Makalah PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN DI S U S U N Oleh: Nama : Npm :
Anti Susanti 1511050017
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH 2017
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum W. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, sengala puji bagi allah SWT atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makala yang berjudul ‘’ pembangunan pertanian dan perdesaan’’. Penulis menyadari bahwa makala ini belum maksimal dan masi jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami kami mengharap masukan, kritikan dan saran para pembaca untuk kesempurnaan makala ini. Akkhirnya, trima kasi kepada semua pihak yang telah membantu untuk kesempurnaan makala ini semoga amal dan kebaikan diterima oleh allah SWT, dan semoga mendapatkan balasan darinya dengan pahala yang setimpal,serta semoga makala ini bermaamfaat bagi penulis dan juga para pembaca. Amin...........................
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Penyusun 18 april 2017
BAB I
A.
Pembangunan pertanian dan perdesaan Tidak dapat dipungkiri bahwa industrialisasi di indonesia sejak pelita I sehingga
saat ini tlah mencapai hasil yang diharapkan. Stidaknya industrialisasi telah megakibatkan transformasi struktural di indonesia. Sektor industri manufaktur muncul menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan tlah tumbuh pesat melampaui laju pertumbuhan sektor pertanian. Fakta menunjukan bahwa sektor manufaktur yang modren hidup berdampnigan dengan sekror pertanian yang tradisional, subsisten, dan kurang produktif.dualisme dalam sektor manufaktur juga terjadi antara industri kecil dan kerajanan rumah tangga berdampingan denga industri menengah dan besar. Selain dualisme, industrilialisasi di indonesia ditandai oleh kurang adaanya kaitan antarsektor dalam perekonomian. Salah satu penyebab utama kurang kuatnya kaitan antar sektor adalah relatif terlalu dicurahkanya perhatian pada pembangunan industri suptitusi impor (ISI).
B.
PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN Peran sektor dalam pertanian dalam perekonomian indonesia secara umum adalah: 1. Pembentuk produk domestik bruto (DPD); 2. Salah satu sumber penghasil devisa; 3. Penyediaan pangan penduduk danbahan baku bagi idustri; 4. Salah sektor yang dapat mengetaskan masalah kemiskinan; 5. Penyediaan lapangan kerja; 6. Salah satu sumber peningkatan pendapatan masyarakat; 7. Sala satu sumber pemantapan ketahanan pangan nasional. Di samping kelebihan ini, ada beberapa kelemahan yang muncul sebagai akibat proses pembangunan yang tidak seimbang. Pertama, pembanguna industri yang tidak dibiayai denga suplus yang diciptakan oleh sektor asli daerah (pertanian) berarti memerlukan dana
pembangunan yang berasal dari luar sektor pertanian atau diperlukan injeksi modal dari luar negeri. Kedua, perkembangan sektor pertanian yang dihapkan dapat menjadi pendukung bagi sektor industri baru tergantung dari kesiapan sektor pertanian. Ketiga, jika sektor hulunya tidak segera mampu menompang dan menciptakan suplus produksi, ketergantungan terhapat imput dari luar negeri menjadi semakin meningkat.
Beberapa ahli ekonomi khususnya di NSB mulai menyadari bahwa sektor pertanian perlu mendapat perhatian yang lebih banyak karena strategi pembangunan yang diupayakan dengan pengembangan sektor pertanian dan pembangunan perdesaan (todara, 1978). Strategi pembangunan yang mengutamakan meningkatkan taraf hidup sebagian besar masyarakat sebaiknya tidak hanya didasarkan pada ukuran ekonomi, tetapi harus dilengkapi dengan ukuran lain sesuai dengan keadaan dan kemampuan masyarakat setempat.
C. KETERKAITAN ANTARA SEKTOR PERTANIAN DAN INDUSTRI Agricultura Dema-Let Industrialization Adelman (1984) menekankan pentingnya agricultura dema-let industrialization (ADLI). Dengan sejumlah analisis,ia membuktikan bahwa strategi ADLI lebih superrior dibanding strategi export-let growth, khususnya apabila diterapkan di NSB di mana pranan sektor pertanian masis suptansial. Stratega ini mengkehendaki pergeseran strategi pertanian dari surplus extraction menjadi suplus creation, dan ditumbuhkannya keterkaitan permintaan antara sektor pertanian dengan sektor lain dalam perekonomian. Jelas bahwa agrobased industri memcangkup dua jenis industri manufaktur, yaitu; pertama, industri penyedia input pertanian, seperti industri pupuk,bibit unggul, petisida, dan penghasil mesin-mesin pertanian. Umumnya
industri semacam ini tidak berlokasi di perdesaan, pada modal, dan bersekala besar. Kedua, industri pengolah hasil pertanian, seperti industri pengolahan pucuk teh menjadi teh hijau/ hitam, industri tepung, industri gula, industri tekstil, industri kayu/ bambu/ rotan, industri barang dari karet, dan industri minyak goreng. Sistem agribisnis Sikap
resmi
pemerinta
indonesia
terhadap
strategi
pertanian
berwawasan agribisnis ialah: (1) menarik dan mendorong sektor pertanian (2) menciptakan struktur perekonomian yang tangguh (3) menciptakan nilai tambah (4) penerimaan devisa dan peluang kerja (5) pembagian pendapatan. Studi agroindustri indonesia Penemuan utama studi ini adalah sebagai berikut. 1.
Ada empat industi pegolah hasil pertanian yang selalu menempati
sepuluh besar dalam supsektor yang kaitan kebelakangnya palaing tinggi, yaitu: industri tektil, barang karet dan pelastik, tepung, kertas. 2.
Agroindustri yang mempunyai kaitan kebelakang yang tinggi sekali
gus juga memiliki kaitan kedepan yang tinggii adalah karet, industri pemintala, barang dari kertas, pupuk dan pekstisida, barang dari karet dan pelastik, dan barang dari logam. 3.
Agroindustri yang mempunyai kaitan kedepan dan belakangnya yang
rendah adalah supsektor jagung, tanaman umbi-umbian dan pati, tanaman perkebunan lainnya, unggas dan hasil-hasilnya,dan prikanan. 4.
Angka konsetrasitrasi untuk agroindusti ini ternyata lebih rendah
dibanding angka konsentrasi untuk seluru industri dalam perekonomian. 5.
Analisis kinerje membuktikan bahwa drajat ketergantungan ekspor
bagi agroindustri menunjukan perubahan yang amat substansial.
D. STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA
Dalam garis-garis besas haluan negara (GBHN ) selama pemerintahan orde baru, di sebutkan bahwa prioritas penbanguna nasional adalah pada sektor pertanian, namun perhatain secara fisik tampaknya belum sepenunya tejadi. Di sisi lain, terbatsnya nilai investasi di sektor pertanian juga memberikan indikasi bahwa pos-pos pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan relatif terbatas. Penelitaan dan pengembanga diperlukan juga khususnyapada: (a) pengembangan kaitan sektor pertanian dan sektor lain, trutama baik didepan maupun dibelakang; (b) penelitian dan pengembangan berkaitan dengan pemulihan tanaman, breeding dalam peternakan; (c) penelitian dan pengembangan dalam peendayagunaan sumber daya air dan pengairan;
(d)
penelitian
dan
pengembangan
faktor
produksi
dan
pendayagunaan lahan kering (FAO-UNDP, 1989). Posisi pettanian akan sangat strategis apabila kita mampu mengubah pola pikir masyarakat yang cendrung memandang pertanian hanya penghasil (autput) komoditas menjadi pola pikir yang melihat multifungsi pertanian. Multifungsi pertanian meliputi peran sebagai. Penghasil pangan dan bahan baku industri Pembangunan daera dan perdesaan Penyangga dalam masa krisis Penghubung sosial ekonomi antar masyarakat dari berbagai pulau dan daerah sebagai perekat persatuan bangsa
Kelestarian sumber daya lingkungan Sosial budaya masyarakat Kesempatan kerja, BP, dan devisa
E. PERMASALAHAN SEKTOR PPK Ada beberapa masalah fundamental yang dihadapi oleh sektor pertanian, prikanan dan kehutanan (PPK), yaitu` a. Masalah kesempatan kerja dan kesejahteraan b. Kemiskinan dan ketidaktahanan pangan c. Kemiskina dan kerawanan pangan d. Kegureman usaha PPK e. Nilai tukar petani f. Keterbatasan kesempatan kerja dan berusaha g. Degradasi kualitas sumber daya alam h. Masalah daya saing dan persaingan yang tidak adil
F. REVITALISASI PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PRIKANAN VERSI PEMERINTA SBY-JK Makna Revilitas Pengalaman
pada
saat
kita
diguncang
krisis
ekonomi
membuktikan bahwa sejumla komoditas pertanian, prikanan, dan kehutanan mampu menjadi juru selamat yang menghindari negeri ini jatuh lebih terpuruk. Strategi revitalisasi a. Strategi dan kebijakan pembangunan ketahanan pangan b. Strategi dan kebijakan pembiayaan pertanian
c. Strategi dan kebijakan pengembangan ekspor produk pertanian d. Strategi dan kebijakan pendayagunaan sumber daya lahan pertanian e. Strategi dan kebijakan pengembangan produk pertanian baru