalah a=
80mm − 62mm = 9mm 2
jumlah langkah penyayatan dapat dihitung dengan persamaan :
i=
80mm − 62mm = 22 kali penyatan 0,4
• waktu yang diperlukan setiap langkah (ti) ti =
43mm = 44,4 menit/langkah put 0,054 .85 mt .0,5 mm put
• waktu penyayatan 2 bidang = 2 . 20 langkah . 44,4 mnt/lkh = 1776 menit a. Pembuatan lubang baut pengikat berjumlah 4 lubang, diameter 4 mm, lingkaran jaraknya 70 mm, dengan cara sebagai berikut : 9 Setiap langkah pelubangan, engkol piringan kepala pembagi diputar sebanyak, nk =
40 = 10. Jadi setiap pelubangan engkol 4 kepala piringan pembagi diputar 10 putaran. 9 Pengeboran pertama menggunakan senter bor, untuk menentukan titik pusatnya, kedalaman kurang lebih 1,5 mm. Selanjutnya dengan menggunakan mata bor 4mm. b. Perhitungan pengurangan perpindahan kalor oleh perisai radiasi termal, bahan perisai stainless steel (ε = 0,04), dua bidang paralel yang mempunyai emisivitas 0,3 dan 0,8 masingmasing bertukaran kalor, secara teori tidak dilakukan perhitungan karena sangat sulit. Secara hasil pengujian dapat dibedakan keadaan dinding tabung sumber elektron yang langsung kena panas dari elektrode filamen berwarna kebiruan dan dengan menggunakan perisai radiasi termal tetap bersih. KESIMPULAN 1.
Telah diselesaikan pembuatan perisai radiasi termal sumber elektron, penggunaan bahan dan ukuran yang tepat sesuai gambar rancangan.
ISSN 1410 - 8178
Bambang Lusmiyanto,dkk
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Yogyakarta, 19 September 2006
2.
3.
4.
5.
Hasil pengujian kehampaan dapat mencapai tingkat kehampaan 3 x 10-5 mbar, waktu pemompaan rata-rata 7 jam, dengan menggunakan pompa hampa rotari dan diffusi. Alat ukur kehampaan yang digunakan adalah meter Pirani dan meter Pening. Panas pada tabung sumber elektron tidak terukur karena belum mempunyai alat ukur panas pada operasi sumber elektron dengan tegangan tinggi, karena sangat berbahaya. Secara visual dapat dibedakan dengan melihat keadaan dinding tabung sumber elektron antara menggunakan perisai radiasi termal dan tidak menggunakan perisai, oleh karena itu perisai radiasi termal sangat bermanfaat. Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kevakuman akhir yaitu cara pengerjaan pada permukaan yang dihubungkan dengan sistem hampa dan kebersihan masing-masing komponen.
TANYA JAWAB
UCAPAN TERIMAKASIH Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Bapak Ir. Suprapto dan kawan-kawan yang memberi kepercayaan kepada penulis. 2. Bapak Ka. BEM dan Ka. Pok. Penunjang Sarana Operasional yang telah mengijinkan untuk penggunaan fasilitas peralatan untuk kegiatan. 3. Bapak Ka. Bid. Akselerator yang memberikan sarana untuk pengujian kehampaan. Semoga segala amal baik yang berupa saran, tenaga, bimbingan, petunjuk serta bantuan lain mendapatkan balasan dari Allah SWT. DAFTAR PUSTAKA 1. SUPRAPTO, DJOKO S.P., DJASIMAN. Disain Sumber Elektron Arus Tinggi Untuk Mesin Berkas Elektron Skala Industri, Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya. Vol. 6, No.1, Oktober 2004. 2. SUPRAPTO, DARSONO, DJOKO S.P., DJASIMAN, Analisis Sistem Hampa Mesin Berkas Elektron 500 Kev/10mA, Proseding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah, P3TMBATAN, (25 – 26 Juli 2000). 3. HOLMAN J.P., Perpindahan Kalor, edisi keenam, Erlangga, (1991)
Bambang Lusmiyanto, dkk
4. ROL PK. Pengantar Teknik Vakum, diterjemahkan oleh Peter Sodoyo. Gajahmada university Press. Yogyakarta, (1977). 5. ROTH, A, vacuum Technologi, Nort-Holand Publishing Company, New York, (1977) 6. SUPRAPTO, DJASIMAN, Teknik Hampa, “Diklat Aplikasi Fisika Nuklir dan Atom di Bidang Industri” PPNY-BATAN, Yogyakarta, (1995). 7. SURBAKTY, B.M., Ketrampilan Membubut, CV Sinar Harapan Madiun, Edisi ke dua (1984). 8. SURBAKTY, B.M., Ketrampilan Mengefrais, CV Sinar Harapan Madiun, Edisi ke dua (1984). 9. SCHONMETZ., I.A., SINNL, I.P., HEUBERGER, I.J., Pengerjaan Logam Dengan Mesin, Angkasa Bandung (1985).
Supardono M. ¾ Dalam pemilihan bahan untuk perisai radiasi, syarat-syarat apa yang diperlukan ? ¾ Perisa radiasi bersifat isolasi atau konduktor, apa hubungannya dengan pemilihan bahan sainless steel ? Bambang Lusmiyanto Syaratnya adalah tahan panas, tahan korosi dan permukaan dapat berfungsi sebagai reflektor memantulkan panas Perisai bersifat konduktor dan dipilih bahan tersebut supaya memenuhi syarat di atas Eko Edy Karmanto ¾ Apakah selain panas radiasi, juga dipertimbangkan panas konduksi mengingat tingkat pemvakuman tabung tidak 100% Bambang Lusmiyanto Ya dipertimbangkan, sebagian perisai dikonduksikan sehingga radiasi thermal tidak mengenai dinding akselerator keseluruhan
ISSN 1410 – 8178
11