PEMBELAJARAN PENDIDIKAN DASAR Disusun untuk memenuhi tugas Pengembangan Kurikulum Dosen Pengampu: Prof. Dr. Anik Ghufron, M. Pd.
Oleh: Dedi Isnanto NIM 18712251009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Kurikulum Pendidikan ini dengan tepat waktu. Makalah ini berjudul “Pembelajaran Pendidikan Dasar”. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada pihak – pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini antara lain, 1. Prof. Dr. Anik Ghufron, M. Pd., yang telah memberikan materi kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini. 2. Orang tua penulis yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis. 3. Teman–teman yang telah membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata, penulis berharap makalah ini berguna bagi pembaca.
Yogyakarta, November 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ................................................................................
2
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................
2
BAB II. PEMBAHASAN A. Kaitan Belajar dan Pembelajaran .........................................................
3
B. Landasan Hukum ................................................................................
4
C. Karakteristik Pembelajaran SD ............................................................
4
D. Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 .................................................
6
E. Prinsip Pembalajaran ...........................................................................
8
F. Standar Proses Pemebalajaran ............................................................
10
BAB III. KESIMPULAN ...........................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
20
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Era revolusi industry generasi keekmpat aatau 4.0 menyajikan berbagai peluang dan tantangan baru
dalam hampir semua aspek kehidupan. Tidak
terkecuali sektor pendidikan. Revolusi Industri 4.0 identik dengan pengguanaan internet. Melalui internet informasi dari seluruh dunia mampu kita akses hanya dari layar 5 inci dalam genggaman kita. Dalam dunia pendidikan saat ini, internet berdampak pada kemudahan anak mengakses segala macam informasi dari layar smartphonenya. Bahkan sebagian anak sudah mengatakan bahwa Google lebih cerdas dari guru mereka. Tidak ada yang salah dengan internet dan teknologi saat ini. Ibarat pisau, ketika seseorang menggunakannya bisa menjadi bermanfaat jika tepat guna, namun juga dapat menjadi masalah jika salah penggunaannya. Tugas kita sebagai pendidik bukanlah menyingkirkan atau menjauhkan anak dari internet namun bagaimana anak dapat menggunakan internet sebagaimana mestinya. Terkait dengan proses pembelajaran di SD, peran guru masih sangat kuat untuk dapat membentuk siswa sebagaiaman yang kita mau. Melalui panduan yang berupa Kurikulum yang berlaku saat ini yaitu K13, diharapkan guru dapat lebih mengetahui capaian yang diharapkan dengan langkah-langkah yang telah dibuat untuk itu. Namun, tidak kalah penting adalah bagaimana konten dalam K13, yang tentu sudah disesuaikan dengan era sekarang ini, dapat tertanamkan dengan baik. Disinilah pentingnya peran proses pembelajaran di SD. Konten dan proses tidak dapat dipisahkan sebaik apapun konten yang terkandung dalam kurikulum jika proses pelaksanaannya, yaitu pembelajarannya, tidak sesuai maka kemungkinan kecil hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari ini, makalah ini akan membahas tentang pembelajaran pendidikan dasar yang sesuai dengan K13 dan Era Revolusi Industri 4.0 .
1
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut. 1. Apa kaitan antara belajar dan pembelajaran 2. Apa landasan hukum proses pembelajaran pendidikan dasar di Indonesia 3. Bagaimana karakteristik pembelajaran pendidikan dasar? 4. Bagaimana pembelajaran pendas menurut Kurikulum 2013? 5. Bagaimana standar proses pembelajaran pendidikan dasar berdasarkan Permendikbud ? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan ini sebagai berikut. 1. Memahami kaitan antara belajar dan pembelajaran 2. Mengetahui landasan hukum pembelajaran si Indonesia 3. Memahami karakteristik pembelajaran pendidikan dasar. 4. Memahami pembelajaran menurut Kurikulum 2013 5. Memahami standar proses pembelajaran pendidikan dasar di Indonesia berdasarkan Permendikbud.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kaitan Antara Belajar dan Pembelajaran Menurut Rusman (2017: 1-2), belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, menalar, mencobakan, mengkomunikasikan, dan memahami sesuatu. Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep menagajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekannannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yaitu kepada penumbuhan aktivitas siswa. Konsep tersebut dapat kita pandang sebagai sebuah system. Dalam system ini terdapat komponen peserta didik, tujun, materi, fasilitas dan prosedur, media, serta pendidik. Davis (Dalam Rusman, 2017: 1-2) mengungkapkan bahwa learning system menyangkut pengorganisaisn dari perpaduan antaa manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan/pengentrolan, dan prosedur yang mengatur perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan. Demikain juga dengan teaching system, komponen perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian dan langkah menagajar akan berhubungan dengan aktivitas belajar untuk mencapai tujuan. Kenyataan bahwa dalam proses pembelajaran terjadi pengorganisasian, pengelolaan , dan transformasi informasi yang dilakukan oleh dan dari guru kepada siswa. Kegiatan pembelajaran merupakan upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemapuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antar siswa. Potensi ini menyangkut sikap, penegtahuan, dan ketrampilan yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berbangsa, dan berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia. Dengan kata lain pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai pencapaian kompetensi yang telah dirancang dalam kurikulum agar setiap individu mampu menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat, dan pada akhirnya menjadi 3
komponen mewujudkan masyarakat belajar. Seingkatnya, pembelajaran merupakan usaha untuk mempengaruhi siswa agar terjadi proses belajar. Sedangkan menurut Permendikbud No. 22 Tahun 2016, proses pembelajaran pada
satuan
pendidikan
diselenggarakan
secara
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan
B. Landasan Hukum Pembelajaran Dalam menyelenggarakan pembelajaran di Indonesia, kita menganut mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003, sebagai penjabaran dari amanat konstitusi kita dalam rangka mencerdaskan kehidpan bangsa yang termuat dalam pembukaan UUD dan beberapa pasal
yang terdapat
dalam batang tubuhnya terkait
dengan
penyelenggaraan pendidikan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016, Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
4
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
C. Karakteristik Pembelajaran SD Dalam Depdiknas (2016), anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat. Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: 1. Konkrit Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. 2. Integratif Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. 3. Hierarkis Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan
5
dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi . Dalam Permendikbud No. 22 tahun 2016, karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses (Permendikbud, 2016: 4). Tabel rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut:
Adapun pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran
adalah
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry
learning).
Untuk
mendorong
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok
maka
sangat
disarankan 6
menggunakan
pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) (Permendikbud, 2016: 4).
D. Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013 Dalam kurikulum 2013 seorang guru dituntut untuk melaksanakan dua pendekatan pembelajaran dan tiga model pembelajaran. Pendektan yang dimaksud adalah pendekatan sintifik untuk semua jenjang pendidikan mulai mulai dari mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring. Langkahlangkah tersebut tidak procedural artinya boleh bertahap, bisa juga ditambah mengolah, menyajikan, menyimpulkan, mencipta, dll. Pendekatan kedua adalah tematik terpadu. Pendekatan yang mengintegrasikan muatan-muatan mata pelajaran ke dalam tema-tema yang telah ditetapkan, bahkan dapat dikembangkan sendiri oleh guru jika mengungkinkan. Pedekatan ini terkhusus diberlakukan pada pendidikan dasar. Sedangkan tiga model pembelajaran yang direkomendasikan adalah model pembelajaran berbasis proyek, berbasis masalah, dan discovery learning.
Namun
tidak
menutup
kemungkinan
guru
mengguankan
pendekatan/strategi, metode, dan model lain yang relevan misalnya kooperatif, kontekstual, berbasis multimedia dll Dilihat dari pembelajaran yang diharapkan pada kurikulum 2013 dapat dipahami bahwa guru dituntut untuk menerapkan multimetode, mutistrategi, multimodel, multi media dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahasa lain guru harus menerapkan High Order Thinking Skill (HOTS) pada kegiatan pembelajaran mulai setiap jenjang pendidikan, tidak terkecuali pada tingkat pendidikan dasar (Rusman, 2017: 4-5). Dalam kurikulum 2013 pembelajaran dikembangkan menjadi pembelajaran langsung dan tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah pendidikan dimana siswa mengambangkan penegtahuan, kemampuan
berpikir, dan
ketrampilan psikomotorik melalui interaksi lengsung dengan sumber belajar ang dirancang dalam silabus dan RPP. Siswa melakukan kegaitan belajar mengamati, menanya,
mengumpulkn
informasi,
7
mengasosiasi/menganalsis,
dan
mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukan dalam kegiatan analisis. Hasilnya adalah pegetahuan dan ketrampilan (instructional effect) Sedangkan pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajarn langsung tapi tidak dirancang dalam kegaitan khusus. Berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Meskipun ada pengetahuan sikap dan nilai yang dilakukan dalam proses pembelajaran langsung oleh mata pelajaran tertentu, pengembangan sikap sebagai proses pengemangan moral dan perilaku dilakukan oleh seluruh mata pelajaran dan dalam setiap kegiatan dikelas, sekolah, dan masyarakat. Pembelajaran langsung dan tidak langsung terjadi secara integrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung terkait dengan KD yang dikembangkan dari KI-3 (pengetahuan) dan KI-4 (ketrampilan). Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 (Sikap spiritual) dan KI-2 (Sikap social) (Rusman, 2017: 12-13).
E. Prinsip Pembelajaran Selain memberdayakan segala potensi siswa untuk menjadi kompetensi yang diharapkan, kualitas dalam proses pembelajaran yang diharapkn oleh kurikulum antara lain adalah kreatifitas, kemandirian kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan kecakapan hidup siswa untuk membentuk watak dan meningkatkan peradaban bangsa. Oleh karena itu prinsip dalam pembalajran yang sebaiknya diterapkan adalah: a. Berpusat pada siswa b. Mengembangkan kreativitas siswa c. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang d. Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika. e. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna. Prinsip-prinsip yang mendasar pada pembelajaran di kurikulum 2013 adalah siswa didorong untuk menemukan sendiri, mentransformasi informasi, mengecek informasi baru dalam ingatannya, dan mengembangaknnya. Pandangan dasar
8
kurikulum 2013 adalah pengethuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa, melainkan siswa sebagai subjek yang memiliki kemampuan untuk aktif mencari, megolah, mengkonstruksi, dan menemukan pengetahuan. Siswa perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan, dan mewujudkan ideidenya. Guru memberikan kemudahan (fasilitataor) dalam proses tersebut dengan mengembangkan suasana belajar yang mendorong pada kondisi-kondisi diatas (Rusman, 2017: 10-11). Sebagiaman tertera dalam Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, pemerintah (dalam Permendikbud no. 22 tahun 2016) menyatakan bahwa prinsip pembelajaran yang diterapkan adalah: a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu; b.Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; d.Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; g.Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; h.Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); k.Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
9
l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan n. Atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Terkait dengan prinsip di atas, pemerintah mengembangkan standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian
hasil
pembelajaran,
dan
pengawasan
proses
pembelajaran. F. Standar Proses Pembelajaran Berdasarkan mengembangkan
Permendikbud standar
proses
Nomor yang
22
Tahun
mencakup
2016,
pemerintah
perencanaan
proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Dengan rincian sebagai berikut. 1. Perencanaan proses pembelajaran Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan. 2. Pelaksanaan proses pembelajaran Berdasarkan standar proses, pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup a. Kegiatan Pendahulan Dalam kegiatan pendahuluan guru melakukan: 1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
10
2) Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh
dan
perbandingan
lokal,
nasional
dan
internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik; 3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan terakit dengan materi yang sudah dan akan dipealajari 4) Mengantarkan peserta didik pada suatu permasalahan atau tugas yanga kan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan atau KD yang ingin dicacapi 5) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan masalah/tugas b. Kegaitan inti Kegiatan
inti
menggunakan
model
pembelajaran,
metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan. 1) Sikap Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut. 2) Pengetahuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis,
mengevaluasi,
hingga
mencipta.
Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini
11
memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis
penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). 3) Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.
Untuk
mewujudkan
keterampilan
tersebut
perlu
melakukan pembelajaran yang menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry
learning)
dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Kegiatan inti adalah proses untuk mencapai tujuan pembelajaran, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkemabngan fisik serta psikologis pesrta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
12
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait sikap, misalnya jujur, teliti, kerjasama, disiplin, menghargai pendapat dll, yang tercantum dalam silabus dan RPP. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Rincian dari kelima hal tersebut dapat diamati dalam table sbb (Rusman, (2017, 13-14) : Tabel Keterkaitan Antara Langkah Pembelajaran Dan Kegaitan Belajar Dan Maknanya Langkah Pembelajaran Mengamati
Kegiatan Belajar
Membaca, mendengar, melihat (tanpa atau dengan alat) Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dari pertanyaan factual hingga hipotetik) Mengumpulka Melakukan n eksperimen. informasi/eksp Membaca sumber lain erimen selain buku teks. Mengamati objek/kejadian/aktivit as. Wawancara dengan narasumber
Mengasosiasik an/mengolah informasi
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
13
Kompetensi yang dikembangkan Melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi Mengemabngakan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk cerdas dan belajar sepanjang hayat
Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan mengumpulkan berbagai informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat. Mengembangakn sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
Mengkomunik asikan
mengumpulkan/ekspe rimen maupun hasil dari kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai pada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai bertentangan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasrkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
menerapkan prosedur, dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar
c. Kegiatan Penutup Dalam kegaitan penutup guru bersama-sama dengan siswa dan atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan atau memberikan tugas bagi individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. d. Persyaratan Pelaksanaan Proses Pembelajaran 1) Alokasi Waktu Jam Tatap Muka Pembelajaran 14
SD/MI : 35 menit
SMP/MTs : 40 menit
SMA/MA : 45 menit
SMK/MAK : 45 menit
2) Rombongan belajar Jumlah rombongan belajar per satuan pendidikan dan jumlah maksimum peserta didik dalam setiap rombongan belajar dinyatakan dalam tabel berikut:
3) Buku Teks Pelajaran Buku teks pelajaran digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pembelajaran
yang
jumlahnya
disesuaikan
dengan
kebutuhan peserta didik. 3. Penilaian Hasil pembelajaran Menurut Permendikbud no 22 tahun 2016, penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap.
15
Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan, angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran. 4. Pengawasan Proses Pembelajaran. Pengawasan
proses
pembelajaran
dilakukan
melalui
kegiatan
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas. a. Prinsip Pengawasan Pengawasan dilakukan dengan prinsip objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara berkelanjutan. b. Sistem dan Entitas Pengawasan Sistem pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas, dan dinas pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan. 1) Kepala Sekolah, Pengawas dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan melakukan pengawasan dalam rangka peningkatan mutu. 2) Kepala Sekolah dan Pengawas melakukan pengawasan dalam bentuk supervisi akademik dan supervise manajerial. c. Proses Pengawasan 1) Pemantauan Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran. Pemantauan
16
dilakukan melalui antara lain, diskusi kelompok terfokus, pengamatan, pencatatan, perekaman, wawancara, dan dokumentasi. 2) Supervisi Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran yang dilakukan melalui antara lain, pemberian contoh pembelajaran di kelas, diskusi, konsultasi, atau pelatihan. 3) Pelaporan Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses pembelajaran disusun dalam bentuk laporan untuk kepentingan tindak lanjut pengembangan keprofesionalan pendidik secara berkelanjutan. 4) Tindak Lanjut Tindak lanjut hasil pengawasan dilakukan dalam bentuk: a) Penguatan dan penghargaan kepada guru yang menunjukkan kinerja yang memenuhi atau melampaui standar; dan b) Pemberian kesempatan kepada guru untuk mengikuti program pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.
17
BAB III KESIMPULAN
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu siswa. Pembelajaran merupakan akumulasi dari konsep menagajar (teaching) dan konsep belajar (learning). Penekannannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yaitu kepada penumbuhan aktivitas siswa. Pembelajaran merupakan usaha untuk mempengaruhi siswa agar terjadi proses belajar Dalam menyelenggarakan pembelajaran di Indonesia yang merupakan amanat didalam UUD 194, kita menganut mengacu pada UU No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah (Permendikbud) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016. Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret. Ciri kecenderungan anak belajar SD adalah kongkrit, integratif, dan hierarkis. Pembelajaran mecakup ranah sikap, pengetahuan dan ketrampilan Dalam kurikulum 2013 seorang guru dituntut untuk melaksanakan dua pendekatan pembelajaran dan tiga model pembelajaran. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan saintifik, dan tematik terpadu. Seadngkan model yang direkomendasikan adalah pembelajaran berbasis proyek, berbasis masalah, dan discovery learning. Pembelajaran dibagi menjadi pembelajaran langsung dan tidak langsung. Prinsip pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah : a. Berpusat pada siswa b. Mengembangkan kreativitas siswa c. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang d. Bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika. e. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam
18
Standar Proses Pembelajaran meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.
19
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2006). Pembelajaran Tematik. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
20