KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi atas Waranugraha Beliaulah penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ”Pemberdayaan dan Pengorganisasian Masyarakat” ini tepat pada waktunya. Dalam kesempatan ini saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu baik bantuan secara fisik maupun batin yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis sangat menyadari bahwa makalah yang penulis buat ini jauh dari kesempurnaan baik dalam cara penulisannya, pemilihan katanya atau dalam penyusunannya. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan pada para pembaca agar memberikan masukan positif yang membangun.
Denpasar, November 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................
ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................
1
A. Latar Belakang....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah...............................................................................
2
C. Tujuan ................................................................................................
2
D. Manfaat..............................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
3
2.1 Pemberdayaan Masyarakat………………………………………….
3
1. Pengertian ………..............................................................................
3
2. Tujuan Pemberdayaan ......................................................................
4
3. Proses Pemberdayaan ……................................................................
6
4. Ciri dan Strategi Pemberdayaan .........................................................
6
5. Elemen Dasar pemberdayaan ............................................................
7
2.2 Pengorganisasia Masyarakat ………………………………………..
9
1. Pengertian ..........................................................................................
9
2. Tujuan pengorganisasian ...................................................................
9
3. Model pengorganisasia ....................................................................... 9 6. Tahap Pengorganisasian ......................................................................
10
BAB III PENUTUP ................................................................................
15
A. Simpulan ............................................................................................
15
B. Saran ..................................................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Perhatian terhadap permaslah kesehatan terus dilakukan terutama dalam perubahan paradigma sakit yang selama ini dianut masyarakat ke paradigma sehat. Paradigma sakit merupakan upaya untuk membuat orang sakit
menjadi
sehat,
menekankan
pada
kuratif
dan
rehabilitatif,
sedangkanparadigma sehat merupakan upaya membuat orang sehat tetap sehat, menekan pada pelayanan promotif dan preventif. Berubahnya paradigma masyarakat akan kesehatan, juga akan merubah pemeran dalam pencapaian kesehatan masyarakat, dengan tidak mengesampingkan peran pemerintah dan petugas kesehatan. Perubahan paradigma dapat menjadikan masyarakat sebagai pemeran utama dalam pencapaian derajat kesehatan. Dengan peruahanparadigma sakit menjadi paradigma sehat ini dapat membuat masyarakat menjadi mandiri dalam mengusahakan dan menjalankan upaya kesehatannya, hal ini sesuai dengan visi Indonesia sehat, yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan agar menadi sehat sudah sesuai dengan Undang – undang RI, Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan,
bahwa
pembangunan
kesehatan
harus
ditujukan
untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup masyarakat yang setinggi- tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya masyarakat. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya. Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran serta aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan masayrakat
merupakan
unsur
penting
yang
tidak
bisa
diabaikan.
Pemberdayaan kesehatan di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global
1
promosi kesehatanpemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target
memiliki
kemauan
dan
kemampuan
untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan. Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi,
memelihara,
melindungi
dan
meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka rumusan masalahnya adalah bagimanakah pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat ? 1.3 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pemberdayaan dan pengorganisasian masyarakat. 1.3 Manfaat Penulisan Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan bagi mahasiswa mengenai pemberdayaan dan pengorganisasian masyakarat dan juga diharapkan dapat dijadikan acuan dalam penerapan ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan komunitas.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemberdayaan Masyarakat 1. Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan (Supardan, 2013). Shardlow
dalam
Jackie
Ambadar
(2008)
menyebutkan
pemberdayaan masyarakat atau community development (CD) intinya adalah
bagaimana
mengontrol
individu,
kehidupan
kelompok
mereka sendiri
atau komunitas
berusaha
dan mengusahakan untuk
membentuk masa depan sesuai keinginan mereka. Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalam merencanakan, memutuskan, dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collective action dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandirian secara ekonomi, ekologi, dan sosial. Gerakan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu upaya dalam peningkatan kemampuan masyarakat guna mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat kesehatannya. Peningkatan keberdayaan berarti peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat agar dapat mengembangkan diri dan memperkuat sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kemajuan (Wahyudin, 2012). Gerakan pemberdayaan masyarakat juga merupakan cara untuk menumbuhkan dan mengembangkan norma yang membuat masyarakat
3
mampu untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Strategi ini tepatnya ditujukan pada sasaran primer agar berperan serta secara aktif. Harry Hikmat (2001) menyebutkan pemberdayaan dalam wacana pembangunan selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringankerja, dan keadilan. Pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Isbandi Rukminto Adi (2008) menyatakan pembangunan masyarakat digunakan untuk menggambarkan pembangunan bangsa secara keseluruhan. Dalam arti sempit istilah pengembangan masyarakat di Indonesia sering dipadankan dengan pembangunan masyarakat desa dengan mempertimbangkan desa dan kelurahan berada pada tingkatan yang setara sehingga pengembangan masyarakat (desa) kemudian menjadi dengan konsep pengembangan masyarakat lokal (locality development). 2. Tujuan Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan
mereka
pemberdayaan
dalam
sendiri bidang
(Notoadmojdo, kesehatan
2007).
meliputi
upaya
Batasan untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan
kesehatan
sehingga
secara
bertahap
tujuan
pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk : a. Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan bagi individu, kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran tentang cara – cara memelihra dan meningkatkan kesehatan adalah awal dari keberdayaan kesehatan. Kesadaran dan pengetahuan merupakan tahap awal timbulnya kemampuan, karena kemampuan merupakan hasil proses belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses yang dimulai dengan adanya alih pengetahuan dari sumber belajar kepada subyek belajar. Oleh sebab itu masyarakat yang mampu
4
memelihara dan meningkatkan kesehatan juga melalui proses belajar kesehatan yang dimulai dengan diperolehnya informasi kesehatan. Dengan informasi kesehatan menimbulkan kesadaran akan kesehatan dan hasilnya adalah pengetahuan kesehatan. b. Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan. Kemauan atau kehendak merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan. Oleh sebab itu, teori lain kondisi semacam ini disebut sikap atau niat sebagai indikasi akan timbulnya suatu tindakan. Kemauan ini kemungkinan dapat dilanjutkan ke tindakan tetapi mungkin juga tidak atau berhenti pada kemauan saja. Berlanjut atau tidaknya kemauan menjadi tindakan sangat tergantung dari berbagai faktor. Faktor yang paling utama yang mendukung berlanjutnya kemauan adalah sarana atau prasarana untuk mendukung tindakan tersebut. c. Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat, baik seara individu maupun kelompok, telah mampu mewujudkan kemauan atau niat kesehatan mereka dalam bentuk tindakan atau perilaku sehat. Suatu masyarakat dikatakan mandiri dalam bidang kesehatan apabila : a. Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi, serta bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan gangguan kesehatan. b. Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dengan mengenali potensi-potensi masyarakat setempat. c. Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan pencegahan.
5
d. Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus-menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan sebagainya. 3. Proses Pemberdayaan a. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya. b. Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apayang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog. 4. Ciri dan Strategi Pemberdayaan Suatu kegiatan atau program dapat dikategorikan ke dalam pemberdayaan masyarakat apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan
non-instruktif
serta
dapat
memperkuat,
meningkatkan
atau
mengembangkan potensi masyarakat setempat guna mencapai tujuan yang diharapkan. Bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat tersebut bermacam-macam, antara lain sebagai berikut : a. Tokoh atau pimpinan masyarakat (Community leader) Di sebuah mayarakat apapun baik pendesaan, perkotaan maupun pemukiman elite atau pemukiman kumuh, secara alamiah aka terjadi kristalisasi adanya pimpinan atau tokoh masyarakat. Pemimpin atau tokoh masyarakat dapat bersifat format (camat, lurah, ketua RT/RW) maupun bersifat informal (ustadz, pendeta, kepala adat). Pada tahap awal pemberdayaan masyarakat, maka petugas atau provider kesehatan terlebih dahulu melakukan pendekatan-pendekatan kepada para tokoh masyarakat.
6
b. Organisasi masyarakat (community organization) Dalam
suatu
masyarakat
selalu
ada
organisasi-organisasi
kemasyarakatan baik formal maupun informal, misalnya PKK, karang taruna, majelis taklim, koperasi-koperasi dan sebagainya. c. Pendanaan masyarakat (Community Fund) Sebagaimana uraian pada pokok bahasan dana sehat, maka secara ringkas dapat digaris bawahi beberapa hal sebagai berikut: “Bahwa dana sehat telah berkembang di Indonesia sejak lama(tahun 1980-an) Pada masa sesudahnya(1990-an) dana sehat ini semakin meluas perkembangannya dan oleh Depkes diperluas dengan nama program JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) d. Material masyarakat (community material) Seperti telah diuraikan disebelumnya sumber daya alam adalah merupakan salah satu potensi msyarakat. Masing-masing daerah mempunyai sumber daya alam yang berbeda yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan. e. Pengetahuan masyarakat (community knowledge) Semua bentuk penyuluhan kepada masyarakat adalah contoh pemberdayaan masyarakat yang meningkatkan komponen pengetahuan masyarakat. f. Teknologi masyarakat (community technology) Dibeberapa komunitas telah tersedia teknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program kesehatan. Misalnya penyaring
air
bersih
menggunakan
pasir
atau
arang,
untuk
pencahayaan rumah sehat menggunakan genteng dari tanah yang ditengahnya ditaruh kaca. Untuk pengawetan makanan dengan pengasapan dan sebagainya. 5. Elemen Dasar Pemberdayaan Elemen dasar proses pemberdayaan masyarakat adalah: partispasi dan
mobilisasi
sosial (social
mobilisation). Disebabkan
7
lemahnya
pendidikan, ekonomi dan segala kekurangan yang dimiliki, penduduk miskin secara umum tidak dapat diharapkan dapat mengorganisir diri mereka tanpa bantuan dari luar. Hal yang sangat esensial dari partisipasi dan mobilisasi sosial ini adalah membangun kesadaran akan pentingnya mereka menjadi agen perubahan sosial. Partisipasi telah banyak ditafsirkan orang. Berbagai penafsiran itu antara lain sebagai berikut: a. Dalam kaitannya dengan pembangunan pedesaan, partisipasi berarti melibatkan rakyat dalam proses pengambilan keputusan, pelaksanaan program, pembagian manfaat dan keterlibatan mereka dalam upaya evaluasi program. b. Partisipasi adalah dikaitkan dengan upaya terorganisir untuk meningkatkan kontrol terhadap sumberdaya dan lembaga-lembaga pembuat kebijakan. c. Partisipasi masyarakat adalah proses aktif yang dilakukan untuk mempengaruhi corak dan pelakanaan proyek-proyek pembangunan oleh masyarakat atas dasar pandangan yang menguntungkan bagi perbaikan kehidupan mereka, peningkatan pendapatan, perkembangan individu, dan keswadayaan atau nilai-nilai lain yang mereka hargai. d. Partisipasi dapat diartikan sebagai proses pemberdayaan kelompok masyarakat yang tertinggal dan terpinggirkan. Pandangan ini didasarkan pada pengakuan atas perbedaan-perbedaan dalam kekuatan ekonomi dan politik diantara kelompok-kelompok dan klas sosial yang berbeda. Partisipasi dalam hal ini merupakan kreasi dari organisasiorganisasi kelompok miskin yang demokratis, independen dan mandiri. e. Pembangunan
yang
partisipatif
mencirikan
kerjasama (partnership) yang didasarkan atas dialog diantara para pelaku, dimana semua agenda disusun bersama, dan pandangan lokal serta pangalaman-pengalaman asli dihormati dan di perjuangkan. Ini lebih merupakan negosiasi dari sekedar dominasi dari kekuatan
8
eksternal yang menyusun agenda proyek. Sehingga rakyat menjadi pelaku dan tidak sekedar penerima manfaat.
2.2 Pengorganisasian Masyarakat 1. Pengertian Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati). Sedangkan Szilagji (dalam Juniati) mengemukakan bahwa fungsi pengorganisasian merupakan proses mencapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan komunikasi. 2. Tujuan Tujuan pokok pengorganisasian masyarakat adalah membentuk suatu tatanan masyarakat yang beradab dan berperikemanusiaan (civil society) yang
menjunjung
tinggi
nilai-nilai
demokratis,
adil,
terbuka,
berkesejahteraan ekonomis, politik dan budaya. 3. Model Pengorganisasian Masyarakat Ada tiga model yang dipergunakan dalam pengorganisasian komunitas, yaitu sebagai berikut : a. Locality Development Model ini lebih menekankan pada peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri. Prinsipnya adalah keterlibatan langsung masyarakat, melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam penyelesaian masalah, dan mengembangkan keterampilan individual/kelompok dalam proses pemecahan masalah. Peran perawat komunitas dalam model ini adalah sebagai pendukung, fasilitator, dan pendidik (guru).
9
b. Social Planning Model ini lebih menekankan pada perencanaan para ahli dan menggunakaan birokrasi. Kepuusan komunitas didasarkan pada fakta / data yang dikumpulkan, dibuat keputusan secara rasional. Penekanan pada penyelesaian masalah bukan proses – pengambilan keputusan harus cepat dan berorientasi pada tujuan / hasil. Model ini menggunakan pendekatan langsung (perintah) dalam rangka untuk megubah masyarakat, dengan penekanan pada perencanaan. Peran perawat dalam model ini adalah sebagai fasilitator, pengumpulan fakta/data,
serta
menganalisis
dan
melaksanakan
program
implementasi. c. Social Action Model ini lebih focus pada korban. Fokus pada model ini adalah mengubah komunitas pada polarisasi /pemusatan isu yang ada di komunitas dengan menggunakan konflik/konfrontasi antara penduduk dan pengambilan keputusan/kebijakan. Penekanan pada proses atau tujuan . fokus utamanya mentransfer kekuatan pada tingkat kelompok. Peran perawat sebagai aktivis, penggerak dan negosiator. 4. Tahap Pengorganisasian Masyarakat Tahap – tahap pengorganisasian Masyarakat yaitu: a. Persiapan sosial Dalam praktik perawatan kesehatan, tujuan persiapan sosial adalah meningkatkan partisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan kegiatan, dan pengembangan program keperawatan kesehatan masyarakat. Dalam tahap persiapan sosial ada tiga kegiatan yang harus dilakukan, antara lain sebagai berikut. 1) Pengenalan masyarakat. Tahap ini dapat dilakukan melalui jalur formal – sebagai pihak yang bertanggung jawab secara teknis, administrative dan birokratif terhadap suatu wilayah yang akan dijadikan daerah
10
binaan. Pendekatan terhadap informal leader umumnya melalui pemerintahan setempat yang bertanggung jawab terhadap wilayah tersebut dan pusat kesehatan masyarakat atau instansi terkait yang bertanggung jawab dalam bidang kesehatan masyarakat. Pendekatan ini diawali dengan surat permintaan daerah binaan yang akan dijadikan lahan praktik dan dilengkapi proposal rencana pembinaan. Selanjutnya, mengadakan pendekatan dengan tokoh-yokoh di wilayah tersebut. 2) Pengenalan masalah. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh, dapat dilakukan survey kesehatan masyarakat dalam ruang lingkup terbatas, sehingga masalah – masalah yang dirumuskan benar – benar masalah yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat sangat diperlukan, sehingga mereka menyadari sepenuhnya masalah yang mereka hadapi dan mereka sadar bagaimana cara mengatasi masalah tersebut. Masalah yang ditemukan pada tahap ini tentunya tidak hanya satu masalah, sehingga perlu disusun skala prioritas penanggulangan masalah bersama – sama may=yarakat formal dan informal. 3) Penyadaran masyarakat. Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka :
Menyadari masalah- masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi;
Secara
sadar
mereka
ikut
berpartisispasi
dalam
kegiatan
penanggualangan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi;
Tahu cara memenuhi kebutuhan upaya pelayanan kesehatan dan keperawatan sesuai denngan potensi dan sumber daya yang ada pada mereka. Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan
mereka akan pelayanan kesehatan dan keperawatan diperlukan suatau mekanisme yang terencana dan terorganisasi denga baik. Istilah yang
11
sering digunakan dalam keperawatan komunitas untuk menyadarkan masyarakat adalah lokakarya mini kesehatan, musyawarah masyarakat desa atau rembuk desa. Hal – hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyadaran masalah adalah ;
Libatkan masyarakat;
Dalam menyusun rencana penanggulangan masalah disesuaikan dengan potensi dan sumber daya yang ada pada masyarakat;
Hindari konflik dari berbagai kepentingan dalam masyarakat;
Kesadaran dari kelompok- kelompok kecil masyarakat hendaknya disebarkan kepada kelompok masyarakat yang lebih luas;
Adakan interaksi dan interelasi dengan tokoh – tokoh masyarakat secara intensif dan akrab, sehingga mereka dapat di manfaatkan untuk
usaha
motifasi,
komunikasi-yang
kemudian
dapat
menggugah kesadaran masyarakat
Dalam mengatasi sifat-sifat masyarakat, perawat komunitas dapat memanfaatkan jalur kepemimpinan masyarakat setempat untuk mendapatkan legitimasi, sehingga kesadaran masyarakat dapat dipercepat.
b. Pelaksanaan Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam mini lokakarya
atau musyawarah masyarakat
desa, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah : 1) Pilihlah kegiatn yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. 2) Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah. 3) Kegiatan disesuaikan dengana kemampuan, waktu dan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
12
4) Tumbuhkan
rasa
percaya
diri
masyarakat
bahwa
mereka
mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah. Dalam tahap ini, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah adalah penyuluhan kesehatan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan skala prioritas masalah. Agar penyuluhan tersebut mudah dipahami masyarakat, maka petugas kesehatan atau mahasiswa keperawatan komunitas harus membuat Satuan Acara Pembelajaran (SAP) disertai lampiran materi penyuluhan dan leaflet. c. Evaluasi Penillaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Penilaian dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: 1) Selama kegiatan berlangsung (penilaian formatif), penilaian ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan
kegiatan yang
dijalankan sesuai perencanaan penanggulangan masalah yang disusun. Penilaian ini juga dapat dikatakan monitoring, sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yan g akan dicapai. 2) Setelah program selesai dilaksanakan (penilaian sumatif), penilaian ini dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan. Penilaian ini disebut juga penilaian pada akhir program, sehingga dapat diketahui apakah tujuan atau target dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan telah tercapai atau belum. 3) Perluasan, Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang akan dilakukan. Perluasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a) Perluasan kuantitatif, yaitu perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang akan dilakukan, apakah pada wilayah setempat atau di wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
13
b) Perluasan kualitatif, yaitu: perluasan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan , sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
14
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan masayrakat
merupakan
unsur
penting
yang
tidak
bisa
diabaikan.
Pemberdayaan kesehatan di bidang kesehatan merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari strategi global promosi kesehatanpemberdayaan (empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target
memiliki
kemauan
dan
kemampuan
untuk
memelihara
dan
meningkatkan kesehatan. Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali,
mengatasi,
memelihara,
melindungi
dan
meningkatkan
kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan masyarakat, “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri. 3.2 Saran 1. Bagi Perawat Komunitas penting bagi perawat komunitas dalam pengambilan tindakan prioritas sesuai dengan masalah yang ada di masyarakat. Pemahaman mengenai tujuan, sasaran, penorganisasian dan pengembangan masyarakat sangat membanntu dalam proses asuhan keperawatan, mengingat peran dan fungsi perawat komunitas dalam suatu masyarakat sangat kompleks. 2.
Bagi Mahasiswa keperawatan Sebagai mahasiswa keperawatan yang nantinya akan terjun di masyarakat khusunya sebagai perawat komunitas, perlu adanya pemahaman mendalam mengenai
pengorganisasian
dan
15
pengembangan
masyarakat
serta
pemberdayaan komunitas, memahami konsep dasar tersebut sebagai landasan dan acuan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elizabeth T dan Judith McFarlance. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik. Ed. 3. Jakarta: EGC Ferry Efendy dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Iqbal Mubarak Wahit dan Nurul Chayatin.2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medikal. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehata dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Riskiadi, Laode. 2012. Makalah Pemberdayaan Masyarakat. http://kesmasode.blogspot.com/2012/10/makalah-pemberdayaan-masyarakat.html, diakses pada tanggal 6 november 2018
17