Nama
: Ganes Pramudita
NIM
: 15/379000/TK/42942
Tugas:
3 PKSDA - A
PEMBUATAN PRODUK FARMASI DARI KELAPA SAWIT Oleokimia adalah bahan-bahan yang dihasilkan dari hasil turunan produk minyak nabati maupun hewani yang memiliki sustainabilitas tinggi dan memiliki performa yang baik bila disandingkan dengan produk petrokimia lainnya. Salah satu bahan dasar dari oleokimia dapat diperoleh dari kelapa sawit. Kelapa sawit yang digunakan untuk menghasilkan produk oleokimia adalah bagian buah, dimana akan dipisah antara bagian minyak dan buahnya melalui proses penggilingan. Buah kelapa sawit yang masih segar disterilkan dan dikuliti. Bagian buah kemudian dippress untuk memisahkan bagian minyak dari serat dan biji kelapa sawit. Biji dan serat kelapa sawit yang sudah terpisah masuk menuju proses crushing dimana dilakukan pemecahan biji untuk menghilangkan cangkang biji untuk kemudian menghasilkan Palm Kernel Oil (PKO). PKO kemudian melewati proses refinery untuk menghilangkan warna, bau, dan rasa. Proses ini tidak diperlukan apabla ingin menghasilkan produk turunan minyak goreng. PKO yang sudah direfinery lalu didistilasi sehingga diperoleh oleokimia yang diinginkan. Oleokimia dapat terbagi menjadi beberapa bagian, di antaranya asam lemak, alkohol lemak, dan gliserin. Produk oleokimia tersebut dapat kemudian diaplikasikan untuk produkproduk industri seperti pembuatan sabun, deterjen, kosmetik, dan yang tidak kalah penting adalah pembuatan obat-obatan. Obat-obat farmasi seperti salep terbuat dari oleokimia gliserin. Produk oleokimia yang mengandung banyak lemak dan minyak perlu dipisahkan agar diperoleh gliserin. Proses pemisahan dapat dilakukan memlalui 3 cara, yaitu reaksi saponifikasi dengan kaustik soda membentuk sabun dan gliserin, Hidrolisis lemak, dan transeseterifikasi. Salah satu metode yang akan dijelaskan adalah saponifikasi dimana terjadi reaksi berikut:
Reaksi berlangsung di dalam kolom rectifier dengan kondisi operasi vakum. Yield gliserin yang diperoleh berkisar 11-12%. Gliserin kemudian dimurnikan dengan evaporator. Pembuatan salep dari gliserin dapat dicapai melalui proses otomatis dan semi-otomatis. Pembuatan dengan proses otomatis yaitu komponen-komponen yang larut dalam air dilarutkan ke dalam air demin. Proses dilangsungkan ke dalam tangki vessel bernama water phase vessel. Sama seperti proses water phase, maka komponen-komponen yang larut dalam minyak seperti gliserin dilarutkan di dalam oil phase vessel. Kedua campuran dipanaskan dan dicampur dalam vessel lain dengan bantuan pengaduk. Setelah itu, semua komponen disaring dan dipindahkan ke tangki lain melalui pipa dengan sistem vakum. Bahan aditif obat yang lain ditambahkan selama pengadukan. Campuran kemudian di homogenisasi dan di emulsifikasi dengan homogenizer dan emulsifier agar campuram tercampur merata. Ketika produk sudah siap, campuran dipompa ke dalam tangki penyimpanan. Material dalam tangki penym[panan dipindahkan menuju mesin pengisi. Material kemudian dipindahkan menuju triple roller mill menggunakan metering pump. Triple roller mill digunakan untuk mengurangi kadar air dalam produk sehingga sesuai dengan spesifikasi. Setelah di dalam mesin pengisi, produk dimasukkan ke dalam tube kemudian dipress, disegel, dan dikontrol kualitasnya hingga siap untuk dipasarkan. Untuk proses semi otomatis, air dipanaskan di dalam satu vessel dengan ditambahkan campuran minyak. Campuran tersebut diaduk dan dipanaskan secara bersamaan. Komponen tambahan juga dimasukkan dalam satu vessel yang sama. Material kemudian di pindahkan menuju tangki penyimpanan melalui colloid mill yang berfungsi untuk mengecilkan ukuran partikel agar homogen dan sesuai spesifikasi salep yang ingin dihasilkan. Proses transfer material menggunakan pemanasan hingga ke triple roller mill yang berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam salep. Selanjutnya, material masuk ke dalam mesin pengisi untuk dimasukkan ke dalam tube. Produk kemudian dipess, di segel, dan diuji kualitasnya hinga siap untuk dipasarkan.